Вы находитесь на странице: 1из 22

TUGAS

KEPERAWATAN MATERNITAS I
ASKEP ENDOMETRIOSIS
Dosen Pengampu : Siti Mulidah, S.Pd. S.Kep.Ns. M.Kes.

Disusun Oleh :
1)
2)
3)
4)

Patricia Candra Dewi


Putri Arisetya Ningsih
Rahmania Ananda Putri
Ranitasari

P17420213021
P17420213022
P17420213023
P17420213024

KELAS : II A
SEMESTER IV

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Endometriosis disebabkan oleh jaringan endometrium atau selaput
lendir rahim bagian dalam yang setiap bulan luruh menjadi darah haid.
Darah yang luruh ini seharusnya hanya keluar lewat vagina dan sebagian
kecil darah melalui saluran telur ke dalam rongga abdomen atau rongga
perut. Seharusnya tubuh bisa menyerap darah yang luruh ini, Namun
beberapa hal seperti faktor genetik dan faktor lingkungan menyebabkan
turunnya kemampuan sistem pertahanan tubuh. Sehingga darah tidak
diserap secara maksimal. Endometriosis selama kurang lebih 30 tahun
terakhir ini menunjukkan angka kejadian yang meningkat. Angka kejadian
antara 5-15% dapat ditemukan antara semua operasi pelvis. Endometriosis
jarang didapatkan pada orang-orang Negro, dan lebih sering didapatkan
pada wanita-wanita dari golongan social ekonomi yang kuat dan yang
menarik perhatian ialah bahwa endometriosis lebih sering ditemukan pada
wanita yang tidak menikah pada umur muda dan yang tidak mempunyai
banyak anak. Rupanya fungsi ovarium secara siklis yang terus menerus
tanpa diselingi oleh kehamilan, memengang peranan dalam terjadinya
endometriosis. (Prawihardjo, 2010)
Endometriosis terjadi pada dua pertiga remaja yang mengalami
nyeri yang bermakna saat menstruasi. Dari remaja-remaja yang menderita
endometriosis, 10% nya mengalami obstruksi kongenital aliran keluar
menstruasi. Gejala-gejala yang paling mengarah ke endometriosis pada
kelompok umur ini adalah peningkatan dismenorea yang didapat, nyeri
panggul kronis, perubahan usus saat menstruasi dan perdarahan vagina
abnormal. Karena itu, pemeriksaan laparoskopi untuk diagnostik harus
dipertimbangkan pada remaja yang benar-benar menunjukkan gejala. Pada
kasus yang jarang, dapat terjadi endometriosis pasca menopause yang
disebabkan oleh penggunaan estrogen eksogen yang tidak teratur.
(Benzo, 2010)

Endometriosis bisa diturunkan dan lebih sering ditemukan pada


keturunan pertama yaitu ibu anak perempuan, saudara perempuan.
Endometriosis yang berat bisa menyebabkan kemandulan karena
menghalangi jalannya sel telur dari ovarium ke rahim.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud Endometriosis?
2. Apa saja Klasifikasi Endometriosis?
3. Bagaimana Etiologi Endometriosis?
4. Bagaimana Pathofisiologi dari Endometriosis?
5. Apa saja Tanda dan Gejala dari Endometriosis ?
6. Apa saja Komplikasi dari Endometriosis?
7. Apa saja Pemeriksaan yang di gunakan pada Endometriosis?
8. Bagaimana Penatalaksanaan dan Pengobatan dari Endometriosis?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui
2. Untuk mengetahui
3. Untuk mengetahui
4. Untuk mengetahui
5. Untuk mengetahui
6. Untuk mengetahui
7. Untuk mengetahui

apa yang di maksud Endometriosis


apa saja Klasifikasi Endometriosis
bagaimana Etiologi Endometriosis
bagaimana Pathofisiologi dari Endometriosis
apa saja Tanda dan Gejala dari Endometriosis
apa saja Komplikasi dari Endometriosis
apa saja Pemeriksaan yang di gunakan pada

Endometriosis
8. Untuk mengetahui bagaimana Penatalaksanaan dan Pengobatan
dari Endometriosis

BAB II
PEMBAHASAN ENDOMETRIOSIS
A. PENGERTIAN
Endometriosis yaitu suatu keadaan dimana jaringan endometrium
yang masih berfungsi berada di luar kavum uteri. Jaringan ini terdiri atas

kelenjar dan stroma, terdapat di dalam endometrium ataupun di luar uterus.


Bila jaringan endometrium terdapat di dalam miometrium disebut
adenomiosis, bila berada di luar uterus disebut endometriosis.
Endometriosis biasanya terdapat pada wanita yang lebih muda dan yang
infertile. (Prawihardjo, 2010).Endometriosis adalah adanya sel sel
endometrium uterus diluar uterus dimana saja di daerah panggul atau
abdomen. Sel sel endometrium ini berespon terhadap estrogen dan
progesterone dengan melakukan poliferasi, sekresi dan perdarahan selama
daur haid, hal ini dapat menyebabkan peradangan dan nyeri yang hebat.
Peradangan ini dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut di
panggul atau organ organ abdomen dan infertilitas ( Corwin, 2009).
Endometriosis adalah adanya kelenjar dan stroma endometrium di luar
uterus, paling sering mengenai ovarium atau permukaan peritoneum
viseralis yang mengantung. Meskipun jinak, endometriosis bersifat
progresif, cenderung kambuh dan dapat mengivansi secara lokal, dapat
memiliki banyak fokus yang tersebar luas (jarang), dan dapat terjadi dalam
nodus limfe pelvis 30%. (Benzo, 2010)
Jadi dari beberapa pengertian diatas kelompok kami dapat menarik
kesimpulan bahwa endometriosis adalah suatu kondisi yang dicerminkan
dengan keberadaan dan pertumbuhan jaringan endometrium di luar uterus.
Jaringan endometrium itu bisa tumbuh di ovarium, tuba falopii, ligamen
pembentuk uterus, atau bisa juga tumbuh di apendiks, colon, ureter dan
pelvis.

B. GAMBAR ANATOMI ENDOMETRIOSIS

Sumber : Ayu, Ida, dkk. 2009. Memahami Reproduksi Wanita.


C. KLASIFIKASI
Klasifikasi endometriosis menurut Baziad, ( 2008 ).

Berdasarkan lokasi tempat endometriosis dibagi menjadi 5 yaitu:


1. Endometriosis Interna (adenomiosi uteri)
Fokus Endometriosis berada di dalam otot uterus dan akan terjadi
penebalan atau pembesaran uterus. Ada dua gejala yang khas buat
adenomiosis uterus, yaitu:
a) Nyeri saat haid.
b) Perdarahan haid yang banyak atau siklus haid yang memanjang.
2. Endometriosis Tuba.
Endometriosis ini yang paling sering terkena adalah bagian proksimal
tuba yang dapat mengakibatkan:
a) Saluran tuba tertutup, terjadi infertilitas.
b) Resiko terjadinya kehamilan ektopik.
c) Hematosalping ( Perdarahan pada salurn rahim)
3. Endometriosis Ovarium
Akibat adanya endometriosis pada ovarium akan terbentuk kista coklat.
Kista coklat ini sering mengadakan perlekatan dengan organ-organ di
sekitarnya dan membentuk suatu konglomerasi.
4. Endometriosis Retro servikalis.
Sering teraba benjolan yang nyeri pada cavum Douglas. Benjolanbenjolan ini akan melekat dengan uterus dan rectum, akibatnya adalah:
a) Nyeri pada saat haid.
b) Nyeri pada saat senggama/ pada saat melakukan hubungan
seksual.
5. Endometriosis Ekstra genital.
Setiap nyeri yang timbul pada organ tubuh tertentu pada organ tubuh
tertentu bersamaan dengan datangnya haid harus dipikirkan adanya
endometriosis.
D. ETIOLOGI

Ada beberapa faktor resiko penyebab terjadinya endometriosis, menurut


Scott, R James, dkk.( 2002) antara lain:
1. Wanita usia produktif ( 15 44 tahun )
Wanita usia produktif mereka cenderung menunda kehamilan atau
pernikahan. Padahal senjata ampuh untuk membunuh
endometriosis adalah kehamilan.
2. Wanita yang memiliki siklus menstruasi yang pendek <27 hari
3. Menstruasi yang lama >7 hari
4. Spotting ( bercak) sebelum menstruasi
5. Peningkatan jumlah estrogen dalam darah
6. Keturunan : memiliki ibu yang menderita penyakit yang sama dan
saudara kembar yang menderita endometriosis
7. Terpapar toksin dari lingkungan, biasanya toksin yang berasal dari
pestisida, pengolahan kayu dan produk kertas, pembakaran sampah
medis dan sampah-sampah perkotaan.
Menurut (Abdullah Basalamah,) Penyebabnya tidak diketahui, tetapi
beberapa ahli mengemukakan teori sebagai berikut:
1. Teori Implantasi dan Regurgitasi
Teori ini menerangkan adanya darah haid yang dapat menjalar dari
cavum uteri melalui tuba falopi, tetapi teori ini tidak dapat
menerangkan kasus endometriosis diluar pelvis.
2. Teori metaplasia
Teori ini menerangkan terjadinya metaplasia pada sel- sel kolon
yang berubah menjadi endometrium. Perubahan ini dikatakan
sebagai akibat dari iritasi dan infeksi hormonal pada epitel koelon.
3. Teori hormonal
Rendahnya kadar FSH, LH, dan Esterogen dapat menghilangkan
endometriosis. Pemberian steroid seks dapat menekan sekresi FSH,

LH, Esterogen. Apabila kadar Esterogen tinggi dalam tubuh maka


senyawa ini sebagian besar akan diubah menjadi tetosteron melalui
proses aromatisasi, sehingga kadar testosterone akan meninggi.
4. Teori imunologik
Secara embriologi, sel epitel yang membungkus peritoneum
parietal dan permukaan ovarium sama asalnya, oleh karena itu sel
endometriosis sejenis dengan mesotel. Mengingat bahwa
endometriosis proses poliferasi sel yang bersifat destruktif, maka
lesi jinak yang ganas ini akan meningkatkan kadar Ca capital 125.
Teori paling banyak diterima ialah migrasi trans tuba atau menstruasi
retrogrand. Menurut teori ini, jaringan endometrium diregurgitasi dari
uterus selama menstruasi ke tuba falopii dan kedalam rongga peritoneum,
dan organ-organ lain.( Irene M. Bobak,2004).

E. PATOFISIOLOGI
Pathofisiologi dari endometriosis menurut (Scott, R James, dkk. 2002):
Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang
memiliki ibu atau saudara perempuan yang menderita endometriosis
memiliki resiko lebih besar terkena penyakit ini juga. Hal ini disebabkan
adanya gen abnormal yang diturunkan dalam tubuh wanita tersebut.
Gangguan menstruasi seperti hipermenorea dapat mempengaruhi sistem
hormonal tubuh. Tubuh akan memberikan respon berupa gangguan
sekresi estrogen dan progesteron yang menyebabkan gangguan
pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya dengan pertumbuhan sel
endometrium biasa, sel-sel endometriosis ini akan tumbuh seiring dengan
peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh.
Faktor penyebab lain berupa toksik dari sampah-sampah perkotaan
menyebabkan mikroorganisme masuk ke dalam tubuh. Mikroorganisme
tersebut akan menghasilkan makrofag yang menyebabkan respon imun

menurun yang menyebabkan faktor pertumbuhan sel-sel abnormal


meningkat seiring dengan peningkatan perkembangbiakan sel abnormal.
Robert Meyer mengemukakan bahwa endometriosis terjadi karena
rangsangan pada sel-sel epitel berasal dari selom yang dapat
mempertahankan hidupnya di daerah pelvis. Rangsangan ini
menyebabkan metaplasi dari sel-sel epitel itu, sehingga terbentuk
jaringan endometrium. Jaringan endometrium yang tumbuh di luar
uterus, terdiri dari fragmen endometrial. Fragmen endometrial tersebut
dilemparkan dari infundibulum tuba falopii menuju ke ovarium yang
akan menjadi tempat tumbuhnya. Oleh karena itu, ovarium merupakan
bagian pertama dalam rongga pelvis yang dikenai endometriosis. Sel
endometrial ini dapat memasuki peredaran darah dan limpa, sehingga sel
endomatrial ini memiliki kesempatan untuk mengikuti aliran regional
tubuh dan menuju ke bagian tubuh lainnya.
Dimanapun lokasi terdapatnya, endometrial ekstrauterine ini dapat
dipengaruhi siklus endokrin normal. Karena dipengaruhi oleh siklus
endokrin, maka pada saat estrogen dan progesteron meningkat, jaringan
endometrial ini juga mengalami perkembangbiakan. Pada saat terjadi
perubahan kadar estrogen dan progesteron lebih rendah atau berkurang,
jaringan endometrial ini akan menjadi nekrosis dan terjadi perdarahan di
daerah pelvis.
Perdarahan di daerah pelvis ini disebabkan karena iritasi peritonium dan
menyebabkan nyeri saat menstruasi (dysmenorea). Setelah perdarahan,
penggumpalan darah di pelvis akan menyebabkan adhesi / perlekatan di
dinding dan permukaan pelvis. Hal ini menyebabkan nyeri, tidak hanya
di pelvis tapi juga nyeri pada daerah permukaan yang terkait, nyeri saat
latihan, defekasi, BAK dan saat melakukan hubungan seks. Adhesi juga
dapat terjadi di sekitar uterus dan tuba fallopii. Adhesi di uterus
menyebabkan uterus mengalami retroversi, sedangkan adhesi di tuba
fallopii menyebabkan gerakan spontan ujung-ujung fimbriae untuk

membawa ovum ke uterus menjadi terhambat. Hal-hal inilah yang


menyebabkan terjadinya infertil pada endometriosis.

F. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala endometriosis menurut (Prawiharjo, 2010) antara lain :
1. Dismenorea
Dismenorea adalah nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha
yang terjadi pada dan selama haid. Dismonorea pada endometriosis
biasanya merupakan rasa nyeri waktu haid yang semakin lama
semakin menghebat. Sebab dari dismenorea ini tidak diketahui, tetapi
mungkin adanya hubungan dengan vaskularisasi dan perdarahan
dalam sarang endometriosis pada waktu sebelum dan semasa haid,
nyeri tidak selalu didapatkan pada endometriosis walaupun kelainan
sudah luas, sebaliknya kelainan ringan dapat menimbulkan gejala
nyeri yang keras. (Ayu, 2009)
2. Dispareunia, yaitu nyeri ketika melakukan hubungan seksual dan
merupakan gejala yang sering dijumpai, (di bagian vagina).
3. Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan
nyeri pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.
4. Perdarahan abnormal, meliputi:
a) Hipermenorea, yaitu pendarahan haid yang lebih banyak dari
normal (lebih dari 80ml/hari) atau lebih lama dari normal (lebih
dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu haid.
b) Polimenorea adalah panjang siklus haid yang memendek dari
panjang siklus haid yang klasik, yaitu kurang dari 21 hari per
siklusnya, sementara volume pendarahannya kurang lebih sama
atau lebih banyak dari volume pendarahan haid biasa.( H. Hendrik,
2006)
c) Strainning pra menstruasi, terjadi sekitar hari ke 7 dan ke 10
sebelum menstruasi.

d) Darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum


menstruasi atau di akhir menstruasi.
5. Nyeri pada defekasi
Nyeri terjadi adanya gangguan miksi (nyeri sebelum, pada saat dan
sesudah buang air besar), hematuria pada waktu haid diare,
konstipasi.
6. Infertilitas
Infertilitas adalah keadaan di mana seseorang tidak dapat hamil
secara alami atau tidak dapat menjalani kehamilannya secara utuh.
Factor penting yang menyebabkan infertilitas pada endometriosis
adalah apabila mobilitas tuba terganggu karena fibrosis dan
perlekatan jaringan di sekitarnya. Pada pemeriksaaan ginekologik
khususnya pemeriksaan vagina-rekto-abdominal, ditemukan pada
endometriosis ringan benda-benda padat seperti butir beras sampai
butir jagung di kavum douglas dan pada ligamentum sakrouterinum
dengan uterus dalam posisi retrofleksi dan terfiksasi.
G. KOMPLIKASI
Menurut Corwin (2009) Komplikasi yang dapat terjadi pada endometriosis
yaitu:
1. Obstruksi ginjal dan penurunan fungsi ginjal karena endometriosis
dekat dengan kolon atau ureter.
2. Torsi ovarium atau rupture ovarium sehingga terjadi peritonitis karena
endometrioma.
3. Pnemotoraks karena eksisi endometriosis
4. Infertilitas adalah komplikasi endometriosis yang sering terjadi.
Endometriosis dapat menimbulkan infertilitas dengan menyebabkan
pembentukan jaringan parut dan sumbatan tuba fallopii atau dengan
mencetuskan keadaan inflamasi yang menetap dan dapat terjadi
gangguan hormone.

5. Distress emosi, masalah keluarga dan perkawinan dan harga diri


rendah dapat terjadi pada sebagaian wanita, khususnya bila diduga
terjadi infertilitas.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan yang dilakukan untuk membuktikan adanya endometirosis ini
antara lain (Varney, H. 2005 ) :
1. Uji serum
CA-125
: Sensitifitas atau spesifitas kurang
Protein plasma 14 : Meningkat pada endometriosis yang mengalami
nonfiltrasi dalam.
Antibodi Endometrial : Sensitifitas dan spesifisitas berkurang.
2. Laparoskopi
Laparaskopi adalah cara visualisai rongga perut dan panggul melalui
insisi kecil pada dinding perut setelah dibuat pnemoperitonium.
Bila ada kecurigaan endometriosis panggul , maka untuk menegakan
diagnosis yang akurat diperlukan pemeriksaan secara langsung ke
rongga abdomen per laparoskopi. Pada lapang pandang laparoskopi
tampak pulau-pulau endometriosis yang berwarna kebiruan yang
biasanya berkapsul. Pemeriksaan laparoskopi sangat diperlukan untuk
mendiagnosis pasti endometriosis, guna menyingkirkan diagnosis
banding antara radang panggul dan keganasan di daerah pelviks.
3. Pemeriksaan Ultrasonografi dan MRI
Secara pemeriksaan, USG tidak dapat membantu menentukan adanya
endometriosis, kecuali ditemukan massa kistik di daerah parametrium,
maka pada pemeriksaan USG didapatkan gambaran sonolusen dengan
echo dasar kuat tanpa gambaran yang spesifik untuk endometriosis.

I. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan didasarkan pada stadium dan keparahan gangguan serta
ditunjukkan untuk mengatasi nyeri, mengurangi perburukan penyakit dan

mencegah atau mengobati infertilitas. Terapi terapi berikut berperan


untuk mencegah tujuan tersebut ( Corwin, 2009 ) :
a) Obat untuk menginterupsi daur haid dan menghentikan proliferasi
dan sekresi sel ekstra uterus seringkali digunakan untuk mengatasi
endometriosis. Obat- obat menyangkut pil kb yang mengurangi
aliran haid dan kram, obat obat anti inflamasi non steroid. Tujuan
pengobatan adalah memberikan waktu untuk jaringan ekstra uterus
pulih dan meredakan peradangan.
Obat yang sering di gunakan untuk mengatasi Endometriosis yaitu:
1) Danazol
Efektif dalam mengurangi nyeri endometriosis, menghilangkan
nyeri dan tidak berpengaruh pada fertilitas.
Efek samping : Masa otot bertambah, berat badan bertambah,
suara akan bertambah dalam.
2) Progestin
Efek samping : Perdarahan abnormal, retensi cairan, mual.
3) Pengobatan simptomatik anti inflamasi non steroid seperti
tolfenamic acid. (Wiknjosastro, Hanifa. 2007)
b) Terapi bedah konservatif, termasuk bedah laser dapat digunakan
untuk menghilangkan jaringan endometrium yang tampak
tertanam.
c) Terapi bedah medikal, termasuk pengangkatan uterus, tuba fallopi ,
ovarium mungkin diperlukan apabila nyeri tidak tertahankan atau
sangat mengganggu kehidupan wanita. Pembedahan ini dapat
menyebabkan infertilitas yang irreversible.
d) Cairan intravena dan elektrolit , merupakan terapi pengganti untuk
dehidrasi dan terapi pemeliharaan untuk pasien yang tidak mampu
mentoleransi makanan lewat mulut. Pasien diberikan diet per oral
untuk memberikan nutrisi yang memadai.
e) Antibiotika ditambah drainase yang memadai merupakan sasaran
terapi. Evaluasi klinis dan organisme yang terlihat pada pewarnaan
gram, seperti juga pengetahuan bakteri yang diisolasi dari infeksi
serupa sebelumnya, memberikan petunjuk untuk terapi antibiotik.
f) Tirah baring dan analgesia.
g) Radiasi

Pengobatan ini bertujuan menghentikan fungsi ovarium, tapi sudah


tidak dilakukan lagi, kecuali jika ada kontraindikasi terhadap
pembedahan.
h) Kehamilan
Kehamilan adalah pencegahan yang paling baik untuk
endometriosis. Gejala- gejala endometriosis memang berkurang
pada waktu dan sesudah kehamilan karena regresi endometrium
dalam sarang endometriosis. Maka dari itu perkawinan hendaknya
jangan ditunda terlalu lama dan diusahakan secepatnya memiliki
anak yang diinginkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sikap
demikian tidak hanya merupakan profilaksis yang baik untuk
endometriosis, melainkan juga menghindari terjadinya infertilitas
sesudah endometrium timbul. Selain itu juga jangan melakukan
pemeriksaan yang kasar atau kerokan saat haid, karena dapat
mengalirkan darah haid dari uterus ke tuba fallopi dan rongga
panggul. (Wiknjosastro, Hanifa. 2007)
J. PATHWAY ENDOMETRIOSIS

Induction Theory

Metaplasia Theory

Implentasi Theory

Endogen menginduksi sel


peritoneal menjadi
jaringan endometrium

Metaplasia pada sel-sel


coelom berubah
menjadi endometrium

Implantasi sel endometrium


akibat regurgitan
transtuba pada saat

ENDOMETRIOSIS

GANGGUAN
CITRA TUBUH
Kurang terpapar
informasi

Polimenorhia +
Hipermenorhea
Gangguan Menstruasi

Dispareuria
Darah, jaringan
Endometrium, & cairan
jaringan terperangkap di
dalam kista saat
menstruasi

GANGGUAN
RASA NYAMAN
NYERI

ANSIETAS

Meninggalkan darah
kental berwarna gelap di
dalam kista pada siklus
berikutnya
GANGGUAN
HARGA DIRI

Jika ruptur darah yang


keluar sangat iritatif &
Adhesi tuba
mengakibatkan
adhesi
Pathway, teori
endometriosis
menurut
Arif Mansjoer,Kapita
falopi
disekitar kista
Selekta,381:2001, gejala endometriosis Wiknjosastro,Hanifa.2007,
diagnosa keperawatan endometriosis menurut Bobak dkk.2005
KONSEP ASUHAN DASAR KEPERAWATAN
PADA ENDOMETRIOSIS

Menurut (Bobak, Lowdermik, Jensen 2005) , Konsep asuhan keperawatan


pada pasien Endometriosis meliputi :
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
1) Mengkaji riwayat penggunaan kontrasepsi
Tanyakan kepada klien jenis kontrasepsi, jangka waktu
penggunaan kontrasepsi
2) Mengkaji riwayat seksual dan reproduksi
Sebelum sakit
Adakah masalah reproduksi klien berkenaan dengan
menstruasinya, apakah sering nyeri, lamanya siklus nya pendek
atau panjang. Karakteristik keluaran saat menstruasi apakah
mengalami ketidaknormalan seperti adanya gumpalan serta
warnanya yang cenderung gelap. Apakah ada gangguan dalam
berhubungan suami istri bagi yang sudah berumah tangga
Saat sakit

Adakah keluhan saat menstruasi baik dari lama menstruasi,


siklus, karakteristik darah dan sensasi nyeri yang dirasakan.
Adakah masalah klien dalam melakukan hubungan seksual
3) Mengkaji riwayat obsteri dan menstruasi secara terinci, menggali
persepsi wanita tentang kondisinya.
Tanyakan kepada klien apakah klien mengalami hipermenorea,
menoragia, siklus menstruasi pendek, darah menstruasi yang
bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir
menstruasi.
4) Mengakaji pengaruh etnik dan budaya,
5) Mengkaji pengalaman dengan tenaga kesehatan lain,
6) Mengkaji gaya hidup, mengakaji pola hidup
Tanyakan kepada klien pola hidup klien termasuk pola makan
modern, seperti makanan berlemak tinggi yang telah disisipi
hormon
7) Mengkaji jumlah nyeri dan efeknya pada kegiatan sehari-hari,
Tanyakan kepada klien apakah nyeri atau rasa sakit tersebut
sangat mengganggu dan mempengaruhi aktivitas sehari-hari serta
apakah rasa sakit tersebut menurunkan produktivitas kerja.
8) Mengkaji riwayat obat-obatan untuk menghilangkan nyeri yang
dirasakan,
Tanyakan kepada klien obat yang digunakan untuk mengurangi
nyeri seperti Danazol, asam mefenamat atau adakah analgesik
lain untuk mengurangi nyeri tersebut
9) Mengkaji gejala yang memuat rincian catatan gejala emosi, fisik,
perilaku, pola latihan , dan pola istirahat.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Tanyakan kepada pasien apakah pernah terpapar agen
toksin berupa pestisida, atau pernah ke daerah pengolahan katun
dan produksi kertas, serta terkena limbah pembakaran sampah
medis dan sampah perkotaan.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Tanyakan apakah pasien pernah mengalami seperti:
1) Dysmenore primer ataupun sekunder
2) Nyeri pada saat latihan fisik
3) Dispareunia atau nyeri ketika bersenggama.

4) Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha,


dan nyeri pada bagian abdomen bawah selama siklus
menstruasi.
5) Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan
seksual
6) Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter
7) Hipermenorea, Feces berdarah
8) Nyeri sebelum, sesudah dan saat defekasi.
9) Konstipasi, diare, kolik.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tanyakan kepada pasien apakah memiliki ibu atau saudara
perempuan (terutama saudara kembar) yang menderita
endometriosis.
3. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu, sejauh mana keluhan
yang dirasakan ibu, mempengaruhi kondisi kesehatan ibu
secara umum.
b) TTV
Untuk mengetahui keadaan tekanan darah, suhu, nadi,
respirasi sehubungan dengan keluhan yang dirasakan ibu.
Suhu dan denyut nadi meningkat, kenaikan suhu yang tinggi
disertai menggigil dalam 12 jam setelah melahirkan atau
pembedahan.
2) Pemeriksaan sistematis dan ginekologi
a) Payudara
Pemeriksaan payudara mempunyai arti penting bagi penderita
wanita terutama dalam hubungan dengan diagnostik kelainan
endokrin
b) Abdomen
Untuk mengetahui apakah ada luka bekas operasi, apakah ada
massa dan pembesaran perut abnormal yang dapat menunjang
diagnosa ke diagnosa penyakit organ reproduksi lainnya.
Bising Usus hipoaktif, uterus post partum sering terasa nyeri
pada perabaan. Pemeriksaan abdomen sangat penting pada
penderita gynekologi, tidak boleh diabaikan, dan harus
lengkap apapun keluhan penderita. Penderita harus tidur

terlentang. Pada penderita endometriosis biasanya terdapat


massa pada perut dan ada nyeri tekan.
c) Anogenital
Untuk mengetahui apakah ada pengeluaran pervagina,
varices, dan oedema, serta tanda-tanda abnormal/kelainan
lainnya, seperti tanda-tanda infeksi. Pada endometriosis perlu
dilakukan VT untuk memastikan asal perdarahan yang
dialami oleh ibu, serta dilakukan inspikulo untuk melihat
apakah ada tanda-tanda endometriosis pada vagina. Uterus
lunak dan sering membengkak, lochea yang berbau busuk.
d) Ekstermitas atas bawah
Untuk mengetahui apakah ada oedema, sianosis, pada kaki
dan tangan, serta keadaan kuku apakah kemerahan ataukah
pucat.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Bobak, Lowdermik, Jensen (2005), Diagnosa yang sering muncul :
1. Nyeri berhubungan dengan gangguan menstruasi, proses penjalaran
penyakit.
2. Resiko tinggi gangguan citra tubuh berhubungan dengan gangguan
menstruasi.
3. Resiko gangguan harga diri berhubungan dengan infertilitasi.
4. Ansietas berhubungan dengan diagnosis kanker, takut akan penyakit
yang di alaminya

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. DX 1

: Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan

gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit.


NOC
: Pain Control (control nyeri)
Tujuan
: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ..x 24 jam
nyeri klien akan berkurang dengan kriteria hasil :
1) Klien mengetahui penyebab dari nyeri
2) Klien dapat mendeteksi dengan segera adanya serangan dari
nyeri
3) Klien dapat mengurangi nyeri dengan tanpa menggunakan
obat

4) Klien dapat menggunakan obat anti nyeri sesuai dengan


resep yang dianjurkan.
NIC 1 : Pain Management
Intervensi :
1) Pantau dan catat karakteristik nyeri (respon verbal, non verbal,
dan respon hemodinamik) klien.
Rasional : untuk mendapatkan indicator nyeri.
2) Kaji lokasi nyeri dengan memantau lokasi yang ditunjuk oleh
klien.
Rasional : untuk mendapatkan sumber nyeri.
3) Kaji intensitas nyeri dengan menggunakan skala 0-10.
4) Tunjukan sikap penerimaan respon nyeri klien dan akui nyeri
yang klien rasakan.
Rasional : ketidakpercayaan orang lain membuat klien tidak
toleransi terhadap nyeri sehingga klien merasakan nyeri
semakin meningkat.
5) Jelaskan penyebab nyeri klien.
Rasional : dengan mengetahui penyebab nyeri klien dapat
bertoleransi terhadap nyeri
6) Bantu untuk melakukan tindakan relaksasi, distraksi, massage.
Rasional : memodifikasi reaksi fisik dan psikis terhadap nyeri.
NIC 2 : Pemberian Analgetik
Intervensi :
1) Kolaborasi pemberian analgetik ( ibuprofen, naproksen,
ponstan) dan Midol.
Rasional : Untuk mengurngi rasa nyeri.

2. DX II

: Resiko gangguan citra tubuh berhubungan dengan

gangguan menstruasi
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan ..x 24 citra diri klien
akan meningkat dengan kriteria hasil :
1)
2)
3)
4)

Klien mengatakan tidak malu


Klien merasa berguna
Penampilan klien rapi
Klien menerima apa yang sedang terjadi.

Intervensi :

NOC : Body image


NIC : Body image enhancement
Intervensi :
1) Bina hubungan saling percaya dengan klien dan monitor
perasaan klien
Rasional : Mengetahui apa yang dirasakan klien saat ini dan
memberikan motivasi.
2) Libatkan keluarga dan orang terdekat untuk memperhatikan
klien
Rasional : Menyadarkan klien bahwa dia tidak sendiri dan
dikucilkan
2) Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, dan
pandangan tentang dirinya.
3) Diskusikan dengan sistem pendukung klien tentang perlunya
menyampaikan nilai dan arti klien bagi mereka.
4) Kaji secara verbal dan nonverbal respon klien terhadap
tubuhnya
5) Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok kecil
6) Informasikan dan diskusikan dengan jujur dan terbuka tentang
pilihan penanganan gangguan menstruasi seperti ke klinik
kewanitaan.
3. DX III

: Resiko gangguan harga diri berhubungan dengan

infertile pada endometriosis.


Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ..x 24 jam
nyeri klien akan berkurang dengan kriteria hasil :
1) Klien mengungkapkan pemahaman tentang perubahan tubuh,
2) Penerimaan diri dalam situasi yang sedang dialam.
3) Meningkatkan harga diri klien
NOC

: Harga Diri

NIC

: Peningkatan Harga Diri

Intervensi :
1) Berikan motivasi kepada pasien
Rasional : mningkatkan harga diri klien dan merasa di
perhatikan.
2) Bina hubungan saling percaya
Rasional: hubungan saling percaya memungkinkan klien
terbuka pada perawat dan sebagai dasar untuk intervensi
selanjutnya.
3) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang di miliki
Rasional : mengidentifikasi hal hal positif yang masih di
miliki klien.
4. DX IV

: Ansietas berhubungan dengan pengetahuan tentang

penyebab gangguan yang tidak memadai


NOC
Tujuan

: Anxiety Control
: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama x 24

jam, diharapkan klien tidak mengalami kecemasan.


Kriteria hasil :
1) Monitor intensitas kecemasan
2) Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan
kecemasan
3) Melaporkan pemenuhan kebutuhan tidur yang adekuat
NIC : Anxiety Education
Intervensi :
1) Ajarkan tehnik relaksasi dalam mengendalikan cemasnya.
Rasional : membantu klien berfikir positif terhadap sakitnya.
2) Beri dukungan kepada klien demi kesembuhan klien.
Rasional : meningkatkan motivasi klie untuk sembuh
3) Libatkan keluarga untuk tetap memberikan dukungan penuh pada
klien.
Rasional : menciptakan kondisi yang harmonis antara klien dan
keluarga
D. EVALUASI
Setelah data dikumpulkan dan ditinjau kembali, hasil akhir mutual yang
diharapkan untuk pasien ditetapkan dan sebuah rencana keperawatan

dikembangkan. Menurut Bobak, Lowdermik, Jensen (2005) Hasil akhir


yang diharapkan pasien meliputi :
1. Pasien akan mengungkapkan pemahamannya tentang anatomi alat-alat
reproduksi,etiologi gangguan yang dialaminya,program pengobatan,
dan penggunaan catatan
2. Pasien atau pasangan akan memahami dan menerima kondisinya dan
respon fisik dan respon emosionalnya terhadap siklus menstruasi
3. Pasien atau pasangan akan mengembangkan tujuan personal yang
bermanfaat bagi dirinya baik emosional maupun fisik
4. Pasien atau pasangan memilih tindakan terapeutik yang sesuai
5. Pasien atau pasangan kan berhasil beradapatasi dengan gangguan
tersebut jika gangguannya tidak dapat disembuhkan.

DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Ida, dkk. 2009. Memahami Reproduksi Wanita Edisi 2. Jakarta : EGC
Baziad,Ali dkk.2008. Endokrinologi Ginekologi. Jakarta. : Media Aesculapius
Benzo, M.D. Ralp C. 2010. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : ECG.
Bobak, Lowdermik, J.2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta :
EGC.
Corwin, Elisabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
H. Hendrik, 2006, Problem Haid : tinjauan syariat islam dan medis
Prawirohardjo, Sarwono.2010.Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya
Medica:Jakarta.
Varney, H. 2005. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Wilkinson, Ahern. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 9. Jakarta :
EGC

Вам также может понравиться

  • Surat Lamaran Banyumas 1
    Surat Lamaran Banyumas 1
    Документ1 страница
    Surat Lamaran Banyumas 1
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет
  • 12 Saraf Neurologi
    12 Saraf Neurologi
    Документ10 страниц
    12 Saraf Neurologi
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет
  • Askep Combustio
    Askep Combustio
    Документ28 страниц
    Askep Combustio
    Dwi Salistya
    Оценок пока нет
  • Askep Arif
    Askep Arif
    Документ27 страниц
    Askep Arif
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет
  • Pendidikan Kewarga
    Pendidikan Kewarga
    Документ4 страницы
    Pendidikan Kewarga
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет
  • Thermometer
    Thermometer
    Документ5 страниц
    Thermometer
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет
  • Fortmat Penilaian Pendampingan Askep Keluarga
    Fortmat Penilaian Pendampingan Askep Keluarga
    Документ5 страниц
    Fortmat Penilaian Pendampingan Askep Keluarga
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ8 страниц
    Bab I
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет
  • Inter Vens I
    Inter Vens I
    Документ6 страниц
    Inter Vens I
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет
  • Hemo Thorak
    Hemo Thorak
    Документ14 страниц
    Hemo Thorak
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет
  • Komunikasi Dalam Keperawatan
    Komunikasi Dalam Keperawatan
    Документ2 страницы
    Komunikasi Dalam Keperawatan
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ11 страниц
    Bab I
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет
  • CA Serviks
    CA Serviks
    Документ39 страниц
    CA Serviks
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет
  • Lampiran 1
    Lampiran 1
    Документ2 страницы
    Lampiran 1
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет
  • Mikrobiologi Ialah Ilmu Pengetahuan Tentang Peri
    Mikrobiologi Ialah Ilmu Pengetahuan Tentang Peri
    Документ20 страниц
    Mikrobiologi Ialah Ilmu Pengetahuan Tentang Peri
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет
  • Pathway SLB
    Pathway SLB
    Документ3 страницы
    Pathway SLB
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет
  • Abstrak 2
    Abstrak 2
    Документ13 страниц
    Abstrak 2
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет
  • Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir
    Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir
    Документ8 страниц
    Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Baru Lahir
    Sri Sulistyawati Anton
    100% (1)
  • Ca Mamae
    Ca Mamae
    Документ25 страниц
    Ca Mamae
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет
  • Satuan Acara Bermain
    Satuan Acara Bermain
    Документ10 страниц
    Satuan Acara Bermain
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет
  • LP Hepatitis II
    LP Hepatitis II
    Документ22 страницы
    LP Hepatitis II
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет
  • ASKEP Tuna Grahita
    ASKEP Tuna Grahita
    Документ10 страниц
    ASKEP Tuna Grahita
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет
  • Lp+askep Itp
    Lp+askep Itp
    Документ23 страницы
    Lp+askep Itp
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет
  • Tinjauan Pustaka
    Tinjauan Pustaka
    Документ12 страниц
    Tinjauan Pustaka
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет
  • DB
    DB
    Документ13 страниц
    DB
    Wisnamuiy Nugiie
    Оценок пока нет
  • Hemo Thorak
    Hemo Thorak
    Документ14 страниц
    Hemo Thorak
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет
  • Askep Post Debridement
    Askep Post Debridement
    Документ8 страниц
    Askep Post Debridement
    Ana Lyana
    Оценок пока нет
  • LP Hepatitis II
    LP Hepatitis II
    Документ22 страницы
    LP Hepatitis II
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет
  • Skizofrenia
    Skizofrenia
    Документ3 страницы
    Skizofrenia
    Riswandi Ezxprada Armour
    Оценок пока нет