Вы находитесь на странице: 1из 3

KETERBUKAAN INFORMASI DAN KIP SULSEL

Oleh: Mattewakkan
Anggota Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Selatan
Komisi Informasi Propinsi Sulawesi Selatan (KIP Sulsel) telah resmi terbentuk tanggal
12 April 2011 lalu, hal ini menjadikan Sulawesi Selatan sebagai propinsi ketujuh
yang menggabungkan diri ke dalam barisan propinsi yang bertekad mewujudkan
keterbukaan informasi publik di Indonesia, keenam propinsi lainnya adalah Jawa
Tengah, Jawa Timur, Kepulauan Riau, Lampung dan Gorontalo. Tentu saja ini
prestasi tersendiri bagi Sulawesi Selatan yang patut diapresiasi mengingat masih
banyak propinsi lain di Indonesia yang masih alergi atau ketakutan membentuk
Komisi Informasi seperti yang diperintahkan oleh Undang-undang No. 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP).
UU KIP mewajibkan setiap badan publik untuk membuka dan atau mengumumkan
setiap informasi publik yang dihasilkan atau dimilikinya. Pengertian Badan Publik
menurut UU KIP adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang
tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara,
yang sebagian atau seluruhnya dananya bersumber APBN dan/atau APBD, atau
organisasi non pemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber
dari APBN/APBD, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.
Dengan perngertian ini maka yang termasuk kategori Badan Publik adalah lembagalembaga pemerintah baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif di semua tingkatan,
lembaga-lembaga negara independen, BUMN/ BUMD, partai politik, dan organisasi
non pemerintah seperti LSM, Ormas, organisasi profesi, yayasan dan sejenisnya.
Informasi Publik Yang Wajib Dibuka
Ada empat jenis informasi publik yang bisa dibuka, diumumkan, atau diakses oleh
publik, yaitu; pertama, informasi berkala seperti informasi tentang badan publik itu
sendiri, laporan keuangan, kegiatan dan kinerja badan publik; kedua, informasi
serta merta yaitu Informasi yang dapat mengancam hajat hidup orang banyak dan
ketertiban umum, seperti informasi soal kemungkinan akan terjadinya bencana
alam atau gangguan saluran telepon, air dan listrik.
Informasi jenis ketiga berkategori wajib tersedia setiap saat yaitu daftar seluruh
Informasi Publik yang berada di bawah penguasaannya, hasil keputusan Badan
Publik dan pertimbangannya, seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen
pendukungnya, rencana kerja proyek termasuk di dalamnya perkiraan pengeluaran
tahunan Badan Publik, perjanjian Badan Publik dengan pihak ketiga, informasi dan
kebijakan yang disampaikan Pejabat Publik dalam pertemuan yang terbuka untuk
1

umum, prosedur kerja pegawai Badan Publik yang berkaitan dengan pelayanan
masyarakat; dan/atau laporan mengenai pelayanan akses Informasi Publik
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
Jenis keempat adalah informasi yang diperoleh berdasarkan permintaan, yaitu
informasi publik yang tidak tercantum dalam klasifikasi informasi yang wajib
disediakan dan diumumkan secara berkala, informasi yang wajib diumumkan secara
serta- merta, informasi yang wajib tersedia setiap saat, dan informasi yang
dikecualikan.
Informasi Yang Dikecualikan
Selain kewajiban membuka informasi publik, UU KIP juga memberi hak kepada
setiap Badan Publik untuk melakukan pengecualian terhadap beberapa informasi
yang dianggap tidak layak diakses oleh publik. Namun pengecualian sebuah
informasi publik harus berdasarkan pada pengujian tentang konsekuensi yang
timbul apabila suatu informasi diberikan serta setelah dipertimbangkan dengan
seksama bahwa menutup informasi publik dapat melindungi kepentingan yang lebih
besar daripada membukanya atau sebaliknya. Informasi yang dikecualikan ini tidak
bersifat permanen, tetapi dapat dibuka dalam batas waktu tertentu.
Ada sepuluh jenis informasi yang termasuk dalam ketegori bisa dikecualikan, yaitu;
1) yang dapat menghambat proses penegakan hukum; 2) yang dapat mengganggu
kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari
persaingan usaha tidak sehat; 3) yang dapat membahayakan pertahanan dan
keamanan Negara; 4) yang dapat mengungkapkan kekayaan alam Indonesia; 5)
yang dapat merugikan ketahanan ekonomi nasional: 6) dapat merugikan
kepentingan hubungan luar negeri: 7) yang dapat mengungkapkan isi akta otentik
yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang; 8) yang
dapat mengungkap rahasia pribadi; 9) memorandum/surat-surat antar Badan Publik
atau intra Badan Publik, yang sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan Komisi
Informasi atau pengadilan; dan 10) yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan
Undang-Undang.
Tugas KIP Sulsel
Tugas utama KIP Sulsel sesuai UU KIP adalah menerima, memeriksa, dan memutus
Sengketa Informasi Publik yang terjadi dalam wilayah Sulawesi Selatan melalui
mediasi dan/atau ajudikasi nonlitigasi jika terjadi sengketa informasi publik antara
pemohon informasi dan badan publik. Mediasi dilakukan jika sengketa informasi
terjadi karena sebuah badan publik tidak bisa menyediakan atau memberikan
sebuah informasi publik yang termasuk dalam kategori informasi publik yang wajib
dibuka.
Jka sengketa informasi yang terjadi karena sebuah badan publik menolak
memberikan informasi publik dengan alasan informasi publik tersebut termasuk
2

dalam kategori informasi yang dikecualikan maka penyelesaian sengketa dilakukan


dengan cara ajudikasi. Ajudikasi juga bisa dilakukan jika prosedur mediasi
mengalami kegagalan yang ditandai oleh salah satu atau kedua belah pihak
mengundurkan diri dari proses mediasi.
Selain tugas utama tersebut di atas, KIP Sulsel juga mempunyai tugas lain yang tak
kalah pentingnya bagi implementasi UU KIP di Sulawesi Selatan, yaitu melakukan
edukasi, sosialisasi dan advokasi agar semangat dan isi UU KIP bisa diketahui dan
dipahami oleh seluruh lapisan masyatakat Sulawesi Selatan. Oleh karena itu,
sebagai sebuah lembaga yang baru saja terbentuk KIP Sulsel akan melakukan
edukasi, sosialisasi dan advokasi baik ke Badan Publik maupun masyarakat terkait
dua hal utama, yaitu tentangg eksistensi KIP Sulsel sebagai lembaga yang akan
mengawal implementasi UU No. 14 Tahun 2008 di Sulawesi Selatan terutama untuk
menyelesaikan sengketa informasi publk; dan tentang perundang-undangan dan
peraturan yang terkait dengan keterbukaan informasi publik. Sehingga ke depan
bisa kita harapkan Badan Publik bisa profesional dalam hal keterbukaan informasi
publik dan masyarakat pun bisa berpartisipasi aktif dalam mewudukan iklim
keterbukaan informasi publik di Sulawesi Selatan.
Tentu saja perlu dukungan semua pihak baik dari pemerintah maupun seluruh
komponen masyarakat Sulawesi Selatan agar harapan di atas bisa tercapai. Jika
dukungan ini diperoleh secara maksimal maka akan terjadi sinergi yang kuat antara
pemerintah, komponen masyarakat dan KIP Sulsel yang tidak mustahil akan
menjadikan Sulawesi Selatan sebagai provinsi terdepan dalam hal keterbukaan
informasi publik di Indonesia.

Вам также может понравиться