Вы находитесь на странице: 1из 54

Compartment Syndromes

Pembimbing:
dr. A. Fauzi Sp.OT
Penyaji:
Asih Suliistiyani
Dea Lita Barozha
Rizky Bayu Ajie

peningkatan tekanan interstitial dalam


sebuah ruangan terbatas yakni
kompartemen osteofasial yang tertutup.
Hal ini dapat mengawali terjadinya
kekurangan oksigen akibat penekanan
pembuluh darah, sehingga mengakibatkan
berkurangnya perfusi jaringan dan diikuti
dengan kematian jaringan.

RAISED PRESSURE
WITHIN A CLOSED
SPACE with a
potential to cause
irreversible
damage to the
contents of the
closed space

Etiologi

Pathophysiology
Local Blood Flow is reduced as a
consequence:
LBF=Pa-Pv / R (A-V Gradient)
P= pressure (mmHg)
R= ressistance to flow (mmHg x
time/volume)

Kompartemen sindrom menyebabkan:


1. peningkatan tekanan jaringan
2. penurunan aliran darah kapiler
3. hipoksia dan menyebabkan nekrosis

Pathophysiology
Penigkatan tekanan jaringan
menyebabkan obstruksi
vena. Peningkatan tekanan
yang terus menerus di
dalam kompartemen
terjadi sampai tekanan
arteriol intramuskular
terlampaui dan darah tidak
bisa masuk ke kapiler
Kebocoran dalam
kompartemen P
meningkat

Pathophysiology
Increased compartment pressure

Increased venous pressure


Decreased blood flow
Decreases perfusion

Pathophysiology
Mekanisme autoregulasi dapat
mengkompensasi:
Penurunan resistensi pembuluh darah
perifer
Peningkatan ekstraksi oksigen
Jika sistem autoregulasi menurun:
Critical closing pressure tercapai
Perfusi oksigen otot dan saraf menurun

Muscle Ischemia

4 hours - reversible
damage
8 hours - irreversible
changes
Hargens JBJS 1981

Muscle Ischemia
Mioglobinuria setelah 4 jam
gagal ginjal
output urin tinggi
Urin bersifat basa (alkalinize)
Kematian sel memulai "lingkaran setan"
meningkatkan permeabilitas kapiler
meningkat pembengkakan otot

Increased muscle swelling

Increased permeability
Increased compartment pressure

Increased pressure
Increased venous pressure
Decreased blood flow
Decreases perfusion

Repetitive Cycle

Increased muscle swelling

Increased permeability
Increased compartment pressure

Nerve Ischemia

1 jam - konduksi yang normal


1- 4 jam - kerusakan
neuropraxic reversibel
8 jam kerusakan saraf
ireversibel
Hargens et al. JBJS 1979

Diagnosis
History
Physical Exam
Suporting exam

Difficult Diagnosis
Classic signs of the 5 Ps - ARE NOT
RELIABLE:

pain
pallor
paralysis
pulselessness
paresthesias

These signs may be present in the


absence of compartment syndrome.

Diagnosis
Pulsasi biasanya masih teraba pada
kompartemen sindrom akut kecuali
pada cidera arteri
Perubahan sensorik dan kelumpuhan
tidak terjadi sampai iskemia telah
berlangsung selama sekitar 1 jam
atau lebih

Diagnosis
The most important
symptom of an
impending
compartment syndrome
is PAIN
DISPROPORTIONATE
TO THAT EXPECTED
FOR THE INJURY

Tanda dan gejala


Nyeri
sakit
Otot peregangan pasif
Keluar dari proporsi
progresif
Tidak hilang dengan imobilisasi

Tanda dan gejala

Parasthesia
rasa kesemutan
Harus dapat membedakan
dengan cidera saraf

Tanda dan gejala


Paralysis (Weakness)
Tanda telah terjadinya iskemia otot
Merupakan tanda lambat akibat menurunnya
sensasi saraf yang berlanjut dengan hilangnya
fungsi bagian yang terkena kompartemen
sindrom.

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang
Imaging :
Rontgen : pada ekstremitas yang terkena.
USG: USG membantu untuk mengevaluasi
aliran arteri dalam memvisualisasi Deep
Vein Thrombosis (DVT)

Pengukuran Tekanan
Kompartemen
1. Teknik pengukuran langsung dengan
teknik injeksi

Alat : spuitt 20 cc, three way tap, tabung intra vena, normal saline sterile,
manometer air raksa untuk mengukur tekanan darah.

1. Atur spuit dengan plunger pada posisi 15 cc. Tandai


saline sampai mengisi setengah tabung , tutup three way
tap tahan normal saline dalam tabung.
2. Anestesi local pada kulit, tapi tidak sampai menginfiltrasi
otot. Masukkan jarum 18 kedalam otot yang diperiksa,
hubungkan tabung dengan manometer air raksa dan buka
three way tap.
3. Dorong plunger dan tekanan akan meningkat secara
lambat. Baca manometer air raksa. Saat tekanan
kompartemen tinggi, tekanan air raksa akan naik.

2. Wick kateter
Masukkan kateter dengan jarum ke dalam otot. Selanjutnya, tarik
jarum dan masukkan kateter wick melalui sarung plastik. Setelah itu,
balut wick kateter ke kulit, dan dorong sarung plastik kembali, isi
system dengan normal saline yang mengandung heparine dan ukur
tekanan kompartemen dengan transducer recorder. Periksa ulang
patensi kateter dengan tangan menekan pada otot. Hilangkan semua
tekanan external pada otot yang diperiksa dan ukur tekanan
kompartemen, jika tekanan mencapai 30 mmHg, maka indikasi
Tekanan
arteri rata-rata yang normal
dilakukan
fasciotomi.
pada kompartemen otot adalah
8,5+6 mmHg. Selama tekanan pada
salah satu kompartemen kurang dari
30 mmHg (tekanan pengisian kapiler
diastolik), tidak perlu khawatir
tentang sindroma kompartemen.
sindroma kompartemen dapat timbul
jika tekanan dalam kompartemen
lebih dari 10 mmHg.

Tissue Pressure

Pressure
Measurement
Arterial line

Infusion

manometer
saline
3-way stopcock
(Whitesides, CORR
1975)

Catheter
wick
slit catheter

16 - 18 ga. Needle
(5-19 mm Hg higher)
transducer
monitor

Stryker device
Side port needle

Pressure
Measurement
Needle
18 gauge
Side ported

Catheter
wick
slit

Performed within
5 cm of the injury
if possibleWhitesides,
Heckman

Side port

Penatalaksanaan suportif
1. Menempatkan kaki setinggi jantung, untuk
mempertahankan ketinggian kompartemen yang minimal,
elevasi dihindari karena dapat menurunkan aliran darah dan
akan lebih memperberat iskemi.
2. Pada kasus penurunan ukuran kompartemen, gips harus di
buka dan pembalut kontriksi dilepas.
3. Pada kasus gigitan ular berbisa, pemberian anti racun dapat
menghambat perkembangan sindroma kompartemen
4. Mengoreksi hipoperfusi dengan cairan kristaloid dan produk
darah
5. Pada peningkatan isi kompartemen, diuretik dan
pemakainan manitol dapat mengurangi tekanan
kompartemen. Manitol mereduksi edema seluler, dengan
memproduksi kembali energi seluler yang normal dan
mereduksi sel otot yang nekrosis melalui kemampuan dari
radikal bebas.

Penanganan awal
Remove restricting bandages
Serial exams
When diagnosis made
Immediate surgery
4 compartment fasciotomy

Treatment
THE ONLY EFFECTIVE
WAY TO DECOMPRESS
AN ACUTE
COMPARTMENT
SYNDROME IS BY
SURGICAL
FASCIOTOMY!!!
(unless missed
compartment
syndrome)

Treatment
Fasciotomy
Insisi tunggal
Dengan atau
Fibulectomy

Insisi ganda

One Incision

Direct lateral incision

Perifibular
Fasciotomy
Insisi tunggal
Dari kepala fibula sampai ke ujung proksimal
dari lateral malleolus
Memotong fasia antara soleus dan FHL
secara distal dan diperpanjang ke arah
proksimal ke asal soleus dari fibula

Lateral compartment

Anterior compartment

Two incisions

Lateral

Medial

Double Incision
2 insisi vertikal dipisahkan oleh jarak
antar insis kulit minimal 8 cm
Insisi anterolateral: dari lutut sampai mata
kaki, berpusat di interval antara anterior
dan lateral kompartemen

Double Incision
Posteromedial Insisi: berpusat 1-2cm di
belakangperbatasan posteromedial
tibia
Soleus harus terlepas dari tibia untuk
memadai dekompresi bagian proksimal
dari kompartemen posterior

Compartments of the
Forearm
Lengan bawah dibagi menjadi 3
kompartemen: Dorsal, Volar and
Mobile Wad

Henry Approach
Sayatan dimulai dari proksimal
sampai fossa antecubital dan
meluas di carpal tunnel
Mulai lateral tendon biseps,
melintasi lipatan siku dan
memanjang secara radial, lalu
diperpanjang kedistal sepanjang
medial brakioradialis dan meluas
di telapak sepanjang lipatan tenar
Atau, sayatan langsung dari bisep
lateral sampai radial styloid.

Henry Approach

Fascia yang ada di otot


permukaan di potong

Henry Approach
Brakioradialis dan n.
Radialis superfisial ditarik
ke radial dan arteri radial
ditarik ulnaris untuk
mengekspos otot volar
Fasia dari masing-masing
otot kemudian dipotong

Post Fasciotomy
Rawat luka secara basah (dengan PZ)
Ekstensi anggota gerak
Ganjal bantal/elevasi anggota gerak
setinggi level jantung
Observasi ketat: nyeri, parestesia, paresis
Delayed closure atau skin graft setelah
oedema berkurang (rata-rata pada hari ke
5-7)

Conclusion
Sangat penting untuk membuat
diagnosis
Salah diagnosis kompartemen sindrom
adalah bencana
pemeriksaan fisik
Ulangi memeriksa pasien!

TERIMAKASIH

Вам также может понравиться