Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Semua Tim Disaster untuk Medis dan Paramedis harus mampu menangani
kegawatdaruratan, dan semua Tim yang terkait baik Medis, Paramedis, keamanan, humas
dan lain-lain harus siap bila sewaktu-waktu ada kejadian nyata.
E. TATA CARA KERJA
FASE FASE PENANGGULANGAN KORBAN MASSAL.
A. FASE INFORMASI
1. Bencana korban massal yang terjadi di luar RS, informasi dapat datang dari
Polisi / PMI atau Dinas Kesehatan.
2. Bencana korban massal terjadi di dalam RS, informasi dapat datang dari
dokter,perawat, awam.
3. Informasi bencana masuk ke sentral RSU St. Gabriel Kewapante dibagian
informasi dengan nomor3546040, maka petugas yang menerima informasi
harus meneruskan kepada kepala IGD apabila musibah terjadi pada jam dians,
apabila musibah terjadi di luar jam dinas, maka petugas penerima informasi
meneruskan kepada kepala Petugas Jaga di IGD.
4. Kepala Jaga petugas IGD meneruskan informasi kepada kepala IGD dan
selanjutnya kepla IGD meneruskan kepada Direktur RSU St. Gabriel
Kewapante ".
5. Komunikasi yang dipergunakan :
-Di dalam RS ( intern ) : telepon / aiphone.
-Di luar RS ( ekstern ) : telepon
B. FASE SIAGA.
Tim Pengumpul dijabat oleh :
1.1 Kepala Petugas Jaga:
Tugas :
a.
Melakukan uji kebenaran informasi adanya musibah massal.
b.
Melakukan kordinasi dengan matrik Satpam guna mengamankan
lokasi lokasi penanganan di IGD dan Rs dan IBS, mengatur lalu lintas
kendaraan masuk dan keluar.
c.
Mengarahkan anggota untuk mengambil brankas yang akan
dipergunakan menuju lokasi penanganan bencana.
1.2 Kasie Perawatan / Perawat supervisi.
Tugas :
a. Menyiapkan lokasi penampungan pertama.
b. Merekut perawat off duty untuk membantu :
- Resusitasi
- Evalusi / tansportasi.
2. Tim Medis.
Terdiri dari : Tim Medis Inti dan Tim Penunjang, antara lain : Laboratorium, Bank
Darah Radiologi.
Tugas :
a. Bertanggung jawab atas terselenggaranya pelayanan kesehatan dan tindakan
yang diberikan kepada korban.
b. Merawat korban yang memerlukan perawatan, dapat dimasukkan ke :
F. EVALUASI
Pelaksanaan evaluasi dilakukan dalam jangka waktu setiap 3 (tiga) tahun
sekali atau sewaktu-waktu jika diperlukan untuk dapat ditindaklanjuti.
G. PENUTUP
Demikian kebijakan tata laksana penanggulangan bencana massal atau disaster
plan ini disusun dengan tujuan agar dapat menjadi acuan dalam pelaksanaannya.
Kewapante , 20 Desember 2010
RSU St. Gabriel Kewapante