Вы находитесь на странице: 1из 10

1

Hadis-Hadis Seputar Rajab


Oleh : DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA

Hampir setiap bulan Rajab penulis ditanyakan soal sejauh


mana kesahihan hadis-hadis tentang keutamaan bulan
Rajab, termasuk pahala orang yang berpuasa di bulan Rajab
atau hari-hari tertentu di bulan Rajab.
Tulisan ini dibuat untuk menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut, yang banyak penulis ambil dari
beberapa kitab terutama dari kajian disertasi penulis dan
kitab Tabyin al-ajab fi fadail syahr Rajab karya Ibn Hajar.
Keutamaan Bulan Rajab
Hadis :

..

Sesungguhnya Rajab itu bulannya Allah, dan Syaban itu bulanku,


dan Ramadhan itu bulan ummatku.
Takhrij Hadis: Hadis ini adalah potongan daripada Hadis panjang
yang diriwayatkan oleh Ibn al-Jawzi dalam kitab al-Mauduat dari
Muh.ammad ibn Nasir al-Hafiz dari Abu al-Qasim ibn Mandah dari
Abu al-Hasan Ali ibn Abdullah ibn Jahdam dari Ali ibn Muhammad ibn
Saida al-Basri dari bapaknya dari Khalaf ibn Abdullah dari Humaid alTawil dari Anas.1
Hukum Hadis: Maudu/Palsu.
Dalam sanad Hadis ini terdapat Ali ibn Abdullah ibn Jahdam al-Sudai
yang lebih dikenal dengan nama Ibn Jahdam, dia dituduh pendusta.
Ulama-ulama yang menuduhnya pendusta antara lain:hh
Sedangkan beberapa perawi lainnya dalam sanad ini tidak
dikenali, bahkan beberapa ulama Hadis mengatakan bahwa
barangkali mereka belum lagi dilahirkan ( ) . Hadis ini telah
dihukumkan palsu oleh Ibn al-Jawzi, Ibn Qayyim, Ibn Hajar, al-Suyuti
dan lain-lain.2
Keutamaan Bershalawat kepada Nabi di bulan Rajab
Hadis:

1Ibn al-Jawzi, al-Mauduat, jil. 2, hlm. 125.


2Ibid; Ibn Qayyim, al-Manar al-munif, hlm. 95-96; Ibn H.ajar, Tabyin al-ajab, hlm. 19-21; al-Suyuti, alLaali, jil. 2, hlm. 55-56.

2
Saya melihat pada malam miraj sebuah sungai yang airnya lebih
manis dari madu, lebih dingin dari salju, lebih harum daripada misk.
Aku pun bertanya kepada Jibril: Untuk sipakah ini? Jibril menjawab:
Buat mereka yang bershalawat kepadamu pada bulan Rajab.
Takhtij Hadis: Hadis ini belum ditemukan perawinya. Al-Kubawi
yang menyebutkannya dalam kitab Durratu al-Nasihin menukilnya
dari kitab Zubdat alwaizin.3
Hukum Hadis: Maudu/Palsu.
Meskipun belum ditemukan perawi Hadis ini, namun al-Sakhawi
berkata . . Maksudnya: Tidak ada satu Hadis
pun mengenai selawat kepada Nabi (s.a.w) di bulan Rajab yang
sahih.4 Berdasarkan kaidah inilah Hadis ini dihukumkan palsu.
Keutamaan Shalat di malam bulan Rajab
Hadis:

Barangsiapa yang menghidupkan (dengan ibadah) malam pertama di


bulan Rajab, maka hatinya tidak akan mati ketika hati-hati mati. Allah
akan taburkan kebaikan dari atas kepalanya, dan dia akan keluar dari
dosa-dosanya bagaikan baru dilahirkan dari rahim ibunya, dan dia
akan diberikan hak untuk memberi syafaat kepada tujuh puluh ribu
orang-orang yang berdosa yang sudah harus masuk neraka.
Takhrij Hadis: Hadis ini tidak temukan perawinya, termasuk dalam
dua kitab khas mengenai Hadis-hadis tentang bulan Rajab yang
dikarang oleh Ibn Hajar dan Ali al-Qari.
Hukum Hadis: Maudu/Palsu.
Meskipun belum menemukan perawi Hadis ini, namun ia dapat
dihukumkan sebagai Hadis palsu berdasarkan kaidah yang diberikan
oleh Ibn Hajar ketika beliau berkata:
" . . . .
. " ." .
: .
5 " .

3al-Khubawi, Durrat al-waizin, hlm. 45.


4al-Sakhawi, al-Qawl al-badi, hlm 298.
5Ahmad ibn Ali ibn Hajar al-Asqallani, Tabyin al-ajab bima wurida fi fadl Rejab, Dar al-Kutub alIlmiyyah, Bayrut, 1988, hlm. 11 dan 14.

3
Maksudnya:

Tidak terdapat Hadis mengenai keutamaan bulan Rajab, berpuasa di


dalamnya, berpuasa
pada
hari-hari tertentu di dalamnya, dan
beribadah di malam-malam hari tertentu pada bulan itu, Hadis yang
sahih yang dapat dijadikan hujah/dalil. Al-imam al-Hafiz Abu Ismail alHarawi telah mendahului saya memastikan hal ini. Kemudian beliau
berkata pula: Mengenai Hadis-hadis yang ada tentang keutamaan
Rajab, puasanya atau puasa pada hari-hari tertentu di dalamnya yang
jelas-jelasan menyebutkan hal tersebut, ia terbagi menjadi dua jenis :
daif dan palsu.

Sebelum Ibn Hajar, Ibn Qayyim juga telah mengisyaratkan


kaidah seperti yang disebutkan Ibn Hajar. Beliau berkata dalam kitab
al-Manar al-munif : . . .
Maksudnya: Semua Hadis mengenai puasa Rajab dan shalat pada
malam-malam tertentu di bulan itu adalah dusta yang nyata. 6
Hadis ini dihukumkan palsu sebab dia tidak terdaftar dalam
beberapa Hadis yang daif yang disebutkan oleh Ibn Hajar, berarti ia
termasuk
Hadis
yang
palsu
meskipun
Ibn
Hajar
tidak
menyebutkannya secara langsung namun isyarat beliau selain
beberapa Hadis daif yang disebutkan adalah palsu. Kemudian beliau
memberikan sebahagian kecil contoh-contoh Hadis palsu yang
dimaksud. Wallahu alam.






. .

Barangsiapa yang shalat setelah maghrib di malam bulan Rajab, dua


puluh rakaat, membaca setiap rakaatnya surat al-Fatihah dan alIkhlas, dengan sepuluh kali salam, maka Allah akan menjaganya dan
menjaga orang rumah dan keluarganya dari bala dunia dan azab
akhirat.
Takhrij Hadis: Ibn al-Jawzi menyebutkan Hadis seperti ini
diriwayatkan oleh al-Jawzaqani daripada Anas ibn Malik dengan lafaz
akhirnya: .
.7
6 Ibn Qayyim, al-Manar al-munif, hlm. 96.
7Ibn al-Jawzi, al-Mauduat, jil. 2, hlm. 123; Ibn Qayyim, al-Manar al-munif, hlm. 96, al-Suyuti, al-Laali
al-masnuah, jil. 2, hlm. 55-56;Ali al-Qari al-Asrar al-marfuah, hlm. 461; Ibn Arraq, Tanzih al-shariah,
jil. 2, hlm. 90; al-Shawkani, al-Fawaid al-majmuah, hlm. 47.

4
Hukum Hadis: Maudu/Palsu.
Hadis ini telah dihukumkan palsu oleh beberapa ulama seperti Ibn alJawzi, Ibn Qayyim, Ibn Hajar, al-Suyuti, Ali al-Qari, al-Shawkani dan
Ibn Arraq. Sebabnya seperti yang dikatakan oleh Ibn al-Jawzi,
kebanyakan daripada perawi dalam sanad Hadis tersebut adalah
perawi yang tidak dikenali () .8 Hadis ini termasuk dalam kaidah
yang disebutkan Ibn Hajar di atas.
Hadis-hadis shalat Raghaib

. . .
.

.

: . . . : .
.
. .

Barangsiapa yang berpuasa pada hari pertama bulan Rajab,


kemudian sembahyang pada waktu antara Isya dan Subuh
sebanyak dua belas rakaat, dengan satu kali salam setiap dua
rakaat, membaca surat al-Fatihah satu kali pada setiap rakaat
dan surat al-Qadr tiga kali dan surat al-Ikhlas. Dua belas kali.
Setelah selesai sembahyang ia bershalawat kepadaku (Nabi
s.a.w) tujuh puluh kali dengan membaca: . .
. Kemudian dia bersujud dan membaca:
sebanyak tujuh puluh kali, Kemudian dia bersujud lagi
dengan membaca bacaan yang sama seperti sujud yang
pertama, lalu dia memohon permintaannya dalam sujud itu,
maka permintaannya akan dikabulkan.
Hadis yang lainnya mengenai shalat al-raghaib ini adalah:
.
.

Tidaklah seseorang itu melaksanakan sembahyang ini kecuali


Allah akan mengampuni semua dosa-dosanya, walaupun
sebanyak pasir dan buih air laut, seberat gunung dan sebanyak
daun-daun di pokok. Pada hari kiamat, dia akan memberi
syafaat kepada tujuh ratus ahli keluarganya yang menghuni
neraka.

8Ibid; Ibn H.ajar, Tabyin al-ajab, hlm. 20-21.

5
Hadis-hadis ini disebutkan oleh Al-Ghazali juga dalam Ihya ulum
al-din. al-Iraqi mengatakan bahwa ia disebutkan oleh Ruzayn dalam
kitabnya.9
Hukum Hadis: Maudu/Palsu.
Ulama hadis seperti Ibn al-Jawzi, Ibn S.alah., Ibn Qayyim, al-Iraqi, alSuyuti, Ibn Arraq dan lain-lain mengatakan bahwa Hadis-hadis ini
adalah palsu. Bahkan Abu Shamah telah membahasnya secara
panjang lebar dalam kitabnya al-Baith Ala inkar al-bid wa alhawadith. Semuanya menghukumkan Hadis ini sebagai palsu.10
Keutamaan Puasa di bulan Rajab.








.

Sesungguhnya Rajab itu adalah bulan Allah yang .. . Maka


barangsiapa berpuasa pada bulan itu satu hari dengan penuh
keimanan dan pengharapan maka dia pasti akan mendapatkan Ridha
Allah yang besar. Dan barangsiapa berpuasa pada bulan itu dua hari
maka dia akan mendapatkan sesuatu yang tidak dapat disifatkan oleh
penghuni langit dan bumi tentang kemuliaannya di sisi Allah. Dan
barangsiapa yang puasa tiga hari maka akan dijauhi dari bala dunia
dan azab akhirat, dan penyakit gila, ..., putihan dan dari ujian Dajjal.
Dan barangsiapa puasa tujuh hari maka akan ditutup ke atasnya tujuh
pintu neraka. Dan barangsiapa yang puasa delapan hari maka
dibukakan untuknya delapan pintu-pintu surga, dan barangsiapa yang
puasa sepuluh hari maka tidaklah dia meminta sesuatu kepada Allah
kecuali akan dikabulkan. Dan barangsiapa berpuasa lima belas hari
maka akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu dan segala
kesalahannya akan diganti dengan kebaikan. Dan barangsiapa yang
berpuasa lebih daripada itu, akan maka Allah pun akan menambahkan
lagi pahalanya.

Takhrij Hadis: Hadis ini diriwayatkan oleh al-Bayhaqi dalam alShuab dan Fadail al-awqat dan al-Asfahani dalam al-Targhib.
9al-Ghazali, al-Ihya, jil. 1, hlm. 267; al-Iraqi, al-Mughni, jil. 1, hlm. 267.
10Ibn al-Jawzi, al-Mauduat, jil. 2, hlm. 125; Ibn Qayyim, al-Manar al-munif, hlm. 95-96; al-Iraqi, alMughni, jil. 1, hlm. 267; al-Suyuti, al-Laali, jil. 2, hlm. 56; Ibn Arraq, Tanzih al- shariah, jil. 2, hlm.
89; Muhammad ibn Abd. Rahman Ismail ibn Ibarahim @ Abu Shamah, al-Baith ala inkar al-bid wa
al-hawadith, Dar al-Rayah, al-Riyad., 1990, hlm. 138-244.

6
Kesemuanya melalui Utsman ibn Matar dari Abd. Ghafur dari Abd
Aziz ibn Said dari bapaknya.11
Hukum Hadis: Maudu/Palsu.
Dalam sanad al-Bayhaqi terdapat beberapa perawi yang daif, amat
daif dan seorang yang dituduh meriwayatkan Hadis palsu daripada
perawi tsiqat. Antaranya adalah Utsman ibn Matar, dia daif menurut
Abu Hatim, al-Nasai, al-Dhahabi dan Ibn Hajar. Abu Salih Abd. alGahafur al-Wasiti, menurut al-Bukhari mereka meninggalkannya dan
Hadisnya munkar () . Ibn Adiy berkata: Dia daif dan
Hadisnya munkar () . Al-Nasai berpendapat dia .
Ibn Hibban pula menyatakan bahwa dia meriwayatkan Hadis-hadis
palsu daripada perawi tsiqat () .
Al-Bayhaqi yang meriwayatkan Hadis ini hanya mengatakan
bahwa sanadnya daif, akan tetapi Ibn Hajar yang kemudian diikuti
oleh Ibn Arraq menghukumkannya dengan palsu.12
.

.

Puasa hari pertama dari bulan Rajab menghapuskan dosa tiga tahun,
puasa pada hari keduanya menghapuskan dosa dua tahun, dan puasa
pada hari ketiga menghapuskan dosa satu tahun, kemudian setiap
hari-hari selanjutnya akan menghapuskan dosa sebulan.
Takhrij Hadis: Hadis ini seperti yang diisyaratkan oleh al-Suyuti,
diriwayatkan oleh Abu Muhammmad al-Khallal dalam Fadail Rajab
daripada Ibn Abbas.13
Hukum Hadis: Maudu/Palsu.
Al-Suyuti menghukumkan Hadis ini dengan daif, akan tetapi alMunawi mengatakan amat daif, kemudian beliau menukil pendapat
Ibn Salah dan Ibn Rajab al-Hambali yang mengisyaratkan palsunya
Hadis-hadis mengenai puasa Rajab. Al-Albani hanya mendaifkan
Hadis ini.14
11al-Bayhaqi, Shucab al-iman, jil. 3, hlm. 368, h.n. 3801; al-Bayhaqi, Fadail al-awqat, hlm. 92-93; alAsfahani, al-Targhib, jil. 2, hlm. 392, h.n. 1849.

12 al-Bayhaqi, Fadail al-awqat, hlm. 90; al-Haythami, Majma al-zawaid, jil. 3, hlm. 188; Ibn Hajar,
Tabyin al-ajab, hlm. 20-24; Ibn Arraq, Tanzih al-shariah, jil. 2, hlm 158; dan lihat biografi Utsman ibn
Matar dalam al-Dhahabi, Mizan al-Itidal, jil. 3, hlm. 53-56; Ibn Hajar, Taqrib al-tahdhib, hlm. 386; Dan
biografi Abd. al-Ghafur dalam Ibn Hibban, al-Majruhin, jil. 2, hlm. 148 ; al-Dhahabi, Mizan al-Itidal, jil.
2, hlm. 55; al-Halabi, al-Kashf al-hathith, hlm 171.

13al-Suyuti, al-Jami al-saghir, jil. 1, hlm. 70.


14al-Suyuti, al-Jami al-saghir, jil. 1, hlm. 70; al-Munawi, Fayd al-Qadir, jil. 4, hlm. 210-211;
Muhammad Nasir al-Din al-Albani, Daif al-Jami al-saghir wa ziyadatih, al-Maktab al-Islami, Bayrut,

7
Hadis ini dapat dihukumkan palsu berdasarkan kaidah yang
disebutkan Ibn Qayyim dan Ibn Hajar seperti yang telah dijelaskan
pada Hadis ke 154.

.

Sesungguhnya Rasulullah saw belum pernah berpuasa selain bulan


Ramadhan kecuali Rajab dan Syaban.
Takhrij Hadis: Hadis ini diriwayatkan oleh al-Bayhaqi dalam alShuab daripada Abu Hurairah.15
Hukum Hadis: Daif.
Al-Bayhaqi mengatakan bahwa sanad Hadis ini daif.16
Hadis:


.
.

Sesungguhnya di surga ada sebuah sungai, dinamakan sungai Rajab.


Airnya lebih putih dari pada susu, lebih manis dari pada madu,
barangsiapa yang puasa satu hari pada bulan Rajab, Allah akan
memberikannya minum dari sungai itu.
Takhrij Hadis: Hadis ini diriwayatkan oleh Ibn Hibban dalam alMajruhin dan al-Bayhaqi dalam Fadail al-awqat dan al-Shayrazi dalam
al-Alqab seperti diisyaratkan oleh al-Suyuti. Kesemuanya dari riwayat
Anas.17
Al-Khubawi mengisyaratkan bahwa Hadis ini diriwayatkan oleh
al-Bukhari dan Muslim.18 Tetapi isyarat ini adalah salah sebab alBukhari dan Muslim tidak meriwayatkan Hadis ini dan tidak ada
seorang ulama Hadis pun yang mengisyaratkan ke arah itu, apa lagi
Hadis
ini
adalah
amat
daif,
bahkan
beberapa
ulama
menghukumkannya palsu. Jadi tidak mungkin keduanya meriwayatkan
Hadis ini.
Hukum Hadis: Daif.
Hadis ini telah dihukumkan palsu oleh beberapa ulama seperti Ibn alJawzi, al-Dhahabi dan Ibn Hajar dalam Lisan al-mizan. Sebabnya
adalah di dalam sanad Hadis ini terdapat perawi pendusta, iaitu
1979, jil. 3, hlm. 272, h.n. 2499.

15al-Bayhaqi, Shuab al-iman, jil. 3, hlm. 369, h.n. 3803.


16Ibid.
17Ibn Hibban, al-Majruhin, jil. 2, hlm. 238; al-Bayhaqi, Fadail al-awqat, hlm. 90-91, h.n. 8; al-Suyuti,
al-Jami al-saghir, jil. 1, hlm. 312; al-Munawi, Fayd al-Qadir, jil. 2. hlm. 470.

18al-Khubawi, Durrat al-nasihin, hlm. 46.

8
Mans.u-r b. Yazid. Ibn al-Jawzi mengatakan bahwa dalam sanadnya
banyak yang tidak diketahui () .19
Akan tetapi al-Suyuti dan Ibn Hajar dalam kitab Tabyin al-Ajab
hanya me daif kan Hadis ini., berbeda dengan hukuman beliau ke
atas Hadis ini dalam Lisan al-mizan seperti dijelaskan di atas. Beliau
berkata Isnadnya secara am adalah daif, akan tetapi ia belum
sampai menjadikan Hadis ini palsu .20


.



Semua orang akan kelaparan pada hari kiamat kecuali para nabi-nabi
dan keluarga-keluarga mereka, serta mereka yang berpuasa Rajab,
Syaban dan Ramadhan.
Takhrij Hadis: Hadis dengan lafaz seperti ini belum dapat
ditemukan. Al-Khubawi menukilnya daripada kitab Zubdat alwaiz.in.21
Hukum Hadis: Maudu/Palsu.
Hadis ini boleh dihukumkan palsu berdasarkan kaidah yang
disebutkan oleh Ibn Hajar dan Ibn Qayyim seperti disebutkan di atas.
: . .
. : : . .
.

Wahai Thawban, mereka itu diazab di dalam kubur mereka, aku


mendoakan untuk maka Allah pun meringankan siksa mereka.
Kemudian Rasulullah saw bersabda: Wahai Thawban, kalaulah
seorang di antara mereka berpuasa di bulan Rajab, dan mereka tidak
tidur di malamnya semalaman, niscaya mereka tidak akan disiksa di
kubur mereka.
Aku (Thawban) berkata: Wahai Rasulullah saw, apakah puasa satu
hari dan qiyamullah satu malam dapat menghindari orang dari siksa
kubur. Rasulullah saw menjawab: Wahai Thawban, demi Zat yang
nyawaku ada di tangan-NYa, tidaklah seorang muslim atau muslimah
berpuasa dalam satu hari di bulan Rajab, dan qiyamul lail pada satu
malamnya, mengharapkan ridha Allah, kecuali akan ditulis oleh Allah
sebagai orang yang beribadah satu tahun yang paginya puasa dan
malamnya qiyam al-lail.

19Ibn al-Jawzi, Ilal al-mutanahiyah, jil. 2, hlm. 65; al-Dzahabi, Mizan al-Itidal, jil . 4 hlm. 189; Ibn
Hajar, Lisan al-mizan, jil. 3. hlm. 348.

20Ibn Hajar, Tabyin al-ajab, hlm. 29; al-Suyuti, al-Jami al-saghir, jil. 1, hlm. 312.
21al-Khubawi, Durrat al-nasihin, hlm. 47.

Takhrij Hadis: Hadis dengan lafaz seperti ini belum dapat


ditemukan. Al-Khubawi menukilnya dari kitab Rawnaq al-majalis.22
Hukum Hadis: Maudu/Palsu.
Hadis 8:
Hadis ini
dapat dihukumkan palsu berdasarkan kaidah yang
disebutkan oleh Ibn Hajar dan Ibn Qayyim seperti yang dijelaskan
pada Hadis ke 154.
Fiqh Ibadah di Bulan Rajab
Ada sedikit kegelisahan di hati ketika sebuah hadis yang berkaitan
dengan sebuah ritual dihukumkan palsu oleh ulama hadis. Ada kesan
lanjutan sebagai dampak dari kegelisahan tadi, yaitu apakah ibadah
yang selama ini rutin dikerjakan dan ternyata hadisnya adalah palsu,
lalu ibadahnya jadi bidah dan sia-sia ?
Harus diketahui bahwa hadis palsu tidak mempengaruhi hukum
fiqh yang dibangun dengan hadis sahih atau ayat al-Quran. Sebagai
contoh, puasa adalah amalan yang disyariatkan Islam, tentu dengan
aturan yang sudah sama-sama dimaklumi. Ia boleh dilakukan kapan
saja kecuali beberapa hari tertentu saja, yaitu 5 atau 6 hari dalam
satu tahun. Selain disyariatkan, puasa adalah amal kebaikan yang
tentu saja berpahala. Hanya saja, berapa besarkah pahala yang
didapat seorang ketika berpuasa, hanya Allah dan Rasul-Nya yang
tahu, artinya, hanya melalui al-Quran dan hadis sahihlah kita dapat
mengetahui besarnya pahala tersebut, ulama, siapapun orangnya,
tidak dapat mengetahui besarnya pahala. Mereka dengan pemahaman
dapat mengatakan bahwa ini berpahala karena merupakan amal
shaleh, berapa besar pahalanya, wallahu alam bissawab.
Dengan demikian, maka bagi mereka yang melakukan shalat
malam, puasa dan bershalawat di bulan Rajab, tetap akan
mendapatkan pahala, hanya saja pahala yang dijanjikan atau
diberikan bukan seperti yang dirincikan dalam hadis-hadis palsu.
Bidah atau tidak puasa di bulan Rajab atau shalat malam
harinya, tentu saja tidak asal dasar pengamalannya bukan dimotivasi
oleh hadis yang palsu.
Mengapa masih ada hadis palsu yang seperti itu ?
Munculnya hadis palsu seperti di atas tidak lepas dari nawaitu yang
keliru dari para pembuatnya. Hadis di atas yang dihukumkan palsu
karena jelas bukan perkataan atau sabda nabi saw, semua adalah
perkataan orang yang dinisbahkan kepada nabi untuk mendapatkan
legitimasi hukum. Tentu saja nabi saw bari (terlepas) dari tanggung
jawab hukum/kesimpulan yang dihasilkan. Mereka yang memalsukan
hadis-hadis seperti di atas banyak disebabkan oleh keinginan mereka
22Ibid.

10
mengajak orang berbuat baik. Namun cara merekalah yang salah,
yaitu dengan mengatasnamakan nabi dan mereka-reka pahala dari
sebuah amalan. Ada dua kebohongan yang dilakukan, pertama
menentukan/mereka-reka
pahala
dan
kedua
mengatakan
kebohongannya ini sebagai perkataan Nabi saw.

Вам также может понравиться