Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Otitis eksterna akut adalah suatu kondisi inflamasi pada liang telinga.
Bentuk akut ini disebabkan terutama oleh infeksi bakteri, dengan Pseudomonas
aeruginosa dan Staphylococcus aureus sebagai patogen yang paling sering. Otitis
eksterna akut disertai dengan onset inflamasi liang telinga yang cepat,
mengakibatkan otalgia, gatal, edema dan eritema pada liang telinga, telinga berair,
dan sering dikaitkan dengan kegiatan berenang atau trauma kecil akibat cara
pembersihan telinga yang tidak benar. Nyeri tekan pada tragus atau pina
merupakan temuan yang klasik. Antimikrobial topikal atau antibiotik seperti asam
asetat, aminoglikosida, polimiksin B, dan kuinolon adalah terapi pilihan pada
kasus tanpa komplikasi. Obat-obatan ini dapat diberikan dengan atau tanpa
kortikosteroid; penambahan kortikosteroid dapat membantu mengatasi gejala
lebih cepat. Bagaimanapun juga, belum ada bukti yang menunjukkan adanya salah
satu antimikrobial atau antibiotik yang lebih superior secara klinis dibanding yang
lain. Pemilihan terapi didasarkan pada sejumlah faktor, termasuk keadaan
membran timpani, efek samping yang dapat terjadi, isu-isu yang berkaitan, dan
biaya pengobatan. Sediaan neomisin / polimikisin B / hidrokortison merupakan
pilihan pertama untuk terapi pada kasus dengan membran timpani yang masih
utuh. Antibiotik oral menjadi terapi alternatif untuk kasus dengan infeksi yang
telah menyebar ke belakang liang telinga atau pada pasien dengan risiko progresi
infeksi yang cepat. Otitis eksterna kronik sering disebabkan oleh alergi atau
kondisi dermatologi yang mengalami inflamasi, dan diterapi dengan mengatasi
penyebabnya.
Otitis eksterna, juga disebut telinga perenang, melibatkan inflamasi difus
pada liang telinga luar yang dapat meluas secara distal ke membran timpani.
Bentuk akut memiliki tingkat kejadian sekitar 1 persen per tahun dan prevalensi
seumur hidup sekitar 10 persen. Pada kasus yang jarang, infeksi dapat mengivasi
ke jaringan lunak dan tulang sekitar; hal ini dikenal sebagai otitis eksterna
maligna (nekrosis), dan merupakan kegawatdaruratan medis yang terjadi
khususnya pada pasien usia tua dan penderita diabetes mellitus. Otitis eksterna
yang berlangsung selama tiga bulan atau lebih, disebut sebagai otitis eksterna
kronik, sering disebabkan oleh alergi, kondisi dermatologi kronis, atau terapi otitis
eksterna akut yang tidak sesuai.
Etiologi
Di Amerika Utara, 98 persen kasus otitis eksterna akut disebabkan oleh
bakteri. Dua penyebab yang paling sering diisolasi adalah Pseudomonas
aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Bagaimanapun, terdapat variasi luas dari
bakteri aerob dan anaerob yang telah diisolasi. Hampir sepertiga kasus merupakan
polimikrobial. Patogen jamur, khususnya spesies Aspergillus dan Candida, terjadi
lebih sering pada lingkungan tropis atau subtropis dan pada pasien yang
sebelumnya diterapi dengan antibiotik. Gangguan inflamasi pada kulit dan reaksi
alergi dapat menyebabkan otitis eksterna noninfeksi, yang dapat menjadi kronik.
Faktor Risiko
Beberapa faktor dapat menjadi predisposisi untuk berkembangnya otitis
eksterna akut (tabel 1). Salah satu predisposisi yang paling sering adalah
berenang, khususnya di air tawar. Faktor lain termasuk kondisi kulit seperti
eksema dan seborea, trauma akibat pengeluaran serumen, penggunaan alat-alat
eksternal seperti alat bantu dengar, dan penumpukan serumen. Faktor-faktor ini
dapat muncul dan menjadi penyebab terutama melalui hilangnya proteksi barier
serumen, terganggunya epitelium (termasuk maserasi dari retensi air), inokulasi
bakteri, dan meningktanya pH pada liang telinga.
Tabel 1. Faktor-faktor predisposisi untuk otitis eksterna
Abnormalitas anatomi
Stenosis liang telinga
Eksostose
Liang telinga berambut
Kondisi dermatologi
Eksema
Psoriasis
Seborea, inflamasi kulit lainnya
Kelembaban
Berkeringat
Berenang atau paparan air berkepanjangan
Penyebab lainnya
Cairan purulen telinga dari otitis media
Penutup telinga
Alat bantu dengar
Instrumentasi/gatal
Sabun
Stres
Golongan darah tipe A
Tingkat
Rujukan
Keterangan
kepercayaan
C
membutuhkan perubahan
Sediaan
antimikrobial
telinga
harus
topikal
4,14-16
dpertimbangkan
terapi
Pemilihan sediaan yang
spesifik didasarkan pada
risiko
efek
keadaan
samping,
membran
4,14-16
pada
kekuatan
kortikosteroid
sistemik
jika
hanya
infeksi
4,14-16
4, 16
telah
mengalami
infeksi
Penggunaan
aural
dipertimbangkan
penyebaran
toilet
harus
untuk
dalam
tidak
penelitian,
tetapi
ada
data
mengenai efektifitasnya
Pencegahan
Sejumlah cara pencegahan telah dianjurkan, termasuk menggunakan
sumbatan telinga pada saat berenang, menggunakan pengering rambut dengan
pengaturan terendah dan mengangkat kepala untuk menghilang air dari liang
telinga, dan tidak membersihkan atau menggaruk liang telinga sendiri. Asam
asetat 2% (vosol) solusi juga dapat digunakan, baik dua tetes dua kali sehari atau
dua hingga lima tetes setelah paparan air. Bagaimanapun juga, belum ada
penelitian yang meneliti efektivitas dari cara pencegahan ini.
Diagnosa
Otitis eksterna akut didiagnosa secara klinis berdasarkan tanda dan gejala
dari inflamasi liang telinga (tabel 2, gambar 1 dan 2). Gejala yang timbul dapat
bervariasi dari yang ringan seperti gatal, dan edema minimal hingga sangat nyeri,
obstruksi komplit liang telinga, dan keterlibatan pina dan kulit sekitarnya. Nyeri
merupakan gejala yang sangat berkaitan dengan derajat berat penyakitnya.
Demam ringan dapat muncul, namun jika dijumpai dengan suhu di atas 38.3 oC
menunjukkan penyebaran ke belakang liang telinga.
liang telinga dan verifikasi apakah membran timpani masih utuh. Nyeri tekan saat
menggerakkan tragus atau pina merupakan temuan yang klasik.
Oleh karena otitis eksterna akut dapat menyebabkan eritema membran
timpani, ototskopi pneumatik atau timpanometri harus dilakukan untuk
membedakannya dari otitits media. Otomikosis secara khas menimbulkan gejala
gatal, penumpukan debris yang tebal dalam liang telinga, dan kegagalan dalam
terapi dengan menggunakan antibakterial topikal. Kadang otomikosis dapat
dibedakan dengan otoskopi (gambar 3 dan 4), meskipun jamur saprofitik
nonpatogen dapat juga dijumpai. Otitis eksterna ganas dapat dicurigai pada pasien
usia tua dengan diabetes melitus atau dengan imun menurun yang memiliki cairan
telinga purulen refrakter dan otalgia berat yang memburuk pada malam hari.
Temuan klinis meliputi jaringan granulasi dalam liang telinga luar, khususnya
pada perbatasan tulang dan tulang rawan. Penyebaran infeksi ke belakang liang
telinga dapat menyebabkan limpadenopati, trismus, dan kerusakan saraf fasial dan
saraf kranial lainnya.
Gambar
3(kiri);
otomikosis
yang
disebabkan oleh Candida. Dijumpai
adanya karaketristik elemen jamur
berwarna putih pada debris. Gambar 4
(kanan); otomikosis yang disebabkan
Aspergillus. Dijumpai karakteristik elemen
jamur abu-abu dan hitam pada debris.
Pada otitis eksterna kronik, dijumpai tanda dan gejala seperti yang terdapat
dalam table 4 yang terjadi selama lebih dari tiga bulan. Gejala klasik yaitu gatal,
rasa tidak nyaman yang ringan, dan juga dijumpai likenifikasi pada pemeriksaan
otoskopi.
Tabel 2. Diagnosa otitis eksterna
Onset gejala berlangsung selama 48 jam dalam
tiga minggu terakhir.
Gejala inflamasi liang telinga
membran
timpani,
selulitis
pina,
limpadenitis lokal.
Keterangan
Menggunakan
otoskopi
dengan
antibiotik
sistemik
kronik
Dermatitis kontak
Eksema
tidak utuh
Reaksi alergi terhadap bahan-bahan
tindik
dengar,
merupakan
hentikan
gejala
yang
sering
telinga,
alat
sumbatan
bantu
telinga,
paparan
jika
dijumpai
Gatal merupakan gejala dominan;
memungkinkan
Pertimbangkan terapi dengan
kortikosteroid topikal
dengan
melitus
otolaryngologist, perawatan di
atau
peningkatan
Miringitis
Otomikosis
Nyeri menjalar
imun
laju
menurun,
endap
eritrosit,
rumah
tingkat
morbiditas
sakit,
antibiotik
intravena, debridement
Biasanya merupakan akibat
infeksi virus
Dapat muncul
penebalan
liang
dijumpai
material
elemen
dalam
jamur
pada
bersamaan
alkohol,
antijamur
4)
Herpetic ulcer dalam liang telinga,
kortikosteroid sistemik
Mencari
penyebab
topikal,
lain
nyeri
Terapi dengan lubrikasi dan
Penatalaksanaan
Obat-obatan topikal
Antimikrobial
topikal,
dengan
atau
tanpa
kortikosteroid
topikal,
terbaru
merekomendasikan
faktor-faktor
yang
berisiko
untuk meminta kepada orang lain meneteskan obat telinga, karena hanya 40%
pasien yang dapat menggunakan obat sendiri dengan benar. Pasien harus
diberitahu untuk meminimalkan trauma dan manipulasi pada telinga, dan
menghindari paparan air, termasuk tidak melakukan olahraga air selama
seminggu, atau minimal menghindari telinga terendam dalam air.
Ketika dijumpai adanya edema pada liang telinga, sebuah anyaman
selulosa yang dikompres atau pita kasa dapat ditempatkan pada liang telinga untuk
memfasilitasi pemberian antimikorbial atau antibiotik. Penempatan anyaman
memungkinkan
tetesan
antibiotik
mencapai
bagian-bagian
dari
saluran
pendengaran yang tidak terjangkau oleh karena edema pada liang. Saat liang
respon terhadap terapi dan patensi kembali pada liang telinga, anyaman sering
jatuh.
Tabel 4. Sediaan antimikrobial otik yang sering digunakan untuk otitis eksterna
Kandungan
Harga
Dosis
generick
Penggunaan pada
Keterangan
perforasi membran
timpani
Asam asetat 2%
$39 untuk 15
(Vosol)
mL
($36
untuk 15 mL)
4-6
Tidak
kali/ha
ri
kurang
efektif
minggu;
sering
Ciprofloxacin
0.3%
Tidak
/
4-6
tersedia
dexamethasone
($160
0.1%
7.5 mL)
Ya
kali/ha
untuk
ri
untuk
(Ciprodex)
Hydrocortisone
$220
2% /
10 mL($215
asam
kali/ha
Tidak
asetat
1%
untuk 10 mL)
ri
Neomycin/poly
3-4
myxin
B/
mL solution;
kali/ha
hydrocortisone,
ri
solusi
mL
eksterna
suspension
kronik/eksematosa
(Vosol HC)
atau
suspensi
($85
Tidak
Ototoksik;
tinggi
risiko
lebih
hipersnsitivitas
untuk
10-mL
solution; $78
untuk 10-mL
suspension)
Ofloxacin 0.3%
$60 untuk 5
1-2
kali/ha
10 mL ($80
ri
Ya
untuk 5 mL;
$143
untuk
10 mL)
Analgesik
Nyeri merupakan gejala yang sering dijumpai pada otitis eksterna akut,
dan dapat membuat badan lemah. Analgesik oral merupakan terapi yang
dianjurkan. Analgesik lini pertama meliputi obat-obatan antiinflamasi non steroid
dan asetaminofen. Ketika frekuensi dosis yang dibutuhkan menjadi sering untuk
mengontrol nyeri, obat-obatan harus diberikan beradasarkan jadwal dibandingkan
kebutuhan. Pil kombinasi opioid dapat digunakan ketika dijumpai gejala yang
berat. Sediaan otic benzocaine dapat mengganggu efektivitas antibiotik tetes
dengan membatasi kontak antara tetesan dengan liang telinga. Kurangnya data
yang menyokong efektivitas sediaan benzocaine topikal pada otitis eksterna
membatasi peran dari obat tersebut.
Membersihkan Liang Telinga
tetes
telinga,
atau
patensi
liang
telinga
berkelanjutan.
Dokter
harus