Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
disampaikan pada :
OUTLINE
1.
2.
3.
4.
Pendahuluan
Permasalahan Pangan dan Gizi
Situasi Pangan dan Gizi
Kebijakan Ketahanan Pangan dan Gizi
1. PENDAHULUAN
Kedaulatan
Pangan
Masyarakat dan
perseorangan
yang sehat, aktif,
dan produktif,
secara
berkelanjutan
Ketahanan
Pangan
Kemandirian
Pangan
Keamanan
Pangan
PENGERTIAN
Kedaulatan Pangan
Hak negara dan bangsa yang secara mandiri :
menentukan kebijakan pangannya sendiri.
menjamin hak atas pangan bagi rakyatnya.
memberikan hak bagi masyarakatnya untuk menentukan sistem pangan
yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.
Kemandirian Pangan
Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam:
memproduksi pangan yang beranekaragam dari dalam negeri
yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di
tingkat perseorangan
dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial,
ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.
7
Ketahanan Pangan
kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai
dengan perseorangan yang tercermin dari :
Sumberdaya
Lahan
Air
SDM
Teknologi
Kelembagaan
Budaya
Pasar Pangan
DN/LN
KETAHANAN PANGAN
Ketersediaan
Keterjangkauan
SDM yang
tangguh
(sehat, aktif,
produktif)
Konsumsi
(Pangan dan Gizi)
Ketersediaan
Cadangan Nasional
Ekspor dan Impor
Penganekaragaman
Penanganan Krisis Pangan
Distribusi
Keterjangkauan
Perdagangan dan
Pemasaran
Konsumsi Pangan
dan Gizi
Konsumsi
Penganekaragaman
Konsumsi
Perbaikan Gizi
10
PENGANEKARAGAMAN,
KONSUMSI PANGAN DAN GIZI
DALAM UNDANG-UNDANG No.18 Th 2012
11
Pasal 42
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
12
Bagian Kesatu
Konsumsi Pangan
Pasal 59
Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban meningkatkan
pemenuhan kuantitas dan kualitas konsumsi Pangan masyarakat
melalui:
a. penetapan target pencapaian angka konsumsi Pangan per
kapita pertahun sesuai dengan angka kecukupan Gizi;
b. penyediaan Pangan yang beragam, bergizi seimbang, aman,
dan tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat; dan
c. pengembangan pengetahuan dan kemampuan masyarakat
dalam pola konsumsi Pangan yang beragam, bergizi seimbang,
bermutu, dan aman.
13
Bagian kedua
PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN
Pasal 60
15
Bagian Ketiga
Perbaikan Gizi
Pasal 63
(1) Pemerintah menetapkan kebijakan di bidang Gizi untuk perbaikan
status Gizi masyarakat.
(2) Kebijakan pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui:
a. penetapan persyaratan perbaikan atau pengayaan Gizi Pangan
tertentu yang diedarkan apabila terjadi kekurangan atau
penurunan status Gizi masyarakat;
b. penetapan persyaratan khusus mengenai komposisi Pangan untuk
meningkatkan kandungan Gizi Pangan Olahan tertentu yang
diperdagangkan;
c. pemenuhan kebutuhan Gizi ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita,
dan kelompok rawan Gizi lainnya; dan
d. peningkatan konsumsi Pangan hasil produk ternak, ikan, sayuran,
buah-buahan, dan umbi-umbian lokal.
(3) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyusun rencana aksi Pangan
dan Gizi setiap 5 (lima) tahun.
16
2. PERMASALAHAN
PANGAN DAN GIZI
ASPEK PENYEDIAAN
Semakin terbatasnya ketersediaan lahan pertanian pangan
karena alih fungsi lahan pertanian pangan ke non pangan
Degradasi lingkungan yang menurunkan sumber daya air untuk
pertanian
Pengaruh perubahan iklim ekstrem terhadap sektor pertanian
(produksi dan produktivitas).
Lemahnya kelembagaan petani dan kecenderungan petani
bekerja sendiri-sendiri
Ketidakseimbangan akses terhadap sumber daya, modal, dan
teknologi antar wilayah,
Tingginya prosporsi kehilangan hasil pertanian dan pemborosan
pangan (30% dari total produksi pangan).
Tidak berkembangnya industri pengolahan dan penciptaan nilai
tambah produk primer pertanian
Tidak berkembangnya sektor jasa penunjang pertanian
Lanjutan
ASPEK KONSUMSI
Peningkatan populasi global khususnya di kawasan Asia dan
di antaranya 75 % berada di negara berkembang.
Laju pertumbuhan rata-rata di Indonesia sebesar 1,38% per
tahun, dengan jumlah penduduk tahun 2013 mencapai
248,82 Juta Jiwa.
Meningkatnya rata rata pendapatan per kapita di negara
Asia sehingga meningkatkan permintaan pangan dari segi
kuantitas, kualitas, dan keamanan pangan.
Perubahan struktur demografis dan urbanisasi
Meningkatnya jumlah wanita yang bekerja sehingga
meningkatkan kebutuhan akan makanan olahan.
Peningkatan kebutuhan bahan pangan sebagai sumber
energi, pakan, dan kegunaan industri (penyebab volatilitas
harga pangan)
Lanjutan
Perkembangan Ketersediaan
Energi dan Protein Nasional, 2009 - 2013
Ketersediaan Energi
Ketersediaan Protein
3,320
2200
2009
3,754
2200
2010
3,646
3,737
2200
2200
2011
2012
4,110
2200
2013
87.75
93.4
93.13
94.14
55
55
55
55
2009
2010
2011
2012
99.35
55
2013
Ketersediaan energi dan protein selama tahun 2009 2013 sudah melebihi rekomendasi
ketersediaan energi dan protein sebesar 2.200 Kal/kap/hr untuk energi dan 57
gr/kap/hr untuk protein (WNPG VIII tahun 2004).
Perkembangan Konsumsi
Energi dan Protein Nasional, 2009 - 2013
Konsumsi Protein
Konsumsi Energi
2000
2048
2000
1927
2009
2000
1944
2010
2011
2012
2000
55.9
54.3
52
52
52
52
55.7
52
1930
2013
2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : Susenas 2009, 2010, (2011-2013 triwulan 1); BPS diolah dan dijustifikasi dengan pendekatan pengeluaran, oleh BKP
Capaian konsumsi pangan penduduk secara kuantitatif periode 2009-2013, menunjukkan tingkat konsumsi
energi yang cenderung meningkat meskipun berfluktuasi setiap tahunnya, dengan pertumbuhan rata-rata
0,1% per tahun. Konsumsi energi tahun 2013 telah mencapai 96, 6% dari AKE 2000 kkal/kap/hari.
Capaian konsumsi protein tahun 2009-2013 telah melebihi AKP dengan kisaran 104,5 113,7%. Laju
pertumbuhan rata-rata sebesar 0,7% per tahun, namun masih didominasi oleh kontribusi protein nabati
yang berasal dari kelompok padi-padian (beras)
86.4
85.7
88.1
89.8
85.6
83.5
75.7
2009
2010
2011
2012
91.5
81.4
2013
Sumber : Susenas 2009, 2010, (2011-2013 triwulan 1); BPS diolah dan dijustifikasi dengan penekatan
pengeluaran, oleh BKP
Capaian skor PPH Tahun 2013 sebesar 81,4 atau 89% dari target skor PPH
berdasarkan Perpres No. 22 Tahun 2009 (skor PPH 91,5).
Perkembangan rata-rata kualitas konsumsi pangan masyarakat tahun 2011-2013
menunjukkan sedikit penurunan, terutama dipengaruhi oleh menurunnya
konsumsi kelompok pangan padi-padian, pangan hewani serta sayur dan buah.
120.0
BATAS
100.0
80.0
60.0
40.0
20.0
0.0
2012
2013
26
Tahun
2009
1,29
0,96
2010
7,22
8,57
2011
5,83
6,76
2012
1,09
1,06
2013
1,33
1,14
Rata - Rata
3,35
3,70
Harga beras di tingkat konsumen relatif stabil selama periode 2009-2013 yang
ditunjukkan dengan koefisien variasi harga beras di tingkat konsumen di bawah
10%.
27
PROPORSI PENDUDUK
SANGAT, RAWAN PANGAN, DAN TAHAN PANGAN
20082012 (Berdasarkan %AKG)
Ket. :
Data hasil Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) yang dilaksanakan oleh BPS, diolah oleh BKP
28
31
3. KEBIJAKAN
KETAHANAN PANGAN DAN GIZI
Ekonomi
Lingkungan
Politik
Hukum
Pertahanan dan
Keamanan
Tata Kelola dan Reformasi
Birokrasi
Kesejahteraan Rakyat
Kewilayahan
Pengamanan Ketahanan
Pangan
Percepatan Pembangunan
Infrastruktur
Penguatan Faktor Utama
Pembangunan Ekonomi
Cetak
sawah 1
Juta Ha
Rehabilitasi
Jaringan
Irigasi 3
Juta Ha
Pemulihan
Kesuburan Lahan
Pengendalian
Konversi Lahan
(UU
41/2009)
Pembangunan
Prasarana Pasca
Panen dan
Gudang
Hasil
Pertanian
Pengendalian
Impor
pangan
1.000 Desa
Berdaulat
Benih
1.000 Desa
Pilot
Pangan
Organik
Meningkatkan
Akses
Petani
Gurem
dari
Kepemilikan Lahan
0,3 Ha/KK
menjadi
2,0 Ha/KK
Mendirikan Bank
Pertanian
dan
UMKM
VISI
SASARAN STRATEGIS
1. Peningkatan ketahanan
pangan
2. Peningkatan nilai tambah, daya
saing, ekspor, dan substitusi
impor
3. Penyediaan dan peningkatan
bahan baku bioindustri dan
bioenergi
4. Peningkatan kesejahteraan
petani
TARGET SUKSES
Swasembada : Padi,
Jagung, Kedelai
Peningkatan produksi :
- Tebu
- Hasil Ternak
- Cabe
- Bawang Merah
Diversifikasi Pangan :
Peningkatan kualitas
konsumsi, Penurunan
35
Konsumsi Beras
36
Lanjutan
Distribusi/Keterjangkauan Pangan
Menyediakan cadangan beras nasional yang cukup untuk
mengatasi gejolak pasokan harga;
Mendorong pembentukan cadangan pangan pokok pemerintah
(provinsi, kabupaten/kota dan desa);
Mengembangkan dan merevitalisasi lembaga distribusi dan
lumbung pangan masyarakat;
Menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan pokok sepanjang
tahun dan pangan strategis pada periode khusus/tertentu.
37
Lanjutan
Konsumsi Pangan
Sosialisasi, promosi dan edukasi budaya pangan yang
beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA), sekaligus
mendorong penurunan konsumsi beras per kapita;
Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan: Kawasan
Rumah Pangan Lestari (KRPL);
Pengembangan produk pangan lokal;
Peningkatan penanganan dan pengawasan keamanan
pangan segar.
38
39