Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pemeriksaan USG obstetri dasar, wajib dikuasai oleh setiap ahli obstetri dan
ginekologi, karena ilmu ini akan diaplikasikan dalam praktetk sehari-hari. Dalam
melakukan pemeriksaan USG, tentu saja harus berdasarkan indikasi, baik itu untuk
mengetahui keadaan janin, ketuban ,plasenta, dan sebagainya.
3. Indikasi Onkologi,
Sebelum melakukan pemeriksaan, tentu kita harus memiliki persiapan yang cukup,
diantaranya adalah:
1. Pencegahan Infeksi
Merupakan hal yang wajib, dan sudha menjadi standar hampir di semua instansi
kesehatan, misalnya mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien,
membersihkan transduser USG sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan,
menggunakan kondom dalam melakukan pemeriksaan USG transvaginal /
transrectal, atau pun USG invasive, membuang sampah pada tempatnya
a. Tentunya alat USG harus dimiliki, dan ruangan yang cukup luas dan ber AC,
sehingga keawetan alat dapat dijaga. Suplai listrik yang cukup, dan backup power
listrik jika sewaktu-waktu mati lampu/arus listrik terputus .
b. Jelly untuk melakukan pemeriksaan dan tissue untuk melindungi baju pasien dari
jelly dan membersihkan transduser
c. Bed periksa untuk pasien, dan ruang untuk ganti baju pasien
e. Toilet untuk pasien , terutama untuk pasien yang kandung kemih penuh setelah
pemeriksaan
3. Persiapan Pasien
b. Bagi pasien-pasien yang dalam kehamilan muda, diperlukan kandung kemih yang
penuh agar batas uterus menjadi lebih jelas/tegas.
4. Persiapan Pemeriksa
a. Pemeriksa harus mengetahui dengan jelas apa indikasi pemeriksaan USG yang
akan dilakukannya.
b. Pemeriksa harus memiliki ilmu pengetahuan dan skill yang cukup dalam melakukan
pemeriksaan.
1. USG transabdominal
2. USG transvaginal
3. USG transrectal
4. USG transperineal
5. USG Invasif.
Pemeriksaan USG Obstetri dibagi berdasarkan usia gestasi kehamilan, di
antaranya adalah:
Pada pemeriksaan USG trimester pertama, terutama jika pasien hamil dengan usia
gestasi dibawah 10 minggu, penggunaan USG transvaginal adalah metode yang
lebih baik daripada menggunakan USG transabdominal. Karena keakuratan USG
transvaginal pada usia kehamilan muda lebih akurat daripada USG transabdominal.
Yang harus dinilai oleh pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan USG trimester I
adalah:
2. Lokasi Kehamilan
4. Jumlah Janin
5. Usia Gestasi
7. Kelainan Kongenital
Jika Pasien datang dan mengaku hamil, dengan penampilan seperti wanita yang
tidak hamil, sebelum melakukan pemeriksaan ada baiknya kita lakukan tes
kehamilan dulu, bisa dengan menggunakan test pack. Hal ini dapat membantuik
kita dalam mendiagnosis kehamilannya. Sedangkan dengan pemeriksaan USG , Jika
wanita tersebut hamil, pada kehamilan sekitar 4-5 minggu , dapat kita temukan
adanya kantong kehamilan pada cavum uterusnya.
Ad.2. Lokasi Kehamilan
Tanda kehidupan janin dapat didiagnosis dengan melihat adanya pulsasi pada
embrio, dan hal ini dapat terlihat pada usia kehamilan 5-6 minggu. Jika kita
menemukan kantung kehamilan tanpa menemukan pulsasi, jangan cepat mengira
itu adalah death conceptus, namun sebaiknya pasien disuruh control 1-2 minggu
lagi, untuk menunggu, mungkin saja memang pulsasi belum benar-benar terlihat.
Menentukan jumlah janin dapat dilakukan mulai pada saat kantong gestasi
terbentuk (usia gestasi 4-5 minggu) . Kehamilan multiple, kita menentukannya bila
ditemukan adanya kantong kehamilan lebih dari satu , atau kita menemukan yolk
sac yang lebih dari satu. Apabila kita menemukan pada trimester I, harus
dikonfirmasi lagi pada pemeriksaan selanjutnya. Dalam memeriksa kehamilan
multiple, kita harus dapat menentukan khorionitas dan amnionitas, dimana hal ini
akan berhubungan dengan adanya komplikasi pada saat melahirkan. Amnionitas
dapat dilihat dari jumlah amnionnya. Sedangkan khorionitas dapat dilihat dari batas
/ sekat antara kedua amnion, apabila batasnya memiliki ketebalan >2mm (sering
disebut (lambda sign) maka kehamilan tersebut memiliki dua khorion, namun jika
kurang dari 2 mm, (sering disebut T sign), makan kehamilan tersebut memiliki satu
khorion.
Gambaran USG hamil kembar pada usia gestasi 5 minggu dengan dua kantung
gestasi
Gambaran USG hamil kembar pada usia gestasi 5 minggu dengan dua yolk sac.
Gambaran kehamilan kembar pada usia gestasi 10 minggu. Pada gambar ini, terlihat bahwa
kehamilan multiple nya terdiri dari dua amnion, dan dua khorion.
Usia gestasi dapat ditentukan dengan mengukur diameter kantong gestasi (GS),
panjang kepala-bokong embrio (Crown Rump Length /CRL), dan diameter yolksac
(YS). Sebelum kita membicarakan mengenai pengukuran –pengukuran tersebut,
ada baiknya kita mengetahui peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada
kehamilan:
Kantong gestasi tampak dalam cavum uteri, dikelilingi endometrium, dan berisi
embrio yamg tampak seperti garis lurus menempel pada yolk sac.
Pada usia kehamilan ini kadang sudah dapat terlihat denyut jantung janin (pulsasi)
Usia Kehamilan 6 minggu
Embrio tampak terpisah dari yolk sac dan dihubungkan melalui ductus vitellinus,
berbentuk seperti huruf “C” dengan bagian kepala tampak dominan
Sudah mulai dapat dibedakan struktur kepala dari bagian tubuh janin
Setelah mengetahui peristiwa-peristiwa penting pada kehamilan trimester pertama
diatas, kita dapat menyimpulkan kapankah kita mulai bisa mengukur kantong
gestasi, yaitu pada usia kehamilan , kapan kita mulai bisa mengukur CRL, dan
mengukur yolksac.
– Penentuan usia gestasi dengan mengukur kantong gestasi hanya dilakukan bila
echo janin beluim tampak
– Dapat dilihat sejak kehamilan 4 minggu via transvaginal dan 5-6 minggu via
transabdominal
– Kandung kemih pasien tidak boleh terlalu penuh karena akan mempengaruhi
bentuk dan hasil pengukuran
– Gestational Sac masih relevan / akurat diukur sampai usia kehamilan 6 minggu
Mengukur Panjang Kepala-Bokong Janin (Crown Rump Length / CRL)
– Normalnya berbentuk hampir bulat seperti cincin dengan bagian tengah anekoik
Tanda kegagalan kehamilan dapat kita ketahui dengan melihat berbagai hal
sebagai berikut:
• Nuchal Translusensi
• Nasal Bone
• Echogenik bowels
Empat tanda di atas sudah dapat ditentukan pada penapisa trimester pertama.
Dengan menjumpai salah satu dari empat tanda di atas, kemungkinan besar janin
tersebut akan mengalami kelainan congenital pada saat lahirnya.
1. Nuchal Translusensi
– Pengukuran dilakukan tegak lurus terhadap kulit tengkuk ke arah luar sampai
daerah seperti pita tipis di atas kulit
Gambar di atas menunjukkan nuchal translusensi yang masih dalam batas normal
Gambar di atas menunjukkan penebala nuchal yang mencapai 8.3cm, Hal ini
merupakan tanda bahwa adanya kelainan kromosom pada janin ini.
2. Nasal Bone
– Tampilan gambar diperbesar tampak selurh kepala dan bagian atas thoraks
Pada daerah hidung harus tampak tiga buah garis hiperekhoik, garis bagian atas
adalah kulit hidung, dibawahnya garis tulang hidung, dan yang ketiga adalah
kelanjutan dari hidung yang berada diatas garis hidung, letaknya harus lebih tinggi
Gambaran hidung janin normal, di daerah hidung tampak tiga buah garis
hiperekhoik, garis bagian atas adalah kulit hidung, dibawahnya garis tulang hidung,
dan yang ketiga adalah kelanjutan dari hidung yang berada diatas garis hidung,
yang letaknya lebih tinggi
Gambaran janin yang tidak memiliki tulang hidung, dimana hanya terlihat dua
hiperekhoik saja.
Pada gambaran potongan melintang jantung (four chamber view) di atas, Nampak
adanya suatu struktur yang hiperekhoik pada ruang jantung, menunjukkan adanya
kelainan pada janin ini.
4. Echogenik bowels
– tampak sebagai massa usus yang tampak lebih padat dan ekhogenik (putih
terang)
–
PEMERIKSAAN USG OBSTETRI DASAR : Pemeriksaan Trimester II dan III
Pemeriksaan pada trimester kedua dan ketiga berbeda dengan pemeriksaan trimester pertama,
pada pemeriksaan ini , janin sudah terbentuk, dimana hal-hal yang harus diperhatikan pada
trimester ke II dan III adalah:
1. Keadaan Janin
2. Usia gestasi
3. Cairan Ketuban
4. Plasenta
Banyak sekali cara menentukan usia gestasi pada trimester II dan III, namun yang essensial /
wajib dalam pemeriksaan adalah:
a. Diameter Biparietal (Biparietal Diameter/ BPD)
Sebelum mengukur diameter biparietal , kita harus mendapatkan gambaran potongan melintang
kepala, adapun syarat2nya adalah:
- Gambaran seperti bola rugby
– Echo garis tengah terletak simetris dari anterior ke posterior kepala dan berjalan sepanjang
kepala
– Kavum septum pelusidum membelah echo garis tengah pada sepertiga anterior kepala
Diameter biparietal diukur dari parietal yg satu ke parietal yg lain, dari outer-inner, atau outer-
outer
Tampilan potongan melintang kepala yang baik untuk mengukur BPD, HC dan APD.
Kepala berbentuk seperti bola rugby, terlihat echo garis tengah dan septum
pelusidum yang memotong di sepertiga, dan terlihat thalamus.
Gambaran diatas adalah contoh gambaran femur yang baik, dan femur sejajar
transduser, panjang femur diukur dari ujung-ujung.
Pemeriksaan cairan amnion dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: pemeriksaan
secara subjektif, pemeriksaan dengan vertical deep single pocket, dan dengan
metode AFI (Amniotic Fluid Indeks) yang diperkenalkan oleh Phelan.
Secara Subjektif:
– Membutuhkan pengalaman yang cukup
– Secara subjektif dikatakan normal bila: tampak sebagian tubuh janin melekat
pada dinding uterus, dan sebagian lagi tidak menempel ,diantara tubuh janin dan
dinding uterus masih terdapat cairan amnion
Gambar di atas adalah contoh pengukuran secara single pocket, dimana yang
diukur adalah jarak vertical terjauh antara bagian janin dan dinding uterus, dan
tidak ada bagian janin yang terletak dalam area pengukuran tersebut
Interpretasi pengukuran cairan amnion berdasarkan single pocket
Pemeriksaan cairan amnion menurut Phelan, abdomen dibagi atas 4 kuadran, dan setiap kuadran
diukur indeks cairan amnionnya
Gambar di atas menunjukkan cara meletakkan probe yang benar pada perut pasien.