Вы находитесь на странице: 1из 88

PENGERTIAN

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM

Pengertian dan Signifikansi Pemikiran


Pengertian Politik
Pemikiran Politik dan Ideologi
Pengertian dan Cakupan Islam
Islam sebagai Agama dan Ideologi
Posisi Islam di antara Agama dan Ideologi

Dunia

PEMIKIRAN

Berpikir adalah proses / aktifitas mengkaitkan fakta dengan


informasi sebelumnya, atau mengkaitkan informasi dengan
fakta.
Berpikir membutuhkan 4 komponen, yaitu:
1. Fakta
2. Indra

3. Otak
4. Informasi

Hanya manusia yang berpikir, di mana manusia berpikir untuk


memecahkan keseluruhan masalah kehidupannya yang
kompleks dan universal.
Dari pemikiran inilah terlahir berbagai kemajuan dan
peningkatan taraf kehidupan (kebangkitan).

POLITIK
Politik : authoritative allocation of values
The fundamental problem of politics is concern

with the question of how members of a


community are to live together peaceably and
resolve their differences in an acceptable
manner
Politik adalah kebutuhan penting kehidupan
bersama. Tidak ada kehidupan bersama kecuali
di dalamnya terjadi aktifitas politik.

Lanjutan POLITIK
Dalam Bhs Arab, istilah untuk politik adalah siasah, yang

merupakan masdar (gerund) dari saasa, yasuusu, yang


berarti memelihara, mengatur, memerintah, memimpin
Definisi Syara (penggalian dari berbagai hadits) : As
Siyasah hiya ar riaayatusy syuunil ummah dakhiliyan wa
khorijiyan (politik adalah pengatur-an / pemeliharaan
urusan umat baik dalam negeri maupun luar negeri.

PEMIKIRAN POLITIK
Pemikiran politik adalah pemikiran yang terkait dengan

bagaimana permasalahan kehidupan bersama manusia


diurus, diatur dan diselesaikan.
Dalam wujud kebudayaan, pemikiran politik dimasukkan
ke dalam wujud ideal kebudayaan (ideas), yang terdiri
dari :
1. Sistem Nilai Budaya (pemikiran mendasar tentang
hakikat kehidupan)
2. Norma (aplikasi dari perasaan)
3. Aturan / Hukum (pemandu konkrit bagi perbuatan)

PENGERTIAN IDEOLOGI
Menurut Joseph La Palombara :

Ideology involves a philosophy of history, a view of mans present place in it,


some estimate of probable lines of future development and a set of
prescriptions regarding how to hasten, retard, and/or modify that
developmental direction
Menurut Robert A. Haber :
Ideology as an intelectual production has several elements :
1. a set of moral values, taken as absolute
2. an outline of the good society in which those values would be realized
3. a systematic criticism ( or affirmation) of the present social arragements
and an analysis of their dinamics
4. a strategic plan of getting from the present to the future.

LANJUTAN
PENGERTIAN IDEOLOGI
Menurut Muhamad Ismail, Bunga Rampai Pemikiran

Islam :
Ideologi (mabda) adalah pemikiran mendasar tentang
manusia, alam dan kehidupan (aqidah aqliyah) yang
mampu memancarkan aturan (nidzom)
Jadi unsur dari ideologi (mabda) sbb :
1. aqidah
2. nidzom

KERANGKA IDEOLOGI
(MABDA)
MABDA
AQIDAH

NIDZOM

TATA CARA
OPERASIONAL
(KAIFIYAH)

METODE
METODE
METODE
MEMPERMENYEMENETAHANBARKAN
RAPKAN
KAN

PEMECAHAN
(MUALAJAH)

HUB
MNS-DIRI

HUB
MNS-MNS

HUB
MNS-TUHAN

PEMIKIRAN POLITIK
DAN IDEOLOGI
Ada hubungan sangat erat antara Pemikiran Politik

dengan Ideologi
Ketika sedang membahas tentang pemikiran politik,
sesungguhnya kita sedang membicarakan tentang
ideologi
Pemikiran politik adalah kebutuhan kehidupan
bersama, sementara ideologi adalah milik dan
pemandu kehidupan bermasyarakat.

PENGERTIAN DAN CAKUPAN


ISLAM
Islam

adalah risalah yg
diturunkan oleh Allah SWT
kepada N. Muhammad SAW
untuk mengatur hu bungan
manusia dg Allah, hubungan
ma nusia dg manusia, serta
hubungan ma nusia dg
dirinya

STRUKTUR AJARAN ISLAM


AQIDAH

FIKRAH

PENYELESAIAN
MASALAH
KEHIDUPAN

ISLAM

THORIQOH

IMAN KEPADA
ALLAH, MALAIKAT,
KITAB, ROSUL,
HARI KIAMAT,
QODLO-QODAR
HUKUM IBADAH
HUKUM AKHLAK,
MAKANAN
DAN MINUMAN
HUKUM SOSIAL-MASY

HUKUM PEREKONOMIAN
HUKUM PEMERINTAHAN
HUKUM PENDIDIKAN
SISTEM PENGADILAN
METODE MENERAPKAN ISLAM,
OLEH NEGARA
METODE MEMPERTAHANKAN ISLAM,
DENGAN HUKUMAN DAN NEGARA
METODE MENYEBARKAN ISLAM,
MELALUI DAKWAH DAN JIHAD OLEH NEGARA

ISLAM SEBAGAI AGAMA


Islam termasuk agama, dicirikan oleh Islam
mengakui keberadaan Al Kholiq (sebelum
kehidupan), dan hari akhir / kiamat (sesudah
kehidupan), serta bagaimana berhubungan
langsung
dengan
Al
Kholiq
(dalam
kehidupan)
Cakupan Islam sebagai agama adalah aqidah
dan hukum-hukum peribadatan (ibadah
mahdhoh), serta masalah-masalah individual,
seperti akhlak

ISLAM SEBAGAI IDEOLOGI


Islam termasuk ideologi / dicirikan oleh Islam memiliki pengaturan
tentang kehidupan bersama (hubungan manusia dengan
manusia yang lain), yang mana pengaturan tersebut memang
tidak bisa terlepas dari pemahaman aqidahnya.
Cakupan Islam Sebagai Ideologi adalah aqidah aqliyah dan
seperangkat hukum-hukum muamalah, beserta tata cara
bagaimana mengoperasionalkan seperangkat hukum tersebut
dalam realitas kehidupan bersama (berbangsa dan bernegara)

ISLAM : DI TENGAH
AGAMA DAN IDEOLOGI LAIN
Islam adalah agama sekaligus ideologi, yang mana

pada kedua cakupannya tidak bisa terpisahkan


Agama-agama lain pada umumnya sebatas mengatur
masalah ritual, dan hal-hal yang bersifat individual
Ideologi lain sebatas mengatur masalah politik dalam
kehidupan bersama

ASAS PEMIKIRAN POLITIK


Asas / fondasi bagi pemikiran politik sebuah masyarakat adalah
berupa pemikiran mendasar tentang hakikat manusia, alam dan
kehidupan, yaitu pemikiran tentang
Dari mana manusia, alam & kehid.?
Untuk apa manusia hidup di alam ini ?
Mau ke mana sesudah manusia hidup ?
Pemikiran mendasar inilah yang disebut aqidah
Aqidah inilah yang nantinya akan melahirkan pemikiran-pemikiran
yang berhubungan dengan tata aturan serta perilaku dalam
kehidupan.
Aqidah inilah yang akan membangkitkan manusia (mengubah
manusia dari suatu kondisi ke kondisi yang lebih baik)
Lihat QS Ar Radu : 11

AQIDAH 3 IDEOLOGI DUNIA


AQIDAH

KAPITALISM

SOSIALISM
Sekularisme
Radikal

ISLAM

NAMA

Sekularisme
Moderat

Islam

DARI MANA
Mns, Alam,
Kehidupan

Ada Tuhan yang Dari materi,


menciptakan
Tidak ada
Tuhan

Ada Tuhan, Allah


yang
menciptakan

UNTUK APA
Manusia hidup

Gapai materi,
Tuhan tidak
terlibat dlm
kehidupan

Gapai materi

Gapai ridlo Allah


(ibadah kpd Allah)

MAU KE MANA
sesudah
kehidupan

Ke Akhirat,
tetapi terle pas
dari kehi dupan
dunia

Kembali ke
materi

Ke Akhirat, dengan pertanggung jawaban


kpd Allah

BAGAIMANA MENGUKUR KEBENARAN


PEMIKIRAN POLITIK
Karena asas pemikiran politik adalah aqidah, maka
mengukur kebenaran pemikiran politik harus dimulai
dari menilai aqidahnya.
Standar yang dipakai adalah apa yang menjadi potensi yang
secara universal dimiliki manusia, yaitu :
1.
Akal ; memuaskan akal / logik (aqliyah)
2.
Potensi-potensi kehidupan (fitrah mns), berupa
Kebutuhan-kebutuhan hidup ; kesesuaiannya dengan
fitrah-fitrah manusia

STANDAR
KEKUATAN LOGIKA
KAPITALISME

SOSIALISME

PengakuanTuhan sbg
pencipta, namun tidak
di-sertai dengan
pengakuan kemampuan Tuhan dalam
mengatur kehidupan
adalah pemikiran yang
tidak logik

Pengakuan hanya
materi yang melibatkan
keberadaan alam
semesta ini adalah
pemikiran yang tidak
sesuai dengan realita,
shg tidak logik

ISLAM
Allah Yang Mencipta,
dan Dia Maha
Pengatur, kemudian
makhluk kembali
kepada Penciptanya
adalah pemikiran yang
logik

STANDAR KESESUAIANNYA DENGAN


FITRAH
KAPITALISME

SOSIALISME

ISLAM

Orientasi pada materi


dalam ke-hidupan,
sehing-ga kebutuhan
kemanusiaan, akhlak &
spiritual terabaikan

Orientasi pada materi


dalam ke-hidupan,
sehing-ga kebutuhan
ke-manusiaan & akhlak
terabai-kan, sementara
spiritual dicabut

Islam memenuhi semua


kebutuhan hidup
manusia ; kebutuhan
fisik, naluri agama,
kemanusiaan & akhlak

Menghasilkan
ketimpangan dlm
pemenuhan ke-butuhan
hidup

Menghasilkan
ketimpangan dlm
pemenuhan ke-butuhan
hidup

Menghasilkan
keserasian dan
keharmonisan
kehidupan

KESIMPULAN
PEMIKIRAN ADALAH WILAYAH PILIHAN
MANUSIA
MANUSIA MAMPU MEMILIH PEMIKIRAN
POLITIK YANG MEMUASKAN AKAL,
SEKALIGUS MENENTRAMKAN
FITRAH

MEKANISME PROBLEM SOLVING


ANALOG

MSLH FISIK MNS

MSLH SOS MNS

WUJUD MSLH

Badan Sakit

Masyarakat Sakit

PROBLEM SOLVING
(FIKRAH / IDEAS)

Obat (Bahan Men tah,


Cara Meramu Bahan)

Hukum (Sbr Hkm,


Penggalian Hkm)

PROBLEM SOLVING
(THORIQOH /
ACTIVITIES)

Mengkonsumsi Obat

Menerapkan Hukum

Hukum adalah konsekuensi dari Aqidah. Jika Aqidah lebih


banyak bekerja pada wilayah yang sangat abstrak, yaitu
akal / pemikiran, maka hukum bekerja pada wilayah yang
lebih konkrit / praktis, yaitu tingkah laku. Manusia memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan melakukan serangkaian
tindakan, yang didasarkan pada pemikiran.

PERBANDINGAN PROBLEM SOLVING 3 IDEOLOGI


SEGI-SEGI

KAPITALISM

SOSIALISM

ISLAM

ASAS

Sekularisme

Materialisme

Allah Pencipta &


Pengatur

SUMBER HKM

Akal Manusia

Perkemb Materi

Wahyu Allah

HUB INDIV &


MASY

Penekanan Pd
Individu

Penekanan Pd
Masy/Kolektif

Keserasian hub
individu & masy

UKURAN
PERBUATAN

Asas Manfaat

Perkemb Materi /
Alat Produksi

Hukum Syara / Halal


Haram

UKURAN KE
BAHAGIAAN

Kenikmatan Dunia
wi / Materi

Kenikmatan Dunia
wi / Materi

Ridlo Allah SWT

PELAKS. SISTEM

Kontrak Sosial

Negara

Indiv & Neg berjln


Mnrt Syariat Islam

KESESUAIAN
FITRAH

Penuhi hanya satu


keb. Hidup

Penuhi hanya satu


keb. Hidup

Penuhi slrh keb.


Hidup

AQLIYAH

Tdk rasional

Tdk rasional

Rasional

Bagan Problem Solving Dalam Islam


Persoalan Manusia

Ada Nash Syara / Wahyu : Al Quran dan As Sunnah


Bersifat Umum dan Global

Proses Penggalian dengan Metode Ijtihad

Lahir Hukum Syara

Bertindak berdasar Hukum Syara

SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM


Masalah sumber hukum adalah masalah pokok, sehingga penetapannya
harus didasarkan pada ketetapan yang qothI (pasti), bukan dzanni
(praduga) ; dibutuhkan argumen yg kuat (meyakinkan) dlm
menetapkannya. (QS Al Isro : 36 , Yunus : 36)
Sumber hukum akan pengaruhi produk hukum
Sumber hukum dalam Islam yaitu :
1. Al Quran
Telah jelas melalui proses berpikir yg meyakinkan bahwa Al Quran
adalah kalamullah
2. As Sunnah
Ucapan Rosul adalah wahyu
(QS An Najm : 3-4, Al Anam : 50)
Kewajiban mengikuti apa pun yg dibawa Rosul (QS A Hasyr : 7)
Fungsi Sunnah Thd Al Quran

Menguraikan kemujmalan Al Quran


Pengkhususan keumuman Al Quran
Taqyid (persyaratan) thd kemutlakan ayat Al Quran
Pelengkap keterangan sbgan hukum2
Menetapkan Hukum baru yg tdk ada dlm Aq Quran

Lanjutan SUMBER2 HUKUM ISLAM


3. Ijma Shahabat
Ijma : tekad yg konsisten thd sesuatu / kesepakatan suatu kelp thd suatu
perkara
Ijmanya siapa yg bisa jadi sumber hukum?

Ijmanya kelp yang scr meyakinkan termasuk kelp yang selamat, yaitu jamaah
para shahabat. Dasarnya adalah : Banyaknya pujian kpd shahabat dlm Al
Quran (QS Al Fath : 29, At Taubah : 100, Al Hasyr : 8). Hal ini menunjukkan
kebenaran dan kejujuran para shahabat scr jamaah

Para shahabat adalah generasi yang mengumpulkan, menghafal dan


menyampaikan Al Quran dan As Sunnah kepada generasi berikutnya

Mustahil jamaah shahabat bersepakat dalam kekeliruan/kebohongan


Sehingga Ijma Shahabat lah yang bisa dipakai sebagai sumber

4.Qiyas
Yaitu menyamakan suatu kejadian yang tidak ada nash nya pada hukum yang
sudah ada nash nya berdasarkan adanya kesamaan illat (sebab hukum)

IJTIHAD
Pengertian / Definisi
Signifikansi Ijtihad
Dasar bagi Aktifitas Ijtihad
Unsur Ijtihad
Syarat Mujtahid
Proses Penggalian Hukum

Definisi Ijtihad
Secara Bahasa

Mencurahkan kemampuan untuk memahami


suatu urusan dari berbagai urusan yang butuh
diatur / dipecahkan
Secara istilah

Mencurahkan kemampuan untuk mencari


dugaan thd hukum syara

Unsur Ijtihad
1.

Mengerahkan segenap kemampuan

2.

Yang diteliti adalah dzon / praduga thd


sesuatu dari hukum syara

3.

Menelitinya harus dari nash-nash


Syara

Proses Penggalian Hukum


1. Paham Fakta
Sebagai persoalan manusia dalam
kehidupan yang sifatnya universal
2. Paham nash yang terkait dengan fakta
Perlu kemampuan Bahasa Arab dan
pemahaman Al Quran & As Sunnah
secara menyeluruh
3. Menetapkan hukum

Sejarah Pergumulan
Pemikiran Politik Islam
Pemikiran Politik Islam : Perdebatan

tidak sekedar terfokus pada fiqh politik


(fikrah), namun juga bagaimana
merealisasikan fikrah tersebut dalam
kehidupan (thariqoh)
Sejarah Pemikiran Politik Islam :
masalah religi politik tentang Imamah /
Kekhalifahan

1.

Masa Rosul di Madinah


(622 632 M)

Umat Islam punya kekuatan politik

praktis, punya kebebasan


(independensi) untuk merealisasikan
seperangkat pemikiran / pemahamannya
Muhammad SAW menempati posisi unik
yaitu sebagai pemimpin dan sumber
spiritual (Nabi) sekaligus sebagai
pemimpin politik (Kepala Negara /
Pemerintahan)

2. Masa Khalafaur Rasyidin


(632 661 M)
Terjadi perdebatan penting seputar

peng- ganti kepemimpinan Negara


Islam, bukan ttg pengganti kenabian
Kepemimpinan politik di masa ini
didasar- kan pada proses pemilihan,
yang kemudi an dikukuhkan melalui
sumpah setia (baiat)
Watak masyarakat muslim : selesaikan
masalah melalui musyawarah

3. Masa Bani Umayyah (661 749 M)


4. Masa Bani Abbasiyah (750 1298 M)
5. Masa Turki Utsmani (1298 1918 M)
Diterapkan model kepemimpinan yang

didasarkan sistem warisan, meski tetap


dikokohkan dengan baiat
Islam mencapai puncak kejayaan saat Islam
dioperasionalkan oleh institusi negara serta
keberadaan Khalifah yang menerapkan
pemikiran Islam

6. Masa Modern
(Awal abad ke-20 sekarang)
Umat Islam sebagian besar hidup dalam Sistem

Kapitalis yang sekular


Umat Islam kembali tidak independen mengope
rasionalkan pemahaman Islamnya
Umat Islam terpecah dalam banyak sekali
entitas politik (Negara Bangsa)
Umat Islam tidak punya kepemimpinan yang
mampu menyelesaikan masalah-masalah
bersama mereka

Permasalahan

PENTINGKAH
KEBERADAAN
NEGARA ISLAM
SAAT INI ?

Pengertian NEGARA ISLAM


Negara adalah suatu organisasi publik da lam
skala besar dengan karakteristik yang khas
yang memiliki otoritas dan legalitas dalam
pembuatan kebijakan publik yang memiliki daya
pengaruh ke seluruh masya rakatnya
Negara Islam adalah kekuatan politik praktis yang
berfungsi untuk menerapkan dan memberlaku
kan hukum-hukum Islam serta
menyebarluaskan Islam sebagai sebuah risalah
ke seluruh penjuru dunia

Syarat Negara Islam


1.
2.

3.
4.

Asasnya : Aqidah Islam, sebagai dasar


Politik Dalam dan Luar Negerinya
Hukum dan Perundang-undangannya :
Hukum Islam dan Perundangundangan Islam
Kepemimpinannya dipandu oleh Islam
Keamanannya di tangan kaum
muslimin

Fungsi Negara Islam


1.

Menerapkan Hukum Islam

2.

Mempertahankan / Menjaga Syariat


Islam

3.

Membawa dan Menyebarluaskan Islam


ke seluruh dunia

Dasar Keberadaan Negara


Dalam Islam
1.

2.

3.
4.

Dalil Al Quran : Wajib taat pada pemimpin


yang taat pada Allah dan Rosulnya (QS 4 :
59), Wajib memutuskan perkara berdasar
yang diturunkan Allah (QS 5 : 48)
Dalil As Sunnah : Hadits2 ttg Khalifah, baiat,
Lihat Shahih Bukhori dlm pasal Al Ahkam dan
lihat Shahih Muslim dlm pasal Al Imarah
Dalil Ijma Shahabat : apa yang dilakukan
para shahabat setelah wafatnya Rosul
Kaidah Syariat : Maa lam yatimmul wajiba illa
bihi fahuwa waajibun

Perbedaan Negara Islam dengan


Negara Sekular (Nation-State)
1.

Asas dan hukumnya (masalah kedaulat


an di tangan Allah, bukan manusia)

2.

Tentang sifat nasional : Negara Islam


adalah negara multinasional

3.

Tentang batasan wilayahnya : Negara


Islam adalah negara universal

STRUKTUR NEGARA
RASULULLAH Saw
Kepala

Majelis

Negara:

Muhammad saw

Muawin
1.
2.

Tafwidh

Muawin

Abu Bakar as - Shiddiq


Umar bin al - Khaththab

1.
2.

Tanfidz :

Hudzayfah
al - Yaman
Zayd bin Haritsah

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Ummat :

Abu Bakar as -Shiddiq


Umar bin al -Khathathab
Utsman
bin Affan
Ali bin Abi Thalib
Hamzah
Abd Muthallib
Bilal bin Rabbah
Abu Dzarr al Ghifari
Saad bin Muadz
Saad bin Ubadah
Usayd bin Hudhayr
Al - Miqdad
al - Aswad
Hudzayfah
al - Yaman
Muadz
bin Jabal

Wali :
Amir

Muawin

al - Jihad:

Muhammad saw

Jaysy

315

( Tentara

30.000

Syurthah

Tanfidz :

Qadhi al - Qa = udhat
Muhammad saw

):

Qadhi

personil

1.
2.

( Polisi )

Qays bin Said


( Kepala
Kepolisian

Khushumat

Ali bin
Muadz

Qadhi

Abi Thalib
bin Jabal

Qadhi

Mashalih

Biro

Urusan

Perumahan

Urusan

Kesehatan

Muhammad bin
1.
2.

Dll .

Urusan
Ditangani

Pendidikan
Rasul

& para

Umum

:
)

Sahabat

4.

8.
9.
10.

Uthab
bin Usyad
(Wali Makkah )
Utsman
bin Abi al -Ash
(Wali Thaif )
Ila bin al - Hadhrami
(Wali Bahrain)
Amr bin al - Ash
(Wali Oman)
Abu Sufyan
bin Harb
(Wali Najran )
Badzan
bin Sasan
(Wali Yaman
& Shuna )
Amr bin Said al - Ash
(Wali Wadi al - Qura )
Yazid bin Abi Sufyan
(Wali Tayma )
Tsumamah
bin Atsal
(Wali Yamamah
)
Farwah
bin Musayk
(Wali Murad , Zabid , Madhij

Maslamah

Abi Ramtsah
Eafidah
( Anshar

3.

6.

Dawiah :

Administrasi

7.

Madhalim

Muhammad saw

2.

5.

Hisbah :

Muhammad saw
( Kasus di Pasar )

1.

( Kep . Qadi )

Amil :
Jumlah
mereka
mencapai
30 - an orang lebih
(lihat al - Kattani ,
at - Taratib
al Idariyyah
, juz I,
Hal 241
245)

Pengertian Sistem
Politik
Sistem Politik : Sistem interaksi pada

masyarakat merdeka dan terjadi pengalokasian nilai-nilai dengan


mengguna-kan paksaan fisik yang
sedikit banyak bersifat sah.
Sistem Politik : pandangan yang
berkenaan dengan cara bagaimana
urusan masyarakat diurus dan diatur
dengan hukum tertentu

BAGAN SISTEM POLITIK


(David A. Easton)
Environment

I
N
P
U
T
S

Demands

Supports

A
POLITICAL
SYSTEM
Conversion

Decision/
Policies

O
U
T
P
U
T
S

Feedback

Environment

Unsur/Pilar Sistem Politik


1. Input : bahan mentah, rujukan, apa/siapa yang
dianggap sebagai sumber pengendali
kehendak /aspirasi
Masalah Kedaulatan
2. Konversi : siapa yang punya kewenangan /
kekuasaan untuk mengolah bahan mentah
Masalah Kekuasaan dan
Kepemimpinan
3. Output : produk proses politik, berupa keputusan /
kebijakan
Masalah Konstitusi & UU

Sistem Politik Islam


Asas Pertama : Kedaulatan di tangan
Syara (Hukum-hukum Allah)
Asas Kedua : Kekuasaan di tangan Umat
Asas Ketiga : Pengangkatan Satu Khalifah
untuk seluruh kaum muslimin
Asas Keempat : Hanya Khalifah yang
berhak melakukan tabanni / adopsi thd
hukum Syara (legislasi hukum syara =
konstitusi & UU)

Unsur/Pilar
Sistem Politik Islam
1. Input
Masalah Kedaulatan
adalah Hukum Syara yang bersumber dari Allah,
bukan manusia / rakyat
2. Konversi
Masalah Kekuasaan
dan Kepemimpinan
Kekuasaan di
tangan umat / rakyat yang
kemudian diserahkannya kepada satu Khalifah
sebagai pemimpin sekaligus decision-maker
(kepemimpinan tunggal)
3. Output
Masalah Konstitusi & UU
ada Konstitusi & UU Islam

1. Kedaulatan di Tangan Syara


(as siyadah li-asy syari)
Konsekuensi :
1. Pengendali aspirasi & kehendak manusia adalah
syara, bukan akal manusia.
Problem solving semua masalah adalah
hukum syara
2. Kedudukan yang sama di muka hukum
tidak ada yang punya hak imunitas
3. Hukum ketaatan kepada Allah & RosulNya adalah
mutlak, sementara ketaatan kepada pemimpin /
penguasa adalah bersyarat, yaitu yang terikat
oleh Allah & RosulNya

2. Kekuasaan di Tangan Umat


(as Sulthon li- al ummah)
Konsekuensi :
1.

2.
3.

4.

Umat punya tanggung jawab untuk mengangkat


pemimpin politik / khalifah dengan ridlo, kemudian
memberikan ketaatannya (berdasar As Sunnah serta
Ijma Shahabat)
Tidak ada warisan kekuasaan (masa Khalafaur
Rasyidin)
Penguasa adalah pelayan urusan umat dan
hubungan penguasa rakyat bukan hubungan ijaroh
(kontrak kerja)
Umat punya hak syura (berpendapat & koreksi)
kepada khalifah

3. Kepemimpinan Dalam Islam


adalah Tunggal

Konsekuensi :
1. Negara Islam adalah negara kesatuan, di mana
Kekhilafahan Islam adalah kepemimpinan umum
kaum muslimin seluruh dunia untuk menegakkan
hukum syariat Islam (Dasarnya adalah HR
Muslim : Idza buuyia likholifataini fa uqtuluu al
akhro minhuma : Jika dibaiat dua kholifah, maka
bunuhlah yang terakhir dari keduanya)
2. Hanya Khalifah yang punya kewenangan untuk
melakukan adopsi / legislasi (tabanni) hukum
syara sehingga menjadi Konstitusi / UU

Perbandingan Sistem Politik (SP)


SP Demokrasi

SP Islam

SP Theokrasi

Kedaulatan Rakyat

Hukum Syara Tuhan


(Allah)

Sumber
Rakyat
Kekuasaan

Rakyat

Tuhan

Model
Kepemimpinan

Kolektif

Tunggal

Bisa Kolektif /
Tunggal

DecisionMaker

Parlemen &
Government

Khalifah

Rokhaniawan

Perbedaan Syuro (musyawarah)


Dlm SP Demokrasi & SP Islam
SP DEMOKRASI

SP ISLAM

ASAS /
LANDASAN

Sekularisme

Aqidah Islam

TUJUAN

Membuat Hukum

Melaksanakan
Hukum

OBYEK

Semua aspek /mslh Aspek tertentu (yang


mubah saja)

KEDUDUKAN

Harus dilakukan

Sunah dilakukan

PENILAIAN DI
AKHIRAT

Tidak ada nilai

Ada Nilai

Wilayah Pendapat Manusia


Pendapat berbentuk Hukum Syara : penetapan
hukum syara dengan metode ijtihad, tidak ada
tawar menawar
2. Pendapat berupa definisi (tarif) : jika tarif syarI
harus merujuk ke Al Quran dan Al Hadits, jika
tarif non syarI harus sesuai dengan faktanya
3. Pendapat yang menunjuk kepada konsep ilmu /
keahlian tertentu : diserahkan kepada ahlinya
4. Pendapat terkait dengan pilihan : bisa
menggunakan suara mayoritas
1.

KEPEMIMPINAN
DALAM ISLAM
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Status keberadaan pemimpin


Sebutan / nama untuk pemimpin
Syarat pemimpin
Metode dan teknis mendapatkan
pemimpin
Wewenang Pemimpin
Pemberhentian Pemimpin

Status keberadaan
Kepemimpinan
Kepemimpinan dijalankan oleh Lembaga
Kepala Negara dan Pemerintahan yang
diadakan sebagai pengganti fungsi
kenabian dalam menjaga agama dan
mengatur dunia
Keberadaannya wajib, berdasar syariat (Al
Quran, As Sunah dan Ijma) dan rasio

Sebutan / nama untuk


pemimpin
1.
2.
3.

Khalifah
Amirul Mukminin
Imam

Syarat Khalifah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Muslim
Baligh
Berakal
Adil
Merdeka
Laki-laki
Mampu melaksanakan amanat
Khilafah

Metode dan teknis


mendapatkan pemimpin
Cara / Teknis mendapatkan pemimpin
1. Pemilihan oleh kalangan ahlul halli wal
aqdi
2. Penyerahan mandat dari kepala
negara sebelumnya
3. Pemilihan umum oleh rakyat
Metode pengangkatannya dengan baiat

Tugas, Tanggung Jawab dan


Wewenang Pemimpin
1.

2.

3.

Bertanggung jawab terhadap politik


dalam dan luar negeri (menerapkan,
mempertahankan dan
menyebarluaskan Islam)
Berhak menentukan para muawin, wali
dan berhak mengangkat pejabatpejabat negara
Berhak mengadopsi hukum syara
sehingga berlaku umum.

Pemberhentian Pemimpin
Pemberhentian otomatis , jika Khalifah
1. Murtad
2. Gila
3. Tertawan musuh, tidak mungkin bisa
melepaskan diri
Yang punya kewenangan untuk berhentikan
Khalifah adalah Mahkamah Madzalim,
bukan rakyat atau Majelis Umat

BAIAT
Pengertian :

Baiat berasal dari kata al-baiu (penjualan), yaitu


transaksi (kontrak, janji, aqod)
Baiat adalah perjanjian antara umat dengan
penguasa, yaitu agar penguasa menjalankan
pemerintahan menurut ketentuan syara dan agar
umat mentaati penguasa
Posisi Baiat dalam Pemerintahan

Baiat merupakan metode Islam dalam rangka


mengangkat seseorang menjadi penguasa yang
dilakukan oleh umat

1.

2.

Lanjutan :

Hukum Baiat

BAIAT

Adalah Wajib, berdasar :


As Sunnah : Man maata wa laisa fii unuqihi
baiatan maata maitatan jaahiliyyatan (barang
siapa mati dan di pundaknya tidak ada baiat,
maka matinya adalah mati jahiliyah)
Ijma Shahabat : Peristiwa di Saqifah Bani Saidah
yang diakhiri dengan pembaiatan Abu Bakar

Pihak yang terlibat dalam Baiat

1.

Pihak yang memberi mandat dalam kontrak


imamah adalah umat dengan kerelaan
Pihak yang diberi mandat adalah yang memenuhi
syarat sebagai Khalifah

2.

Lanjutan :

BAIAT

Teknis Pengambilan Baiat


1.
Dengan berjabat tangan
2.
Dengan lisan tanpa jabat tangan
3.
Dengan tulisan
4.
Dengan sarana yang lain (telp, media
cetak, dll)
Lafadz Baiat
Tidak wajib dengan lafadz tertentu, yang penting
teksnya berisi 2 perkara, yaitu :
1. Untuk Khalifah : janji untuk mengamalkan
kitabullah dan sunnah Rosul
2. Untuk Umat : janji untuk mentaati dan
menolong dalam berbagai keadaan

Lanjutan :

BAIAT

Metode Melaksanakan Baiat

Ada 2 peristiwa baiat kepada kepala negara :


1. Baiat Iniqod : yaitu penyerahan kekuasaan oleh
orang yang membaiat kepada Khalifah
Tidak harus seluruh kaum muslimin, tetapi
cukup dengan mayoritas yang mewakili kaum
muslimin (konsep ikhtifa / representasi)
2. Baiat Thoat : yaitu baiat mayoritas kaum
muslimin kepada orang yang telah dibaiat
iniqod
Merupakan tindakan politik sebagai ekspresi
ketundukan thd perintah penguasa


1.
2.

3.

AHLUL HALLI WA AL-AQDI


(AHWA)
Tiga Syarat AHWA
Memiliki rasa keadilan yang integral
(ketaqwaan dan akhlak yang mulia)
Kapabilitas Keilmuan, sehingga mampu
mengetahui yang berhak untuk jabatan
imamah
Memiliki sikap dan kebijaksanaan
(hikmah) sehingga mampu memilih orang
yang paling layak

KONSTITUSI & UU
(Dustur & Qonun)
Pengertian
Konsekuensi Legislasi Hukum
Dasar Pelaksanaan Legislasi Hukum
Wilayah Legislasi Hukum
Urgensi Legislasi Hukum
Kekuatan Legislasi Hukum
Prosedur Legislasi Hukum
Mekanisme Kontrol Thd UUD / UU
Perbedaan UUD/UU Islam & Sekular
Contoh-contoh Hukum yang Dilegalisasi

Pengertian Konstitusi & UU


Konstitusi & UU adalah seperangkat aturan yang

ditetapkan oleh pemerintah / penguasa guna


mengatur hubungan di antara mereka dan memiliki
kekuatan yang mengikat rakyat
Formalisasi Syariah (Legislasi / Adopsi Hukum

Syara) adalah proses penetapan hukum syara


menjadi peraturan yang berlaku mengikat secara
umum pada masyarakat

Konsekuensi
Legislasi Hukum Syara
Hukum Syara pada mulanya hanya

mengikat mujtahidnya dan siapa yang


mengikuti pendapatnya (muqollid), tidak
mengikat secara umum
Namun jika hukum syara itu sudah

diadopsi penguasa menjadi UUD/UU,


maka menjadi bersifat mengikat umum

Dasar Pelaksanaan
Legislasi Hukum Syara
Adalah Ijma Shahabat, yaitu masa Khalafaur

Rasyidin, di mana pada masa tersebut, wahyu


sudah tidak turun lagi, tidak ada pihak yang
maksum, yang kebenaran pendapatnya mutlak
Ada kaidah syara yang berbunyi amrul Imam
yarfaul khilaf (perintah Imam akan
menghilangkan perbedaan)
Kehidupan sistem politik alamiah kaum muslimin
bermula dari masa tersebut
Kepemimpinan bashariyah (manusiawi) yang
sesungguhnya juga bermula dari masa tersebut

Wilayah Legislasi Hukum Syara


Sebaiknya dibatasi pada hukum-hukum tertentu

saja, yaitu wilayah muamalah dan uqubad,


namun bisa juga tergantung kondisi kualitas
pemahaman Islam dari kaum muslimin
Adopsinya sebaiknya besifat umum yang

mencakup seluruh bidang, sehingga kreatifitas


dalam berijtihad tetap tumbuh dan berkembang

Urgensi Legislasi Hukum


Syara
1. Menjaga dan melanjutkan kesatuan

kekuasaan negara, hukum dan


administrasi
2. Menjaga persatuan kaum muslimin,
terutama pada wilayah-wilayah
perbedaan pendapat (khilafiah) yang
potensial memunculkan konflik dan
perpecahan dalam tubuh kaum muslimin

Kekuatan Legislasi Hukum Syara


Untuk Saat Ini
1. Aspek Ideologis

Legislasi Hukum Syara adalah bentuk


perlawanan terhadap beroperasinya ideologi
Kapitalisme yang dipaksakan di Dunia Islam
2. Aspek Politis

Legislasi Hukum Syara adalah bentuk


kesadaran memposisikan kembali Islam
sebagai ajaran politik, yang selama ini direduksi
sebatas sebagai ajaran agama / ritual semata

Prosedur & Mekanisme Kontrol Legislasi


Hukum Syara
Prosedur :
Melakukan pengkajian untuk memahami fakta / peristiwa
Melakukan pengkajian untuk memahami hukum syara
beserta dalil-dalilnya
Legislasi berdasar kekuatan dalil
Kontrol :
Rakyat (baik secara individual, lewat parpol/ kelompok
kepentingan, lewat wakil di Majelis Umat bisa melakukan
koreksi terhadap keterikatan Khalifah pada hukum syara
dalam penetapan UU
Harus ada transparansi UUD & UU, yaitu UUD & UU
harus dilengkapi dengan muqaddimah dustur & Qonun,
yang berisi argumentasi syarI pada setiap pasalnya

Perbedaan UUD/UU Islam & Sekular

UUD & UU
ISLAM

UUD & UU
SEKULAR

SUMBERNYA

Al Quran & As
Sunnah

Adat Istiadat,
yurisprudensi, dll

PROSES &
TEMPAT
LAHIRNYA

Ijtihad mujtahid
kemudian
diadopsi oleh
Khalifah

Mengolah aspirasi /
kehendak rakyat
kemudian dilegalisasi
oleh badan khusus
(legislatif)

Contoh-contoh Hukum yang Dilegalisasi


(Masa Shahabat)
MASALAH

KHALIFAH ABU
BAKAR

KHALIFAH UMAR

1. Ghanimah (QS Al
Anfal : 41)

Dibagi merata

Berdasar senioritas,
kebut, atau tdk dibagi

2. Zakat Untuk Muallaf


(QS At Taubah : 60)

diberikan

Tidak diberikan

3. Hukum Pencu rian


(QS 5 : 58)

diterapkan

Tidak diterapkan di masa


paceklik

4. Sebutan Jizyah

Disebut jizyah

Disebut shadaqoh/ zakat

5. Ucapan Talak 3
berturut-turut

Jatuh talak 1

Jatuh talak 3

HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN


POLITIK LUAR NEGERI
PERSPEKTIF ISLAM

Politik (As Siyasah) : pengaturan seluruh umat dan negara baik di


dalam negeri (DN) maupun di luar negeri (LN)

Politik Islam diemban oleh Negara Islam dengan jalan :


1.
2.
3.

4.

Menerapkan hukum Islam di tengah-tengah rakyat


Mengatur semua urusan dan kepentingan rakyat di DN
Mengetahui kondisi / situasi internasional serta politik negaranegara besar yang berpengaruh
Pembinaan hubungan LN dengan berbagai negara lain sesuai
dengan keperluan dakwah ke seluruh penjuru dunia

Dasar / Asas bagi PLN Islam


Aqidah Islam (Syahadatain) adalah

dasar mabda (ideologi) Islam, sehingga


Aqidah ini juga yang mengharuskan
Khilafah Islamiyah menyebarluaskan
risalah Islam ke seluruh penjuru dunia
Penyebarluasan Dakwah Islam oleh
Negara ini yang dianggap menjadi dasar
hubungannya dengan negara lain

Tujuan PLN
Melangsungkan kehidupan Islam di alam

semesta dalam rangka meninggikan


Kalimat Allah
Rahmatan lil alamin akan terwujud jika

Islam diterapkan menyeluruh dan


sempurna (Syamil dan kamil)

PEMBAGIAN NEGARA
MENURUT ISLAM
NEGARA ISLAM
(DARUL ISLAM)
STATUS
DAMAI
(DARUL
AHD/ SULH)

NEGARA
NEGARA KAFIR
(DARUL KUFR)

MUHARRIBAN
HUKMAN
(DE JURE)
STATUS
PERANG
(DARUL
HARB)

MUHARRIBAN
FILAN
(DE FACTO)

BEBERAPA ISTILAH
Darul Islam : yaitu wilayah yang di dalamnya diterapkan

hukum-hukum Islam dalam seluruh aspek kehidupan serta


keamanannya ada di tangan kaum muslimin
Darul Kufr adalah wilayah yang di dalamnya diterapkan
hukum-hukum selain Islam serta keamanannya
berlandaskan selain Islam
Darul Ahd / Darus Sulh yaitu negara yang terlibat perjanjian
dengan Negara Islam
Muharriban Hukman adalah negara-negara musuh ditinjau
dari segi hukum
Muharriban Filan adalah negara musuh yang memerangi
negara Islam dan umat Islam secara nyata

HUKUM-HUKUM ISLAM TENTANG


HUBUNGAN INTERNASIONAL
1.

2.

3.
4.
5.

Negara2 yang ada di Dunia Islam seluruhnya dianggap berdiri


dalam wilayah negara, kaum muslimin adalah umat yang satu.
Hubungan di antara mereka dikategorikan dalam hub. DN
Hub dg Darul Kufr dikategorikan dalam hub. / pol. LN. Dilakukan
sesuai dengan keperluan dakwah, kemaslahatan kaum muslimin
dan kepent. Negara Islam
Negara2 yang terikat perjanjian di bidang ekonomi & budaya
diperlakukan sesuai dengan isi teks perjanjian
Thd Negara yang tidak terikat perjanjian diambil langkah2
waspada dan siaga penuh. Tidak ada hub diplomatik / konsulat
Thd Muharriban Filan diambil sikap siaga perang.

Proses HI & PLN

1.
2.
3.

Tiga pilihan yang ditawarkan ketika


berhubungan dengan musuh / non muslim
(berdakwah kepada non-muslim)
Memeluk Islam
Tidak memeluk Islam tetapi tunduk pada
sistem Islam dengan bayar jizyah
Status perang.

Perdamaian adalah hukum asal dari hubungan


internasional

PARTAI POLITIK
& KELOMPOK KEPENTINGAN
Partai politik adalah sekelompok orang yang terorganisir
dan memiliki kesamaan cita-cita, tujuan, dan orientasi.
Kelompok ini berusaha mendapat dukungan rakyat dan
berkuasa untuk dapat menerapkan kebijakan demi
terwujudnya cita-cita.
Kelompok kepentingan adalah organisasi dari sekelompok
orang yang punya kepentingan-kepentingan yang sama
dan mereka berusaha mempengaruhi kebijakan
pemerintah demi tercapainya kepentingan bersama itu.

PARTAI POLITIK ISLAM


Partai politik Islam adalah sekelompok orang Islam

yang terorganisir dan memiliki tugas mencapai


kelangsungan kehidupan Islam. Kelompok ini
berusaha mendapat dukungan rakyat dan berkuasa
untuk dapat menerapkan hukum2 Islam dalam
realitas kehidupan
Dasar definisi : QS Ali Imron : 104

Muatan QS Ali Imron : 104


1. Kewajiban kifayah untuk mendirikan
partai/jamaah/kutlah/organisasi
Kriteria partai/jamaah :

adanya ikatan berupa asas, tujuan dan metode


adanya pemimpin

2. Tugas jamaah tadi adalah

Mengajak kepada Islam (bagi yang belum Islam)


Menyeru kepada makruf dan cegah dari yang munkar

Aktifitas ini adalah wujud aktifitas politik Islam


Partai yang menjalankan aktifitas politik Islam inilah yang
disebut partai politik Islam
Berarti status kebeeradaan partai politik Islam adalah fardlu
kifayah

Keberadaan Parpol Islam


Mengacu pada perjalanan dakwah Rosul, baik Masa Mekah maupun
Masa Madinah
Masa Mekah adalah masa di mana kaum muslimin hidup dalam Sistem
yang tidak Islam, Rosul adalah pemimpin parpol Islam
Masa Madinah adalah masa di mana kaum muslimin hidup dalam
Sistem Islam. Pemimpin parpol Islam di Masa Mekah (Rosul)
kemudian menjadi kepala negara. Ada kaum Muhajirin dan Kaum
Anshar.
Dalam kedua masa itu kaum muslimin tidak pernah hidup kecuali
dalam jamaah

Aktifitas Parpol Islam


Ketika hidup dalam Sistem yang tidak Islam

Target aktifitasnya adalah mengganti sistem kehidupan


menjadi sistem Islam, ditempuh melalui tahapan :
1. Pembinaan & Pengkaderan, yang lebih banyak
dilakukan secara sirriyah (rahasia) dan face to face
2. Interaksi terbuka dengan Masyarakat, di dalamnya
terjadi benturan pemikiran yang hebat dan pergolakan
politik sampai pemikiran Islam bisa diterima oleh
masyarakat
3. Pelaksanaan Sistem Islam, dimulai dengan
penyerahan kekuasaan oleh rakyat kepada kekuatan
Islam

Aktifitas Parpol Islam


Ketika hidup dalam Sistem Islam

Target aktifitasnya adalah bukan mengganti


sistem kehidupan menjadi sistem Islam, tetapi
mempertahankan sistem kehidupan yang
sudah Islami.
Aktifitasnya adalah amar makruf nahi munkar
kepada penguasa dan tetap melakukan
pembinaan thd umat, dengan bil hikmah
(argumentatif), mauidzoh hasanah dan
berdebat dengan cara yang baik.

Вам также может понравиться