Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berfikir mengenai seks dalam kaitannya pria dan wanita dari kita manusia atau hewan yang
telah didomestikasi. Begitu pula tanaman ada bunga jantan dan bunga betina. Namun demikian,
jangan berfikir ada dua macam saja, pada individu tingkatan rendah ada beberapa macam jenis
kelamin. Dari semua itu, yang terpenting adalah bagaimana sex itu akan memunculkan
variabilitas sifat pada berbagai populasi alam. Relevansinya adalah mengetahui tingkah laku dari
sifat yang ada kaitannya dengan jenis kelamin dalam keperluan seleksi.
Mekanisme genetik dimana jenis kelamin ditentukan dalam seua organisme hidup. Sifat
dasar genetik penetuan seks sangat bervariasi dantara berbagai bentuk kehidupan. Setiap
organisme yang melakukan perkembangbiakan secara generative memiliki jenis kelamin yang
berbeda sebagai alat reproduksinya. Penentuan jenis kelamin ditentukan oleh kromosom kelamin
yang diturunkan dari kedua parentalnya atau induknya.
Oleh karena itu pada makalah ini akan dibahas mengenai pentingnya jenis kelamin,
determinasi jenis kelamin da pewarisan gen terpaut kromosom kelamin.
1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui pentingnya jenis kelamin
1.2.2 Mengetahui dan memahami determinasi jenis kelamin
1.2.3 Mengetahui dan memahami pewarisan gen terpaut kromosom kelamin
1.2.4 Mengetahui dan memahami sifat sifat yang dipengaruhi seks
1.2.5 Mengetahui dan memahami sifat-sifat yang terbatas pada salah satu seks
1.3 Rumusan Masalah
1.3.1 Mengapa jenis kelamin itu penting ?
1.3.2 Apa itu determinasi jenis kelamin?
1.3.3 Bagaimana pewarisan gen terpaut kromosom kelamin?
1.3.4 Apa saja sifat-sifat yang dipengaruhi seks ?
1.3.5 Apa saja sifat-sifat yang terbatas pada salah satu seks?
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Pentingnya Jenis Kelamin
1
Monoecious
Dioecious
Suatu proses evolusi dari seleksi alam tergantung dari bagaimana mampu
berketahanannya dalam memproduksi keturunan. Banyak suatu mekanisme yang digunakan
untuk membentuk pembuahan bersilang dalam beberapa macam spesies, dalam arti kata untuk
bergeneratif menghasilkan kombinasi genetik dari setiap generasi.
3.2 Determinasi Jenis Kelamin
Determinasi jenis kelamin adalah penentuan jenis kelamin suatu organisme yang ditentukan
oleh kromosom seks. Pada kebanyakan bentuk kehidupan yang dapat kita bedakan jenis
kelaminnya, maka kromosom turut pula berperan dalam penentuan kelamin. Karena kromosom
mengikuti pola segresi yang tertentu dan dapat diramalkan. Maka dapat kita harapkan
penyebaran kelamin yang jelas. Umumnya individu jantan dan betina menunjukan perbedaan
dalam salah satu pasangan kromosomnya. Pasangan kromosom yang menyebabkan perbedaan
jenis kelamin ini disebut kromosom kelamin. Pasangan kromosom lain yang sama dalam sel
kedua jenis kelamin spesies itu disebut otosom. Pada manusia dan kebayakan hewan, jenis
kelamin keturunannya ditentukan oleh penyebaran kromosom kelamin pada waktu terjadi
fertilisasi.
Jenis kelamin pada manusia ditentukan oleh kromosom seks, yaitu kromosom XX untuk
perempuan dan kromosom XY untuk laki-laki. Berdasar susunan tersebut, maka kromosom seks
2
pada perempuan bersifat homogametik, sedangkan susunan kromosom seks pada laki-laki
bersifat heterogametik. Bila terjadi pembelahan meiosis, maka seorang perempuan akan
menghasilkan satu gamet yaitu gamet X. Dan laki-laki akan menghasilkan dua gamet yaitu
gamet X dan Y. Penentu jenis kelamin anak ditentukan oleh kromosom seks dari ayah. Jika
gamet Y dari ayah membuahi gamet X dari ibu, maka anak berjenis kelamin laki-laki dengan
kromosom XY. Jika gamet X dari ayah membuahi gamet X dari ibu, maka anak berjenis kelamin
laki-laki dengan kromosom XX.
Drosophila melanogaster mempunyai 8 kromosom (2n) dan sel somatiknya lazimnya
dikatakan 4 pasang. Hal ini memang benar bagi lalat betina, tetapi tidak tepat bagi yang
jantan.Pada lalat betina terdapat 3 pasang otosom + 2X (kromosom X). Pada lalat jantan terdapat
3 pasang otosom + 1X + 1Y. Jadi, pada yang betina kedua kromosom X tersebut memang
berpasang-pasangan sedangkan pada jantan kromosom X tidak mempunyai pasangan karena
kromosom Y bukan homolognya.
No
Metoda Penentuan Kelamin
Betina Jantan
1. Manusia, drosophila, kebanyakan hewan
XX
XY
2. Ave, kupu-kupu, beberapa macam ikan
XY/ZW XX/ZZ
3. Orthoptera, Hetroptera
XX
XO
4. Hymenoptera
2n
N
- Metoda XY
Metoda ini adalah paling umum dan terdapat pada kebanyakan hewan dan manusia.
Biasanya kromosom Y jauh lebih kecil dibandingkan dengan kromosom X. Disamping itu
jumlah kromosom Y jauh lebih sedikit daripadan jumlah kromosom X. Hanya ada beberapa
ge pada kromosom Y yang mempunyai alel pada kromosom X, tetepi jumlah ini cukup untuk
menyebabkan sinapsis antara kedua kromosom ini sewaktu pembelahan meiosis. Sebagian
besar kromosom X tidak mempunyai homolog pada kromosom Y. Pada manusia dan
kebanyakan
dibentuk ada dua macam, sehingga yang heterogametic adalah hewan betina.
Metoda XO
Pada orthoptera (jenis belalang dsb) dan heteroptera (kepi), yang jantan mempunyai
jumlah kromosom yang kurang satu dari jumlah diploidnya. Dalam hal ini tidak ada
kromosom
Y.
Belalang
betina
mempunyai
jumlah
kromosom
diploid
24
(22+XX),sedangkan yang jantan hanya mempunyai 23 (22+X). Semua sel telur berisi 12
kromosom (11+X), tetapi ada dua macam sperma, yaitu yang berisi 12 kromosom (11+X)
dan yag berisi hanya 11 kromosom saja, tanpa kromosom X atau Y. Seperti juga pada
-
memungkinkan semua kromosom (yang sudah haploid) menuju ke salah satu sel anak
saja. Sedangkan sel anak yang satu lagi kosong. Denga demikian, sel-sel sperma yang
dihasilkan hanya 50% yang membuahi. Ratu lebah yang menghasilkan sel telur dapat
,engatur bila mana sel telur harus dibuahi untuk menjadi lebah betina yang diploid atau
harus mengalami parthenogenesis untuk menjadi lebah jantan yang haploid. Pengaturan
jenis kelamin keturuannya adalah khas dan tidak dimiliki hewan lain.
Dengan ditemukannya kromosom sex maka pengertian determinasi sex menjadi
semakin rumit. Mekanismenya bukan sekedar berkumpulnya kromosom X dan Y didalam
zigot. Bridges menemukan bahwa kromosom X drosophila mengandung penentu-penentu
betina
sedangkan
penentu
jantan
terdapat
dalam
otosom-otosom.
Ia
juga
Jadi, kemungkinan untuk terjadi perkawinan antara seorang wanita pembawa dan laki laki
penderita hemophilia adalah :
1/25.000 X 2/25.000 = 2/625.000.000
Dari perkawinan ini hanya 50% anak perempuan yang menderita penyakit tersebut (Hh :
hh = 1 :1). Jadi kira-kira hanya satu diantara 625.000 populasi adalah wanita penderita.
Meskipun dengan kemungkinan yang sedemikian kecilnya, pernah dilaporkan seorang
wanita penderita hemophilia yang dapat mencapai umur dewasa, menikah dan kemudian
melahirkan anak walaupun dengan tranfusi 13 liter darah. 60 macam gen ditemukan pada
kromosom X manusia. Diantaranya ialah gen-gen untuk buta warna, ketidakmampun
membentuk badan-anti, distrofi otot dan semacam diabetes.
Buta warna (merah-hijau) lebih sering kita jumpai pada kaum pria daripada wanita. Sifat
ini disebabkan oleh gen resesif c, sedangkan penglihatan normal oleh alel dominan C.
Dua orang tua yang normal dapat memperoleh seorang anak laki-laki yang bua warn bila
ibu itu seorang carrier.
c. Gen Terpaut Kromosom Y
Pada organisma yang mempunyai determinasi kelamin XY, sebagian kromosom Y tidak
mempunyai homolog pada kromosom X. Selain dari itu rupanya gen-gennya pun sangat
langka. Kalaupun ada,gen-gen ini diwariskan dari ayah kepada semua anak laki-lakinya.
Anak perempuan tidak pernah mendapatkannya . Gen-gen terpaut Y disebut gen-gen
holandrik. Beberapa sifat yang diperkirakan mempunyai lokus pada kromosom Y adalah
ichtyosis hystrix gravior yaitu kulit yang menanduk seperti sisik ikan, hypertrichosis atau
pertumbuhan rambut pada telinga, keratoma dissipatum yaitu penebalan kulit pada tangan
dan kaki seta sifat jari kaki berselaput. Semuanya ini masih diragukan kebenarannya.
d. Gen-Gen Sex pada Jagung
Tanaman jagung biasanya monoecious (berumah satu) dengan bunga jantan dan betina
pada tanaman yang sama. Mengingat bahwa jagung tidak mempunyai kromosom sex, maka
diperkirakan bahwa gen-gen yang sex promoting tersebar merata didalam kesepuluh
otosomnya.
Suatu mutasi yang terjadi pada gen sex adalah mutan yang disebut sikless yaitu rambut
jagung pada tongkol tak dapat tumbuh, sehingga tanaman yang monoecious dapat berubah
menjadi dioceious bila genotipenya \: sksk.
Mutan lain yang menyebabkan bunga jantan tidak menghasilkan serbuk sari, tetapi justru
tumbuh pistil-pistil pada tassel disebut tasselseed yang mengubah tanaman menjadi
dioecious bila genotipenya : tsts.
Pria
Kuning
Kuning
Kuning
Wanita
Putih
Putih
Kuning
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Jenis kelamin itu penting utnuk membedakan antara individu satu dengan individu lainnya.
3.2 Determinasi jenis kelamin adalah penentuan jenis kelamin suatu organisme yang ditentukan
oleh kromosom seks.
3.3 Pewarisan gen terpaut kromosom kelamin berbeda-beda antara manusia, drosophila, jagung
dan Y
3.4 Sifat yang dipengaruhi seks ini ada hubungannya dengan sex individu tetapi tidak terletak
pada kromosom sex.
3.5 Sifat yang terbatas pada salah satu seks disebabkan oleh gen yang ekspresinya terbatas pada
salah satu jenis kelamin saja. Karena ada perbedaan dari lingkungan hormonal internal atau
ada ketidaksamaan anatomi.
DAFTAR PUSTAKA
Bandiati,S.1980. Genetika Umum dan Genetika Molekular, Fakultas Peternakan Universitas
Padjajaran. Bandung
Setiowati,Tetty,dkk.2007.Biologi Interaktif.Azka Press.Jakarta.