Вы находитесь на странице: 1из 2

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

Nama : Arif Salahhudin


Nim : 1211000385
PERSPEKTIF HISTORIS
Akuntansi pajak penghasilan menjadi sebuah issu yang signifikan di tahun 1940-an ketika IRC
(Internal Revenue Code) mengizinkan perusahaan-perusahaan untuk menyusutkan cost fasilitas-fasilitas
darurat yang dianggap penting untuk keperluan perang selama periode enam bulan. Selama lima tahun,
bisnis-bisnis bisa mengurangi laba fiskal/laba fiskal (taxable income) mereka sampai di bawah standar
yang seharusnya jika didasarkan pada metode penyusutan yang diperhitungkan (sesuai dengan prinsip
akuntansi yang lazim). Total beban penyusutan selama umur aktiva/aset untuk laba dalam laporan
keuangan adalah sama seperti laba fiskal, tetapi pengalokasian beban pada laba akuntansi masing-masing
periode pelaporan secara signifikan berbeda dengan alokasi laba fiskal.
MASALAH ALOKASI PAJAK PENGHASILAN
Berdasarkan SFAC No. 1, tujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi
yang bermanfaat dalam memprediksikan jumlah dan waktu diterimanya aliran kas di masa depan. GAAP
memberikan panduan-panduan dalam pelaporan dan pengukuran peristiwa dan transaksi-transaksi
ekonomi guna mencapai tujuan ini.
Pajak Penghasilan
Tujuan dari akuntansi pajak-pajak penghasilan adalah untuk mengakui jumlah pajak-pajak yang
dapat dibayarkan atau yang dapat dikembalikan untuk tahun yang sedang berjalan dan untuk mengakui
konsekuensi pajak yang akan datang dari perbedaan temporer serta kerugian operasi bersih (net operating
losses NOLs) dan kredit-kredit pajak yang tidak terpakai.
BEDA TEMPORER DAN BEDA PERMANEN
Perbedaan temporer antara laba sebelum pajak dan laba fiskal mempengaruhi dua periode akuntansi atau
lebih dan oleh karena itu melibatkan pengalokasian pajak-pajak penghasilan antar periode akuntansi.
Perbedaan permanen tidak memiliki konsekuensi alokasi pajak penghasilan.
Beda Permanen
Ada peristiwa dan transaksi-transaksi tertentu yang menyebabkan perbedaan antara laba
komersial dan laba fiskal menjadi permanen. Umumnya perbedaan permanen (permanent differences)
antara laba akuntansi (yang dicatat sesuai prinsip akuntansi) dan laba fiskal/laba fiskal muncul ketika
ketentuan-ketentuan khusus IRC membebaskan tipe-tipe pendapatan tertentu dari perpajakan atau
melarang pemotongan/ pengurangan tipe-tipe beban tertentu. Perbedaan permanen mempengaruhi laba
komersial atau laba fiskal, tetapi tidak kedua-duanya secara bersamaan.
Beda Temporer
Umumnya perbedaan temporer (temporary differences) antara laba komersial dan laba fiskal
muncul karena waktu penerimaan, keuntungan, beban, atau kerugian yang dicatat di dalam laporan laba
akuntansi terjadi pada periode yang berbeda dengan laporan laba fiskal. Perbedaan waktu ini
mengakibatkan perbedaan pada dasar/basis pencatatan aktiva dan kewajiban untuk tujuan-tujuan
akuntansi keuangan dengan dasar untuk tujuan-tujuan pencatatan pajak penghasilan di akhir suatu periode
akuntansi tertentu. Hal yang sebaliknya terjadi untuk perbedaan temporer yang menyebabkan laba fiskal
saat ini melebihi laba komersial. Perbedaan temporer seperti ini akan memunculkan jumlah-jumlah yg
dapat dikurangkan di tahun mendatang (future deductible amounts).

Kerugian Operasi Bersih (Net Operating Losses NOLs)


NOL muncul ketika jumlah total pengurangan pajak dan kerguian dikurangi pajak (tax-deductible
losses) lebih besar daripada jumlah total pendapatan dan keuntungan kena pajak dalam suatu periode
akuntansi. IRC mengizinkan perusahaan-perusahaan yang memiliki NOLs untuk memindahkan kerugiankerugian ini ke periode terdahulu atau periode ke depan untuk mengimbangi laba fiskal tercatat lainnya
(kompensasi kerugian).
Issu-issu Konseptual
Issu utama mengenai alokasi pajak penghasilan adalah perlu tidaknya dan bagaimana caranya
untuk mencatat pengaruh pajak dari perbedaan temporer antara laba fiskal dan laba komersial. Beberapa
akuntan meyakini bahwa tidaklah tepat untuk mengakui pengaruh pajak dari perbedaan ini di dalam
laporan akuntansi.
Mendiskonto Pajak-pajak yang Ditangguhkan
GAAP mengharuskan dilakukannya alokasi pajak penghasilan antar periode dengan pendekatan
komprehensif. Aktiva dan kewajiban-kewajiban pajak tangguhan yang dilaporkan merefleksikan
konsekuensi pajak yang diantisipasi di masa depan yang diakibatkan oleh perbedaan temporer antara laba
komersial dan laba fiskal.
Perlakuan Akuntansi Terhadap Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan diperlakukan sebagai biaya bagi perusahaan.Oleh karena itu Pajak Penghasilan harus
diasosiasikan dengan laba dimana pajak penghasilan tersebut dikenakan atau diperhitungkan. Proses
untuk mengasosiasikan Pajak Penghasilan dengan laba dimana pajak itu dikenakan disebut Alokasi
Pajak.
Karena tarif Pajak Penghasilan berubah-ubah dari waktu ke waktu, maka diperlukan suatu metode alokasi
agar diperoleh kepastian dan perlakuan yang konsisten terhadap pajak penghasilan tersebut beserta
penyajiannya dalam Laporan Keuangan.
Pada dasarnya terdapat 3 alternatif metode alokasi pajak yang bisa dipakai, yaitu :
1.

Deferred Method

Menurut metode ini, selisih jumlah Pajak Penghasilan Terhutang (berdasar SPT) dengan Biaya Pajak
Penghasilan (berdasar laba akuntansi) dalam suatu periode harus dicatat dan disajikan dalam Laporan
Keuangan sebagai Pajak yang Ditangguhkan.
2. Liability Method
Menurut metode ini jumlah Pajak yang Ditangguhkan ditentukan berdasar tarif pajak yang
diharapkan akan berlaku dalam periode di mana selisih pajak akan dikompensasikan.
3. Net of Tax Method
Menurut metode ini, melaporkan Pajak yang Ditangguhkan dalam neraca tidak dibenarkan karena Biaya
Pajak Penghasilan yang dilaporkan dalam Laporan Rugi Laba harus sama dengan jumlah Pajak
Penghasilan Terhutang atau pajak yang harus dibayar untuk periode yang bersangkutan.

Вам также может понравиться