Вы находитесь на странице: 1из 15

LAMPIRAN

54
Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1
Pengukuran VSWR

Gambar 1 Pengukuran VSWR

Adapun langkah-langkah pengukuran VSWR menggunakan Networ


Analyzer Anritsu MS2034B adalah
1.

Hubungkan antena ke salah satu port, pada Networ Analyzer Anritsu


MS2034B seperti Gambar 1

2.

Pilih tombol ON untuk menghidupkan Network Analyzer Anritsu


MS2304B

Universitas Sumatera Utara

3.

Tekan tombol MODE dan pilih VSWR

4.

Pilih range frekuensi yang akan diukur misalnya frekuensi kerja yang akan
diukur 2.3 GHz dan 3.3 GHz, maka frekuensi yang akan di atur adalah dari
2.2 GHz sampai 3.6 GHz
a. Pilih F1, masukan range frekuensi terbawah dan tekan ENTER
b. Pilih F2, masukan range frekuensi teratas dan tekan ENTER

5.

Mengambil data untuk nilai VSWR berupa gambar yang ditampilkan


Networ Analyzer Anritsu MS2034B

6.

Bila ingin melihat nilai VSWR pada titik tertentu, gunakan tombol
MARKER (M1 s/d M6) untuk menandai 4 titik berbeda pada tampilan
layar
Hasil pengukuran VSWR antena yang diperoleh dari rancangan antena

fabrikasi dapat dilihat pada Tabel 1


Tabel 1 Perbedaan nilai VSWR dari 2.2 GHz sampai 3.5 GHz.
Frekuensi

Hasil Pengukuran

Hasil simulasi

2,200

1,55

2,16

2,225

1,68

2,21

2,250

1,72

2,19

2,275

1,65

1,92

2,300

1,39

1,72

2,325

1,10

1,75

2,350

1,24

1,78

2,375

1,61

1,79

2,400

2,00

1,86

2,425

2,36

1,90

2,450

2,63

1,96

Universitas Sumatera Utara

2,475

3,07

2,01

2,500

3,37

2,06

2,525

3,61

2,14

2,550

3,71

2,17

2.575

3,68

2,24

2,600

3,55

2,28

2,625

3,20

2,34

2,650

2,87

2,31

2,675

2,80

2,20

2,700

2,34

1,98

2,725

2,12

1,91

2,750

1,87

1,90

2,775

1,91

1,94

2,800

1,54

1,98

2,825

1,41

1,99

2,850

1,33

1,97

2,875

1,41

1,91

2,900

1,54

1,84

2.925

1,67

1,83

2.950

1,73

1,86

2.975

1,75

1,93

3.000

1,71

2,04

3.025

1,64

2,08

3.050

1,53

1,96

3.075

1,44

1,91

3.100

1,40

1,96

3.125

1,46

2,00

3.150

1,59

2,10

3.175

1,73

2,16

3.200

1,87

2,15

3.225

1,99

2,02

3.250

2,09

1,93

3.275

2,17

1,87

3.300

2,20

1,76

3.325

2,21

1,79

3.350

2,18

1,84

3.375

1,92

1,83

3.400

1,85

1,88

3.425

1,43

1,93

3.450

1,33

2,02

3.475

1,33

2,07

3.500

1,44

2,16

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 2
Pengukuran Return Loss

Gambar 2 Pengukuran Return Loss


Adapun langkah-langkah pengukuran return loss menggunakan Networ
Analyzer Anritsu MS2034B adalah
1.

Hubungkan antena ke salah satu port, pada Networ Analyzer Anritsu


MS2034B seperti Gambar 2

2.

Pilih tombol ON untuk menghidupkan Network Analyzer Anritsu


MS2304B

3.

Tekan tombol MODE dan pilih return loss

Universitas Sumatera Utara

4.

Pilih range frekuensi yang akan diukur misalnya frekuensi kerja yang akan
diukur 2.3 GHz dan 3.3 GHz, maka frekuensi yang akan di atur adalah dari
2.2 GHz sampai 3.6 GHz
a. Pilih F1, masukan range frekuensi terbawah dan tekan ENTER
b. Pilih F2, masukan range frekuensi teratas dan tekan ENTER

5.

Mengambil data untuk nilai return loss berupa gambar yang ditampilkan
Networ Analyzer Anritsu MS2034B

6.

Bila ingin melihat nilai return loss pada titik tertentu, gunakan tombol
MARKER (M1 s/d M6) untuk menandai 4 titik berbeda pada tampilan
layar
Hasil pengukuran return loss antena yang diperoleh dari rancangan antena

fabrikasi dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.


Tabel 2 Perbedaan nilai return loss dari 2.2 GHz sampai 3.5 GHz.

Frekuensi

Hasil Pengukuran

Hasil simulasi

2,200

-13,50

-8,73

2,225

-11,90

-8,52

2,250

-11,50

-8,65

2,275

-12,33

-9,64

2,300

-15,63

-11,50

2,325

-16,67

-11,26

2,350

-19,24

-11,12

2,375

-12,62

-10,78

2,400

-9,56

-10,36

2,425

-7,81

-10,12

2,450

-6,71

-9,75

2,475

-5,84

-9,52

2,500

-5,15

-9,21

2,525

-4,93

-8,95

Universitas Sumatera Utara

2,550

-4,79

-8,62

2.575

-4,83

-8,33

2,600

-5,03

-8,16

2,625

-5,65

-7,87

2,650

-6,24

-8,00

2,675

-7,03

-8,58

2,700

-7,91

-9,74

2,725

-8,87

-10,10

2,750

-10,00

-10,02

2,775

-11,56

-9,84

2,800

-13,41

-9,63

2,825

-15,78

-9,54

2,850

-16,83

-9,73

2,875

-15,32

-10,05

2,900

-13,43

-10,57

2.925

-11,94

-10,69

2.950

-11,52

-10,39

2.975

-11,31

-10,03

3.000

-11,68

-9,32

3.025

-12,30

-9,12

3.050

-13,54

-10,05

3.075

-14,87

-10,18

3.100

-15,51

-9,70

3.125

-14,56

-9,55

3.150

-12,78

-8,45

3.175

-11,44

-8,59

3.200

-10,31

-8,68

3.225

-9,50

-9,42

3.250

-9,05

-10,05

3.275

-8,65

-10,53

3.300

-9,67

-11,23

3.325

-9,47

-10,97

3.350

-8,57

-10,63

3.375

-9,99

-10,52

3.400

-12,41

-10,27

3.425

-15,09

-9,96

3.450

-17,02

-9,39

3.475

-17,07

-9,16

3.500

-15,61

-8,78

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 3
Pengukuran Pola Radisasi

Gambar 2 Pengukuran Pola Radiasi

Adapun langkah langkah dari pengukuran pola radiasi ini adalah


1.

Antena yang ingin diukur dihubungkan dengan port-2 dan antena lain
tersebut dihubungkan dengan port-2 dan antena lain tersebut dihubungkan
dengan port-1 diperlihatkan pada Gambar 3

2.

Menghidupkan Network Analyzer Anritsu MS2304B

3.

Kemudian mengatur frekuensi ke frekuensi kerja seperti 2.3 GHz

Universitas Sumatera Utara

4.

Memastikan bahwa semua alat berfungsi sebagaimana mestinya

5.

Mencatat nilai level sinyal yang tertera pada Network Analyzer Anritsu
MS2304B pada posisi 00

6.

Memutar posisi antena dengan perubahan masing-masing 100 sampai


dengan 3600

7.

Mencatat nilai level sinyal yang tertera pada Network Analyzer Anritsu
MS2304B setiap perubahan 100

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 4
LAMPIRAN
:
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL POS DAN
TELEKOMUNIKASI
NOMOR

: 96 /DIRJEN/ 2008

TANGGAL : 26 PEBRUARI 2008

PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI

ANTENA BROADBAND WIRELESS ACCESS (BWA) MODE TIME DIVISION


DUPLEX (TDD) NOMADIC PADA PITA FREKUENSI 2.3 GHz
BAB I
KETENTUAN UMUM
1 Ruang Lingkup
Persyaratan teknis ini meliputi ruang lingkup, definisi, singkatan, karakteristik
sistem, alat dan perangkat telekomunikasi Antena Broadband Wireless
Access Nomadic pada pita frekuensi 2.3 GHz, yang selanjutnya disebut
Antena BWA 23.
2 Definisi
Yang dimaksud dengan alat dan perangkat Antena BWA 23 dalam standar ini
adalah bagian dari sistem komunikasi radio BWA 23 yang merupakan
antarmuka antara sistem radio dan lingkungan eksternal yang bekerja pada
pita frekuensi 2.300 2.390 MHz.
3 Singkatan

a.

BS

: Base Station

b.

BWA

: Broadband Wireless Access

c.

CPE

: Customer Premises Equipment

d.

dB

: Decibell

e.

dBi

: Decibell Isotropic

f.

dBm

: Decibell Milliwatt

g.

DC

: Direct Current

Universitas Sumatera Utara

h.

EIRP

: Effective Isotropically Radiated Power

i.

Mbps

: Mega byte per second

j.

MHz

: Mega Hertz

k.

: Jenis konektor

l.

PMP

: Point-to-Multi Point

m. PTP

: Point-to-Point

n.

RF

: Radio Frequency

o.

SMA

: Jenis konektor

p.

SS

: Subscriber Station

q.

TDD

: Time Division Duplex

r.

VSWR

: Voltage Standing Wave Ratio

s.

XPD

: Cross Polarization Discrimination

4 Istilah
Untuk tujuan standardisasi ini beberapa istilah didefinisikan sebagai berikut :
a. Base
Station

: Suatu set perangkat yang yang berfungsi untuk menyediakan


konektivitas, manajemen dan kontrol terhadap SS.

b. Broadband

: Kemampuan untuk transfer data melebihi 1.5 Mbps dan atau


menggunakan total bandwith minimal 1 MHz.

c. BWA

: Jaringan akses nirkabel pita lebar.

d. Daya

: Daya yang keluar dari perangkat pemancar.

e. CPE

: Perangkat terminasi jaringan di sisi pelanggan.

f.

: Gain suatu antena terhadap antena isotropic sebagai referensi

dBi

g. EIRP

: Level daya terukur yang dipancarkan oleh antena

h. Jaringan
BWA

: Kumpulan elemen jaringan akses nirkabel pita lebar yang terdiri


dari BS dan SS

i.

: Penerapan wireless access dimana lokasi terminal end user dapat


berpindah tempat dan pada saat digunakan terminal end user tidak
boleh bergerak

Nomadic

Universitas Sumatera Utara

j.

Subscriber

: Perangkat BWA yang berada di sisi pelanggan.

k. Telekomuni
kasi

: Setiap pemancaran, pengiriman, atau penerimaan tiap jenis tanda,


gambar, suara dan informasi dalam bentuk apapun melalui sistem
kawat, optik, radio atau sistem elektromagnetik lainnya.

l.

: Perbandingan antara radiasi maksimum co-polar dengan minimum


cross-polar.

XPD

5 Model Referensi
Cakupan Standardisasi
Base Station

Antena
BS

Antena
SS

Subscriber
Station

6 Entitas Model
Berikut penjelasan dari entitas-entitas yang terdapat dalam model referensi.
6.1

BS
- Merupakan perangkat yang berfungsi sebagai pusat transmisi data.
- Berfungsi sebagai pusat koordinasi manajemen sumber daya (radio).

6.2

SS
- Merupakan perangkat terminasi jaringan di sisi pelanggan (CPE).
- Berfungsi sebagai sarana transmisi data pelanggan.

6.3

Antenna BS dan Antenna SS


- Merupakan perangkat transmisi yang berfungsi mengubah energi elektrik
menjadi gelombang radio elektromagnetik.

7 Titik Referensi
7.1

U
- Radio Interface BWA.

7.2

U
- Titik referensi antara BS atau SS dengan antena.

Universitas Sumatera Utara

BAB II
KARAKTERISTIK UMUM DAN OPERASIONAL
1.

3.

Sistem Antena BWA 23 mempunyai kemampuan untuk memungkinkan


terselenggaranya komunikasi nirkabel pita lebar yang handal, baik untuk
daerah urban, sub-urban maupun rural.
Antena BWA 23 diklasifikasikan berdasarkan pola radiasi menjadi,
- omni
- directional
- sectoral
Antena BWA 23 diklasifikasikan berdasarkan aplikasi menjadi,

4.

- Point-to-point (PTP)
- Point-to-mutipoint (PMP)
Antena BWA 23 diklasifikasikan berdasarkan jenis perangkat BWA 23

2.

- Antena BS
- Antena SS

BAB III
PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI
1

Base Station
Parameter Elektrikal

Nilai

Frequency Range

2.300 2.390 MHz


Sectoral : Minimum 15 dBi

Gain
Omni : Minimum 9 dBi
Impedansi

50

Polarisasi (rambatan)

Vertikal

VSWR

Maksimum 1.9 : 1

Daya maksimum input

50 W

XPD

Minimum 20 dB

Konektor

N Female

Parameter Lingkungan

Nilai

Universitas Sumatera Utara

Daya tahan terhadap kecepatan angin

Maksimum 200 Km/jam

Beban angin muka

110 Newton

Beban angin lateral

75 Newton

Grounding / Lightning Protection

DC grounded

Temperatur

Maksimum 650 C

Kelembaban

100 %

Subscriber Station

Parameter Elektrikal

Nilai

Frequency Range

2.300 2.390 MHz

Gain

Maksimum 15 dBi

Impedansi

50

Polarisasi (rambatan)

Vertikal

VSWR

Maksimum 1.9 : 1

Daya maksimum input

50 W

XPD

Minimum 20 dB

Konektor

N-Female atau SMA-female

Parameter Lingkungan

Nilai

Daya tahan terhadap


kecepatan angin

Outdoor : maksimum 100 km/jam

Outdoor : maksimum 55 Newton


Beban angin muka
Grouding/Lighting
Protection

DC grounded

Universitas Sumatera Utara

Outdoor : maksimum 100 %


Kelembaban
Indoor

: maksimum 95 %

Outdoor : maksimum 65 C
Temperatur
Indoor

: maksimum 40 C

Dokumentasi
Perangkat dilengkapi dokumentasi teknik mengenai petunjuk penggunaan
dan spesifikasi yang terkait dalam bahasa Indonesia.

BAB IV
PERSYARATAN PENGUJIAN
1

Cara Pengambilan Contoh Uji


Pengambilan perangkat yang diuji dilakukan menurut prosedur uji dengan
jumlah sampel minimal 2 unit.

Cara Pengujian
Tata-cara pengujian perangkat diatur dalam dokumen terpisah. Cara
pengujian harus mampu memperlihatkan secara kualitatif dan kuantitatif
bahwa perangkat yang diuji memenuhi persyaratan dalam standar ini.

Syarat Keselamatan dan Kesehatan


Perangkat Antena BWA 23 ini harus dirancang bangun sedemikian rupa
sehingga pemakai terlindungi dari gangguan listrik dan elektromagnetik.

Syarat Kompatibilitas Elektromagnetik


Mengacu pada Standar CISPR-22 dan CISPR-24.

Syarat Penandaan
Setiap Perangkat Antena BWA 23 wajib ditandai dengan memuat nama pabrik
dan negara pembuat, merk / tipe dan nomor seri.
Ditetapkan di :

JAKARTA

Pada tanggal :
PEBRUARI 2008

DIREKTUR
JENDERAL
TELEKOMUNIKAS

POS

26

DAN

Universitas Sumatera Utara

Вам также может понравиться