Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tangerang
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN TANGERANG
2.1.
2.1.1.
Geografis.
Kabupaten Tangerang terletak pada posisi cukup strategis berada dibagian timur Provinsi Banten pada koordinat
10620-10643 Bujur Timur dan 600-600-620 Lintang Selatan. Luas Wilayah Kabupaten Tangerang 959,61 km
atau 95,961 hektar, ditambah kawasan reklamasi pantai dengan luas 9.000 hektar, dengan garis pantai sepanjang
51 kilometer dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara
b. Sebelah Timur
c. Sebelah Selatan
d. Sebelah Barat
Jarak antara Kabupaten Tangerang dengan Pusat Pemerintahan Republik Indonesia (DKI Jakarta) sekitar 30 km,
yang bisa ditempuh dengan waktu setengah jam. Keduanya dihubungkan dengan lajur lalu lintas darat bebas
hambatan (jalan TOL) Jakarta - Merak yang menjadi jalur utama lalu lintas perekonomian antara Pulau Jawa dengan
Pulau Sumatera.
Kedudukan geografis Kabupaten Tangerang yang berbatasan dengan DKI Jakarta menjadi salah satu potensi
Kabupaten Tangerang untuk berkembang menjadi daerah penyangga Ibukota Negara. Kedekatan dengan Ibukota
dan sebagai pintu gerbang antara Banten dan DKI Jakarta, maka akan menimbulkan interaksi yang menumbuhkan
fenomena interdepedensi yang kemudian berdampak pada timbulnya pertumbuhan di suatu wilayah.
2.1.2.
Administratif
Secara adminstratif Kabupaten Tangerang adalah salah satu daerah tingkat II yang merupakan bagian dari wilayah
pemerintahan Provinsi Banten, wilayah pemerintahan kabupaten Tangerang terdiri atas 29 (dua puluh sembilan)
kecamatan, 28 (dua puluh delapan) kelurahan dan 246 (dua ratus empat puluh enam) desa.
2012
Halaman -
Luas rata-rata kecamatan di Kabupatan Tangerang sendiri yaitu 33.09 Ha per kecamatan atau 3.4% dari total luas
wilayah kabupaten yang mencapai 959.61 ha.
PROVINSI
BANTEN
KABUPATEN
TANGERANG
2012
Halaman -
Peta 2.1. Peta Orientasi Kabupaten Tangerang Dalam Wilayah Provinsi Banten
Peta. 2.2. Peta Administrasi Kabupaten Tangerang dan Cakupan Wilayah Kajian
Secara lebih
nama dan luas
perkecamatan
di Kabupaten
dapat dilihat
Nama, Luas
Kecamatan
No
Nama Kecamatan
Cisoka
Solear
Tigaraksa
Jambe
Cikupa
Panongan
Curug
Kelapa Dua
Legok
Pagedangan
Cisauk
Pasar Kemis
Sindang Jaya
Balaraja
Jayanti
Sukamulya
Kresek
Gunung Kaler
Kronjo
Mekar Baru
M a u k
Kemiri
Sukadiri
Rajeg
Sepatan
Sepatan Timur
Pakuhaji
Teluknaga
Kosambi
Jumlah
Kelurahan/Desa dibawah ini:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Jumlah
Desa/Kelurahan
10
7
14
10
14
8
7
6
11
11
6
9
7
9
8
8
9
9
10
8
12
7
8
13
8
8
14
13
10
274
Luas Wilayah
Terhadap Total
Km
(%)
26.98
2.8%
29.01
3.0%
48.74
5.1%
26.02
2.7%
42.68
4.4%
34.93
3.6%
27.41
2.9%
24.38
2.5%
35.13
3.7%
45.69
4.8%
27.77
2.9%
25.92
2.7%
37.15
3.9%
33.56
3.5%
23.89
2.5%
26.94
2.8%
25.97
2.7%
29.63
3.1%
44.23
4.6%
23.82
2.5%
51.42
5.4%
32.7
3.4%
24.14
2.5%
53.7
5.6%
17.32
1.8%
18.27
1.9%
51.87
5.4%
40.58
4.2%
29.76
3.1%
959.61
100.0%
Tabel 2.1. Nama, Luas Wilayah Per Kecamatan dan Jumlah Kelurahan/Desa
rinci mengenai
wilayah
yang terdapat
Tangerang
pada Tabel 2.2
Wilayah Per
dan
Jumlah
2.1.3.
Kondisi Fisik
Topografi
Sebagian besar wilayah Kabupaten Tangerang merupakan dataran rendah, dimana sebagian besar wilayah
Kabupaten Tangerang memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0 - 3% dan ketinggian
tanah antara 0 - 50 meter di atas permukaan laut.
Dibagian Utara ketinggian tanah berkisar antara 0 - 25 meter di atas permukaan laut, yaitu Kecamatan Teluknaga,
Mauk, Kemiri, Sukadiri, Kresek, Kronjo, Pasarkemis, dan Sepatan. Sedangkan dibagian tengah ke arah selatan
ketinggian tanah mencapai lebih dari 25 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan kondisi tersebut ketinggian tanah wilayah Kabupaten Tangerang terbagi atas 2 dataran, yaitu 44.595 Ha
atau 40,16% berada pada ketinggian tanah 0 - 25 m dan 66.443 Ha atau 59,84 % berada pada ketinggian tanah 26 50 meter di atas permukaan laut. Keadaan ini memberikan gambaran bahwa wilayah dataran Kabupaten Tangerang
sebagian besar berada pada ketinggian tanah antara 0 - 25 meter di atas permukaan laut.
2.1.3.2.
Geologi.
Keadaan goelogis Kabupaten Tangerang menurut jenis batuannya terdiri dari beberapa jenis batuan, yaitu : Aluvial
seluas 63.512 Ha, Pleistocen Vulcanic Facies 43.365 ha, Pliocen sedimentary 17.095 ha dan Niocens sedimentary
seluas 4.299 Ha. Sedangkan menurut jenis tanahnya terdiri dari aluvial kelabu tua, asosiasi glei humus rendah dan
aluvial kelabu, asosiasi latosol merah dan latosol coklat kemerahan, podsolik kuning, aluvial kelabu, asosiasi
podsolik kuning dan hidromorf kelabu, asosiasi aluvial kelabu dan glei humus rendah, serta asosiasi hidromorf
kelabu dan paluosol. Daerah bagian utara kabupaten Tangerang merupakan daerah yang sedikit bergelombang
lemah, daerah ini termasuk dalam ketegori bentuk lahan bentukan asal pengendapan (alluvial).
2.1.3.3.
Klimatologi.
Berdasarkan data Badan Meteorologi Geofisika Klas I Tangerang temperatur udara di Kabupaten Tangerang tahun
2008 2010 berada pada suhu 25,90 C 28,50 C, suhu maksimum terjadi pada bulan September 2009 yaitu
28.50 C dan suhu minimum pada bulan pebruari 2008 yaitu 25.90 C. rata-rata suhu udara diKabupaten Tangerang
dalam kurun waktu tahun 2008 2010 yaitu 27,50C.
Keadaan curah hujan tertinggi pada tahun 2008 - 2010 terjadi pada bulan pebruari tahun 2008 yaitu sebesar 664
mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam 3 tahun terakhir tahun 2008 2010 yaitu sebesar 159,3 mm.
Sedangkan rata-rata hari hujan pada tahun 2008 - 2010 yaitu sebesar 11,6 hari hujan. Keterangan lebih jelas dapat
dilihat dalam Tabel dibawah ini:
Gambar 2.1..
Suhu / Temperatur Udara Kabupaten Tangerang
Tahun 2008, 2009, 2010
Gambar 2..2.
Banyaknya Curah Hujan Kabupaten Tangerang
Tahun 2008, 2009, 2010
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bulan
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Suhu/Temperatur ( Celcius )
Tahun
2008
2009
2010
rata2
27.2
26.7
26.7
27.5
25.9
26.6
26.6
27.5
26.6
27.5
27.5
27.5
27.2
27.9
27.9
27.5
27.6
27.8
27.8
27.5
27.3
27.9
27.9
27.5
27.1
27.3
27.3
27.5
27.3
27.7
27.7
27.5
28.1
28.5
28.5
27.5
28.3
28.4
28.4
27.5
27.8
27.9
27.9
27.5
27.3
27.8
27.8
27.5
Rata-rata
27.3
27.7
Sumber : BMG, Stasiun Geofisika Klas I Tangerang
27.7
27.5
BULAN
Januari
Pebruari
Maret
April
2008
Curah hujan Hari hujan
138
13
664
28
98
12
198
14
TAHUN
2009
Curah hujan Hari hujan
377
19
253
28
211
14
305
14
2010
Curah hujan Hari hujan
377
19
253
28
211
14
305
14
5
6
7
8
9
10
11
12
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Average
55
141
1
48
2
81
174
144
145.3
7
8
1
8
2
11
13
20
11
197
129
21
15
18
34
247
188
166
13
8
4
1
3
6
18
13
12
197
129
21
15
18
34
247
188
166.3
13
8
4
1
3
6
18
13
11.8
2.1.3.4.
Kuantitas air sungai di Kabupaten Tangerang relatif cukup tinggi meskipun terjadi fluktuasi debit aliran yang cukup
besar antara musim hujan dan musim kemarau, sedangkan kualitasnya menunjukkan adanya indikasi pencemaran
di beberapa sungai.
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang 2011-2031 diketahui bahwa di sebagian wilayah
Kabupaten Tangerang (meliputi 6 kecamatan yaitu: Mauk, Rajeg, Pasar Kemis, Cikupa, Curug dan Legok) terdapat 3
lapisan akifer, yaitu:
1. Akifer dangkal dengan kedalaman < 20 m dan didominasi oleh lapisan Pasir
2. Akifer menengah dengan kedalaman 20 70 m dan didominasi oleh lapisan lempung formasi Bantam Atas
3. Akifer dalam dengan kedalaman > 70 m dan didominasi oleh lapisan formasi Genteng dan formasi Bojongmanik
Potensi air sungai dan situ/rawa yang merupakan potensi air permukaan di Kabupaten Tangerang berdasarkan Satuan
Wilayah Sungai (SWS) menunjukan potensi sebagai berikut:
1. Debit terkecil rata-rata bulanan SWS Cisadane-Ciliwung, sebesar 2,551 m/dt diwakili oleh pengukuran di
Sungai Cidurian, stasiun Parigi dalam tahun 1995, sedang debit terbesar rata-rata bulanan sebesar 115,315
m/dt, diukur di Sungai Cisadane, stasiun Batu Beulah dalam periode 1991 sampai 1998.
2. Di SWS Cisadane-Cikuningan, belum ada data pengukuran jangka panjang, pengukuran dilakukan sesaat
menggunakan current meter dan didapat debit aliran terkecil sebesar 0,078 m/dt diwakli oleh pengukuran di
Sungai Cikoncang, stasiun Cikeusik pada tanggal 5 September 2002, sedang debit terbesar adalah 2,454 m/dt
diwakili oleh pengukuran di Sungai Cimadur, stasiun Sukajaya pada tanggal 6 September tahun 2002.
3. Air hujan yang setelah dianalisis dengan perhitungan neraca air menunjukan bahwa Kabupaten Tangerang
mengalami defisit air pada bulan Maret sampai bulan November (8 bulan) sementara suplus air hanya terjadi
pada bulan Desember, Januari dan Februari (3 bulan).
4. Air tanah, debit air tanah di KabupatenTangerang berkisar antara 3 10 liter/detik/Km2. Air tanah ini cenderung
diambil secara berlebihan di sepanjang jalan Jakarta Tangerang oleh industri-industri, sehingga terjadi
penurunan muka air tanah yang cukup drastis. Di bagian utara kabupaten air tanah umumnya tidak dapat
digunakan karena asin/payau.
Potensi sumberdaya air tanah-dalam di Kabupaten Tangerang terdapat 5 cekungan air bawah tanah (CABT) di
Kabupaten Tangerang dengan potensi air tanah secara total cukup besar. Potensi tersebut dapat dibagi menjadi dua
kelompok yaitu:
1. Potensi sebagai imbuhan air tanah bebas (Q1) sebesar 3.278 juta m/tahun dan
2. Potensi sebagai aliran air tanah tertekan (Q2) sebesar 100 juta m/tahun.
Tabel. 2.4. Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten/Kota
No
Nama DAS
Luas (Ha)
Debit (M/dtk)
Sungai Cimanceuri
0,601
Sungai Cirarab
113,44
Sungai Cisadane
115,315
Sungai Cidurian
2,551
Sungai Cipasilian
Luas 5,964 ha
N/A
Sungai Cileleus
Luas 8,631 ha
N/A
Selain sungai dan air tanah di Kabupaten Tangerang juga banyak dijumpai badan air permukaan berupa situ dan
rawa yang tersebar hampir di wilayah Kabupaten Tangerang sebagai berikut:
Tabel. 2.5. Nama dan Luas Situ dan Rawa
N
o
Nama Situ/Rawa
Lokasi
Desa
Situ Pondok
Sukaharja
2
3
4
Situ Cilongok
Situ Pasir Gadung
Situ Kelapa Dua
Sukamantri
Pasir Gadung
Kelapa Dua
Situ Cihuni
Cihuni
6
7
8
9
Situ Jengkol
Rawa Ranca Ilat
Rawa Waluh
Rawa Garugak
10
Rawa Patrasana
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Rawa Gabus
Rawa Genggong
Rawa Setingin
Rawa Gede
Rawa Sulang
Rawa Koja
Rawa Kepuh
Rawa Gelam/Panggang
Rawa Pangodokan
Rawa Dadap
Rawa Warung Rawa
Rebo
Rawa Bojong
Cikuya
Cirumpak, Kemuning
Kosambi Dalem
Kemuning
Patrasana,Pasiramp
o
Tamiang
Tamiang
Klebet
Pekayon,Sukadiri
Lebakwangi
Pisangan Jaya
Rawabani,Pakuhaji
Kutajaya
Kutabumi
Pengadegan
21
22
Wanakerta
Bojong
Kecamatan
Sindang
Jaya
Pasar Kemis
Cikupa
Kelapa Dua
Pagedanga
n
Solear
Kronjo
Kronjo
Kresek
Luas
(Ha)
27.7
23
7.3
37.5
32.34
4.1
67.98
70
177
Kresek
Kresek
Kresek
Kemiri
Sukadiri
Sepatan
Sepatan
Pakuhaji
Pasar Kemis
Pasar Kemis
Pasar Kemis
Sindang
Jaya
Cikupa
23 Rawa Jambu
Jambukarya
Rajeg
Sumber : RTRW Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2031
245
9.72
8.4
26.4
2.8
8
11.7
7.9
7.6
-
2.1.3.5.
Kualitas air sungai yang ada di Kabupaten Tangerang yaitu Sungai Cimanceuri, Sungai Cirarab dan Cisadane
berdasarkan pemantauan yang dilakukan Bagian Laboratorium pada BLHD Kabupaten Tangerang pada tahun 2010,
ditambah Sungai Cidurian pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:
1. Hasil pemantauan kualitas air Sungai Cimanceuri
Titik Pengambilan Sampel Sungai Cimanceuri yaitu di Jembatan Kutruk (Desa Pasir Barat, Jl. Kutruk, Kec.
Jambe), Jembatan Surya Toto (Jl. Arya Jaya Santika, Ds. Pasir Bolang, Kec.Tigaraksa), Jembatan Balaraja (Jl.
Raya Serang Km. 24, Ds. Talaga Sari, Kec.Balaraja), Jembatan Barong (Ds. Ranca Labuh, Kec.Kemiri) dan
Jembatan Lontar (Jl. Raya Kronjo-Mauk, Ds. Kronjo, Kec.Kronjo). Parameter yang melebihi nilai ambang baku
mutu untuk sungai Cimanceuri yaitu : Residu Tersupensi (TSS), Belerang sebagai H2S,BOD5,
COD,Kadmium,Khlorida Bebas (Cl),Khrom Hexavalent (Cr6+),Nitrit sebagai N (NO2-N),pH,Seng (Zn),Senyawa
Fenol sebagai Fenol,Sianida, Tembaga (Cu).
2. Hasil pemantauan kualitas air Sungai Cirarab
Jembatan Blokeng (Jl. Serdang kulon, Ds. Serdang Kulon, Kec. Panongan), Jembatan Cukang Galih (Jl. Cukang
Galih, Ds. Cukang Galih, Kec.Curug), Jembatan Blunder (Kampung Blunder, Kec.Cikupa), Jembatan Pasar
Kemis (Jl. Raya Pasar Kemis, Ds. Kuta Jaya, Kec.Pasar Kemis), Jembatan Cadas (Jl. Raya Cadas, Desa Dukun,
Kec.Sepatan).Parameter yang melebihi nilai ambang baku mutu untuk sungai Cirarab yaitu; Residu Tersuspensi
(TSS), Belerang sebagai H2S,BOD5,COD,Kadmium (Cd),Khlorida Bebas (Cl),Khrom Heksavalen (Cr6+),Nitrit
sebagai N (NO2-N),pH,Senyawa Fenol sebagai Fenol,Sianida (CN),Tembaga (Cu),Timbal (Pb).
3. Hasil pemantauan kualitas air Sungai Cisadane
Jembatan Cihuni (Jl. Cihuni, Kec. Pagedangan), Jembatan Eretan Kajangan (Desa Gaga, Kec. Pakuhaji), Desa
Tanjung Burung, Kec. Teluk Naga. Parameter yang melebihi nilai ambang baku mutu untuk sungai Cisadane yaitu
: Residu Tersuspensi (TSS), Belerang sebagai H2S, BOD5, COD, Khlorida Bebas (Cl), Khrom Hexavalen (Cr 2+),
Nitrit sebagai N (NO2-N), pH, Seng (Zn), Senyawa Fenol sebagai Fenol, Sianida (CN), Tembaga (Cu), Timbal
(Pb).
4. Hasil pemantauan kualitas air Sungai Cidurian
Bendungan Ranca Sumur Desa Pasanggrahan Kec. Solear, Desa Carenang Kopo Kec. Cisoka, Jl. Raya Serang
Km. 36 Kamp. Kajangan Ds. Cikande Kec. Jayanti, Desa Kresek, Kecamayan Kresek, Bendungan Ranca Sumur
Desa Pasanggrahan Kec. Solear, Desa Carenang Kopo, Kec. Cisoka, Jl. Raya Serang Km. 36 Kamp. Kajangan
Ds. Cikande Kec. Jayanti, Desa Kresek Kecamatan Kresek, Desa Kedaung, Kecamatan Mekar Baru. Parameter
yang melebihi nilai ambang baku mutu untuk sungai Cidurian yaitu : Residu Tersuspensi (TSS), Belerang
sebagai H2S, BOD5, COD, DO, Khlorida Bebas (Cl) Khrom Heksavalen (Cr6+), Nitrit sebagai N (NO 2-N),
Tembaga (Cu), Timbal (Pb) Sianida (CN).
Tabel 2.6. Kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS)
No
Nama DAS
Luas
Debit
m3/dt
Sungai Cimanceuri
Panjang 60 km;
Luas 25,141 ha
km. Balaraja)
0,601
Sungai Cirarab
Panjang 20,9
113,44
Sungai Cisadane
Panjang 140
km; Luas
30,892 ha
115,315
Sungai Cidurian
Panjang 81,5
km; luas 17.140
ha
2,551
Kualitas
Residu Tersupensi (TSS), Belerang sebagai H2S,BOD5,
COD,Kadmium,Khlorida Bebas (Cl),Khrom Hexavalent (Cr6+),Nitrit
sebagai N (NO2-N),pH,Seng (Zn),Senyawa Fenol sebagai
Fenol,Sianida, Tembaga (Cu).
Residu Tersuspensi (TSS), Belerang sebagai H2S,BOD5,COD,Kadmium
(Cd),Khlorida Bebas (Cl),Khrom Heksavalen (Cr6+),Nitrit sebagai N
(NO2-N),pH,Senyawa Fenol sebagai Fenol,Sianida (CN),Tembaga
(Cu),Timbal (Pb).
Residu Tersuspensi (TSS), Belerang sebagai H2S, BOD5, COD, Khlorida
Bebas (Cl), Khrom Hexavalen (Cr2+), Nitrit sebagai N (NO2-N), pH, Seng
(Zn), Senyawa Fenol sebagai Fenol, Sianida (CN), Tembaga (Cu),
Timbal (Pb).
Residu Tersuspensi (TSS), Belerang sebagai H2S, BOD5, COD, DO,
Khlorida Bebas (Cl) Khrom Heksavalen (Cr6+), Nitrit sebagai N (NO2-N),
Tembaga (Cu), Timbal (Pb) Sianida (CN).
Sungai Cipasilian
Luas 5,964 ha
Debit
m3/dt
N/A
Sungai Cileleus
Luas 8,631 ha
N/A
No
Nama Sungai
Luas
Kualitas
N/A
NA
Jenis
Kedalaman
Debit
Kualitas
< 20 m
3 10 liter/detik/Km2.
20-70 m
3 10 liter/detik/Km2.
> 70 m
3 10 liter/detik/Km2.
2.2.
Demografi.
Proyeksi populasi penduduk Kabupaten Tangerang pada tahun 2013 2017 diperkirakan terus mengalami
peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 3.7% - 4,8%/Tahun.
Gambar 2.3. Proyeksi Kepadatan penduduk Kabupaten Tangerang Tahun 2013 - 2017
Tingkat kepadatan penduduk rata-rata menurut kecamatan berdasarkan indeks luas permukiman di Kabupaten
Tangerang mencapai 61 Jiwa / Ha. Kepadatan penduduk tertinggi berada diwilayah kecamatan Pasar kemis
sejumlah 187,5 jiwa/ha, kemudian kecamatan Kelapa Dua 149,0 jiwa/ha dan tingkat kepadatan penduduk terendah
berada di kecamatan Kemiri sebesar 15,3 jiwa/ha .
Jumlah Penduduk
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
2008
2009
2010
2011
2012
2008
Tingkat Pertumbuhan
Tahun
200
9
2010
2011
Cisoka
70,866
72,213
78,854
81,966
85,960
17,977
15,321
19,621
19,621
20,443
4.06
1.90
9.20
3.95
4.87
Solear
67,668
68,971
73,888
76,396
79,506
15,837
15,837
17,562
16095
16,958
3.48
1.93
7.13
3.39
4.07
Tigaraksa
99,545
101,735
119,245
126,542
136,392
29,653
59,439
28,445
30,570
29,966
6.43
2.20
17.21
6.12
7.78
Jambe
39,423
40,660
40,187
40,854
41,236
9,958
9,489
9,685
9,621
9,485
1.67
3.14
(1.16)
1.66
0.94
Cikupa
192,974
196,546
224,678
236,437
252,289
29,670
32,524
50,455
52625
63,018
5.49
1.85
14.31
5.23
6.70
Panongan
69,069
71,210
96,383
106,201
119,858
17,449
17,449
17,334
17334
17,277
11.34
3.10
35.35
10.19
12.86
Curug
140,861
143,941
165,812
175,156
187,631
37,649
37,649
40,590
46405
47,876
5.94
2.19
15.19
5.64
7.12
Kelapa dua
137,308
140,019
178,035
192,514
212,878
38,654
44,344
31,152
41023
37,272
8.86
1.97
27.15
8.13
10.58
Legok
Pagedanga
n
84,662
86,569
98,171
103,310
110,064
11,530
23,614
16,768
19882
22,501
5.50
2.25
13.40
5.23
6.54
81,115
82,880
95,194
100,475
107,515
16,925
20,745
19,830
19830
21,283
5.85
2.18
14.86
5.55
7.01
Cisauk
Pasar
Kemis
Sindang
Jaya
45,503
47,443
64,083
70,923
80,213
19,058
26,128
24,207
24045
26,620
11.94
4.26
35.07
10.67
13.10
192,264
195,342
238,377
254,774
277,831
47,973
49,487
50,017
65911
66,933
7.41
1.60
22.03
6.88
9.05
70,486
71,633
77,025
79,587
82,857
16,881
17,072
18,872
17816
18,812
3.44
1.63
7.53
3.33
4.11
Balaraja
103,117
105,633
111,475
115,100
119,279
34,879
22,140
24,325
24,362
19,085
3.34
2.44
5.53
3.25
3.63
Jayanti
Sukamulya
58,581
60,341
63,494
65,718
68,175
13,203
13,203
12,783
13,403
17977
13,193
3.60
3.00
5.23
3.50
3.74
Nama
Kecamatan
Jumlah KK
Tahun
2012
N
o
Jumlah Penduduk
Tahun
Nama
Kecamatan
Jumlah KK
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
2008
2009
2010
60,810
62,410
59,027
58,966
58,075
12,374
12,994
16,447
Kresek
63,445
64,881
60,735
60,310
58,955
24,765
13,984
Gunung
Kaler
53,541
54,729
47,699
46,148
43,227
7,155
7,155
Kronjo
57,482
59,211
55,152
54,952
53,787
13,022
14,717
Mekar baru
38,232
39,615
35,417
34,940
33,532
7,102
7,102
Mauk
79,543
81,319
77,599
77,543
76,571
16,121
81,446
Kemiri
43,101
44,192
40,605
40,137
38,889
30,190
7,328
Sukadiri
55,826
56,936
53,100
52,561
51,198
13,467
13,467
Rajeg
111,401
113,802
133,274
141,365
152,302
30,190
Sepatan
Sepatan
Timur
76,778
78,687
92,353
98,181
105,969
73,733
75,601
81,667
84,934
Pakuhaji
103,493
105,603
103,506
Teluk Naga
Kosambi
128,737
131,372
138,330
17
18
19
20
21
26
27
28
29
16,024
36,788
13298
16,024
36788
2012
(1.51
)
6,177
(0.77
)
2.26
(6.39)
(0.70
)
(2.25
)
15,615
(3.31
)
2.22
(12.85
)
(3.25
)
(6.33
)
17,525
(0.45
)
3.01
(6.86)
(0.36
)
(2.12
)
51,631
(1.45
)
3.62
(10.60
)
(1.35
)
(4.03
)
16,121
(0.13
)
2.23
(4.57)
(0.07
)
(1.25
)
1,017
(1.24
)
2.53
(8.12)
(1.15
)
(3.11)
13,467
(1.08
)
1.99
(6.74)
(1.01
)
(2.59
)
16,121
10,074
11,075
13,467
13,467
30,190
31,447
33,798
34,427
6.54
2.16
17.11
6.07
7.74
10,229
18,970
19,009
20814
25,204
6.80
2.49
17.37
6.31
7.93
88,901
26,984
15,652
18,692
20477
16,331
4.17
2.53
8.02
4.00
4.67
104,214
104,220
32,009
32,009
29,549
28524
27,294
0.64
2.04
(1.99)
0.68
0.01
142,406
147,203
31,667
33,158
31,422
31039
31752
30,917
3.05
2.05
5.30
2.95
3.37
23
25
11,789
12,865
20,014
2008
(0.17
)
2012
16,121
22
24
11,389
2011
Tingkat Pertumbuhan
Tahun
200
9
2010
2011
(0.10
2.63 (5.42) )
N
o
Jumlah Penduduk
Tahun
Nama
Kecamatan
Jumlah
Jumlah KK
Tahun
2008
109,403
2009
111,785
2010
131,011
2011
139,008
2012
149,812
2008
14,008
2,508,96
7
2,565,27
9
2,834,37
6
2,961,61
6
3,124,32
1
626,579
2009
28,201
2010
33,288
2011
2012
41,392
2008
6.61
Tingkat Pertumbuhan
Tahun
200
9
2010
2011
2.18 17.20
6.10
720,81
4
677,15
2
722,56
2
747,84
9
4.75
2.24
10.49
2012
7.77
5.49
4.49
Pada lima tahun mendatang populasi penduduk Kabupaten Tangerang diperkirakan akan terus mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 4.97% /Tahun
sebagaimana terlihat pada table dibawah ini:.
Tabel 2.9. Proyeksi Jumlah Penduduk Tahun 2012-2016
N
o
1
2
3
4
5
6
Nama
Kecamatan
2012
Jumlah Penduduk
Tahun
2013
2014
2015
2016
2012
2013
Jumlah KK
Tahun
2014
2015
2016
2012
Tingkat Pertumbuhan
Tahun
2013 2014
2015
2016
Cisoka
85,960
89,954
93,948
97,942
101,936
21,490
22,488
23,487
24,485
25,484
4.87
4.65
4.44
4.25
4.08
Solear
79,506
82,616
85,726
88,836
91,946
19,876
20,654
21,431
22,209
22,986
4.07
3.91
3.76
3.63
3.50
Tigaraksa
136,392
146,242
156,092
165,942
175,792
34,098
36,560
39,023
41,485
43,948
7.78
7.22
6.74
6.31
5.94
Jambe
41,236
41,618
42,000
42,382
42,764
10,309
10,405
10,500
10,596
10,691
0.94
0.93
0.92
0.91
0.90
Cikupa
252,289
268,141
283,993
299,845
315,697
63,072
67,035
70,998
74,961
78,924
6.28
5.91
5.58
5.29
Panongan
119,858
133,515
147,172
160,829
174,486
29,965
33,379
36,793
40,207
43,622
6.70
12.8
6
11.39
10.23
9.28
8.49
N
o
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Nama
Kecamatan
2012
Jumlah Penduduk
Tahun
2013
2014
2015
2016
2012
2013
Jumlah KK
Tahun
2014
2015
Tingkat Pertumbuhan
Tahun
2013 2014
2015
2016
2016
2012
6.65
6.23
5.87
5.54
9.57
8.73
8.03
7.43
Curug
187,631
200,107
212,582
225,058
237,533
46,908
50,027
53,146
56,264
59,383
Kelapa dua
212,878
233,241
253,605
273,968
294,332
53,219
58,310
63,401
68,492
73,583
7.12
10.5
8
Legok
110,064
116,819
123,573
130,328
137,082
27,516
29,205
30,893
32,582
34,271
6.54
6.14
5.78
5.47
5.18
Pagedangan
107,515
114,554
121,594
128,633
135,673
26,879
28,639
30,398
32,158
33,918
6.55
6.15
5.79
5.47
Cisauk
80,213
89,503
98,793
108,083
117,373
20,053
22,376
24,698
27,021
29,343
7.01
13.1
0
11.58
10.38
9.40
8.60
Pasar Kemis
Sindang
Jaya
277,831
300,887
323,944
347,000
370,057
69,458
75,222
80,986
86,750
92,514
9.05
8.30
7.66
7.12
6.64
82,857
86,126
89,396
92,665
95,935
20,714
21,532
22,349
23,166
23,984
4.11
3.95
3.80
3.66
3.53
Balaraja
119,279
123,458
127,637
131,816
135,995
29,820
30,864
31,909
32,954
33,999
3.63
3.50
3.38
3.27
3.17
Jayanti
68,175
70,631
73,088
75,544
78,001
17,044
17,658
18,272
18,886
19,500
3.74
3.60
3.48
3.36
3.25
Sukamulya
58,075
57,183
56,292
55,400
54,509
14,519
14,296
14,073
13,850
13,627
-1.51
(1.54)
(1.56
)
(1.58
)
(1.61)
Kresek
58,955
57,600
56,245
54,890
53,535
14,739
14,400
14,061
13,723
13,384
-2.25
(2.30)
(2.35
)
(2.41
)
(2.47)
Gunung
Kaler
43,227
40,306
37,385
34,464
31,543
10,807
10,076
9,346
8,616
7,886
-6.33
(6.76)
(7.25
)
(7.81
)
(8.48)
Kronjo
53,787
52,622
51,457
50,292
49,127
13,447
13,155
12,864
12,573
12,282
-2.12
(2.17)
(2.21
)
(2.26
)
(2.32)
Mekar baru
Mauk
33,532
32,125
30,717
29,310
27,902
8,383
8,031
7,679
7,327
6,976
-4.03
-1.25
(4.20)
(4.38
)
(4.58
)
(4.80)
16
17
18
19
20
21
N
o
Nama
Kecamatan
2012
Jumlah Penduduk
Tahun
2013
2014
2015
2016
2012
2013
Jumlah KK
Tahun
2014
2015
2016
2012
Tingkat Pertumbuhan
Tahun
2013 2014
2015
(1.29 (1.30
(1.27) )
)
(1.32)
76,571
75,599
74,627
73,655
72,683
19,143
18,900
18,657
18,414
18,171
Kemiri
38,889
37,641
36,393
35,145
33,897
9,722
9,410
9,098
8,786
8,474
-3.11
(3.21)
(3.32
)
(3.43
)
(3.55)
Sukadiri
51,198
49,835
48,472
47,109
45,746
12,800
12,459
12,118
11,777
11,437
-2.59
(2.66)
(2.74
)
(2.81
)
(2.89)
Rajeg
152,302
163,238
174,175
185,111
196,048
38,075
40,810
43,544
46,278
49,012
7.74
7.18
6.70
6.28
5.91
Sepatan
Sepatan
Timur
105,969
113,756
121,544
129,331
137,119
26,492
28,439
30,386
32,333
34,280
7.93
7.35
6.85
6.41
6.02
88,901
92,868
96,835
100,802
104,769
22,225
23,217
24,209
25,201
26,192
4.67
4.46
4.27
4.10
3.94
Pakuhaji
104,220
104,227
104,233
104,240
104,246
26,055
26,057
26,058
26,060
26,062
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
Teluk Naga
147,203
151,999
156,796
161,592
166,389
36,801
38,000
39,199
40,398
41,597
3.37
3.26
3.16
3.06
2.97
Kosambi
149,812
160,616
171,420
182,224
193,028
37,453
40,154
42,855
45,556
48,257
7.77
7.21
6.73
6.30
5.93
Jumlah
3,124,32
1
3,287,025
3,449,73
0
3,612,43
4
3,775,139
783,09
2
823,769
864,44
6
905,12
4
945,801
5.49
5.21
4.95
4.72
4.50
22
23
24
25
26
27
28
29
2016
Tingkat kepadatan penduduk rata-rata menurut kecamatan berdasarkan indeks luas permukiman di Kabupaten
Tangerang mencapai 61 Jiwa / Ha. Kepadatan penduduk tertinggi berada diwilayah kecamatan Pasar kemis
sejumlah 187,5 jiwa/ha, kemudian kecamatan Kelapa Dua 149,0 jiwa/ha dan tingkat kepadatan penduduk terendah
berada di kecamatan Kemiri sebesar 15,3 jiwa/ha .
2.3.
2.3.1.
Perekonomian Daerah
Indikator perekonomian daerah Kabupaten Tangerang yang diuraikan disini meliputi Pendapatan Daerah Regional
Bruto (PDRB) atas harga konstan, Pendapatan Perkapita, Laju Inflasi dan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). PDRB
harga konstan relatif naik dari tahun ke tahun, berbeda dengan Pendapatan Perkapita, Laju Inflasi dan Laju
Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang mengalami penurunan pada tahun 2009. Namun pada tahun 2011 dan tahun
2012 pada umumnya indikator perekonomian mengalami kenaikan, sehingga dapat dikatakan beberapa tahun
terakhir iklim perekonomian Kabupaten Tangerang sangat kondusif dalam mendukung kebijakan pembangunan
Kabupaten Tangerang.
Tingkat laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 mencapai 7,45 % sedangkan tingkat
inflasi pada tahun 2012 mencapai 4,30 %. Secara lebuh terperinci mengenai perekonomian Kabupaten Tangerang
dapat dilihat pada table dibawah ini:
DESKRIPSI
Pendapatan Perkapita
Upah Minimum
Regional (UMR)
Inflasi (%)
2008
2009
2010
2011
2012
16,647,3
58
17,382,0
91
18,549,1
19
19,736,2
62
20,865,8
00
759,970
712,222
1,044,50
0
580,248
1,117,24
5
756,271
1,243,00
0
720,038
1,723,00
0
4.02
5.59
3.60
4.30
953,850
6.25
Pertumbuhan Ekonomi
5
5.33
(LPE) (%)
Sumber: Analisa Bid. Litbang BAPPEDA Kab Tangerang
2.3.2.
4.41
6.71
7.35
7.45
Kemampuan Fiskal.
Kemampuan keuangan daerah Kabupaten Tangerang dalam mendukung pelaksanaan kebijakan pembangunan
cukup besar. Selain fakta diatas, grafik Indeks Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal Daerah (IRFD) dibawah ini juga
menunjukan hal yang serupa. Indeks Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal Daerah (IRFD) sendiri merupakan
ketersediaan ruang yang cukup pada anggaran pemerintah daerah, untuk menyediakan sumber daya atau kebijakan
tertentu tanpa mengancam kesinambungan posisi keuangan pemerintah daerah. Ruang fiskal diperoleh dari
pendapatan umum setelah dikurangi pendapatan yang sudah ditentukan penggunaannya (earmarked) serta belanja
yang sifatnya mengikat seperti belanja pegawai dan belanja bunga.
2008
2009
725,216,539,755
940,509,281,377
736,828,503,9
56
1,015,190,486,532
1,219,456,007,4
25
2010
2011
2012
Sumber: Departemen Keuangan RI
Kemampuan fiscal Kabupaten Tangerang relative naik dari tahun ke tahun seiring peningkatan APBD Kabupaten
Tangerang. Trend peningkatan kemampuan fiskal Kabupaten Tangerang dapat dilahat pada grafik dibawah ini:
Gambar 2.4. Grafik Indeks Kemampuan Fiskal
Indeks Kemampuan Fiskal/ Ruang Fiskal Daerah (IRFD) Kabupaten Tangerang Tahun 2008-2012
1,219,456,007,425
1,015,190,486,532
940,509,281,377
736,828,503,956
725,216,539,755
2008
2009
2010
2011
2012
2.3.3.
2.3.3.1.
Sumber pendapatan daerah Kabupaten Tangerang terdiri dari pendapatan Asli daerah, (PAD) yang terdiri dari pajak
daerah, retribusi daerah, hasil BUMD dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah, dana perimbangan, pinjaman daerah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Perolehan pendapatan Kabupaten Tangerang pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 10 % dibandingkan
pendapatan pada tahun 2009 yang mencapai Rp. 1.827.049.317.250,-., sedangkan bila dibandingkan dengan
perolehan pendapatan pada tahun 2008 penurunan pendapatan pada tahun 2010 mencapai 13,8 % dikarenakan
pemekaran wilayah bagian selatan Kabupaten Tangerang menjadi Kota Tangerang Selatan. Selanjutnya pada tahun
2011 mengalami kenaikan sebesar 26 %, kemudian pada tahun 2012 mengalami penurunan kembali sebesar 0,9 %.
APBD Kabupaten Tangerang Tahun 2008 sampai tahun 2012 mengalami defisit rata-rata 10 % dibandingkan
dengan total pendapatan daerah.
ANGGARAN
2008
2009
2010
2011
1,906,738,61
4,531
1,827,049,3
17,250
1,644,641
,244,450
2,224,307,76
6,291
2,205,029,350,148
360,700,5
42,307
665,231,223,
713
503,671,488,373
1,288,462,389,
417
270,614,153,
161
Pendapatan
336,921,813,888.00
277,080,063,322
Dana Perimbangan
(Transfer)
1,541,816,835,643.0
0
1,376,748,937,820
1,106,703,7
00,035
Lain-lain Pendapatan
yang Sah
27,999,965,000.00
173,220,316,108
177,237,002,108.0
0
Belanja
1,921,183,2
64,102
1,690,648,258,
691
1,268,959,34
3,236
859,959,596,617
Belanja Langsung
421,688,915,455.00
1,061,223,667,485
1,690,648,25
8,691
216,090,3
55,840
1,921,183,2
64,102
(94,133,94
6,852)
Jumlah Belanja
Surplus/Defisit Anggaran
1,789,183
,055,252
840,292,9
58,518
948,890,0
96,734
1,789,183,0
55,252
(144,541
,810,802)
2012
2,027,796,56
1,839
914,630,889,
481
1,113,165,672,
358
2,027,796,561,
839
196,511,20
4,452
1,424,482,615,975
276,875,245
,800
2,403,051,965
,798
1,092,909,092,723
1,310,142,873,075
2,403,051,965
,798
(198,022,615,
650)
2.3.3.2.
Investasi Sanitasi.
Investasi sanitasi yang dialokasikan Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang terhadap pembangunan sektor
sanitasi yang meliputi sub-sektor limbah, drainase, sampah dan PHBS masih relatif kecil jika dibandingkan dengan
nilai APBD dari tahun ke tahun. Belanja modal sanitasi terbesar dianggarkan oleh Dinas Kebersihan Pertamanan
dan Pemakaman dengan belanja modal sanitasi sebesar Rp.18.280.585.200,- pada tahun 2012 yang dialokasikan
untuk belanja modal pengembangan kinerja pengelolaan persampahan dan yang terkecil pada Badan Lingkung
Hidup Daerah.
Tabel. 2.13. Belanja Modal Sanitasi Per- SKPD
NO
SKPD
BLHD
DINAS KESEHATAN
DKPP
DINAS BINA MARGA DAN
PENGAIRAN
KECAMATAN
5
6
2008
2009
2010
8,021,908,000
5,838,573,224
1,810,604,340
200,000,000
586,960,000
363,500,000
2,376,000,000
3,886,426,000
3,623,198,620
5,363,250,521
8,957,878,045
2011
Sumber
Keuangan
3,193,706,000
APBD
150,000,000
APBD
2,533,626,000
1,721,760,000
APBD
4,968,935,300
13,974,030,800
18,280,585,200
APBD
1,478,591,000
1,904,970,000
10,707,717,000
9,900,305,628
APBD
775,811,600
867,377,800
1,113,126,003
1,212,750,000
APBD
19,015,149,521
1,690,648,258,69
1
21,524,239,869
1,921,183,264,10
2
13,538,586,060
1,789,183,055,25
2
29,228,499,803
2,027,796,561,83
9
34,459,106,828
2,403,051,965,79
8
APBD
1.12
1.12
0.76
1.44
1.43
3,053,991,000
900,000,000
2012(**)
APBD
Proporsi belanja modal sanitasi Kabupaten Tangerang rata-rata hanya 1.16 % dari total belanja modal APBD atau .
Rp. 22,784,973,916,- per tahun yang dilaksanakan oleh beberapa SKPD yang memiliki tugas, fungsi dan
kewenangan dalam sektor sanitasi yaitu Dinas Cipta Karya, Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman, Dinas
Kesehatan, Dinas Bina Marga dan Pengairan dan Badan Lingkungan Hidup Daerah.
Gambar 2.5. Grafik Proporsi Belanja Modal Sanitasi Total.
Proporsi Belanja Modal Sanitasi terhadap Belanja Total APBD (%)
1.44
1.12
1.43
1.12
0.76
2008
2009
2010
2011
2012
Belanja modal sanitasi Kabupaten Tangerang per-subsektor pada tahun 2012 dengan belanja terbesar pada sektor
persampahan yaitu sebesar Rp. 17.826.343,200,- dan yangbterkecil pada aspek PHBS sebesar Rp. 1.962.275.000,Tabel. 2.14. Belanja Santasi Per-Sub Sektor 5 tahun terakhir
N
O
1
2
3
SUBSEKTOR
2008
2009
2010
2011
2012
2,366,451,
003
4,495,
033,000
13,810,030,800
10,412,201,
000
2,639,817,
000
17,826,343,200
10,175
,455,628
1,962,
275,000
Sumber
Keuanga
n
Air Limbah
8,731,908,000
5,771,273,224
2,389,604,340
Sampah
5,163,250,521
9,334,013,045
5,098,098,600
Drainase
2,743,991,000
1,643,591,000
1,325,970,000
2,376,000,000
4,775,362,600
4,724,913,120
19,015,149,521
21,524,239,869
13,538,586,060
29,228,499,803
34,459,106,828
APBD
1,690,648,258,69
1
1,921,183,264,10
2
1,789,183,055,25
2
2,027,796,561,83
9
2,403,051,965,79
8
APBD
1.12
1.12
0.76
1.44
1.43
Aspek PHBS
Total Belanja Modal
Sanitasi
Total Belanja APBD
Proporsi Belanja Modal
Sanitasi Terhadap Total
Belanja APBD (%)
APBD
APBD
APBD
APBD
Sedangkan untuk retribusi yang diterima oleh Pemerintah Kabupateng Tangerang dari sector sanitasi dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.15. Retribusi Sanitasi
NO
1
2
3
RETRIBUSI
SANITASI
2008
2009
2010
N/A
N/A
N/A
Retribusi Sampah
Retribusi Air
Limbah (sedot
tinja)
47,514,000
169,532,750
61,572,20
0
Retribusi Drainase
2012
RATA-RATA
Pertumb
. (%)
1,000,0
00,000
993,60
0,000
996,800,000
(0.64)
205,0
00,000
95,04
0,000
150,020,000
93.11
2011
Belanja modal sanitasi per-penduduk di Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 sebesar 11.252 rupiah dan telah
mengalami peningkatan sebesar 5,8 % dibandingkan pada tahun 2010 sebesar 4.777 rupiah.
Gambar 2.6.. Grafik Belanja Modal Sanitasi Per-penduduk.
8,391
4,777
2008
2009
2010
2011
2012
Tabel 2.16. Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per penduduk 5 tahun terakhir
N
o
Sub Sektor/SKPD
Air Limbah
1
2
3
BLHD
Dinas Cipta Karya
Persampahan
Drainase
Dinas Bina Marga
Aspek PHBS
Dinas Kesehatan
E
F
G
H
I
J
2009
8,731,908,
000
200,000,
000
8,021,908,
000
2010
2011
2012
2,366,451,
003
Rata-rata
2,389,604,
340
363,500,
000
1,810,604,
340
867,377,
800
5,098,098,
600
4,968,935,
300
1,325,970,
000
1,904,970,
000
4,724,913,
120
3,623,198,
620
13,538,586,
060
13,538,586,
060
1,789,183,055,
252
900,000,
000
1,113,126,
003
4,495,033,
000
150,000,
000
3,193,706,
000
1,212,750,
000
5,163,250,
521
5,363,250,
521
2,743,991,
000
3,053,991,
000
2,376,000,
000
2,376,000,
000
19,015,149,
521
19,015,149,
521
1,690,648,258,
691
5,771,273,
224
586,960,
000
5,838,573,
224
775,811,
600
9,334,013,
045
8,957,878,
045
1,643,591,
000
1,478,591,
000
4,775,362,
600
3,886,426,
000
21,524,239,
869
21,524,239,
869
1,921,183,264,
102
13,810,030,800
13,974,030,
800
10,412,201,
000
10,707,717,
000
2,639,817,
000
2,533,626,
000
29,228,499,
803
29,228,499,
803
2,027,796,561,
839
17,826,343,200
18,280,585,
200
10,175,455,
628
9,900,305,
628
1,962,275,
000
1,721,760,
000
34,459,106,
828
30,618,394,
328
2,403,051,965,
798
4,750,85
3,913
325,11
5,000
3,952,95
8,313
992,26
6,351
10,246,347
,233
10,308,935
,973
5,260,24
1,726
5,409,11
4,926
3,295,67
3,544
2,828,20
2,124
23,553,116
,416
22,784,973
,916
1,966,372,621,
136
1.12
1.12
0.76
1.44
1.27
1.14
2,508,
967
7,
579
2,565,
279
8,
391
2,834,
376
4,
777
2,941,
150
9,
938
Kecamatan
DKPP
C
2008
3,062,380
10,
429
Pertumbuha
n
-1%
39%
27%
37%
59%
59%
156%
108%
8%
-1%
27%
24%
10%
12%
2,71
2,443
5%
8,223
20%
2.4.
2.4.1.
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2010 2030 merupakan rencana penyebaran
peruntukkan ruang dalam wilayah Kabupaten Tangerang yang meliputi rencana peruntukkan ruang untuk fungsi
lindung dan rencana peruntukkan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Tangerang
berfungsi :
1. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan
dalam wilayah Kabupaten Tangerang;
2. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukkan ruang;
3. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun; dan
4. Sebagai dasar dalam pemberian ijin pemanfaatan ruang pada wilayah Kabupaten Tangerang.
Penetapan pola ruang ini bersifat dinamis, sesuai dengan dinamika pembangunan, bukan berarti selalu mengarah
pada perubahan fungsi suatu ruang tetapi harus sesuai dengan kebutuhan dan daya dukung yang telah ditetapkan.
Dalam menyeimbangkan kebutuhan (demand) dan ketersediaan (supply) ruang agar mendekati kondisi optimal,
maka pendekatan perencanaan dilakukan dengan menyerasikan kegiatan antar sektor dengan kebutuhan ruang dan
potensi sumberdaya alam yang berasaskan kelestarian lingkungan menuju pembangunan yang berkelanjutan.
Berdasarkan hal tersebut serta didasari oleh Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional dan Peraturan Presiden
Republik Indonesia nomor 54 tahun 2008 tentang penataan ruang kawasan JABODETABEKPUNJUR, maka
penataan ruang diarahkan untuk :
1. Kawasan lindung meliputi: kawasan yang berfungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang
mencakup sumberdaya alam, sumberdaya binaan, nilai sejarah, dan budaya bangsa untuk kepentingan
pembangunan yang berkelanjutan.
2. Kawasan budidaya meliputi kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar
kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya binaan, dan sumberdaya manusia.
Untuk menuju pembangunan yang berkelanjutan, maka tahap pertama yang dilakukan meliputi penetapan dan
pengelolaan Kawasan Lindung, selanjutnya dengan menetapkan arahan pengembanganan dan pengelolaan
Kawasan Budidaya berdasarkan sifat-sifat kegiatan, potensi pengembangan, dan kesesuaian lahan.
Tabel 2.17. Rencana Pola Ruang
Alokasi Ruang
No.
1
Luas (Ha)
20
0.01
1,500.00
1.23
2,321.00
2.2
29,295.00
27.76
Perikanan
2,789.00
2.64
Peternakan
200
0.19
Permukiman Perkotaan
30,937.00
29.32
Permukiman Perdesaan
18,960.00
17.97
9
10
11
10.586.00
100
9,000.00
105,708.00
10.03
0.09
8.53
100
Sedangkan mengenai rencana struktur ruang Kabupaten Tangerang dengan mengacu pada kebijakan yang ada,
kondisi wilayah, potensi dan permasalahan yang ada, kedudukan wilayah dan tujuan penataan ruang yang ada
maka arahan fungsi utama untuk wilayah Kabupaten Tangerang tahun 2011 2031, adalah :
1. Pengembangan industri
2. Pengembangan permukiman
3. Pengembangan kawasan reklamasi
Dari 3 (tiga) fungsi utama Kabupaten Tangerang tersebut selanjutnya dijabarkan dalam bentuk arahan fungsi bagi
setiap kecamatan namun dengan tetap terintegrasi dengan fungsi keseluruhan Kabupaten Tangerang dalam konteks
internal dan eksternal. Arahan pengembangan wilayah untuk setiap kecamatan di Kabupaten Tangerang adalah,
sebagai berikut :
Tabel. 2.18
Peranan dan Fungsi Wilayah Kecamatan di Kabupaten Tangerang Tahun 2011 2031
No.
Kecamatan
Fungsi
Keterangan
Tigaraksa
Mauk
Cikupa
Sepatan
Balaraja
Teluknaga
Curug
Kronjo
No.
Kecamatan
Mekarbaru
10
Gunungkaler
11
Kresek
12
Kemiri
13
Sukamulya
14
Sindang Jaya
15
Jayanti
16
Cisoka
17
Solear
18
Jambe
19
Cisauk
20
Pagedangan
21
Legok
Fungsi
Pertanian
Industri
Pertanian
Pertanian
Pertanian
Pertanian
Pertanian
Pusat pemerintahan kecamatan
Permukiman kepadatan tinggi
Permukiman kepadatan sedang
Pertanian
Industri
Pertanian
Keterangan
No.
Kecamatan
Fungsi
Industri
Pertanian
24
Rajeg
Pertanian
25
Sepatan Timur
Industri
Pertanian
Pertanian
Pertanian
Pertanian
Industri
Industri
Keterangan
Kab
2011-2031
Sumber :RTRW
Tangerang Tahun
2.4.2.
Rencana sistem pusatt pelayanan sesuai dengan kapasitas dan daya dukung pusat permukiman tersebut. Rencana
Sistem Pusat Pelayaan Kabupaten Tangerang pada tahun 2010 2030 mengacu pada aspek kondisi wilayah,
aksesibilitas, tingkat pelayanan dan kebijakan pengembangan yang ada yaitu meliputi:
1. Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) merupakan kecamatan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
provinsi atau beberapa kabupaten/kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan, sosial, ekonomi
dan transportasi bagi wilayah yang berdekatan/berbatasan.
2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) merupakankecamatanyang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota
atau beberapa kecamatan yang berfungsi sebagai pusat simpul jasa distribusi barang dalam satu wilayah
kecamatan dan mempunyai potensi untuk mendorong pusat-pusat desa (daerah belakangnya).
3. Pusat Kegiatan Lokal Propomosi (PKLp) yaitu kecamatanyang dipromosikan untuk dijadikan sebagai PKL
karena berdasarkan hasil analisis, fungsi dan perannya dalam wilayah kabupaten Tangerang sudah cukup
menonjol dan sudah dapat disamakan dengan PKL yang ada.
4. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kecamatan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kecamatan atau beberapa desa. Berdasarkan hasil analisis, ada 18 (delapan belas) pusat permukiman yang
ditetapkan sebagai PPK meliputi Kecamatan Mekarbaru, Gunungkaler, Kresek, Kemiri, Sukamulya,
SindangJaya, Jayanti, Cisoka, Solear, Jambe, Cisauk, Pagedangan, Legok, panongan, Rajeg, Sepatan Timur,
Pakuhaji dan kecamatan Sukadiri.
Secara lebih rinci mengenai rencana sistem pusat pelayanan sebagaimana yang tercantum dalam RTRW Kabupaten
Tangerang Tahun 2011 2031 dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.
Tabel 2.19. Rencana Pusat Pelayanan Kabupaten Tangerang.
Balaraja
Hirarki
Pelayanan
PKWp
Teluknaga
PKWp
Curug
PKWp
Kronjo
PKL
Tigaraksa
PKL
Mauk
PKLp
No
Kecamatan
Fungsi
Keterangan
Dipromosikan
untuk dijadikan
PKW
Dipromosikan
untuk dijadikan
sebagai PKW
Dipromosikan
untuk dijadikan
sebagai PKW
Merupakan
Ibukota
Kabupaten
Tangerang
Dipromosikan
untuk dijadikan
sebagai PKL
No
Kecamatan
Hirarki
Pelayanan
Cikupa
PKLp
Sepatan
PKLp
Mekarbaru
PPK
10
Gunungkaler
PPK
11
Kresek
PPK
12
Kemiri
PPK
13
Sukamulya
PPK
14
Sindang Jaya
PPK
15
Jayanti
PPK
16
Cisoka
PPK
17
Solear
PPK
18
Jambe
PPK
19
Cisauk
PPK
Fungsi
Keterangan
Dipromosikan
untuk dijadikan
sebagai PKL
Dipromosikan
untuk dijadikan
sebagai PKL
20
Pagedangan
Hirarki
Pelayanan
PPK
21
Legok
PPK
22
Panongan
PPK
23
PasarKemis
PKLp
24
Rajeg
PPK
25
Sepatan Timur
PPK
26
Pakuhaji
PPK
27
Sukadiri
PPK
28
Kosambi
PKLp
29
Kalapa Dua
PKLp
No
Kecamatan
Fungsi
Keterangan
Dipromosikan
untuk dijadikan
sebagai PKL
Dipromosikan
untuk dijadikan
sebagai PKL
Dipromosikan
untuk dijadikan
sebagai PKL
2.5.
2.5.1.
Sosial Budaya
Sarana Kesehatan.
Jumlah sarana Kesehatan Kabupaten Tangerang seluruhnya terdapat 5.732 unit yang terdiri dari Rumah Sakit
sampai pelayanan kesehatan masyarakat pada tingkat desa dalam tabel sebagai berikut:
Jumlah
42
39
42
1
12
38
230
425
1,279
714
301
21
173
2
1
2,218
57
23
37
63
14
5,732
2.5.2.
Sarana Pendidikan.
Jumlah sarana pendidikan Kabupaten Tangerang pada seluruh jenjang (SD, SLTP, SMA, SMK, PT) sejumlah 1806
unit sekolah terdiri dari SD Negeri dan Swasta sejumlah 884 unit , SLTP Negeri dan Swasta sejumlah 206 unit, SMA
Negeri dan Swasta sejumlah 106 unit, SMK Negeri dan Swasta sejumlah 80 unit , MI 276 unit, MTs 193 unit, MA 59
unit dan 2 unit Perguruan Tinggi swasta.
Nama Kecamatan
SD
MI
SMP
MTS
SMA
SMK
1
2
BALARAJA
CIKUPA
0
0
12
19
12
19
28
41
28
41
31
53
1
1
5
4
6
5
6
3
4
10
10
13
1
1
Swast
a
4
8
CISAUK
15
15
16
16
16
CISOKA
10
10
28
28
31
12
11
11
5
6
7
CURUG
GUNUNG KALER
JAMBE
2
0
0
24
0
3
26
0
3
32
22
16
32
22
16
42
23
16
1
0
0
11
7
6
12
7
6
4
2
1
9
5
4
13
7
5
1
0
0
9
2
4
10
2
4
1
1
1
7
3
1
8
4
2
JAYANTI
18
18
20
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
KELAPA DUA
KEMERI
KOSAMBI
KRESEK
KRONJO
LEGOK
MAUK
MEKAR BARU
PAGEDANGAN
PAKUHAJI
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
48
1
17
5
5
18
4
2
10
1
48
2
17
5
5
19
4
2
10
1
24
15
29
26
30
28
28
21
29
35
23
15
29
26
30
28
28
21
29
35
51
16
39
31
30
28
29
22
31
35
0
0
0
1
0
1
0
0
2
0
2
9
10
15
9
9
12
10
19
17
2
9
10
16
9
10
12
10
21
17
2
3
4
1
2
3
4
2
3
3
14
4
9
6
3
5
3
1
4
4
16
7
13
7
5
8
7
3
7
7
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
2
3
3
16
7
5
4
6
5
8
2
3
3
16
7
5
4
6
7
8
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
19
PANONGAN
16
16
26
26
32
10
11
20
21
22
PASAR KEMIS
RAJEG
SEPATAN
0
1
2
63
13
7
63
14
9
25
40
18
25
40
18
52
48
20
0
0
0
11
14
8
11
14
8
5
3
3
15
5
5
20
8
8
0
1
1
9
14
9
23
SEPATAN TIMUR
18
18
20
12
12
24
SINDANG JAYA
24
24
26
25
SOLEAR
18
18
21
21
28
26
27
28
SUKADIRI
SUKAMULYA
TELUK NAGA
0
0
1
3
4
6
3
4
7
18
20
38
18
20
39
18
20
41
0
0
0
8
3
14
8
3
14
1
1
4
7
2
8
29
TIGARAKSA
18
19
36
36
43
Jumlah
356
365
750
142
892
261
269
80
Negr.
Swasta
Jml
Negr.
Swasta
Jml
Negr.
Swasta
Jml
Negr.
Swasta
Jml
Negr.
Jml
Negr.
5
9
3
1
Swast
a
4
5
Jml
Negr.
7
6
1
0
Swast
a
0
0
PT
Jml
1
0
N/A
N/A
N/A
N/A
0
0
0
0
0
0
0
0
0
N/A
N/A
N/A
N/A
5
2
3
1
1
2
2
1
1
3
6
3
4
3
2
3
3
2
2
4
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
2
1
1
10
1
1
0
1
3
2
2
1
1
10
2
1
0
1
3
2
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
9
15
10
1
2
1
6
6
5
7
8
6
2
0
0
3
1
5
5
1
5
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
N/A
8
3
12
0
1
1
5
4
8
5
5
9
1
0
1
4
0
4
5
0
5
1
0
0
1
2
2
2
2
2
N/A
N/A
N/A
10
15
N/A
175
255
10
171
181
33
87
120
50
56
N/A
2.5.3.
Jumlah rumah tangga sangat miskin di Kabupaten Tangerang pada tahun 2012 mencapai 177.148 atau 5,8 % dari
total penduduk Kabupaten Tangerang kepala keluarga, sedangkan jumlah rumah kumuh berdasarkan data Bappeda
tahun 2010 mencapai 695,349 rumah dari total kepala keluarga di Kabupaten Tangerang. Jumlah penduduk sangat
miskin terbanyak berada di kecamatan Pakuhaji sebesar 13.256 KK dan jumlah rumah kumuh terbanyak di
kecamatan Teluk Naga sejumlah 7.484 KK. Hal ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Tangerang masih terdapat
warga masyarakat yang tinggal pada lingkungan rawan sanitasi.
Tabel 2.22. Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Kecamatan
Jumlah Keluarga
Miskin
Balaraja
Cikupa
Cisauk
Cisoka
Curug
Gunung Kaler
Jambe
Jayanti
Kelapa dua
Kemiri
Kosambi
Kresek
Kronjo
Legok
Mauk
Mekar baru
Pagedangan
Pakuhaji
Panongan
Pasar Kemis
Rajeg
Sepatan
Sepatan Timur
Sindang Jaya
Solear
Sukadiri
Sukamulya
Teluk Naga
Tigaraksa
4,461
2,727
3,605
7,241
2,784
6,115
4,152
4,460
1,308
6,183
7,725
6,922
5,925
5,712
8,198
5,541
3,876
13,256
4,333
4,303
12,277
5,046
7,770
5,965
6,855
4,631
6,092
11,492
8,193
JUMLAH
177,148
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
KECAMATAN
Balaraja
Cikupa
Cisauk
Cisoka
Curug
Gunung Kaler
Jambe
Jayanti
Kelapa dua
Kemiri
Kosambi
Kresek
Kronjo
Legok
Mauk
Mekar baru
Pagedangan
Pakuhaji
Panongan
Pasar Kemis
Rajeg
Sepatan
Sepatan Timur
Sindang Jaya
Solear
Sukadiri
Sukamulya
Teluk Naga
Tigaraksa
JUMLAH
2.6.
Jmlh Rumah
14,263
22,657
25,490
12,935
43,365
21,890
73,303
27,549
18,844
17,096
48,154
87,952
13,240
19,985
12,669
14,903
14,981
8,881
12,788
8,460
15,675
8,642
9,376
18,367
17,691
17,810
26,720
37,179
24,484
695,349
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 03 Tahun 2010 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah Tugas
penyusunan dan pengaturan di bidang kelembagaan ini dilaksanakan oleh Bagian Organisasi pada Sekretariat
Daerah.
Selanjutnya di tindak lanjuti melalui Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 Tentang
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang dengan susunan kelembagaan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Sekretariat Daerah
Sekretariat DPRD
Inspektorat Kabupaten
Badan Kepegawaian Daerah
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
Dinas Pendapatan Daerah
RSUD Kabupaten Tangerang
Satuan Polisi Pamong Praja
Dinas daerah yang meliputi :
a. Dinas Pendidikan
b. Dinas Kesehatan
c. Dinas Kesejahteraan Sosial
d. Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata
e. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
f. Dinas Pertanian dan Peternakan
g. Dinas Perikanan dan Kelautan
h. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
i. Dinas Bina Marga dan Pengairan
j. Dinas Tata Ruang
k. Dinas Cipta Karya
l. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
m. Dinas Penanggulangan Bencana dan Kebakaran
n. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
o. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
p. Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman
11. Lembaga Teknis Daerah yang meliputi :
a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
b. Badan Lingkungan Hidup Daerah
c. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
d. Badan Penanaman Modal Daerah
e. Badan Ketahanan Pangan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat
f.
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
g. Kantor Perpustakaan Daerah
h. Kantor Arsip Daerah.
12. Kecamatan.
13. Kelurahan / Desa.
Sumber : Perda Kabupaten Tangerang No. 08 Th. 2010 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kab. Tangerang
2.6.1.
Secara kelembagaan badan atau dinas yang diberikan kewenangan mengelola pelayanan terkait Sanitasi (PHBS,
limbah, sampah dan air bersih) diwilayah Kabupaten Tangerang berdasarkan peraturan daerah Kabupaten
Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang adalah sebagai
berikut :
a) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah pada Bidang perencanaan lingkungan hidup dan fasilitas umum
seksi sub bidang lingkungan hidup dan sub bidang permukiman dan fasilitas umum. (Gambar 2.8);
b) Dinas kesehatan Kabupaten Tangerang pada Bidang pencegahan, pemberantasan penyakit dan penyehatan
lingkungan seksi penyehatan lingkungan dan Bidang pengembangan dan promosi kesehatan seksi
pengembangan sumber daya kesehatan, seksi peran serta masyarakat dan kemitraan dan seksi pengembangan
sistem informasi kesehatan ( Gambar 2.9);
c) Dinas Cipta Karya pada Bidang Permukiman dan Perumahan seksi Perencanaan Permukiman dan seksi sarana
dan prasarana(Gambar 2.10);
d) Badan Lingkungan Hidup Daerah Pada bidang pengawasan dan pengendalian limbah sub bidang pengawasan
limbah cair dan sub bidang pengawasan dan pengendalian limbah padat gas kebisingan, getaran dan kebauan
(Gambar 2.11);
e) Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang pada bidang pembangunan dan pemeliharaan seksi
pembangunan dan pemeliharaan sumber daya air (gambar 2.12);
f)
Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman pada Bidang Kebersihan Seksi pengangkutan dan
pengumpulan sampah, Seksi pengolahan dan pemusnahan sampah dan Seksi sarana dan prasarana kebersihan
(Gambar 2.13);
g) Dinas Tata Ruang pada Bidang Perencanan Tata Ruang Seksi perencanaan umum tata ruang dan Bidang
pemanfaatan Seksi pemanfaatan permukiman (Gambar 2.14).
Gambar 2.8.
Bagan Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Gambar 2.9.
Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan
Gambar 2.10.
Bagan Struktur Organisasi Dinas Cipta Karya
Gambar 2.11.
Bagan Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah
Gambar 2.12.
Bagan Struktur Organisasi Dinas Bina Marga dan Pengairan
Gambar 2.13.
Bagan Struktur Organisasi Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman
Daftar Peraturan
Terkait Sanitasi
Air Limbah
Peraturan
Undang-Undang
Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan Umum;
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten;
Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Umum;
Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437);
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor
4437);
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4438);
Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indoneisa Nomor 4725);
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5188);
Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindugan Taman;
Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian
Alam;
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air;
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1998 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal
Daerah ;
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum;
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum:
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tantang Pengelolaan Barang Milik Negara /
Daerah:
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
Peraturan Presiden
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
Keputusan Presiden
Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1980 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 tentang Kawasan Industri;
Peraturan Menteri
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 Tahun 2008 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengolahan Air Limbah Pemukiman (KSNP/SPALP);
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 22/Permen/M/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota;
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2011(Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 489);
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741 / Menkes/Per/VII/2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota;
Peraturan Menteri Pekarjaan Umum Nomor 14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
Peraturan Daerah
Peraturan Daerah Kabupaten tangerang Nomor 11 Tahun 2004 Tentang Retribusi Jasa
Umum;
Peraturan Bupati Tangerang Nomor 37 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Tahun 2008-2013.
Perda Nomor 08 Tahun 2010 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang;
Petunjuk Teknis
Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan Pompa Hidran
Dalam Penyediaan Air Bersih;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi
Pengolahan Air Sistem Berpindah pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara Sistem
Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728
Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara;
Petunjuk Teknis Pengoperasian & Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rmh
Tangga Non Kakus;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK;
Persampahan
Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten;
Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Umum;
Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437);
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor
4437);
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4438);
Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indoneisa Nomor 4725);
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5188);
Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindugan Taman;
Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian
Alam;
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air;
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1998 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal
Daerah ;
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum;
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum:
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tantang Pengelolaan Barang Milik Negara /
Daerah:
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
Peraturan Presiden
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
Keputusan Presiden
Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1980 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 tentang Kawasan Industri;
Peraturan Menteri
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Sampah;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 Tahun 2008 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengolahan Air Limbah Pemukiman (KSNP/SPALP);
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 22/Permen/M/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota;
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2011(Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 489);
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741 / Menkes/Per/VII/2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota;
Peraturan Menteri Pekarjaan Umum Nomor 14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan
Sampah
Peraturan Daerah
Peraturan Daerah Kabupaten tangerang Nomor 11 Tahun 2004 Tentang Retribusi Jasa
Umum;
Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 5 Tahun 1998 Tentang Retribusi
Persampahan;
Peraturan Bupati Tangerang Nomor 37 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Tahun 2008-2013.
Perda Nomor 08 Tahun 2010 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang;
Petunjuk Teknis
Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan Pompa Hidran
Dalam Penyediaan Air Bersih;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi
Pengolahan Air Sistem Berpindah pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara Sistem
Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728
Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos Rumah
Tangga Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan,
Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA
Sampah;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Pengomposan Sampah
Organik Skala Lingkungan;
Drainase
Undang-Undang
Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan Umum;
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten;
Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Umum;
Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437);
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor
4437);
Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindugan Taman;
Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian
Alam;
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air;
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1998 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal
Daerah ;
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum;
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum:
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tantang Pengelolaan Barang Milik Negara /
Daerah:
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
Peraturan Presiden
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
Keputusan Presiden
Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1980 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 tentang Kawasan Industri;
Peraturan Menteri
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 Tahun 2008 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengolahan Air Limbah Pemukiman (KSNP/SPALP);
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 22/Permen/M/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota;
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2011(Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 489);
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741 / Menkes/Per/VII/2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota;
Peraturan Menteri Pekarjaan Umum Nomor 14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
Peraturan Daerah
Peraturan Daerah Kabupaten tangerang Nomor 11 Tahun 2004 Tentang Retribusi Jasa
Umum;
Peraturan Bupati Tangerang Nomor 37 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Tahun 2008-2013.
Perda Nomor 08 Tahun 2010 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang;
Petunjuk Teknis
Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan Pompa Hidran
Dalam Penyediaan Air Bersih;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi
Pengolahan Air Sistem Berpindah pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara Sistem
Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728
Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.72 Pet B judul Petunjuk Teknis Pembuatan Sumur
Resapan;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis Pengelolaan
Drainase Perkotaan;
Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis Saluran Irigasi;