Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
FATIMAH, S.Kp
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
MANUSIA LANJUT USIA
Dari analisa kecenderungan sosial dan data statistic
penduduk, Indonesia akan mengalami peningkatan
jumlah manusia lanjut usia dari tahun ke tahun.
Hingga tahun 2020 jumlah penduduk yang berusia 60
tahun seperlima jumlah penduduk dan
seperempatnya berusia 65 tahun.
Ada tiga pengaruh penting dalam pertambahan
penduduk seperti
1. keberhasilan keluarga berencana,
2. peningkatan umur harapan hidup ( UHH) dan
3. migrasi.
DEFINISI
Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan dengan
waktu, sudah dimulai sejak lahir dan berlanjut sepanjang hidup. Usia tua
adalah fase akhir dari rentang kehidupan.
Ada beberapa definisi tentang lanjut usia dan tergantung dari cara berpikir
seseorang. Seorang ayah yang berusia tiga puluh tahun dapat dianggap
tua bagi anaknya dan muda bagi orangtuanya. Bagi orang yang sehat dan
aktif, usia 65 tahun belum dianggap tua dan menganggap usia 75 tahun
sebagai permulaan lanjut usia
Menurut UU RI No. 4 tahun 1965 usia lanjut adalah mereka yang berusia
55 tahun keatas. Sedangkan menurut dokumen pelembagaan lanjut usia
dalam kehidupan bangsa yang diterbitkan oleh Departemen Sosial dalam
rangka pencanangan Hari lanjut usia Nasional tanggal 29 Mei 1996 oleh
Presiden RI, batas usia lanjut adalah 60 tahun atau lebih.
Ketika usia pensiun ditentukan pada usia 65 tahun melalui legislasi Social
Security pada tahun 1930-an, maka masyarakat Amerika menerima usia
65 tahun sebagai awal usia tua.
TEORI PENUAAN
1. Penuaan biologic
Merujuk pada perubahan struktur dan fungsi
tubuh yang terjadi sepanjang kehidupan
(Zarit, 1980)
2. Penuaan fungsional
Merujuk pada kapasitas individual mengenai
fungsinya dalam masyarakat, dibandingkan
dengan orang lain yang sebaya (Birren,
Renner, 1977)
3. Penuaan Psikologik
Perubahan prilaku, perubahan dalam persepsi diri, dan
reaksinya terhadap perubahan biologis (Gress, Bahr, 1984)
4. Penuaan sosiologik
Merujuk pada peran dan kebiasaan sosial individu di
masyarakat (Birren, Renner 1977)
5. Penuaan Spiritual
Merujuk pada perubahan diri dan persepsi diri, cara
berhubungan dengan orang lain atau menempatkan diri di
dunia dan pandangan dunia terhadap dirinya (Stallwood,
Stoll. 1975)
Atau
Usia 60 74
Usia 75 84
Usia 85 keatas
Source:
G.Wold,
Basic
Geriatric Nursing (St. Louis:
Mosby Year Book, 1993)P.5
Older population
The elderly
The aged
The extreme aged
The young-old
The middle-old
The old-old
ganggun tidur
4.
Perubahan Bingung yang menetap; toksikasi
farmakokinetik
dan obat;
berpotrensi
mengalami
farmakodinamik
kelemahan mobilitas, kehilangan
fungsi,
dan
perubahan
eliminasi
BAB
dan
pola
BAB;
Perubahan fisik
Penuaan intrinsic mengacu pada perubahan yang
diakibatkan oleh proses penuaan normal yang
telah deprogram secara genetic dan pada
dasarnya universal dalam spesies yang
bersangkutan.
Penuaan ekstrinsik terjadi akibat pengaruh dari
luar diri seperti penyakit, polusi udara dan sinar
matahari dan merupakan penuaan yang abnormal
yang dapat dihilangkan atau dikurangi dengan
intervensi perawatan kesehatan yang efektif.
Perubahan sel
Perubahan sel dan ekstrasel pada lansia mengakibatkan
penurunan tampilan dan fungsi fisik. Lansia menjadi lebih
pendek akibat adanya pengurangan lebar bahu dan pelebaran
lingkar dada dan perut, dan diameter pelvis. Kulit menjadi tipis
dan keriput, massa tubuh berkurang dan massa lemak
bertambah.
Kemampuan tubuh memelihara homeostatis menjadi berkurang
seiring dengan penuaan seluler. Sistem organ tidak efisien lagi
akibat dari berkurangnya sel dan jaringan. Kemampuan sel
memperbarui diri sendiri menjadi berkurang. Penimbunan
pigmen (lipofusin) juga mulai terjadi. Didalam jaringan ikat,
terjadilah degradasi elastin dan kolagen yang mengakibatkan
jaringan menjadi lebih keras dan kurang elastic.
Perubahan kardiovaskular
Perubahan struktur jantung dan sistem vaskuler
mengakibatkan penurunan kemampuan untuk berfungsi
secara efisien. Katup jantung menjadi lebih tebal dan
kaku, jantung serta arteri kehilangan elastisitasnya.
Timbunan kalsium dan lemak berkumpul di dalam
dinding arteri, vena menjadi sangat berkelok-kelok.
Perubahan sistem
pernapasan
Perubahan sistem pernapasan yang berhubungan
dengan usia yang mempengaruhi kapasitas dan fungsi
paru meliputi peningkatan diameter anterioposterior
dada, kolaps osteoporotic vertebra yang mengakibatkan
kifosis, kalsifikasi kartilago kosta dan penurunan
mobilitas kosta, penurunan efisiensi otot pernapasan,
peningkatan rigiditas paru atau hilangnya recoil paru
mengakibatkan peningkatan volume residu paru dan
penurunan kapasitas vital paru. dan penurunan luas
permukaan alveoli. Penurunan efisiensi batuk,
berkurangnya aktifitas silia dan peningkatan ruang rugi
pernapasan membuat lanjut usia lebih rentan terhadap
infeksi pernapasan.
Perubahan integumen
Bertambahnya usia mempengaruhi fungsi dan penampilan kulit, dimana
epidermis dan dermis menjadi lebih tipis, jumlah serat elastic berkurang dan
kolagen menjadi lebih kaku. Lemak subkutan terutama di ekstemitas
berkurang. Hilangnya kapiler di kulit mengakibatkan penurunan suplai darah,
kulit menjadi hilang kekenyalannya, keriput dan menggelambir. Pigmentasi
rambut menurun dan rambut menjadi beruban, distribusi pigmen kulit tidak
rata dan tidak beraturan terutama pada bagian yang selalu terpajan sinar
matahari. Kulit menjadi lebih kering dan rentan terhadap iritasi karena
penurunan aktivitas kelenjar sebasea dan kelenjar keringat sehingga
menyebabkan kulit lebih rentan terhadap gatal-gatal. Perubahan ini
membuat toleransi terhadap suhu dan pajanan sinar matahari yang ekstrim
menurun.
Perubahan gastrointestinal
Saluran gastrointestinal masih tetap adekuat pada lansia, tetapi pada
beberapa lansia dapat terjadi ketidaknyamanan akibat melambatnya
motilitas. Sekitar setengah populasi telah habis giginya saat berusia 60
tahun. Meskipun merupakan konsekuensi proses penuaan yang tidak
dapat dihindari, seringkali terjadi penyakit periodontal yang
menyebabkan gigi berlubang dan ompong. Aliran ludah pun berkurang
sehingga lansia mengalami mulut kering.
Perubahan genitourinaria
Sistem genitourinaria tetap berfungsi secara adekuat pada individu
lansia, meskipun terjadi penurunan massa ginjal akibat kehilangan
beberapa nefron. Perubahan fungsi ginjal meliputi penurunan laju
infiltrasi, penurunan fungsi tubuler dengan penurunan efisiensi dalam
resorbsi dan pemekatan urin, dan perlambatan restorasi
keseimbangan asam basa terhadap stress. Ureter, kandung kemih dan
uretra kehilangan tonus ototnya. Kapasitas kandung kemih menurun
sehingga lansia tidak mampu mengosongkan kandung kemihnya
secara sempurna.
Retensi urin yang terjadi akan meningkatkan risiko infeksi. Wanita
lansia biasanya mengalami penurunan tonus otot perineal yang
mengakibatkan stress inkontinensia dan urgensi inkontinensia. Pada
lansia laki-laki sering ditemukan pembesaran kelenjar prostat
(Hiperplasia Prostat Benigna) yang dapat menyebabkan retensi urin
kronis, sering berkemih dan inkontinensia.
Perubahan musculoskeletal
Pada wanita pascamenopause mengalami kehilangan densitas tulang yang
massif akan mengakibatkan osteoporosis dan berhubungan dengan kurang
aktivitas, masukan kalsium yang tidak adekuat dan kehilangan estrogen.
Pengurangan dan penyusutan tinggi tubuh akibat dari perubahan
osteoporotic pada tulang punggung, kifosis dan fleksi pinggul serta lutut.
Perubahan ini menyebabkan penurunan mobilitas, keseimbangan dan
fungsi organ internal.
Ukuran otot berkurang dan otot kehilangan kekuatan, fleksibilitas dan
ketahanannya sebagai akibat penurunan aktivitas dan penuaan. Kartilago
sendi memburuk secara progresif mulai usia pertengahan.
Perubahan sistem persarafan
Pada lansia terjadi perubahan struktur dan fungsi sistem saraf. Massa otak
berkurang secara progresif akibat dari berkurangnya sel saraf yang rusak
dan tidak dapat diganti. Juga terjadi penurunan sistesis dan metabolism
neurotransmiter utama. Impuls saraf dihantar lebih lambat, sehingga
lansia memerlukan waktu yang lebih lama untuk merespon dan bereaksi.
Kinerja sistem saraf otonom berkurang efisiensinya dan mudah terjadi
hipotensi postural yang menyebabkan seseorang merasa pusing saat
berdiri dengan cepat. Homeostasis juga lebih sulit untuk dijaga, perubahan
sistem saraf seiring dengan penurunan aliran darah otak, walau dalam
kondisi normal pasokan glukosa dan oksigen masih mencukupi.
Perubahan sensorik
Kehilangan sensorik akibat penuaan mengenai organ sensorik
penglihatan, pendengaran, pengecap, peraba dan penghidu serta
dapat mengancam interaksi dan komunikasi dengan lingkungan.
Pada penglihatan, sel tengah lensa yang tidak pernah digantikan
dengan sel baru akan menjadi kuning, kaku, padat dan berkabut.
Sedangkan pada bagian permukaan lensa yang selnya selalu baru
membuat bagian luar lensa mata tetap elastic untuk akomodasi dan
berfokus pada jarak jauh dan dekat. Akibatnya lensa menjadi kurang
fleksibel dan titik dekat focus berpindah lebih jauh (Presbiopi). Lansia
membutuhkan kacamata baca untuk memperbesar obyek. Selain itu
lensa yang menguning dan berkabut menyebabkan sinar berpendar
yang membuat lansia sangat peka terhadap sinar yang menyilaukan.
Kemampuan membedakan hijau dan biru juga berkurang. Pupil
berdilatasi dengan lambat karena otot iris menjadi semakin kaku.
Lansia memerlukan sinar yang lebih lama untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan gelap dan terang serta memerlukan sinar yang
lebih terang untuk melihat benda yang sangat dekat.
Sistem
kardiovaskuler
Keluhan keletihan
dengan peningkatan
aktifitas, waktu
pemulihan frekuensi
jantung meningkat,
tekanan darah normal
140/90 mmHg
Kesehatan kardiovaskuler
pada lansia dapat
ditingkatkan dengan
menasihatkan olahraga
teratur, aktifitas yang
berirama, hindari
merokok, makan makanan
rendah lemak, diet rendah
garam, berpartisipasi
dalam aktifitas penurunan
stress, ukur tekanan darah
secara teratur, kepatuhan
pengobatan dan control
berat badan
Perubahan
Promosi
keperawatan
kesehatan/rekomendasi
Sistem
pernafasan
Olahraga secara
teratur, hindari
merokok, minum
banyak cairan untuk
mengencerkan secret,
imunisasi influenza
setiap tahun, hindari
pajanan terhadap
infeksi saluran
pernapasan bagian
atas
Perubahan
Promosi
keperawatan
Sistem
integument
Sistem
reproduksi
Hindari pajanan
matahari dengan
pakaian, tabir surya
dan tetap dalam
ruangan; berpakaian
sesuai iklim; menjaga
suhu ruangan yang
aman; berendam 1
2 kali seminggu,
lumasi kulit
kesehatan/rekomendasi
Mungkin memerlukan
krim
estrogen/antibiotic,
gunakan pelumas
saat berhubungan
kelamin, carilah
bimbingan
kesehatan/seksual
bila perlu
Perubahan
Sistem
muscul
oskelet
al
Siste
m
genitou
rinarius
Penurunan tinggi
badan, rentan
terhadap fraktur,
kifosis, keluhan nyeri
punggung, kehilangan
kekuatan, flesibilitas
dan ketahanan otot,
keluhan nyeri sendi
Perubahan
Sistem
gastroi
ntestin
al
Sistem
saraf
Perubahan
Sistem
indera
khusus:
Penglihata
n
Memegang benda
jauh dari wajah,
keluhan silau,
penglihatan buruk
saat malam,
bingung dengan
warna
Memberi respon
yang tidak sesuai,
meminta
mengulang katakata
Pendenga
ran
Pengecap
dan
penghidu
Menggunakan gula
dan garam
berlebihan
Perubahan psikososial
Lansia yang sehat secara psikososial dapat dilihat dari kemampuannya
beradaptasi terhadap kehilangan fisik, sosial dan emosional serta
mencapai kebahagiaan, kedamaian dan kepuasan hidup. Ketakutan
menjadi tua dan tidak mampu produktif lagi memunculkan gambaran
yang negative tentang proses menua. Banyak kultur dan budaya yang
ikut menumbuhkan anggapan negative ini, dimana lansia dipandang
sebagai individu yang tidak mempunyai sumbangan apapun terhadap
masyarakat dan memboroskan sumber daya ekonomi.
Perawat dapat memberikan dorongan ikut serta dalam membuat
keputusan, kemandirian, aktivitas social lansia. Memberikan keluwesan,
humor dan rasa keingintahuan kepada lansia dapat meningkatkan
adaptasi social dan psikologis serta citra diri yang positif. Perawat juga
harus memiliki pemahaman yang holistic tentang proses penuaan dan
memperlakukan lansia dengan hormat agar lansia mampu membuat
keputusan dan mempertahankan otonomi sehingga kualitas hidup
mereka akan meningkat.
Perkembangan kognitif
Banyak mitos yang berkembang di masyarakat tentang penurunan intelegensia lansia dan
anggapan bahwa lansia sulit untuk diberikan pelajaran karena proses pikir yang mulai
melambat, mudah lupa, bingung dan pikun. Padahal penelitian memperlihatkan bahwa
lingkungan yang memberikan stimulasi, tingkat pendidikan yang tinggi, status pekerjaan dan
kesehatan kardiovaskular yang baik dapat memberikan efek positif terhadap angka
intelegensi lansia.
Kemampuan belajar dan menerima keterampilan serta informasi baru akan menurun pada
individu yang telah melewati 70 tahun. Meskipun banyak individu yang lebih tua tetap
belajar dan berpartisipasi dalam berbagai pengalaman pendidikan. Motivasi, kecepatan
kinerja, kesehatan yang buruk dan status fisik kesemuanya merupakan factor penting yang
mempengaruhi kemampuan pembelajaran. Pada lansia kehilangan ingatan jangka pendek
dan baru merupakan hal yang sering terjadi. Kehilangan indera, adanya distraksi dan tidak
tertarik akan informasi dapat semakin mengganggu lansia dalam belajar. Jika tidak ada
masalah patologis pada lansia disebut pelupa senilis benigna.
Perawat dapat mempermudah proses kemampuan belajar lanjut usia dengan cara
memberikan tehnik untuk meningkatkan daya ingat untuk memperkuat mengingat data yang
berhubungan, mendorong penggunaan intelegensia secara terus menerus, menghubungkan
informasi baru dengan informasi yang telah dikenal sebelumnya, mendorong lansia
menggunakan kaca mata dan alat bantu pendengaran, menggunakan penerangan yang
tidak menyilaukan, menyediakan suasana yang nyaman dan tenang, menentukan sasaran
jangka pendek, periode mengajar diatur sesingkat mungkin, memberi jeda waktu tugas
sesuai dengan stamina kelompok, mendorong partisipasi verbal para peserta, menganjurkan
cara belajar yang positif
Terminologi
Geriatrik, berasal dari bahasa Yunani yang berarti usia tua,
merupakan cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan
penyakit dan masalah-masalah yang terjadi pada usia tua.
Secara umum istilah ini tidak digunakan untuk menggambarkan
perawatan lansia mengingat orientasinya hanya terbatas kepada
pengobatan dan penyakit.
Gerontologi, berasal dari bahasa Yunani geron yang berarti
lansia, meliputi penelitian para ahli terhadap proses menua dan
masalah yang terjadi pada lansia seperti aspek biologi, sosiologi,
psikologi, dan ekonomi.
Keperawatan gerontology adalah spesialisasi keperawatan
yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsi
lansia, perencanaan dan pelaksanaan perawatan dan pelayanan
sesuai kebutuhan lansia, dan mengevaluasi efektivitas asuhan.