Вы находитесь на странице: 1из 31

KEPERAWATAN GERONTIK

FATIMAH, S.Kp

PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
MANUSIA LANJUT USIA
Dari analisa kecenderungan sosial dan data statistic
penduduk, Indonesia akan mengalami peningkatan
jumlah manusia lanjut usia dari tahun ke tahun.
Hingga tahun 2020 jumlah penduduk yang berusia 60
tahun seperlima jumlah penduduk dan
seperempatnya berusia 65 tahun.
Ada tiga pengaruh penting dalam pertambahan
penduduk seperti
1. keberhasilan keluarga berencana,
2. peningkatan umur harapan hidup ( UHH) dan
3. migrasi.

Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa


yang terlihat dari peningkatan taraf hidup dan Umur
Harapan Hidup (UHH)/Angka Harapan Hidup (AHH).
Namun peningkatan UHH ini dapat mengakibatkan
terjadinya transisi epidemiologi dalam bidang kesehatan
akibat meningkatnya jumlah angka kesakitan karena
penyakit degeneratif.
Perubahan struktur demografi ini diakibatkan oleh
peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan
menurunnya angka kematian serta penurunan jumlah
kelahiran.

Seiring meningkatnya derajat kesehatan dan kesejahteraan


penduduk akan berpengaruh pada peningkatan UHH di Indonesia.
Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2011, pada tahun
2000-2005 UHH adalah 66,4 tahun (dengan persentase populasi
lansia tahun 2000 adalah 7,74%),
Begitu pula dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi
peningkatan UHH. Pada tahun 2000 UHH di Indonesia adalah 64,5
tahun (dengan persentase populasi lansia adalah 7,18%).
Angka ini meningkat menjadi 69,43 tahun pada tahun 2010
(dengan persentase populasi lansia adalah 7,56%)
Dan pada tahun 2011 menjadi 69,65 tahun (dengan persentase
populasi lansia adalah 7,58%).
Tahun 2045-2050 yang diperkirakan UHH menjadi 77,6 tahun
(dengan persentase populasi lansia tahun 2045 adalah 28,68%).

Secara global diprediksi populasi lansia terus


mengalami peningkatan seperti tampak pada gambar
di bawah ini. Populasi lansia di Indonesia diprediksi
meningkat lebih tinggi dari pada populasi lansia di
wilayah Asia dan global setelah tahun 2050.
Bila dilihat dari struktur kependudukannya, secara
global berstruktur tua dari tahun 1950. Sedangkan
Asia dan Indonesia berstruktur tua dimulai dari tahun
1990 dan 2000. Walaupun dikatakan berstruktur tua
tetapi jumlah penduduk <15 tahun lebih besar dari
penduduk lansia (60+ tahun), tetapi pada tahun 2040
baik global/dunia, Asia dan Indonesia diprediksikan
jumlah penduduk lansia sudah lebih besar dari jumlah
penduduk <15 tahun.
Gambar 1: Persentase Penduduk Lansia di Dunia, Asia
dan Indonesia Tahun 1950 - 2050 Sumber : UN,
World Population Prospects: The 2010 Revision

DEFINISI
Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan dengan
waktu, sudah dimulai sejak lahir dan berlanjut sepanjang hidup. Usia tua
adalah fase akhir dari rentang kehidupan.
Ada beberapa definisi tentang lanjut usia dan tergantung dari cara berpikir
seseorang. Seorang ayah yang berusia tiga puluh tahun dapat dianggap
tua bagi anaknya dan muda bagi orangtuanya. Bagi orang yang sehat dan
aktif, usia 65 tahun belum dianggap tua dan menganggap usia 75 tahun
sebagai permulaan lanjut usia
Menurut UU RI No. 4 tahun 1965 usia lanjut adalah mereka yang berusia
55 tahun keatas. Sedangkan menurut dokumen pelembagaan lanjut usia
dalam kehidupan bangsa yang diterbitkan oleh Departemen Sosial dalam
rangka pencanangan Hari lanjut usia Nasional tanggal 29 Mei 1996 oleh
Presiden RI, batas usia lanjut adalah 60 tahun atau lebih.
Ketika usia pensiun ditentukan pada usia 65 tahun melalui legislasi Social
Security pada tahun 1930-an, maka masyarakat Amerika menerima usia
65 tahun sebagai awal usia tua.

Secara umum seseorang dikatakan lanjut usia jika


sudah berusia diatas 60 tahun, tetapi definisi ini
sangat bervariasi tergantung dari aspek sosial
budaya, fisiologis dan kronologis.
Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena
usianya mengalami perubahan biologis, fisik,
kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini akan
memberikan pengaruh pada seluruh aspek
kehidupan, termasuk kesehatannya. Oleh karena itu,
kesehatan manusia usia lanjut perlu mendapatkan
perhatian khusus dengan tetap di pelihara dan
ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup
secara ptoduktif ssuai dengan kemampuannya
sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam
pembangunan. (UU Kesehatan No. 23 tahun 1992,
pasal 19 ayat1).

TEORI PENUAAN
1. Penuaan biologic
Merujuk pada perubahan struktur dan fungsi
tubuh yang terjadi sepanjang kehidupan
(Zarit, 1980)
2. Penuaan fungsional
Merujuk pada kapasitas individual mengenai
fungsinya dalam masyarakat, dibandingkan
dengan orang lain yang sebaya (Birren,
Renner, 1977)

3. Penuaan Psikologik
Perubahan prilaku, perubahan dalam persepsi diri, dan
reaksinya terhadap perubahan biologis (Gress, Bahr, 1984)
4. Penuaan sosiologik
Merujuk pada peran dan kebiasaan sosial individu di
masyarakat (Birren, Renner 1977)
5. Penuaan Spiritual
Merujuk pada perubahan diri dan persepsi diri, cara
berhubungan dengan orang lain atau menempatkan diri di
dunia dan pandangan dunia terhadap dirinya (Stallwood,
Stoll. 1975)

Kategori populasi lanjut usia


55 64
65 74
75 84
85 keatas

Atau

Usia 60 74
Usia 75 84
Usia 85 keatas

Source:
G.Wold,
Basic
Geriatric Nursing (St. Louis:
Mosby Year Book, 1993)P.5

Older population
The elderly
The aged
The extreme aged

The young-old
The middle-old
The old-old

Hubungan antara aspek penuaan


fisik dan psikologis
EFEK
Variabel
1. Kehilangan penglihatan Apatis, bingung, disorientasi,
tergantung pada orang lain,
dan pendengaran
hilang kontrol

Bingung, tergantung pada orang


2. Lingkungan asing dan lain, hilang kontrol, gangguan
banyak orang tidak dikenal tidur, relokasi stress

Kelemahan mobilitas, tergantung


3. Penyakit akut
pada orang lain, hilang control,

ganggun tidur

4.
Perubahan Bingung yang menetap; toksikasi
farmakokinetik
dan obat;
berpotrensi
mengalami
farmakodinamik
kelemahan mobilitas, kehilangan
fungsi,
dan
perubahan
eliminasi
BAB
dan

pola
BAB;

6. Teori perkembangan dan


sosiologi
Menurut Erikson (1963) tugas perkembangan utama pada lansia adalah
integritas ego versus keputusasaan. Integritas ego menunjukkan sikap
menerima perubahan gaya hidup dan kepercayaan seseorang tentang pilihan
yang telah dibuatnya merupakan keputusan terbaik bagi dirinya dan
membuatnya tetap dapat mengontrol dirinya sendiri. Sedangkan
keputusasaan merupakan lawan dari integritas ego yang menunjukkan
ketidakpuasan dan kekecewaan lansia dalam menerima penuaannya.
Sedangkan Havighurst (1972) mengatakan tugas perkembangan lansia
meliputi penyesuaian terhadap penurunan kekuatan dan kesehatan fisik,
penurunan pendapatan, pension dan kematian pasangan; menjalin hubungan
baru dengan kelompok seusia; beradaptasi dengan peran social dengan cara
yang fleksibel; dan memantapkan pengaturan kehidupan fisik yang
memuaskan.
Untuk teori sosiologi, ada tiga teori penuaan yang berusaha meramalkan dan
menjelaskan interaksi dan peran social yang turut mempengaruhi adaptasi
lansia yaitu teori pembebasan, aktivitas, dan kesinambungan.

Perubahan fisik
Penuaan intrinsic mengacu pada perubahan yang
diakibatkan oleh proses penuaan normal yang
telah deprogram secara genetic dan pada
dasarnya universal dalam spesies yang
bersangkutan.
Penuaan ekstrinsik terjadi akibat pengaruh dari
luar diri seperti penyakit, polusi udara dan sinar
matahari dan merupakan penuaan yang abnormal
yang dapat dihilangkan atau dikurangi dengan
intervensi perawatan kesehatan yang efektif.

Perubahan sel
Perubahan sel dan ekstrasel pada lansia mengakibatkan
penurunan tampilan dan fungsi fisik. Lansia menjadi lebih
pendek akibat adanya pengurangan lebar bahu dan pelebaran
lingkar dada dan perut, dan diameter pelvis. Kulit menjadi tipis
dan keriput, massa tubuh berkurang dan massa lemak
bertambah.
Kemampuan tubuh memelihara homeostatis menjadi berkurang
seiring dengan penuaan seluler. Sistem organ tidak efisien lagi
akibat dari berkurangnya sel dan jaringan. Kemampuan sel
memperbarui diri sendiri menjadi berkurang. Penimbunan
pigmen (lipofusin) juga mulai terjadi. Didalam jaringan ikat,
terjadilah degradasi elastin dan kolagen yang mengakibatkan
jaringan menjadi lebih keras dan kurang elastic.

Perubahan kardiovaskular
Perubahan struktur jantung dan sistem vaskuler
mengakibatkan penurunan kemampuan untuk berfungsi
secara efisien. Katup jantung menjadi lebih tebal dan
kaku, jantung serta arteri kehilangan elastisitasnya.
Timbunan kalsium dan lemak berkumpul di dalam
dinding arteri, vena menjadi sangat berkelok-kelok.

Meskipun fungsi dipertahankan dalam keadaan normal,


tetapi sistem kardiovaskuler berkurang cadangannya,
dan kemampuannya dalam merespon stress menurun.
Curah jantung saat istirahat (frekuensi jantung x volume
sekuncup) menurun sekitar 1 persen per tahun setelah
usia 20. Dalam kondisi stress, baik curah jantung
maksimum dan denyut jantung maksimum juga
berkurang tiap tahun.

Perubahan sistem
pernapasan
Perubahan sistem pernapasan yang berhubungan
dengan usia yang mempengaruhi kapasitas dan fungsi
paru meliputi peningkatan diameter anterioposterior
dada, kolaps osteoporotic vertebra yang mengakibatkan
kifosis, kalsifikasi kartilago kosta dan penurunan
mobilitas kosta, penurunan efisiensi otot pernapasan,
peningkatan rigiditas paru atau hilangnya recoil paru
mengakibatkan peningkatan volume residu paru dan
penurunan kapasitas vital paru. dan penurunan luas
permukaan alveoli. Penurunan efisiensi batuk,
berkurangnya aktifitas silia dan peningkatan ruang rugi
pernapasan membuat lanjut usia lebih rentan terhadap
infeksi pernapasan.

Perubahan integumen
Bertambahnya usia mempengaruhi fungsi dan penampilan kulit, dimana
epidermis dan dermis menjadi lebih tipis, jumlah serat elastic berkurang dan
kolagen menjadi lebih kaku. Lemak subkutan terutama di ekstemitas
berkurang. Hilangnya kapiler di kulit mengakibatkan penurunan suplai darah,
kulit menjadi hilang kekenyalannya, keriput dan menggelambir. Pigmentasi
rambut menurun dan rambut menjadi beruban, distribusi pigmen kulit tidak
rata dan tidak beraturan terutama pada bagian yang selalu terpajan sinar
matahari. Kulit menjadi lebih kering dan rentan terhadap iritasi karena
penurunan aktivitas kelenjar sebasea dan kelenjar keringat sehingga
menyebabkan kulit lebih rentan terhadap gatal-gatal. Perubahan ini
membuat toleransi terhadap suhu dan pajanan sinar matahari yang ekstrim
menurun.

Perubahan sistem reproduksi


Saat menopause produksi estrogen dan progensteron oleh ovarium
menurun. Pada wanita terjadi penipisan dinding vagina dengan pengecilan
ukuran dan hilangnya elastisitas; penurunan sekresi vagina mengakibatkan
kekeringan, gatal dan menurunnya keasaman vagina. Uterus dan ovarium
mengalami atropi. Tonus otot pubokoksigeus menurun sehingga vagina dan
perineum melemas. Akibat perubahan tersebut vagina dapat mengalami
perdarahan dan nyeri saat senggama. Pada lanjut usia laki-laki, ukuran penis
dan testis mengecil dan kadar androgen menurun.

Perubahan gastrointestinal
Saluran gastrointestinal masih tetap adekuat pada lansia, tetapi pada
beberapa lansia dapat terjadi ketidaknyamanan akibat melambatnya
motilitas. Sekitar setengah populasi telah habis giginya saat berusia 60
tahun. Meskipun merupakan konsekuensi proses penuaan yang tidak
dapat dihindari, seringkali terjadi penyakit periodontal yang
menyebabkan gigi berlubang dan ompong. Aliran ludah pun berkurang
sehingga lansia mengalami mulut kering.

Peristaltic esophagus kurang efisien, sfingter gastroesofagus gagal


relaksasi mengakibatkan kelambatan pengosongan esophagus. Lansia
biasanya mengeluh adanya perasaan penuh, nyeri ulu hati, dan
gangguan pencernaan. Motilitas gaster juga menurun, akibatnya
terjadi keterlambatan pengosongan isi lambung, sekresi asam dan
pepsin gaster berkurang menyebabkan menurunnya absorbsi besi,
kalsium dan vitamin B12.
Absorbsi zat gizi di usus halus nampaknya juga berkurang dengan
bertambahnya usia namun masih tetap adekuat. Fungsi hepar,
kandung empedu dan pancreas biasanya tetap dapat dipertahankan
meski tidak efisiennya dalam absorbsi dan toleransi terhadap lemak.

Perubahan genitourinaria
Sistem genitourinaria tetap berfungsi secara adekuat pada individu
lansia, meskipun terjadi penurunan massa ginjal akibat kehilangan
beberapa nefron. Perubahan fungsi ginjal meliputi penurunan laju
infiltrasi, penurunan fungsi tubuler dengan penurunan efisiensi dalam
resorbsi dan pemekatan urin, dan perlambatan restorasi
keseimbangan asam basa terhadap stress. Ureter, kandung kemih dan
uretra kehilangan tonus ototnya. Kapasitas kandung kemih menurun
sehingga lansia tidak mampu mengosongkan kandung kemihnya
secara sempurna.
Retensi urin yang terjadi akan meningkatkan risiko infeksi. Wanita
lansia biasanya mengalami penurunan tonus otot perineal yang
mengakibatkan stress inkontinensia dan urgensi inkontinensia. Pada
lansia laki-laki sering ditemukan pembesaran kelenjar prostat
(Hiperplasia Prostat Benigna) yang dapat menyebabkan retensi urin
kronis, sering berkemih dan inkontinensia.

Perubahan musculoskeletal
Pada wanita pascamenopause mengalami kehilangan densitas tulang yang
massif akan mengakibatkan osteoporosis dan berhubungan dengan kurang
aktivitas, masukan kalsium yang tidak adekuat dan kehilangan estrogen.
Pengurangan dan penyusutan tinggi tubuh akibat dari perubahan
osteoporotic pada tulang punggung, kifosis dan fleksi pinggul serta lutut.
Perubahan ini menyebabkan penurunan mobilitas, keseimbangan dan
fungsi organ internal.
Ukuran otot berkurang dan otot kehilangan kekuatan, fleksibilitas dan
ketahanannya sebagai akibat penurunan aktivitas dan penuaan. Kartilago
sendi memburuk secara progresif mulai usia pertengahan.
Perubahan sistem persarafan
Pada lansia terjadi perubahan struktur dan fungsi sistem saraf. Massa otak
berkurang secara progresif akibat dari berkurangnya sel saraf yang rusak
dan tidak dapat diganti. Juga terjadi penurunan sistesis dan metabolism
neurotransmiter utama. Impuls saraf dihantar lebih lambat, sehingga
lansia memerlukan waktu yang lebih lama untuk merespon dan bereaksi.
Kinerja sistem saraf otonom berkurang efisiensinya dan mudah terjadi
hipotensi postural yang menyebabkan seseorang merasa pusing saat
berdiri dengan cepat. Homeostasis juga lebih sulit untuk dijaga, perubahan
sistem saraf seiring dengan penurunan aliran darah otak, walau dalam
kondisi normal pasokan glukosa dan oksigen masih mencukupi.

Perubahan sensorik
Kehilangan sensorik akibat penuaan mengenai organ sensorik
penglihatan, pendengaran, pengecap, peraba dan penghidu serta
dapat mengancam interaksi dan komunikasi dengan lingkungan.
Pada penglihatan, sel tengah lensa yang tidak pernah digantikan
dengan sel baru akan menjadi kuning, kaku, padat dan berkabut.
Sedangkan pada bagian permukaan lensa yang selnya selalu baru
membuat bagian luar lensa mata tetap elastic untuk akomodasi dan
berfokus pada jarak jauh dan dekat. Akibatnya lensa menjadi kurang
fleksibel dan titik dekat focus berpindah lebih jauh (Presbiopi). Lansia
membutuhkan kacamata baca untuk memperbesar obyek. Selain itu
lensa yang menguning dan berkabut menyebabkan sinar berpendar
yang membuat lansia sangat peka terhadap sinar yang menyilaukan.
Kemampuan membedakan hijau dan biru juga berkurang. Pupil
berdilatasi dengan lambat karena otot iris menjadi semakin kaku.
Lansia memerlukan sinar yang lebih lama untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan gelap dan terang serta memerlukan sinar yang
lebih terang untuk melihat benda yang sangat dekat.

Kehilangan kemampuan untuk mendengar nada frekuensi tinggi


terjadi pada usia pertengahan. Kehilangan pendengaran yang
berhubungan dengan usia ini disebut presbikusis, disebabkan
karena perubahan telinga dalam yang irreversible. Seringkali lansia
tidak mampu melakukan percakapan karena nada konsonan
frekuensi tinggi seperti huruf f, s, th, ch, sh, b, t, p semuanya
terdengar sama. Ketidakmampuan berkomunikasi membuat
mereka merasa terisolasi dan menarik diri dari pergaulan. Perilaku
lansia ini sering disalahkaprahkan sebagai kebingungan atau
senile. Bila dicurigai ada gangguan pendengaran, maka harus
dilakukan kajian telinga dan pendengaran.
Indera peraba memberikan pesan yang paling mudah
diterjemahkan. Meskipun respon sensorik akan menumpul seiring
bertambahnya usia, namun tidak menghilang. Lansia senang
menyentuh dan disentuh, sehingga perawat dapat meningkatkan
kontak rabaan dengan menawarkan tindakan menggaruk
punggung, pijatan di kaki, atau sentuhan lembut agar lansia tetap
merasa memiliki perasaan sejahtera dan mengurangi perasaan
terasing.
Diantara rasa dasar manis, asam, asin dan pahit hanya rasa manis
yang paling tumpul pada lansia. Mereka sering menggunakan gula
secara berlebihan, juga makanan asin dan berbumbu.

Perubahan status fungsional sistem tubuh


lansia dengan rekomendasi keperawatan
Perubahan

Temuan subyektif dan obyektif

Promosi kesehatan/rekomendasi keperawatan

Sistem
kardiovaskuler

Keluhan keletihan
dengan peningkatan
aktifitas, waktu
pemulihan frekuensi
jantung meningkat,
tekanan darah normal
140/90 mmHg

Kesehatan kardiovaskuler
pada lansia dapat
ditingkatkan dengan
menasihatkan olahraga
teratur, aktifitas yang
berirama, hindari
merokok, makan makanan
rendah lemak, diet rendah
garam, berpartisipasi
dalam aktifitas penurunan
stress, ukur tekanan darah
secara teratur, kepatuhan
pengobatan dan control
berat badan

Perubahan

Temuan subyektif dan obyektif

Promosi
keperawatan

kesehatan/rekomendasi

Sistem
pernafasan

Keletihan dan sesak


napas setelah
beraktifitas,
gangguan
penyembuhan
jaringan akibat
penurunan
oksigenasi, kesulitan
untuk batuk

Olahraga secara
teratur, hindari
merokok, minum
banyak cairan untuk
mengencerkan secret,
imunisasi influenza
setiap tahun, hindari
pajanan terhadap
infeksi saluran
pernapasan bagian
atas

Perubahan

Temuan subyektif dan obyektif

Promosi
keperawatan

Sistem
integument

Sistem
reproduksi

Kulit tipis dan keriput,


kulit kering, keluhan
cedera, memar dan
terbakar matahari,
keluhan tidak tahan
panas, sturktur tulang
menonjol,

Hindari pajanan
matahari dengan
pakaian, tabir surya
dan tetap dalam
ruangan; berpakaian
sesuai iklim; menjaga
suhu ruangan yang
aman; berendam 1
2 kali seminggu,
lumasi kulit

Wanita: nyeri saat


berhubungan kelamin,
perdarahan pervagina
sertelah berhungan
seksual. Gatal dan
iritasi vagina, orgasme
melambat.
Pria: ereksi dan
pencapaian orgasme
melambat

kesehatan/rekomendasi

Mungkin memerlukan
krim
estrogen/antibiotic,
gunakan pelumas
saat berhubungan
kelamin, carilah
bimbingan
kesehatan/seksual
bila perlu

Perubahan

Temuan subyektif dan obyektif

Promosi kesehatan/rekomendasi keperawatan

Sistem
muscul
oskelet
al

Siste
m
genitou
rinarius

Penurunan tinggi
badan, rentan
terhadap fraktur,
kifosis, keluhan nyeri
punggung, kehilangan
kekuatan, flesibilitas
dan ketahanan otot,
keluhan nyeri sendi

Retensi urin, kesulitan


berkemih, terjadi
inkontinensia urine,
urgensi, dan frekuensi

Olahraga secara teratur, makan


makanan tinggi kalsium, batasi
asupan fosfor, mungkin perlu
peresepan hormone dan kalsium

Control dokter secara berkala,


jangan jauh dari toilet, pakai
pakaian yang mudah dibuka,
minum banyak air, pertahankan
keasaman urin, hindari minuman
berkafein, alcohol atau pemanis
buatan; lakukan latihan otot dasar
panggul, pelihara kebersihan
perineal, jaga agar kulit tetap
kering dan bersih, pakai pakaian
dalam yang bersih, gunakan
bantalan penyerap cairan, krim
kulit anti air

Perubahan

Temuan subyektif dan obyektif

Promosi kesehatan/rekomendasi keperawatan

Sistem
gastroi
ntestin
al

Keluhan mulut kering,


sesak, nyeri ulu hati,
gangguan pencernaan,
konstipasi, kembung dan
ketidaknyamanan
abdomen

Sistem
saraf

Respon dan reaksi


melambat, bingung saat
dimasukkan ke rumah
sakit, keluhan pingsan,
sering jatuh

Gunakan es batu dan obat


kumur, sikat gigi dan pijat gusi
setiap hari, control dokter gigi
tiap 6 bulan, makan sedikit
namun sering, duduk tegak dan
hindari aktiftas berat setelah
makan, batasi penggunaan
antasida, makan makanan
berserat tinggi, diet rendah
lemak, batasi penggunaan
laksatif, buang air secara teratur,
minum banyak air

Atur pengajaran, saat


hospitalisasi usahakan banyak
pengunjung, tingkatkan
rangsanga sensori, jika terjadi
kebingungan mendadak segera
cari penyebabnya, usahalan
bangun perlahan-lahan,
usahakan memakai tongkat

Perubahan

Temuan subyektif dan obyektif

Promosi kesehatan/rekomendasi keperawatan

Sistem
indera
khusus:
Penglihata
n

Memegang benda
jauh dari wajah,
keluhan silau,
penglihatan buruk
saat malam,
bingung dengan
warna

Memberi respon
yang tidak sesuai,
meminta
mengulang katakata

Gunakan kacamata, gunakan


kacamata gelap saat di luar rumah,
hindari perubahan mendadak dari
gelap ke terang, gunakan buku
dengan huruf yang besar-besar,
gunakan kaca pembesar untuk
membaca, mindari mengendarai
mobil di malam hari, gunakan
warna yang kontras untuk kode
warna, hindari cahaya matahari
langsung

Anjurkan periksa pendengaran,


kurangi kebisingan latar belakang,
tatap wajah orang yang berbicara,
ucapkan setiap kata dengan jelas
dan nada rendah, gunakan bahasa
nonverbal, ulang kata jika tidak
jelas

Usahakan memakai rempahrempah yang lain dan bumbu.

Pendenga
ran

Pengecap
dan
penghidu

Menggunakan gula
dan garam
berlebihan

Perubahan psikososial
Lansia yang sehat secara psikososial dapat dilihat dari kemampuannya
beradaptasi terhadap kehilangan fisik, sosial dan emosional serta
mencapai kebahagiaan, kedamaian dan kepuasan hidup. Ketakutan
menjadi tua dan tidak mampu produktif lagi memunculkan gambaran
yang negative tentang proses menua. Banyak kultur dan budaya yang
ikut menumbuhkan anggapan negative ini, dimana lansia dipandang
sebagai individu yang tidak mempunyai sumbangan apapun terhadap
masyarakat dan memboroskan sumber daya ekonomi.
Perawat dapat memberikan dorongan ikut serta dalam membuat
keputusan, kemandirian, aktivitas social lansia. Memberikan keluwesan,
humor dan rasa keingintahuan kepada lansia dapat meningkatkan
adaptasi social dan psikologis serta citra diri yang positif. Perawat juga
harus memiliki pemahaman yang holistic tentang proses penuaan dan
memperlakukan lansia dengan hormat agar lansia mampu membuat
keputusan dan mempertahankan otonomi sehingga kualitas hidup
mereka akan meningkat.

Perkembangan kognitif
Banyak mitos yang berkembang di masyarakat tentang penurunan intelegensia lansia dan
anggapan bahwa lansia sulit untuk diberikan pelajaran karena proses pikir yang mulai
melambat, mudah lupa, bingung dan pikun. Padahal penelitian memperlihatkan bahwa
lingkungan yang memberikan stimulasi, tingkat pendidikan yang tinggi, status pekerjaan dan
kesehatan kardiovaskular yang baik dapat memberikan efek positif terhadap angka
intelegensi lansia.
Kemampuan belajar dan menerima keterampilan serta informasi baru akan menurun pada
individu yang telah melewati 70 tahun. Meskipun banyak individu yang lebih tua tetap
belajar dan berpartisipasi dalam berbagai pengalaman pendidikan. Motivasi, kecepatan
kinerja, kesehatan yang buruk dan status fisik kesemuanya merupakan factor penting yang
mempengaruhi kemampuan pembelajaran. Pada lansia kehilangan ingatan jangka pendek
dan baru merupakan hal yang sering terjadi. Kehilangan indera, adanya distraksi dan tidak
tertarik akan informasi dapat semakin mengganggu lansia dalam belajar. Jika tidak ada
masalah patologis pada lansia disebut pelupa senilis benigna.
Perawat dapat mempermudah proses kemampuan belajar lanjut usia dengan cara
memberikan tehnik untuk meningkatkan daya ingat untuk memperkuat mengingat data yang
berhubungan, mendorong penggunaan intelegensia secara terus menerus, menghubungkan
informasi baru dengan informasi yang telah dikenal sebelumnya, mendorong lansia
menggunakan kaca mata dan alat bantu pendengaran, menggunakan penerangan yang
tidak menyilaukan, menyediakan suasana yang nyaman dan tenang, menentukan sasaran
jangka pendek, periode mengajar diatur sesingkat mungkin, memberi jeda waktu tugas
sesuai dengan stamina kelompok, mendorong partisipasi verbal para peserta, menganjurkan
cara belajar yang positif

Terminologi
Geriatrik, berasal dari bahasa Yunani yang berarti usia tua,
merupakan cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan
penyakit dan masalah-masalah yang terjadi pada usia tua.
Secara umum istilah ini tidak digunakan untuk menggambarkan
perawatan lansia mengingat orientasinya hanya terbatas kepada
pengobatan dan penyakit.
Gerontologi, berasal dari bahasa Yunani geron yang berarti
lansia, meliputi penelitian para ahli terhadap proses menua dan
masalah yang terjadi pada lansia seperti aspek biologi, sosiologi,
psikologi, dan ekonomi.
Keperawatan gerontology adalah spesialisasi keperawatan
yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsi
lansia, perencanaan dan pelaksanaan perawatan dan pelayanan
sesuai kebutuhan lansia, dan mengevaluasi efektivitas asuhan.

Вам также может понравиться