Вы находитесь на странице: 1из 5

TAHAP EVALUASI

Istilah evaluasi sudah sering terdengar di telinga dan sudah sangat sering
digunakan dalam proses pembelajaran. Namun, tidak selalu menggunakan tahapantahapan yang sesuai menurut para ahli.
Evaluasi pembelajaran sendiri merupakan suatu tindakan yang dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program pendidikan, pengajaran,
atau pun pelatihan yang telah dilaksanakan. Dalam melakukan kegiatan evaluasi tentu
diperlukan informasi informasi atau data yang baik mutunya. Data seperti itu akan dapat
diperoleh dengan melakukan pengukuran dan penilaian terlebih dahulu.
Evaluasi dapat ditujukan pada prestasi belajar siswa dan dpat pula ditujukan
kepada program. Evaluasi dapat memberikn umpan balik bagi guru dalam rangka
perbaikan setiap komponen proses belajar mengajar yang ikut berproses. Melalui hasil
evaluasi, guru dapat mengukur keberhasilan penyusunan dan pelaksanaan proram
pembelajaran, lebih-lebih evaluasi terhadap prestasi belajar siswa merupakan dasar
perbaikan terhadap penyusunan instruksional, bahan, metode dan pilihan media. Melalui
evaluasi juga dapat diketahui aktifitas siswa apakah sudah mememuhi konsep
kurikulum yang berlaku atau belum.
Namun, pada pembahasan kali ini, kami tidak akan membahas mengenai
pengertian evaluasi lebih jauh lagi, karena pembahasan tersebut tersebut telah dijelaskan
dipertemuan sebelumnya oleh kelompok sebelumnya.
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa, evaluasi itu berkaitan erat dengan
penilaian dan pengukuran. Sebuah penilaian dan pengukuran akan menghasilkan
evaluasi. Tidak akan terjadi evaluasi jika hanya ada penilaian tanpa pengukuran. Untuk

itulah, guru harus mengetahui tahap-tahapan yang harus dilaksanakan dalam melakukan
evaluasi dalam proses pembelajaran, agar menghasilkan evaluasi yang maksimal.
Dalam bukunya, Daryanto mengemukakan empat langkah pelaksanaan evaluasi yang
baik.
Langkah 1 :
Evaluasi tentang diri seorang anak atau sekelompok anak. Ini merupakan
langkah pertama kea rah evaluasi yang baik. Pembatasan ini biasanya ditentukan oleh
sifat tugas seseorang dalam keseluruhan pendidikan seorang anak. Seorang guru ilmu
pasti atau sejarah dalam mengadakan evaluasi terhadap kemajuan murid-muridnya
membatasi dirinya pada usaha untuk mengetahui kemajuan mereka dalam pelajaran
ilmu pasti atau sejarah apa saja. Sebaliknya, seorang konselor pendidikan(education
counselor), mempunyai batasan tugas yang lebih luas daripada guru ilmu pasti atau
sejarah tadi.
Langkah 2 :
Evaluasi yang baik ialah bahwa data yang kita kumpulkan mengenai setiap
aspek pribadi anak harus merupakan behavior samplingcukup representative terhadap
keseluruhan tingkah laku anak. Misalnya untuk menetapkan apakah seorang anak pada
dasarnya bersifat pemalu atau tidak, tidak cukup kalau hanya memperhatikan tingkah
laku anak pada satu kesempatan saja. Kita harus mencoba untuk mengetahui
bagaimanakah reaksi anak terhadap bermacam-macam situasi pada berulang kali
kesempatan.

Jika prinsip ini dilanggar, biasanya kesimpulan yang kita rumuskan akan
diwarnai

oleh

apa

yang

disebut hallo

effect dan

tidak

akan

merupakan

suatu conclusionmelainkan suatu confusion.


Misalnya banyak orang mengatakan bahwa ia seorang pemalu, seorang yang
membosankan atau saai hanya karena pernah dilihatnya dalam suatu pesta ia tidak
mau diajak berdansa. Padahal kemungkinan selalu ada bahwa si A tidak mau diajak
berdansa pada pesta itu, bukan karena ia malu, melainkan karena ia betul-betul tidak
pandai berdansa. Dan tidak beraninya berdansa pada pesta ini, bukan pula karena ia
malu melainkan karena dia tidak mau mengecewakan pasangan atau partnernya. Kalau
diperhatikan praktek-praktek evaluasi lazim dilakukan orang awam akan kita lihat
bahwa prinsip ini banyak sekali dilanggar.
Langkah 3 :
Evaluasi yang baik ialah bahwa cara-cara serta alat-alat yang hendak kita
pergunakan untuk pengumpulan data mengenai diri anak kita pilih betul-betul
sebelumnya untuk mengumpulkan keterangan mengenai cerdas atau tidaknya seorang
anak, misalnya dapat kita pergunakan dua macam cara observasi atau mengadakan tes.
Tes yang dapat dipergunakan untuk keperluan ini pun bermacam-macam pula. Ada tes
individual, ada pula tes kelompok. Untuk setiap jenis tes kecerdasan tersebut telah
tersedia banyak sekali tes di antaranya ada yang baik ada pula yang kurang baik. Dan
kita sebagai evaluator harus pandai memilih.

Langkah 4 :
Evaluasi yang baik ialah bahwa data yang telah kita kumpulkan tadi harus diolah
terlebih dahulu. Sebelum memberikan tafsiran terhadap data yang telah dikumpulkan
sebelumnya tadi. Pengolahan-pengolahan ini sangat beragam, ada pengolahan yang
bersifat statistis, ada pula yang bersifat non-statistis, pengolahan mana yang paling tepat
untuk dilakukan terhadap sekumpulan data ditentukan oleh sifat-sifat dan jenis data
yang dikumpulkan dan tujuan terdekat yang harus diselesaikan dalam keseluruhan
prosedur evaluasi yang sedang kita kerjakan. Apabila sekumpulan data yang ada pada
kita menghendaki jenis pengolahan yang tidak cukup kita kuasai maka hal yang
sebaiknya kita lakukan dalam hal ini ialah mengadakan konsultasi dengan teman
sejawat lain atau seorang expert.
Sementara itu, menurut Tim Pengembang MKDP beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan pembelajaran, yaitu:
a. Jenis
b.
c.
d.
e.
f.

dan

karakteristik

kompetensi

dan

tujuan

pembelajaran

yang

dikembangkan;
Pengambilan sampel perilaku yang akan diukur
Pemilihan jenis dan tipe alat evaluasi yang akan digunakan;
Aspek yang akan diuji;
Format butir soal;
Distribusi tingkat kesukaran soal.

Kemudian, masih menurut Tim Pengembang MKDP, dalam menentukan bentuk alat
evaluasi yang akan digunakan, perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini :

a.
b.
c.
d.
e.

Karakteristik kompetensi dan mata pelajaran yang akan diujikan;


Tujuan khusus pembelajaran yang harus dicapai siswa;
Tipe informasi yang dibutuhkan dari tujuan evaluasi;
Usia dan tingkat perkembangan mental siswa akan mengikuti tes;
Besarnya kelompok siswa yang akan mengikuti tes.

Menurut pemakalah sendiri disortir dari beberapa buku yang telah dibaca, maka
disebutkan tahap-tahap evaluasi sebagai berikut :

1.

Langkah Perencanaan Evaluasi


Dalam melaksanakan suatu kegiatan tentunya harus sesuai dengan apa yang

direncanakan. Hal ini dimaksudkan agar hasil yang diperoleh lebih maksimal. Namun,
banyak juga orang melaksanakan suatu kegiatan tanpa perencanaan yang jelas sehingga
hasilnya pun kurang maksimal. Oleh sebab itu, seorang evaluator harus dapat membuat
perencanaan evaluasi dengan baik. Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam
kegiatan evaluasi adalah membuat perencanaan. Perencanaan ini penting karena akan
mempengaruhi langkah-langkah selanjutnya, bahkan mempengaruhi keefektifan
prosedur evaluasi secara menyeluruh.
Implikasinya adalah perencanaan evaluasi harus dirumuskan secara jelas dan
spesifik, terurai dan komprehensif sehingga perencanaan tersebut bermakna dalam
menentukan langkah-langkah selanjutnya. Melalui perencanaan evaluasi yang matang
inilah kita dapat menetapkan tujuan-tujuan tingkah laku atau indicator yang akan
dicapai, dapat mempersiapkan pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan serta
dapat menggunakan waktu yang tepat.

Вам также может понравиться