Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Hidrolika
Laporan Praktikum
BAB 1
ALIRAN MELALUI AMBANG LEBAR
PENDAHULUAN
Sifat-sifat atau karakteristik aliran air perlu diketahui untuk merancang
bangunan air. Pengetahuan ini diperlukan untuk membuat bangunan air yang akan
sangat berguna dalam pendistribusian air maupun pengaturan sungai.
Pada percobaan kali ini akan ditinjau aliran dalam ambang yang
merupakan aliran berubah tiba-tiba. Ambang yang digunakan adalah ambang
lebar. Alat ukur ambang lebar adalah bangunan aliran atas (overflow). Pada aliran
ini tinggi energi hulu lebih kecil dari panjang mercu. Pola aliran di atas alat ukur
ambang lebar dapat ditangani dengan teori hidrolika yang sudah ada sekarang,
oleh karena itu bangunan ini bisa mempunyai bentuk yang berbeda-beda,
sementara debitnya tetap serupa.
Alasan menggunakan ambang lebar adalah:
1
Bentuk ambang ini adalah bentuk yang paling sederhana sehingga proses
pelaksanaan percobaan dapat dilakukan dengan lebih mudah.
Pada percobaan ini akan diamati karakteristik aliran yang melalui ambang
Keadaan loncat. Keadaan loncat adalah tinggi muka air di hulu saluran
tidak dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir saluran.
Kelompok 4
Laporan Praktikum
v
H
e
t
Amban
g
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari dilakukannya percobaan ini adalah:
Mempelajari pengaruh perubahan keadaan tinggi muka air di hilir dan hulu
saluran.
Mempelajari hubungan tinggi muka air di atas ambang terhadap debit air
yang melimpah di atas ambang.
2
Kelompok 4
Laporan Praktikum
Ambang lebar
Meteran
Penampung air
3
Kelompok 4
Laporan Praktikum
(1.1)
Dimana:
D1
= 3,15 cm
D2
= 2,00 cm
= 9,81 m/s2
Air
= 1,00 gram/cm3
Hg
= 13,60 gram/cm3
H
e
y1
t
y2
Amban
g
Laporan Praktikum
v = (g y)1/2 = (g He)1/2
(1.2)
He= y t
(1.3)
Dimana:
g
a. Karena debit aliran yang melalui pelimpah tersebut relatif kecil, maka
diperlukan koefisien reduksi bagi debit (Q) maka:
Q = c g1/2 L He3/2
(1.4)
(1.5)
c. Apabila debit yang mengalir sudah diketahui nilainya, maka nilai koefisien
pengaliran (C) dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
C = Q / (L He3/2)
(1.6)
Dimana:
L = Lebar saluran = 9,7 cm
5
PROSEDUR PERCOBAAN
Langkah-langkah yang harus dilakukan di percobaan ini adalah sebagai
berikut:
1
Kelompok 4
Laporan Praktikum
Mencatat data tinggi muka air pada delapan titik pengamatan untuk
mengambil profil aliran untuk masing-masing keadaan, dan mencatat dari
venturimeter untuk menghitung debit.
Mencatat tinggi muka air sebelum ambang (y1) dan tinggi raksa pada
manometer.
PROSEDUR PERHITUNGAN
He1 vs He2
a. Grafik ini bertujuan untuk membuktikan karakteristik air yang
melewati ambang. Kondisi tinggi muka air di hulu dan di hilir
ditunjukan dalam bentuk grafik He1 vs He2. Idealnya, nilai He1 akan
selalu sama selama air masih dalam kondisi loncat. Artinya bahwa
6
Kelompok 4
Laporan Praktikum
tinggi muka air di hulu belum dipengaruhi oleh tinggi muka air di hilir
dan seterusnya.
b. Menggambarkan semua debit yang digunakan dalam satu grafik.
3. He1 vs Q
a. Grafik ini bertujuan untuk menunjukan hubungan antara He1 dan Q.
Idealnya, nilai He1 akan makin besar pada saat Q yang dialirkan juga
makin besar. Hubungan tersebut ditunjukan dengan persamaan hasil
regresi power (pangkat).
b. Mencoba semua trendline, memilih trendline yang mempunyai nilai
R2 ~ 1. Idealnya, trendline yang sesuai adalah regresi power.
4. He1 vs C
a. Grafik ini bertujuan untuk menentukan nilai Cd dan Hd. Mendapatkan
nilai Cd dengan cara merata-ratakan nilai C yang berdekatan. Nilai C
yang menyimpang tidak digunakan. Sedangkan untuk mendapatkan
nilai Hd dengan cara menarik garis lurus sejajar sumbu x ke arah
sumbu y dari nilai Cd.
b. Memberi trendline regresi power.
5. Q vs C
a. Grafik ini bertujuan untuk menunjukan hubungan antara Q dan C.
Nilai C akan relatif konstan untuk setiap nilai Q yang berbeda.
Memakai grafik ini untuk menunjukan hubungan antara nilai C dan Q
dimana persamaan C yaitu C = Q / (L He3/2).
b. Mencoba semua trendline, memilih trendline yang mempunyai nilai
R2 ~ 1. Idealnya, trendline yang sesuai adalah regresi power.
6. He1/Hd vs C/Cd
a. Menggunakan nilai Hd dan Cd yang diperoleh dari grafik He1 vs C.
b. Menggunakan grafik ini untuk membuktikan bahwa pada saat He1/Hd
bernilai 1, maka C/Cd juga akan bernilai 1.
7
Kelompok 4
Laporan Praktikum
Data Alat :
Tinggi ambang (t) = 10,80 cm
Lebar ambang (b) = 9,80 cm
Panjang ambang (L) = 25,80 cm
Data Pembacaan Manometer :
H1
Sebelum
= 68,00 mm
H1
Sesudah
= 65,00 mm
H2
= 77,00 mm
H2
= 78,00 mm
= 13,00 mm
Koreksi = 9,00 mm
Titi
k
Loncat I
Loncat II
Peralihan
(cm)
(cm)
(cm)
(cm)
(cm)
(cm)
(cm)
(cm)
(cm)
(cm)
0,00
14,70
12,00
14,60
28,00
14,60
0,00
12,00
28,00
4
5
6
7
8
129,0
0
217,2
0
290,0
0
332,0
0
367,8
0
13,8
0
12,7
0
10,0
0
1,60
1,60
2,00
3,70
4,70
0,00
12,00
28,00
129,0
0
217,2
0
290,0
0
332,0
0
367,8
0
13,8
0
12,7
0
10,0
0
6,40
7,30
8,10
8,90
9,30
0,00
12,00
28,00
129,0
0
217,2
0
290,0
0
332,0
0
367,8
0
13,9
0
12,7
0
11,1
0
11,2
0
11,6
0
12,8
0
13,4
0
13,7
0
Tenggelam I
0,00
12,00
28,00
129,0
0
217,2
0
290,0
0
332,0
0
367,8
0
14,0
0
12,8
0
12,4
0
13,5
0
13,9
0
15,1
0
15,7
0
16,0
0
Tenggelam II
129,0
0
217,2
0
290,0
0
332,0
0
367,8
0
15,00
16,10
17,10
17,50
18,30
8
Kelompok 4
Laporan Praktikum
Tabel 1.2 Data untuk Membuat Grafik He1 vs He2 dan He1 vs Q
Debit
Q1
Q2
Q3
Q4
Manometer (cm)
H1
6,50
6,40
6,20
6,20
H2
Koreksi H
7,80
7,90
7,80
7,90
0.90
0,90
0,90
0,90
0,40
0,60
0,70
0,80
He1
He2
(cm)
341,20
417,88
451,36
482,52
Jenis
y1
y2
L1
12,30 4,90
1,50
-5,90
L2
12,30 9,60
1,50
-1,20
3,30
T1
5,60
T2
7,60
L1
12,90 5,00
2,10
-5,80
L2
12,90 9,50
2,10
-1,30
3,30
T1
5,80
T2
7,50
L1
13,30 5,30
2,50
-5,50
L2
13,30 8,90
2,50
-1,90
3,60
T1
6,10
T2
7,90
L1
13,90 5,40
3,10
-5,40
L2
13,90 9,80
3,10
-1,00
3,80
T1
6,20
T2
8,00
Tabel 1.3 Data untuk Membuat Grafik He1 vs C, Q vs C, dan He1/Hd vs C/Cd
Debit
Manometer (cm)
y1
He1
Cd
Hd He1/Hd C/Cd
9
Kelompok 4
Q1
Q2
Q3
Q4
H1
6,50
6,40
6,20
6,20
H2 Koreksi H
7,80
0,90
0,40
7,90
0,90
0,60
7,80
0,90
0,70
7,90
0,90
0,80
cm3/s
341,20
417,88
451,36
482,52
Laporan Praktikum
(cm)
13,00
13,44
13,80
14,28
(cm) (cm0,5/s)
2,20 10,67
2,64 9,94
3,00 8,86
3,48 7,58
9,26
9,26
9,26
9,26
2,18
2,18
2,18
2,18
1,01
1,21
1,38
1,60
Contoh Perhitungan
Untuk debit Q1, diketahui:
H1
= 65 mm
= 6,50 cm
H2
= 78 mm
= 7,80 cm
Koreksi = 90 mm
= 0,90 cm
= 3,14
= 9,80 cm
= H2 H1 Koreksi
= 78 65 9
= 4 mm
= 0,40 cm
Q1
He1 (Q1) = y1 t
= 13,00 10,80
= 2,20 cm
Q1
C1
b He
10
Kelompok 4
1,15
1,07
0,96
0,82
Laporan Praktikum
341,20
9,80 2,20
=
= 10,67 cm0,5/s
C
4
37,06
4
= 9,26 cm0,5/s
Hd
= 0,0056 (Cd2,6788)
= 0,0056 (9,262,6788)
= 2,18 cm
He1/Hd
2,20
2,18
= 1,01
C1/Cd
10,67
9,26
= 1,15
11
Kelompok 4
Laporan Praktikum
12
Kelompok 4
Laporan Praktikum
13
Kelompok 4
Laporan Praktikum
14
Kelompok 4
Laporan Praktikum
He 1
Q
(b C) 2/3
15
Kelompok 4
Laporan Praktikum
16
Kelompok 4
Laporan Praktikum
1, nilai C/Cd
1.
10 KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
karakteristik aliran air yang melewati ambang lebar terbagi menjadi 3 keadaan,
yaitu keadaan loncat, keadaan peralihan dan keadaan tenggelam. Pembagian
karakteristik aliran air tersebut berdasarkan pengaruh perbedaan tinggi muka air di
hulu dan di hilir.
Pada keadaan loncat, tinggi muka air di hulu tidak mengalami perubahan
oleh tinggi muka air di hilir (He 1 cenderung tetap). Pada keadaan peralihan, tinggi
muka air di hulu mulai di pengaruhi oleh tinggi muka air di hilir (He 1 mulai
17
Kelompok 4
Laporan Praktikum
berubah). Pada keadaan tenggelam, tinggi muka air di hulu semakin tinggi karena
dipengaruhi semakin tingginya muka air di hilir (He1 naik seiring dengan kenaikan
He2).
Dapat disimpulkan bahwa besar debit yang berbeda memberikan tinggi
muka air yang berbeda pula. Semakin besar debit semakin tinggi pula muka air di
hulu (y1), hubungan ini berbanding lurus antara tinggi muka air di atas ambang
dengan debit air ambang.
18
Kelompok 4