Вы находитесь на странице: 1из 78

P2K3

PROGRAM STUDI D-IV


KESEHATAN LINGKUNGAN
PURWOKERTO
1

Industrialisasi :
Teknologi Tinggi,
Bahan Kimia
Berbahaya,
Peralatan Kompleks,
Peralatan Rumit,
Tenaga Kerja Ahli,

Bahaya Besar :
Kecelakaan,
Kebakaran,
DAMPAK

Tenaga Terampil.

Peledakan,
Pencemaran
Lingkungan,
Penyakit Akibat
Kerja.

Kerugian Besar

Peningkatan Kesejahteraan

UPAYA
Pencegahan, Pengendalian dan Penanggulangan
3

Upaya K3 Dilakukan Bertitik


Tolak :

Tindakan berbahaya (Unsafe Action).

Kondisi berbahaya (Unsafe Condition).

Dukungan Manajemen.

Penyebab Tindakan
Berbahaya
: keterampilan yang
Pengetahuan dan
tidak sesuai dengan pekerjaannya.

Keadaan fisik dan mental yang belum


siap untuk tugas-tugasnya.
Tingkah laku dan kebiasaan yang
ceroboh, sembrono, terlalu berani tanpa
memperdulikan petunjuk/instruksi.
Kurangnya perhatian dan pengawasan
manajemen.
5

Kondisi berbahaya di
tempat
kerja alat,
:
Mesin, pesawat,
instalasi,
bahan dll.

Lingkungan kerja.

Sifat pekerjaan.

Cara kerja.

Proses produksi.
Yang tidak memenuhi syarat.
6

Penanggungjawab Usaha K3
- Pengusaha,
- Tenaga kerja,
- Pemerintah.
Kesadaran pengusaha dan tenaga
kerja masih kurang
7

Sasaran Umum Usaha K3 :

Perlindungan terhadap tenaga kerja


sehingga dapat bekerja secara produktif.
Perlindungan terhadap orang lain di
tempat kerja agar selalu dalam keadaan
selamat dan sehat.
Perlindungan terhadap bahan dan
peralatan produksi agar dapat
dugunakan secara aman dan efisien.
8

Sasaran Khusus
Mencegah K3
dan atau
Usaha
: mengurangi

kecelakaan, kebakaran, peledakan dan


PAK.

Mengamankan mesin, instalasi,


pesawat, alat kerja, bahan baku dan
bahan hasil produksi.

Menciptakan lingkungan dan tempat


9

Peran, Fungsi dan


Partisipasi P2K3
Agar sasaran umum dan sasaran
khusus usaha Keselamatan dan
Kesekatan Kerja dapat dilaksanakan
dengan baik diperlukan pembinaan
dan pengawasan secara menyeluruh
dan berkesinambungan.
10

Pengertian P2K3
P2K3 adalah suatu badan yang dibentuk
disuatu perusahaan untuk membantu
melaksanakan dan menangani usaha-usaha
keselamatan dan kesehatan kerja yang
keanggotaannya terdiri dari unsur
pengusaha dan tenaga kerja.
11

Dasar Hukum

UU No. 1/1970 tentang Keselamatan


Kerja.
Kepmenaker No. KEP-125/MEN/82
tentang DK3N, DK3W dan P2K3 yang
disempurnakan dengan Kepmenaker No.
KEP-155/MEN/84.
Kepmenaker No. KEP-04/MEN/87
tentang P2K3 serta Tata Cara
Penunjukkan Ahli Keselamatan Kerja.
12

Pembentukan
Setiap tempat
kerja dengan
P2K3
:
kriteria tertentu, pengusaha

atau pengurus wajib membentuk


P2K3.
P2K3 dibentuk oleh pengusaha
atau pengurus, disahkan oleh
Menteri Tenaga Kerja atau
Pejabat yang ditunjuk.
13

Kriteria pengusaha
wajib membentuk
Tempat
kerja
dengan
tenaga
kerja
P2K3
50 orang atau lebih.

Tempat kerja dengan tenaga kerja


kurang dari 50 orang, dengan
tingkat bahaya sangat besar.

Kelompok tempat kerja, dengan


jumlah tenaga kerja kurang dari 50
orang per perusahaan.
14

tingkat bahaya sangat


besar :
Suatu klasifikasi risiko bahaya
tempat kerja dengan nilai 69
90 yang merupakan jumlah
bobot dan nilai dari unsur
proses, bahan, peralatan,
lingkungan dan produk.
15

Syarat Keanggotaan P2K3 :

Keanggotaan P2K3 dari unsur pengusaha


dan tenaga kerja, terdiri Ketua, Sekretaris
dan Anggota.
Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3 atau
Petugas K3 di perusahaan.
Ketua P2K3 adalah Pimpinan Perusahaan
atau salah satu Pimpinan Perusahaan
yang ditunjuk (untuk kelompok usaha).
Jumlah dan susunan P2K3 sesuai
dengan jumlah tenaga kerja.
16

Jumlah dan Susunan P2K3 :


Perusahaan dengan tenaga
kerja 100 orang atau lebih,
anggota P2K3 minimal 12
orang, terdiri dari 6 orang
mewakili pengusaha/
pimpinan perusahaan dan 6
orang mewakili tenaga kerja.
17

Jumlah dan Susunan P2K3 :


Perusahaan dengan tenaga
kerja antara 50 -100 orang,
anggota P2K3 minimal 6
orang, terdiri dari 3 orang
mewakili pengusaha/
pimpinan perusahaan dan 3
orang mewakili tenaga kerja.
18

Jumlah dan Susunan P2K3 :


Perusahaan dengan tenaga kerja
kurang dari 50 orang dengan
tingkat risiko bahaya sangat
berat, anggota P2K3 minimal 6
orang, terdiri dari 3 orang
mewakili pengusaha/pimpinan
perusahaan dan 3 orang mewakili
tenaga kerja.
19

Jumlah dan Susunan P2K3 :


Kelompok Perusahaan dengan
tenaga kerja kurang dari 50
orang untuk anggota kelompok,
anggota P2K3 minimal 6 orang,
terdiri dari 3 orang mewakili
pengusaha/pimpinan
perusahaan dan 3 orang tenaga
kerja mewakili perusahaannya.
20

Langkah
Pengusaha menyusun P2K3
Kebijakan
Pembentukan

K3.

Kebijakan K3 dituangkan secara


tertulis.

Inventarisasi calon anggota P2K3.

Konsultasi ke Kantor Depnaker


21

Kebijakan K3
Perusahaan
Pengusaha lebih dahulu

menggariskan dan menjalankan


pokok-pokok kebijaksanaan
mengenai K3 secara umum, serta
maksudnya untuk membentuk P2K3.
Kebijaksanaan Pengusaha hal ini

SAFETY AND
HEALTH POLICY

disebut

22

SAFETY AND HEALTH POLICY


BERISI
K3 merupakan salah satu faktor yang tidak

dapat diabaikan dalam kelancaran produksi.


Pimpinan perusahaan bertanggung jawab
penuh atas pelaksanaan usaha K3.
Semua karyawan harus memahami dan ikut
aktif dalam segala kegiatan K3.
Perlu dilakukan pembinaan/pendidikan terus
menerus tentang K3.
Pengawasan atas terlaksananya semua
ketentuan K3.
Penyediaan anggaran.
P2K3 sebagai koordinator pelaksanaan K3.
23

Alasan Penuangan Kebijakan


Tertulis
: K3 yang ditetapkan lebih
Kebijakan
memudahkan penegakan
pelaksanaan dan keadaan yang
aman.

Mempermudah para pengawas,


melaksanakan kebijakan
perusahaan.

Mempermudah pekerja mengikuti


peraturan K3 dan instruksinya.

Mempermudah perawatan
peralatan yang baik.

24

Kebijakan PT. KS
Segenap Karyawan dan Manajemen PT.
KS memiliki komitmen yang tinggi untuk
memproduksi baja dan memberikan
pelayanan yang berkualitas guna
memenuhi persyaratan pelanggan dan
stake holder lainnya.
PT. KS secara terus menerus melakukan
peningkatan sistem manajemen serta
secara aktif menggalakkan perlindungan
lingkungan, keselamatan dan kesehatan
kerja.
25

Tujuan Kebijakan PT.


Menekan serendah mungkin dampak negatif terhadap
KS.
lingkungan dengan meminimasi limbah dan emisi serta

penghematan energi dan sumberdaya.


Mengembangkan semaksimal mungkin dampak positif
terhadap lingkungan dengan meningkatkan pemanfaatan
dan daur ulang limbah.
Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman
dengan meminimalkan kecelakaan dan gangguan
kesehatan akibat kerja.
Meningkatkan kepedulian, pengetahuan dan kemampuan
karyawan dalam bidang lingkungan, K3 melalui pelatihan
internal dan / atau eksternal.
26

Kebijakan PT. KS
PT. KS akan selalu berusaha mematuhi peraturan dan
perundangan yang menyangkut perlindungan lingkungan,
K3 dan menjaga hubungan baik dengan pemerintah.
Melalui penerapan sistem ini PT. KS akan berupaya untuk
mencegah pencemaran, kecelakaan dan PAK serta
perbaikan secara berkesinambungan.
Setiap karyawan bertanggungjawab menghindarkan
pencemaran, menekan kecelakaan kerja dan gangguan
kesehatan akibat kerja.
27

Pedoman Tanggap Darurat


PT.
KS
Bagi Karyawan
:

Karyawan melakukan
penanggulangan sesuai dengan
SOP Tanggap Darurat Intern dan
Pertolongan Pertama pada Korban
bila memungkinan.

Laporkan kepada
Manajer/pimpinan tertinggi yang
bertugas pada waktu itu.

28

Pedoman Tanggap Darurat


PT.
BagiKS
Manager/Pimpinan tertinggi :
Manajer/pimpinan tertinggi mengkoordinasi
Tim Tanggap Darurat Intern untuk
melakukan penanggulangan sesuai Prosedur
Intern dan atau Prosedur Tanggap Darurat
dengan melakukan tindakan yang
diperlukan.
29

Pedoman Tanggap Darurat


PT.
BagiKS
Manager/Pimpinan tertinggi :
Apabila terjadi kebakaran, ledakan pada
suatu pabrik lakukan peringatan bahaya
dengan :
Membunyikan sirine selama 10 detik
selang 2 kali, yang berarti tanda adanya
bahaya dan setiap karyawan bersiap siaga.

30

Pedoman Tanggap Darurat


PT.
BagiKS
Manager/Pimpinan tertinggi :
Apabila kejadian menjadi semakin besar
serta membahayakan manusia dan atau
lingkungan, maka lakukan peringatan
bahaya dengan :
Membunyikan sirine selama 10 detik
selang 3 kali, berarti tanda perlunya
evakuasi atau penyelamatan.
Hubungi Posko Tim Koordinasi Tanggap
Darurat
31

Pedoman Tanggap Darurat


PT.
BagiKS
Manager/Pimpinan tertinggi :
Apabila kejadian sudah berkurang dan tidak
membahayakan manusia dan atau
lingkungan, maka lakukan peringatan
bahaya dengan :
Membunyikan sirine selama 10 detik
selang 1 kali, yang berarti bencana selesai
dan keadaan aman.
32

Pedoman Tanggap Darurat


PT.
BagiKS
Manager/Pimpinan tertinggi :
Pada kejadian biasa dapat
menghubungi instansi yang
berwenang, khusus mengenai hal
tersebut, yaitu :
Kebakaran, Medis/Ambulance
(Kecelakaan Kerja), Keamanan,
Keselamatan Kerja (Gas bocor), K3
untuk investigasi kecelakaan.
33

Inventarisasi Calon
Anggota
P2K3
Pimpinan perusahaan
menyusun
daftar calon anggota P2K3 dari
masing-masing unit kerja, dan
memutuskan calon anggota.

Calon anggota dikumpulkan untuk


mendapatkan pengarahan singkat
tentang kebijakan pimpinan
perusahaan dalam hal K3.
34

Konsultasi ke Kantor
Selama tahap penyusunan
Depnaker.

kebijaksanaan tentang K3 dan


pengurus P2K3, Pimpinan perusahaan
dapat melakukan konsultasi dengan
Kantor Depnaker setempat untuk
mendapatkan petunjuk teknis yang
diperlukan dan menanyakan hal-hal
yang berkaitan dengan proses
pembentukan P2K3 yang dianggap
masih belum jelas.
35

Pelaksanaan
Pembentukan
P2K3menyusun
:
Setelah perusahaan berhasil
calon P2K3, dilanjutkan dengan
pembentukan P2K3 secara resmi oleh
Pimpinan Perusahaan.

Pimpinan perusahaan melaporkan


pembentukan P2K3 kepada Kantor
Depnaker setempat, dan mengajukan
secara tertulis untuk mendapatkan
pengesahan.
36

Peran Pemerintah
P2K3)
: Depnaker
(Pembentukan
Inventarisasi Perusahaan,
Kantor
mengadakan inventarisasi terhadap
perusahaan-perusahaan yang menurut
ketentuan sudah harus membentuk P2K3.

Pengarahan kepada perusahaan, melalui


pemberitahuan, penjelasan, penyuluhan,
surat menyurat berkaitan dengan P2K3.

Penerbitan SK Pengesahan P2K3.

Pelantikan/Pengukuhan Pengurus P2K3.


37

Struktur Organisasi
Ketua,
P2K3

Wakil Ketua,

Sekretaris (satu orang atau


lebih),

Anggota (beberapa orang).


38

Struktur Organisasi
Ketua dijabat oleh salah seorang
P2K3
Pimpinan Perusahaan yang
mempunyai kewenangan dalam
menetapkan kebijaksanaan di
perusahaan.
Sekretaris dapat dijabat oleh ahli K3 /
Petugas K3 (Safety Officer) atau calon
yang dipersiapkan untuk menjadi
petugas K3.
Anggota terdiri dari wakil unit kerja
yang ada dalam perusahaan dan telah
memahami permasalahan K3.
39

Tugas Pengurus
Tugas tugas Ketua, Wakil Ketua,
P2K3
Sekretaris dan Anggota, diuraikan
secara jelas dalam pembinaan tugas
atau JOB DISCRIPTION

40

Tugas Ketua :

Memimpin semua rapat pleno P2K3 atau


menunjuk anggota untuk memimpin rapat
pleno.
Menentukan langkah, policy demi tercapainya
pelaksanaan program P2K3.
Mempertanggungjawabkan pelaksanaan K3 di
perusahaan kepada Depnaker melalui pimpinan
perusahaan.
Mempertanggungjawabkan program P2K3 dan
pelaksanaannya kepada Direksi.
Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan
program K3 di perusahaan.
41

Tugas Wakil
Ketua
: dari Ketua
Sebagai wakil
dalam melaksanakan tugastugasnya dalam hal Ketua
berhalangan.
42

Tugas
Membuat undangan rapat dan membuat
Sekretaris
:
notulennya.

Mengelola administrasi surat-surat P2K3.


Mencatat data-data yang berhubungan
dengan K3.
Memberikan bantuan/saran-saran yang
diperlukan seksi-seksi, demi suksesnya
program-program K3.
Membuat laporan ke departemen yang
bersangkutan mengenai adanya unsafe
action dan unsafe condition di tempat
kerja.
43

Tugas Anggota :

Melaksanakan program-program
yang telah ditetapkan sesuai
dengan seksi masing-masing.

Melaporkan kepada Ketua atas


kegiatan yang telah dilaksanakan.

44

Tugas Pokok
Tugas pokok
P2K3
: P2K3 sebagai suatu

badan pertimbangan di tempat


kerja ialah memberikan saran
dan pertimbangan baik diminta
maupun tidak kepada
pengusaha/pengurus tempat
kerja yang bersangkutan
mengenai masalah-masalah K3.
45

Fungsi P2K3 :
Fungsi P2K3 adalah menghimpun dan
mengolah segala data dan atau
permasalahan K3 di tempat kerja yang
bersangkutan, serta mendorong
ditingkatkannya penyuluhan,
pengawasan, latihan dan penelitian K3.
46

Program Kerja
P2K3
: awal pelaksanaan
Pada tahap
kegiatan P2K3 maka terlebih
dahulu harus ditentukan
sasaran yang ingin dicapai
dengan membuat rencana dan
program kerja yang terarah dan
bersifat kontinue.
47

48

Program Kerja
Identifikasi:masalah K3.
P2K3

Pendidikan dan pelatihan.

Sidang-sidang.

Rekomendasi.

Audit K3.

49

Identifikasi masalah K3

Sumber bahaya dan PAK dalam


rangka perlindungan tenaga kerja.
Pengendalian dan pencegahan
kecelakaan kerja, PAK untuk
meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja.
Upaya untuk memenuhi peraturan
perundangan.
Upaya memberikan jaminan
keselamatan dan rasa aman
masyarakat.
50

Pendidikan dan pelatihan


Program Pendidikan dan Pelatihan K3
bagi tenaga kerja perlu senantiasa
diusahakan agar tenaga kerja
mendengar, memahami dan
menghayati K3, dalam usaha untuk
menanamkan kesadaran dan
penerapan cara kerja yang selamat,
sehat dan produktif.
51

Pendidikan dan pelatihan


Pendidikan dan Pelatihan dapat dilakukan
melalui kursus, ceramah, diskusi,
pemutaran film, slide, bulletin atau
majalah.

Diklat dapat dilakukan di dalam maupun


di luar perusahaan bekerjasama
dengan lembaga dan instansi terkait
52

Sidang-sidang
P2K3 secara berkala mengadakan
pertemuan/sidang untuk membicarakan
masalah-masalah yang berhubungan
dengan K3 termasuk masalah organisasi
P2K3.
Sidang dapat dilakukan secara rutin
maupun secara insidentil sesuai dengan
kebutuhan, misalnya dalam hal terjadinya
kasus kecelakaan kerja.
53

Materi Permasalahan
Membahas hasil
Sidang
: evaluasi yang telah

dilaksanakan.

Menyusun rekomendasi cara mengatasi bahaya


potensial yang ditemui.

Membahas hasil analisis kecelakaan dan


membuat rekomendasi penanganannya.

Menyusun acara pendidikan dan pelatihan.

Mengadakan perbaikan program pencegahan


kecelakaan.

Masalah lain yang perlu.


54

Peserta Sidang
Pada acara sidang P2K3 dapat
P2K3
:
diundang para Supervisor atau
Pimpinan Unit lainnya yang
berkaitan dengan masalah yang
sedang dibicarakan, agar sebanyak
mungkin tenaga kerja dapat
mengetahui dan mengikuti secara
mendalam kegiatan dari P2K3, dan
dapat memberikan masukan kepada
55

Rekomendasi
Rekomendasi P2K3 ditujukan kepada
Pimpinan Perusahaan, dan jika dipandang
perlu P2K3 dapat menanyakan tentang
rekomendasi yang telah diberikan.
Jika rekomendasi P2K3 disetujui, maka
pimpinan perusahaan akan
mengeluarkan keputusan tanggung
jawab pelaksanaan kepada Kabag.
Produksi, Keselamatan Kerja, Kesehatan
Kerja.
56

Rekomendasi
Jika rekomendasi ditolak maka P2K3
harus mengadakan penelitian lebih
lanjut dengan memperhatikan
alasan-alasannya.
Setiap rekomendasi yang
dikeluarkan dibukukan secara baik
dengan segala perkembangannya.
57

Audit K3
Audit K3 merupakan suatu penilaian
organisasi yang dilakukan secara
mendalam, berkala berdasarkan suatu
metoda tertentu dan dilaksanakan
oleh suatu team terlatih,
menggunakan daftar unsur
pelaksanaan K3 yang baik.
58

Audit K3
Hasil audit K3 dapat dijadikan
sebagai dasar pengambilan
keputusan manajemen yang dapat
mempengaruhi program K3 dan
organisasi.
Untuk mencapai tujuan audit K3
maka harus dibuat rencana
penerapannya.
59

Penerapan Hasil
Keputusan
menerapkan
hasil
audit
K3
Audit
K3
harus keluar dari pimpinan teratas yang

memiliki wewenang membuat


kebijaksanaan perusahaan.
Sasaran, cakupan, kekerapan, metoda
yang digunakan, sistem pelaporannya
harus ditentukan secara jelas dan
dikomunikasikan kepada semua pihak.
Anggota team audit K3, dipilih secara
teliti berdasarkan pengetahuan,
pengalaman dan daerah pelaksanaan
audit.
60

Penerapan Hasil
Harus ditentukan tanggal penyelesaian
Audit
K3
laporan dan penyajian hasil audit.

Review laporan audit dilakukan pada


rapat P2K3 untuk mempersiapkan
rekomendasi.

Harus ada sistem pemantauan hasil


audit.

Isi laporan audit dikomunikasikan kepada


semua pihak yang relevan.
61

Pembinaan :
Pengurus wajib menyelenggarakan
pembinaan bagi semua tenaga kerja
yang berada di bawah pimpinannya
dalam pencegahan kecelakaan,
kebakaran, peledakan, PAK,
peningkatan K3, dan pertolongan
pertama pada kecelakaan.
62

Tujuan
Tujuan pembinaan P2K3 adalah lebih
Pembinaan
:
mengerahkan dan mengembangkan
organisasi, personil dan operasional P2K3
agar mampu melaksanakan tugas dan
fungsi serta kewajibannya dengan penuh
pengabdian dan kesadaran dalam upaya
melaksanakan usaha-usaha K3 dalam
melancarkan dan meningkatkan usaha
berproduksi.
63

Sasaran
Pembinaan
Pembinaan Personil.:

Pembinaan Program.

Pembinaan Operasional.

Pembinaan Administrasi.

64

Pembinaan Personil
Peningkatan kemampuan dan
keterampilan anggota P2K3 melalui
berbagai jalur pendidikan dan
latihan sehingga diharapkan mereka
mampu melaksanakan dan
mengembangkan program-program
P2K3 bagi perusahaannya.
65

Pembinaan Program
Program P2K3 disusun praktis dan
realistis sehingga dapat diukur dan
dilaksanakan serta dievaluasi kembali.
Isi program harus mampu menjangkau
dan menjelaskan berbagai hal kepada
pekerja dan orang lainnya yang
berkompeten.
66

Isi Program P2K3 :

Berbagai macam dan bentuk sumber bahaya.


Pembinaan, pelaksanaan norma dan standar
K3.
Inspeksi K3 yang teratur untuk mengetahui
tingkat bahaya potensial.
Penyelidikan dan analisis kecelakaan untuk
menentukan penyebab dan mendapatkan
langkah pengendalian.
Pendidikan dan pelatihan K3 bagi tenaga kerja.
APD dan alat pengaman lain yang diperlukan.
Prosedur penyelamatan diri, alat dan bahan.
67

Isi Program P2K3 :

Tata laksana dan pertanggung jawaban


pelaksanaan tugas.

Daftar alat K3 yang diperlukan.

Laporan pemeriksaan tata ruang dan instalasi


utility.

Laporan pemeriksaan peralatan dan mesin.

Data pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.

Data kecelakaan kerja.

Izin kerja di daerah berbahaya.


68

Pembinaan Operasional
Pembinaan operasional dilakukan
agar semua program P2K3 yang
telah direncanakan dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
dan dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
69

Pembinaan Operasional

Jadwal waktu pelaksanaan program P2K3.

Uraian prioritas pencapaian program.

Ukuran dan standar pencapaian program.

Penanggung jawab pelaksanaan program.

Bahan, peralatan yang diperlukan.

Sumber dan besarnya biaya diperlukan.


70

Pembinaan
Administrasi
Pembinaan administrasi
dilakukan untuk memudahkan
pelaksanaan program kerja
P2K3, maka perlu dilengkapi
dengan barbagai blanko, isian
atau formulir yang diperlukan.
71

Pembinaan
Administrasi
Jadwal pelaksanaan program tahunan

yang dapat diperinci menjadi bulanan


dan mingguan.

Daftar akte izin dan pemeriksaan.

Data proses produksi.

Daftar alat pelindung diri.

72

Pengawasan :
Pengawasan pada hakekatnya
adalah suatu pembinaan dengan
kegiatan memeriksa, mengukur,
mengevaluasi, dan menetapkan
tindak lanjut dari hasil pelaksanaan
suatu fungsi dan tugas yang telah
ditetapkan.
73

Dilihat dari fungsi dan tugas yang


harus dilaksanakan oleh P2K3, maka
pengawasan dalam arti pembinaan
dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pengawasan intern oleh pimpinan
perusahaan dan pengawasan
ekstern oleh pemerintah.

74

Pengawasan intern oleh pimpinan


perusahaan ditujukan kepada sejauh
mana program-program
keselamatan dan kesehatan kerja
yang telah ditetapkan dapat
dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.
75

Pengawasan ekstern oleh


pemerintah ditujukan kepada
sejauhmana ketentuan peraturan
perundang-undangan dilaksanakan
dilingkungan perusahaan yang
bersangkutan.

76

Peraturan & UU
K3
:
Bidang
Bidang Umum.
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang
Bidang

Mekanik.
Konstruksi Bangunan.
Listrik.
Penanggulangan Kebakaran.
Kesehatan Kerja.
Uap dan Bejana Tekan.
77

78

Вам также может понравиться