Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh
ABSTRAK
Oleh
Artikel ini bertujuan unutk mengetahui pengaruh suhu dan tekanan dalam
meningkatkan efisiens temali, kemudian menggambarkan bahwa efisiensi termal
mampu memberikan pengaruh terhadap prestasi kerja pembangkit daya uap
dalam menghasilkan daya listrik. Mengetahui metode atau cara dalam
meningkatkan efisiensi termal.
Cara untuk meningkatkan efisiensi termal melalui analisa siklus rankine yaitu,
menurunkan tekanan kondensor, meningkatkan temperature uap panas lanjut
(superheated)dan meningkatkan tekanan pada boiler.
Metode diatas mampu memberikan hasil yang sesuai dengan data literatur yang
ada, bahwa peningkatan efisiensi termal dipengaruhi oleh suhu dan tekanan,
efisiensi termal mampu memberikan pengaruh pada kerja pembangkit daya teaga
uap, semakin besar efisiens termal yang duhasilkan, maka semakin besar daya
listrik yang dihasilkan.
Kata kunci: tekanan, suhu, efisiensi termal, siklus rankine, pembangkit daya
tenaga uap
2
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Boles dan Chengel (2006)1 mengatakan bahwa pembangkit daya tenaga uap
bertugas untuk menghasilkan daya listrik di dunia dan juga sedikit meningkatkan
efisiensi terhadap penggunaan bahan bakar, meskipun semua usaha yang dibuat
untuk meningkatkan efisiensi siklus pada pembangkit daya tenaga uap yang
beroperasi.
Siklus daya yang digunakan pada pembangkit daya adalah siklus renkin. Siklus
Rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah panas menjadi kerja. Panas
disuplai secara eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya menggunakan air
sebagai fluida yang bergerak. Siklus ini menghasilkan 80% dari seluruh energi
listrik yang dihasilkan di seluruh dunia. Siklus ini dinamai untuk mengenang
ilmuwan Skotlandia, William John Maqcuorn Rankine.
Siklus Rankine adalah model operasi mesin uap panas yang secara umum
ditemukan di pembangkit listrik. Sumber panas yang utama untuk siklus Rankine
adalah batu bara, gas alam, minyak bumi, nuklir, dan panas matahari.2
Tujuan
Adapun tujuan pada penulisan artikel yang berjudul “PENGARUH SUHU DAN
TEKANAN TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI TERMAL SIKLUS
RANKINE PADA PEMBANGKIT DAYA TENAGA UAP” adalah:
Hipotesa
Adapun Hipotesa yang dibuat penulis dalam artikel yabg berjudul “PENGARUH
SUHU DAN TEKANAN TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI TERMAL
SIKLUS RANKINE PADA PEMBANGKIT DAYA TENAGA UAP” adalah:
Suhu dan Tekanan sangat berpengaruh terhadap peningkatan efisiensi termal
siklus renkin pada pembangkit daya tenaga uap.
PENDEKATAN TEORITIK
Menurut Basyirun (2008)3 pembangkit daya tenaga uap atau yang lazim disebut
mesin tenaga uap Mesin tenaga uap merupakan jenis mesin pembakaran luar.
Fluida kerja dengan sumber energi terpisah. Sumber energi kalor dari proses
pembakaran digunakan untuk membangkitkan uap panas. Uap panas dibangkitkan
didalam boiler atau sering disebut ketel uap. Untuk memperoleh uap dengan
temperatur yang tinggi digunakan reheater. Pada reheater uap dipanaskan lagi
menjadi uap panas lanjut sehingga temperaturnya naik. Selanjutnya uap panas
dimasukan ke Turbin Uap.
Didalam turbin uap energi uap panas dikonversi menjadi energi mekanik didalam
sudu-sudu turbin uap. Energi mekanik yang berupa putaran poros turbin uap akan
menggerakan generator pada instalasi pembangkit listrik tenaga uap. Uap panas
yang kelur dari turbin yang sudah dipakai sebagain besar energinya dilewatkan
melalui eqonomiser. Pada eqonomiser uap sisa diambil energi panasnya untuk
memanaskan air yang akan masuk boiler.Skema sistem pembangkit daya uap
sederhana4
3
Basyirun, S. Pd, M.T., Dkk. 2008. Buku Ajar Mesin Konversi Energi. Universitas Negeri
Semarang: PKUPT UNNES/ Pusat Penjamin Mutu
4
Daramy Yunus, Asyari. 2005. Diktat Termodinamika II. Jakarta: Universitas Darma Persada.
4
Siklus Rankine
Fluida kerja berupa air jenuh pada kondensor dikompresi pompa sampai masuk
boiler atau ketel uap. Dari proses kompresi pada pompa terjadi kenaikan
temperature kemudian didalam boiler air dipanaskan. Sumber energi panas berasal
dari proses pembakaran atau dari energi yang lainya seperti nuklir, panas
matahari, dan lainnya. Uap yang sudah dipanaskan di boiler kemudian masuk
turbin. Fulida kerja mengalami ekspansi sehingga temperatur dan tekanan turun.
5
Basyirun, S. Pd, M.T., Dkk. 2008. Buku Ajar Mesin Konversi Energi. Universitas Negeri
Semarang: PKUPT UNNES/ Pusat Penjamin Mutu
5
Selama proses ekspansi pada turbin terjadi terjadi perubahan dari energi fluida
menjadi energi mekanik pada sudu-sudu menhasilkan putaran poros turbin. Uap
yang keluar dari turbin kemudian dikondensasi pada kondensor sehingga sebagian
besar uap air menjadi mengembun. Kemudian siklus berulang lagi.
Penyimpangan siklus aktual dari siklus ideal dikarenakan karena beberapa faktor
seperti gesekan fluida, kerugian panas, dan kebocoran uap [gambar 4 dan 5]
Gesekan fluida mengakibatkan tekanan jatuh pada banyak perlatan seperti boiler,
kondensor dan di pipa-pipa yang menghubungkan banyak peralatan. Tekanan
jatuh yang besar pada boiler mengkibatkan pompa membutuhkan tenaga yang
lebih untuk mempompa air ke boiler. Tekanan jatuh juga mengakibatkan tekanan
uap dari boiler ke turbin menjadi lebih rendah sehingga kerja turbin tidak
maksimal.
Kerugian energi panas banyak terjadi pada peralatan. Pada turbin karena proses
ekspansi uap air pada sudu-sudu dan rumah turbin banyak kehilangan panas.
Kebocoran uap juga mengibatkan kerugian yang tidak bisa diremehkan, biasanya
terjadi didalam turbin. Karena sebab-sebab tersebut mengakibatkan efisiensi
menjadi turun.
6
Efisiensi Termal
Efisiensi termal6 adalah konsep dasar dari efisiensi siklus ideal yang didefinisikan
perbandingan antara energi yang berguna dengan energi yang masuk. Energi
berguna adalah pengurangan antara energi masuk dengan energi terbuang. Jadi
efisiensi termal dirumuskan dengan persamaan :
η = Energi Berguna / Energi masuk
Menurut Boles dan chengel (2006)7 ada 3 cara dalam meningkatkan efisiensi
termal siklus rankine, yaitu:
PEMBAHASAN
Chengel dan boles melakukan studi kasus pada metode yang telah ada untuk
menaikan efisiensi melalui pengaruh suhu dan tekanan, data yang mereka sajikan
adalah fuida kerja masuk ke turbin dengan tekanan 3 MPa dan 350°C dengan
tekana kondensor 10 kPa dengan efisiensi termal 0,334 atau 33,4% mereka
menggunakan dua metode untuk meningkatkan efisiensi.
6
Basyirun, S. Pd, M.T., Dkk. 2008. Buku Ajar Mesin Konversi Energi. Universitas Negeri
Semarang: PKUPT UNNES/ Pusat Penjamin Mutu
7
Yunus A Chengel dan Michael A Boles. 2006. Thermodynamics an engineering approach fifth
edition. MC Graw Hill. USA. 560
7
Dari gambar 7. dapat kita analisa bahwa peningkatan temperature dan tekanan
akan menambah luas pada kurva yang terbentuk, hal ini akan berpengaruh tehadap
peningkatan efisiensi termal yang didapat, dan peningkatan efisiensi termal yang
didapat akan memberikan pengaruh baik terhadap kerja tubin yang akan
menghasilkan daya yang besar.
Oleh krena itu, merujuk kembali pada hipotesa yang penulis buat, Suhu dan
Tekanan sangat berpengaruh terhadap peningkatan efisiensi thermal siklus renkin
pada pembangkit daya tenaga uap. Dan hasilnya suhu dan tekanan mampu
merubah efisiensi dengan memodifikasi metode yang sesuai dengan ketentuan
yang telah ada. Artinya hipotesa yang penulis buat erbanding lurus dengan data
yang ada.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari artikel yang berjudul “PENGARUH
SUHU DAN TEKANAN TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI
THERMAL SIKLUS RANKINE PADA PEMBANGKIT DAYA TENAGA
UAP” adalah:
Semakin besar efisiensi, maka semakin besar kerja poros trubin dan semakin
besar pula daya listrik yang dhasilkan
DAFTAR PUTAKA
Basyirun, S. Pd, M.T., Dkk. 2008. Buku Ajar Mesin Konversi Energi. Universitas
Negeri Semarang: PKUPT UNNES/ Pusat Penjamin Mutu