Вы находитесь на странице: 1из 55

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

HASIL PEMBAHASAN
KOMISI KINERJA
PADA RAPAT KERJA SEKTOR ESDM TAHUN 2011

Jakarta, 6 Januari 2010


1

DAFTAR ISI
BAGIAN I
A. Pola Pikir Fungsi Dan Substansi Kinerja ESDM
B. Filosofis Dan Konotatif Peningkatan Peran Sektor
ESDM Guna Mendukung Percepatan Pertumbuhan
Ekonomi Nasional Yang Berkeadilan
BAGIAN II
A. Hubungan Kelembagaan
B. Bagan Peraturan Perundang-Undangan
C. Output

BAGIAN I

A. POLA PIKIR FUNGSI DAN


SUBSTANSI
KINERJA ESDM
KEENERGIAN
HARGA
TERJANGKAU
(ENERGI)

REVENUE
FISKAL
(APBN)

PERTUMBUHAN
(PRO GROWTH)

SUBSIDI
LAPANGAN
KERJA

TERJAMINNYA
PASOKAN
(ENERGI & MINERAL)

PEMBANGUNA
N NASIONAL

(PRO JOB)

MONETER

INFLASI
PEMERATAAN
(PRO POOR)

SEKTOR
RIIL

INVESTASI

LINGKUNGAN
(PRO
ENVIRONMENT)

NILAI TAMBAH
(BAHAN MINERAL)

KEMINERALAN

POLA PIKIR
KINERJA KEENERGIAN

JAMINAN
PASOKAN

HARGA
TERJANGKAU

MEMENUHI
DIMENSI
LINGKUNGAN

PEMANFAATAN
ENERGI

POLA PIKIR
KINERJA KEMINERALAN

JAMINAN
PASOKAN

MENINGKATNYA
NILAI TAMBAH

MEMENUHI
DIMENSI
LINGKUNGAN

PEMANFAATAN
MINERAL
BATUBARA

VALUE CHAIN INDUSTRI MINERAL


Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral

Kementerian Perindustrian

INDUSTRI PRIMER

SDA

INDUSTRI SEKUNDER
Usaha Pengolahan Lanjut

Usaha Pertambangan Mineral


Kegiatan Hulu Mineral

Kegiatan Hilir Mineral dan bahan baku Batuan


(Meningkatkan Nilai Tambah Pertama) (Meningkatkan Nilai Tambah Kedua)

(Menambang dari perut bumi)

Mineral Logam
Eksplorasi

Ore
(Bahan Galian)

Cadangan

Mineral Bukan Logam


Eksplorasi

Eksploitasi

Produk Akhir

Bahan Baku Industri


Pengolahan

Proses
Lanjut

Produk
Logam

Proses
Lanjut

Batu
Permata

Emas (100%); Tembaga (30%);


Timah (100%)
Mangan (25%); Nikel (25%)
Eksploitasi

Sumber Daya
Mineral

Pengolahan
Kaolin (60%); Pasir Silika (60%);
Felds par (50%)
Kapur/Semen (80%); Zeolit (40%)

Mineral Batuan
Eksplorasi

Eksploitasi

Pengolahan
Granit (80%); Marmer (70%);
Lempung (100%)
Sirtu (100%); Batu Gunung (100%)

Mineral Radioaktif
Eksplorasi

Eksploitasi

Pengolahan
Bahan Bakar
Nuklir

Cutting/
Polishing

VALUE CHAIN INDUSTRI ENERGI


SDA

INDUSTRI PRIMER
Hulu (Mengangkat dari perut bumi)

Hilir (Mengolah menjadi produk mineral / produk energi)

Cadangan
Batubara

Eksploitasi

Pengangkutan/
Transmisi

Pengolahan

Hasil :
Produk Energi

Bahan Bakar Batubara

Batubara
Eksplorasi

PEMANFAATAN AKHIR

Penyimpanan /
Penimbunan

Niaga
Dengan Aset

BBB

Niaga
Tanpa Aset
Bahan Bakar Minyak

Minyak Bumi
Eksplorasi

Sumber
Daya
Energi

Cadangan
Minyak
Bumi

Eksploitasi

Pengangkutan/
Transmisi

Pengolahan

Cadangan
Gas
Bumi

Eksploitasi

Pengangkutan/
Transmisi

Pengolahan

Niaga
Dengan Aset

BBM

Niaga
Tanpa Aset

Bahan Bakar Gas

Gas Bumi
Eksplorasi

Penyimpanan /
Penimbunan

Penyimpanan /
Penimbunan

Niaga
Dengan Aset

BBG

Niaga
Tanpa Aset

Transportasi
Industri

Energi Baru Terbarukan (EBT) dan Efisiensi Pemanfaatan Energi)


Panas Bumi
Eksplorasi

Cadangan
Panas
Bumi

Komersial

Eksploitasi
Tenaga Listrik

Tenaga
Air

Pembangkitan
Listrik

Transmisi

Distribusi
Listrik

Penjualan

Tenaga
Listrik

Energi
Surya
dll
Bahan Bakar Nabati
Bahan
Baku
Nabati

Rumah Tangga

Pengolahan

Pengangkutan/
Transmisi

Penyimpanan /
Penimbunan

Niaga
Dengan Aset
Niaga
Tanpa Aset

BBN

A. POLA PIKIR FUNGSI DAN SUBSTANSI


KINERJA ESDM (lanjutan)

Pada sidang komisi telah dievaluasi kinerja 2010


dan
telah
dapat
ditetapkan
target-target
pencapaian dari masing-masing sub sektor pada
tahun 2011 yang akan digunakan sebagai
pedoman dalam rangka melaksanakan kegiatankegiatan yang telah ditetapkan

B. FILOSOFIS DAN KONOTATIF PENINGKATAN PERAN


SEKTOR ESDM GUNA MENDUKUNG PERCEPATAN
PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL YANG
BERKEADILAN

Sektor ESDM berperan strategis:


Berkontribusi terbesar kepada penerimaan negara
dalam APBN sekitar tiga puluh persen fakta yang
normal terjadi di dalam APBN negara-negara yang
memiliki comparative advantage sumber daya alam
tambang;
Berkontribusi dalam menjamin pasokan energi, bahan
baku industri dan bahan antara (intermediate goods)
dengan harga yang kompetitif dan terjangkau.

BAGIAN II

11

A. HUBUNGAN KELEMBAGAAN
MAKRO (Kebijakan dan Regulasi) :
Pembuat Kebijakan
Regulator
Aspek Keteknikan :

MENTERI ESDM
(Pembuat Kebijakan Bidang ESDM)
ESDM)

Menteri ESDM cq. Direktorat Jenderal ybs


(Regulator Keselamatan dan Usaha Penunjang Bidang ESDM)
ESDM)

Menteri ESDM
cq. Direktorat Jendereral
Jendereral ybs
(Regulator Usaha bidang ESDM, kecuali Hilir BBM Tertentu dan Gas Pipa)
Pipa)

Aspek Bisnis :

MIKRO (Korporasi/Pelaku Usaha)


Usaha Inti
Badan Pelaksana KKS
Hulu Migas

Regulasi

Regulasi
Bentuk Usaha Tetap (BUT)

Badan Usaha
di Bidang Hulu Migas

Badan Pengatur
BBM dan Gas Pipa
(Regulator BBM*dan
Gas Bumi melalui Pipa) *)

BU Niaga
BU Penyimpanan
BU Pengangkutan

Badan Usaha (BU)


Bidang ESDM Kecuali
BBM Tertentu dan gas Bumi Pipa

Kegiatan Usaha bidang ESDM

Regulasi
BU Niaga
BU Penyimpanan
BU Pengangkutan

Badan Usaha (BU)


Hilir BBM Tertentu
dan Gas Bumi Pipa

Usaha
Penunjang

*)

Sesuai dengan UU No.22/2001


KKS (Kontrak Kerja Sama) ; BBM (Bahan Bakar Minyak)

A. HUBUNGAN KELEMBAGAAN (lanjutan)


OTORITAS ESDM (TEKNIS)

OTORITAS BUMN

ASPEK KEBIJAKAN DAN REGULASI INDUSTRI ESDM

ASPEK KORPORASI BUMN BIDANG ESDM

MENTERI
ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
(Kebijakan Migas)

MENTERI NEGARA
BUMN
(Kebijakan Korporasi)

Pengelolaan BUMN
Bidang UPISET

Regulasi Keteknikan
Regulasi Usaha Hulu dan Hilir

REGULASI

KPI

PELAKU USAHA
Bidang ESDM

Badan Usaha
Bidang ESDM

KEPEMILIKAN
Dewan Komisaris
BUMN Bidang ESDM

KPI UTAMA
DIREKSI BUMN Bidang ESDM

Anak Perusahaan
BUMN Bid. ESDM
13
13

A. HUBUNGAN KELEMBAGAAN

(lanjutan)

Non-Pemerintah (Private Sector)

Pemerintah (Public Sector)


Otoritas Energi Nasional:

Otoritas Terkait:

Menteri ESDM

Menteri Terkait

Dirjen di
bidang
Migas

Dirjen di
bidang
Mineral
&
Batubara

Dirjen di
bidang
Listrik

Dirjen di
bidang
EBT *)

Energi
(Bahan Tambang)

Forum
Komunikasi
Produsen
(Hulu)

Forum
Komunikasi
Usaha Hilir

Forum
Komunikasi
Usaha
Penunjang

Forum
Komunikasi
Industri
Penunjang

Forum
Komunikasi
Komunitas
Profesi

Forum
Komunikasi
Konsumen
Bahan

*) Dalam proses pengusulan ke Menpan


Otoritas Terkait Propinsi :

Otoritas Energi Propinsi :


Gubernur

Cq. Dinas yang


menangani bidang
Energi

Cq. Dinas Terkait

Otoritas Terkait Kabupaten/Kota :

Otoritas Energi Kabupaten/Kota :


Bupati/Walikota

Cq. Dinas Terkait

Cq. Dinas yang


menangani bidang
Energi

SAM-SDM & TEK 2009

A. HUBUNGAN KELEMBAGAAN (lanjutan)

a. Perlu menegakkan peran Kementerian ESDM sebagai


pembuat kebijakan dan regulator di bidang keenergian dan
kemineralan, dengan dilakukan Evaluasi Internal Triwulanan
terhadap kinerja masing-masing unit utama.
b. BPMIGAS melaksanakan kebijakan MESDM di bidang hulu
migas, BUMN dan Badan Usaha Lain melaksanakan
produksi di bidang keenergian dan kemineralan.
c. Pengendalian kinerja BUMN sektor ESDM dilakukan melalui
penempatan komisaris di BUMN tersebut, dan melalui
evaluasi kinerja yang terkait sektor secara triwulanan,
berdasarkan MoU yang sudah ada antara Menteri ESDM
dengan Menteri BUMN

B. BAGAN PERATURAN PERUNDANG


UNDANGAN
1. Landasan
Konstitusional

2. Landasan Kebijakan
Nasional

3. Landasan Operasional

UU No.4 Tahun 2009 tentang


Pertambangan Mineral dan
Batubara

UUD 1945
PASAL 33 Ayat (2) ayat (3), dan ayat (5)

UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional


(BAB III dan BAB IV)

UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi


(Pasal 4 ayat (3))

UU No.30 Tahun 2009


tentang
Ketenagalistrikan

UU No. 22 Tahun 2001


Tentang Migas*)

UU No.27 Tahun
2003 Tentang Panas
Bumi

Peraturan Pemerintah
Peraturan Presiden
Peraturan Menteri**)

Catatan :
*) Dengan perubahannya berdasarkan putusan MK tahun 2004
**) Sepanjang diamanatkan Peraturan yang lebih tinggi dan/atau dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi penyelenggaraan
negara (Hak Atribusi)

KERANGKA LEGISLASI
Undang-Undang:
Inisiatif KESDM:
a.Amandemen UU No.27/2003 tentang Panas Bumi
b.Revisi UU No.22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
Inisiatif di luar KESDM:
a.Revisi UU No.17/2008 tentang Pelayaran

KERANGKA REGULASI
Peraturan Pemerintah, Perpres, Permen:
Inisiatif KESDM:
a. RPP Usaha penyediaan tenaga listrik.
b. RPP Usaha Penunjang
c. RPP Jual Beli Tenaga Listrik Lintas Negara
d. RPP Pengelolaan Energi
e. RPP Energi Baru Terbarukan
f. Perpres tentang penugasan kepada PT. PLN (Persero) untuk
membeli listrik panas bumi dengan harga sesuai dengan hasil
lelang WK Panas Bumi
g. Rancangan
Permen
ESDM
tentang
pembinaan
dan
pengawasan serta pengusahaan
h. Permen ESDM tentang Peningkatan Nilai Tambah
i. Permen ESDM tentang kebijakan mineral (mineral policy)

KERANGKA REGULASI

(lanjutan)

Peraturan Pemerintah, Perpres, Permen:


Inisiatif KESDM:
j.Permen ESDM tentang pengurangan emisi karbon dalam
pembakaran energi fosil
k.Revisi Permen ESDM No. 32/2008 tentang Penyediaan,
Pemanfaatan dan Tata Niaga BBN
l.Revisi Permen ESDM No. 32/2009 tentang Harga Patokan
Pembelian Tenaga Listrik oleh PT PLN (Persero) dari
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
m.Permen ESDM tentang faktor emisi gas rumah kaca sistem
ketenagalistrikan
n.SKB antara Menteri ESDM dan Menteri Kehutanan terkait
perizinan dan pembebasan lahan pembangunan instalasi
ketenagalistrikan

KERANGKA REGULASI
Peraturan Pemerintah, Perpres, Permen:
Inisiatif diluar KESDM:
a.RPP PNBP
b.Revisi PP No. 68/1998 tentang kehutanan
c.Amandemen PP 26/2008 tentang RTRWNasional

(lanjutan)

C. OUTPUT

KINERJA SEKTOR ESDM


1. BIDANG MINERBA
N
o

INDIKATOR
KINERJA

SATUAN

TARGET

REALISAS
I

CAPAIAN
(%)

Investasi

US$ Miliar

2,119

3,186

150

Produksi
Batubara

Juta Ton

270

275

102

Batubara
Domestik

Juta Ton

64,96

67

103

Produksi Mineral:
Tembaga

Ton

930.000

989.953

106

Emas

Ton

107

111

104

Perak

Ton

355

323

91

Timah

Ton

90.000

78.965

87

Nikel Matte

Ton

77.000

78.336

101

Ferronikel

Ton

15.000

17.970

115

Bijih Nikel

Ton

6.200.000

6.561.404

106

Bauksit
* Target belum
ditetapkan sebelumnya

Ton

7.500.000

7.148.124

95

KINERJA SEKTOR ESDM


1. BIDANG
N
MINERBA
. (2)
INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGE
T

REALISAS
I

CAPAIAN (%)

PNBP

Rp. Triliun

15,2

18,29

120

Pajak

Rp. Triliun

45,6

48,04

105

Paten

66

Pilot Plant

Unit

129

Makalah ilmiah

Buah

41

47

115

Masukan/rekomenda
si Kebijakan

Buah

16

34

213

Program Diklat

Jumlah

104

104

100

Peserta Diklat

Orang

1.599

1.599

100

o
5

Penerimaan Negara:

Kelitbangan:
Usulan Paten

Kediklatan:

* Target belum ditetapkan sebelumnya

KINERJA SEKTOR ESDM 2010


(LANJUTAN)

2. BIDANG MIGAS
N
o

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGET

REALISASI

CAPAIAN
(%)

WK

40

21

52,5

Penandatanganan
Wilayah Kerja

Produksi Minyak Bumi

MBOPD

965

945

98

Lifting Minyak Bumi

MBOPD

965

954

99

Produksi Gas Bumi

MBOEPD

1.593

1.775

111

Penerimaan Negara

Rp. Triliun

215

219,2

102

Investasi

US$ Miliar

13,7

10,46

76,35

Volume BBM
Bersubsidi

Juta KL

36,5

38,38

(105)

* Target belum ditetapkan sebelumnya

KINERJA SEKTOR ESDM 2010


(LANJUTAN)

2. BIDANG MIGAS

.(2)

N
o

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGET

REALISASI

CAPAIAN
(%)

Kelitbangan:
Paten

100

Pilot Plant

Unit

100

Makalah Ilmiah

Buah

56

56

100

Masukan/Rekomend
asi Kebijakan

Buah

11

11

100

Program Diklat

Jumlah

164

164

100

Jumlah Peserta

Orang

3.457

3.457

100

Usulan Paten

Kediklatan:

* Target belum ditetapkan sebelumnya

KINERJA SEKTOR ESDM


(LANJUTAN)

3. BIDANG
KETENAGALISTRIKAN
NO
1.

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGET

REALISASI

CAPAIAN
(%)

600

52

Pembangunan Infrastruktur :
- Kapasitas Pembangkit

MW

1150

-Jaringan Transmisi:

Kms

1102

92

Selesai energized

330

100

Stringing

772

89

- Kapasitas Gardu Induk

MVA

90

90

100

- Kapasitas Gardu
Distribusi

MVA

45

45

100

- Jaringan Distribusi

Kms

2694

2694

100

67,2

66,6

99,1

2.

Rasio Elektrifikasi

3.

Investasi

US$
Miliar

7,83

4,97

63,5

4.

Subsidi

Rp.
Triliun

55,1

62,8

(114)

26

KINERJA SEKTOR ESDM


(LANJUTAN)

4. BIDANG EBTKE
No

INDIKATOR KINERJA

SATUAN TARGET

REALISASI

CAPAIAN (%)

Penandatanganan
Wilayah Kerja Panas
Bumi

WK

100

Produksi Panas Bumi

MWh

9.195.80
7

9.303.745

101,17

Investasi

Rp.
Triliun

3,29

2,56

78

Penerimaan Panas
Bumi

Rp.
Miliar

692

803

116

Pembangunan DME

Desa

50

50

100

Biogas

Unit

1000

1150

115

Biodiesel
KL

1.076.05
1

220.000

21

Dalam Negeri
* TargetEkspor
belum ditetapkan sebelumnya

KL

234.000

KINERJA SEKTOR ESDM


(LANJUTAN)

4. BIDANG EBTKE
(2)

No
8

SATUAN

TARGET

REALISAS
I

CAPAIAN (%)

Dalam Negeri

KL

660.980

Ekspor

KL
MWp

3,55

Unit

12

11

92

kw

60

60

100

Paten

50

Pilot Plant

Unit

14

64

Makalah Ilmiah

Buah

12

12

100

Masukan/Rekomenda
si Kebijakan

Buah

100

INDIKATOR KINERJA
Bioethanol

PLTS

10 PLTMH
(Surya dan
11 Hybrid
Angin)
12 Kelitbangan:
Usulan Paten

13
Kediklatan:
* Target
belum ditetapkan sebelumnya

KINERJA SEKTOR ESDM


5. BIDANG GEOLOGI
N
INDIKATOR KINERJA
o
1 Penyediaan Sarana Air
Bersih
2 Informasi Geologi Teknik
3 Informasi Geologi
Lingkungan
4 Informasi Air Tanah
5 Bahan RTRW
6 Penerbitan Keppres
Cekungan Air Tanah
7 Informasi data awal
cekungan sedimen daerah
frontier
8 Atlas Cekungan Sedimen
9 Pemetaan Geologi Bersistim
10 Pemetaan Airborne
Geomagnet
11 Pemetaan Sesar Aktif
12 Bahan Peraga Museum
Geologi
* Target
belum ditetapkan sebelumnya

(LANJUTAN)

100

REALISAS
I
100

CAPAIAN
(%)
100

Peta/Lap
Peta/Lap

24
23

24
23

100
100

Peta/Lap
Substansi
Perpres

18
73
1

18
10
0

100
13,70
0

Cekungan

100

Buku
Lembar
Km

4
740
150.000

4
758
120.000

100
102,5
80

Lembar
Paket

1
1

1
0

100
0

SATUAN

TARGET

SumurBor

KINERJA SEKTOR ESDM


(LANJUTAN)

5. BIDANG GEOLOGI ..(2)


N
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
o
15 Penyelidikan Geofisika
Lokasi
15
15
100
Panas Bumi dan
Batubara
16 Penyelidikan energi
Lokasi
21
20
95,24
fosil
17 Penyelidikan mineral
Lokasi
13
13
100
18 Penyelidikan
Lokasi
10
10
100
Konservasi
19 Pemetaan Tematik
Peta
32
32
100
Bencana Geologi
20 Identifikasi, pengkajian Laporan
45
45
100
Sistem
9
9
100
dan pemantauan risiko
33
33
100
bencana
serta Rekomenda
si
penerapan
sistem
Rekomenda
18
18
100
peringatan dini
si
* Target belum ditetapkan sebelumnya

KINERJA SEKTOR ESDM


5. BIDANG GEOLOGI .

(3)
No

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

TARGET

REALISASI

CAPAIAN (%)

Kegiatan

70

70

100

Kegiatan

100

Buku

100

Kegiatan

100

Film

100

Pedoman

100

Program Diklat

Jumlah

33

33

100

Peserta Diklat

Orang

603

603

100

21 Penguatan kesiapan
menghadapi bencana pada
semua tingkatan
masyarakat berupa:
sosialisasi benc. Geologi
Pelatihan
penanggulangan benc.
Geologi
Pembuatan buku benc.
Gologi
Penyusunan rencana
contingency plan
Pembuatan film benc.
Geologi
Penyusunan pedoman
benc. Geologi
22

(LANJUTAN)

Kediklatan:

* Target belum ditetapkan sebelumnya

KEGIATAN PRIORITAS 2011


1. BIDANG MINERBA
NO

KEGIATAN PRIORITAS

TARGET WAKTU
Q1

Q2

Q3

Q4
V

KET/LEMBAGA TERKAIT

Penetapan WP dan WIUP

Peta WP, WUP dan WIUP.


Tergantung persetujuan DPR
DPR RI, Biro Hukum ESDM,
PemDa/Kota, PemProv

Peningkatan Nilai Tambah Minerba

Terbitnya 1 Permen PNT


Menko Perekonomian,
KemDagri, BKPM, KemKeu,
KemDag, KemPerin

Penyelesaian Amandemen KK &


PKP2B sesuai substansi UU No
4/2009

Amandemen 37 KK dan 76
PKP2B
Setjen (Biro Hukum) KESDM,
KemDagri, KemKeu,
KemKuHAM

KEGIATAN PRIORITAS 2011


(LANJUTAN)

1. BIDANG MINERBA

(2)

NO

KEGIATAN PRIORITAS

TARGET WAKTU
Q1

Q2

Q3

Penyelesaian Registrasi KP
menjadi IUP

Penyusunan Regulasi tentang


pembinaan dan pengawasan
teknis dan lingkungan untuk
memberikan kewenangan kepada
Propinsi dalam mengawasi IUP-IUP
yang diterbitkan oleh Kab/Kota

Q4

KET/LEMBAGA TERKAIT
Satu dokumen daftar
inventarisasi KP dan IUP
Dinas Pertambangan dan
Energi & Biro Hukum ESDM

Terbitnya 8 Permen sebagai


pelaksanaan PP 23/2010
dan PP 22/2010
Biro Hukum ESDM

KEGIATAN PRIORITAS 2011


(LANJUTAN)

2. BIDANG MIGAS
NO

KEGIATAN PRIORITAS

TARGET WAKTU
Q1

Q2

Q3

Q4

KET/LEMBAGA TERKAIT

Meningkatkan jumlah wilayah


kerja baru migas dan CBM yang
ditawarkan

KESDM , BPMigas, Kemkeu,


Pemda, KemHut

Pengawasan pemanfaatan gas


CBM untuk kelistrikan

KESDM , BPMigas, Kemkeu,


KemHut, KemBUMN, Pemda,

Pembangunan Jaringan Gas Bumi


untuk Rumah Tangga

BP Migas, BPH Migas, KKKS

Pembangunan empat instalasi


SPBG dan satu bengkel
pemeliharaan peralatan BBG
untuk transportasi

KemHub, Pemda, Badan


Lingkungan Daerah, Medco
EP Indonesia

Penyuluhan terhadap petugas


lapangan untuk sosialisasi dan
bimbingan pemanfaatan LPG dan
implementasi kebijakan
pengaturan BBM bersubsidi

Badiklat KESDM

KEGIATAN PRIORITAS 2011


(LANJUTAN)

3. BIDANG
KETENAGALISTRIKAN
NO

KEGIATAN PRIORITAS

TARGET WAKTU
Q1

Q2

Q3

Q4

KET/LEMBAGA TERKAIT

Mempercepat proses
penyelesaian 3 RPP sebagai
amanat UU 30/2009 tentang
Ketenagalistrikan

KemKumHAM , Setneg,
KemPerin, KemDag,
KemNaKerTrans, KemPU, BPN

Mempercepat proses
penyelesaian RUKN

Peningkatan Rasio Elektrifikasi

Memastikan subsidi listrik 2011


tidak melampaui anggaran dalam
APBN

Memastikan penyelesaian
pembangunan pembangkit
10.000 MW Tahap I

KemKeu, PLN

Perpres Penugasan Pembelian


Harga Listrik Panas Bumi kepada
PLN

Menunggu Keputusan
Presiden

DPR
V
V

Bappenas, Kemkeu, Pemda


dan PLN
DPR, Menko Perekonomian,
Kemkeu, BP Migas, PLN

KEGIATAN PRIORITAS 2011


(LANJUTAN)

3. BIDANG KETENAGALISTRIKAN.
(2)

NO

KEGIATAN PRIORITAS

Revisi Permen 32 tahun 2009


tentang Harga Patokan Pembelian
Tenaga Listrik oleh PT PLN
(Persero) dari Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi

Penetapan feed-in tariff untuk


mempercepat penggunaan energi
baru terbarukan bagi
pembangkitan tenaga listrik

TARGET WAKTU
Q1

Q2

Q3

Q4

KET/LEMBAGA TERKAIT
DJEBTKE

DJEBTKE

KEGIATAN PRIORITAS 2011


(LANJUTAN)

4. BIDANG
EBTKE
NO

TARGET WAKTU
KEGIATAN PRIORITAS

Q1

Q2

Q3

Q4

KET/LEMBAGA
TERKAIT

RPP Pengelolaan Energi

Sudah ada draft


awal

RPP Energi Baru Terbarukan

Sudah ada draft


awal

PANAS BUMI
a Penetapan 9 WKP Panas Bumi
Usulan 5 WKP

Evaluasi Data hasil survey

Berdasarkan
masukan dari Badan
Geologi, KemHut,
Pemda

Penetapan 5 WKP

Penyerahan 5 WKP

Usulan 4 WKP

Evaluasi Data hasil survey

Penetapan 4 WKP

Penyerahan 4 WKP

KEGIATAN PRIORITAS 2011


(LANJUTAN)

4. BIDANG EBTKE.
(2)

TARGET WAKTU

NO

KEGIATAN PRIORITAS

Q1

Q2

Q3

Q4

KET/LEMBAGA
TERKAIT

b Mitigasi Resiko/Studi Kelayakan


Pemanfaatan Uap Panas Bumi di
Indonesia Timur
Survei 4 Lokasi di Oka Ile Ange,
Lesugolo, Songa Wayaua, dan
Mamuya
Studi Lingkungan (UKL/UPL)
Pemboran 2 Sumur Eksplorasi &
infrastruktur pendukung (7 Bulan) di
Oka Ile Ange dan Lesugolo

V
V

Diusulkan Multiyears

KEGIATAN PRIORITAS 2011


(LANJUTAN)

4. BIDANG EBTKE

(3)

TARGET WAKTU

NO
2

KEGIATAN PRIORITAS

Q1

Q2

Q3

Q4

KET/LEMBAGA
TERKAIT

BIOENERGI
a Penyiapan kebijakan insentif (al. insentif
harga bahan baku, insentif untuk
pembangunan infrastruktur, tax holiday)
Koordinasi, dan evaluasi kebijakan
insentif BBN

Penyusunan draft kebijakan insentif

Sosialisasi dan permintaan masukan dari


stakeholder

b Review indeks harga bioethanol dan


biodiesel

Penyusunan indeks harga bioethanol dan

V
V

Finalisasi draft kebijakan insentif

Koordinasi, evaluasi indeks harga


bioethanol dan bioediesel

Setjen ESDM,
KemKeu, KemTan,
Menko
Perekonomian,
KemDag,
KemPerin,
Pertamina, PT PLN

V
V

Setjen ESDM,
KemKeu, KemTan,
Menko
Perekonomian,
KemDag,
KemenPerin,

KEGIATAN PRIORITAS 2011


(LANJUTAN)

4. BIDANG EBTKE

(3)

TARGET WAKTU

NO
2

KEGIATAN PRIORITAS

Q1

Q2

Q3

Q4

BIOENERGI
c Revisi Permen 32 Tahun 2008 tentang
Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga
BBN
Koordinasi, review Permen 32 Tahun 2008

Sosialisasi kepada stakeholder dan


permintaan masukan

V
V

Finalisasi draft Revisi Permen

ANEKA EBT
a Kajian harga keekonomian energi baru dan
energi terbarukan (Aneka EBT)
Proses tender dan persiapan

Inventarisasi masukan stakeholder


Penyusunan draft rumusan harga energi

Setjen ESDM,
KemKeu,
KemTan, Menko
Perekonomian,
KemDag,
KemPerin,
Pertamina, PT
PLN

Penyusunan draft Revisi Permen

KET/LEMBAGA
TERKAIT

V
V

KEGIATAN PRIORITAS 2011


(LANJUTAN)

4. BIDANG EBTKE

(4)

TARGET WAKTU

NO
3

KEGIATAN PRIORITAS

Q1

Q2

Q3

Q4

KET/LEMBAGA
TERKAIT

ANEKA EBT
b Menyusun kebijakan mengenai pemanfaatan
energi terbarukan
Koordinasi dengan dengan stakeholder

Penyusunan draft kebijakan energi baru


dan energi terbarukan
Workshop

c Bimbingan Teknis dan Pengawasan


Implementasi DAK
Mengindentifikasi lokasi potensial energi
terbarukan calon penerima DAK

Koordinasi dan bimbingan teknis kepada


Pemda yang menerima DAK

Pemda

Sosialisasi pemanfaatan energi terbarukan

Pemda, PLN

Pelatihan pengoperasian dan pemeliharaan


instalasi energi terbarukan

Badiklat

KEGIATAN PRIORITAS 2011


(LANJUTAN)

4. BIDANG EBTKE

(5)

TARGET WAKTU

NO
3

KEGIATAN PRIORITAS

Q1

Q2

Q3

Q4

KET/LEMBAGA
TERKAIT

ANEKA EBT
d Penetapan Wilayah Kerja Aliran dan Terjunan
Air(WATA)
Koordinasi dengan Pemda dalam rangka
inventarisasi lokasi potensi energi aliran
dan terjunan air
Mengindentifikasi lokasi potensial energi
aliran dan terjunan air

Dinas ESDM,
Dinas PU
V

Verifikasi kelayakan pembangunan


pembangkit listrik tenaga air

Penetapan WATA
Pendidikan dan Pelatihan tenaga penyuluh
PLTMH

V
V

Pemda

KEGIATAN PRIORITAS 2011


(LANJUTAN)

4. BIDANG EBTKE

(6)

TARGET WAKTU

NO
4

KEGIATAN PRIORITAS

Q1

Q2

Q3

Q4

KET/LEMBAG
A TERKAIT

KONSERVASI ENERGI
a Terlaksananya mandatori
manajemen energi bagi pengguna
energi lebih besar atau sama
dengan 6000 TOE
Menginformasikan kewajiban
manajemen energi kepada
pengguna energi 6000 TOE
sesuai PP 70/2009 tentang
Konservasi Energi

Membuat tatacara penyusunan


program dan pelaporan

Menyusun regulasi pedoman


pelaksanaan manajemen energi

Memfasilitasi pembentukan
lembaga sertifikasi profesi
manajemen energi

Melakukan Sosialisasi kepada

180 peserta

KEGIATAN PRIORITAS 2011


(LANJUTAN)

4. BIDANG EBTKE

(7)

TARGET WAKTU
NO
4

KEGIATAN PRIORITAS

Q1

Q2

Q3

KONSERVASI ENERGI
b Insentif pengembangan efisiensi energi
masih terbatas
Menyusun pedoman insentif efisiensi
energi

Melakukan kordinasi dengan


Kementerian Keuangan

c Infrastruktur penunjang konservasi


energi
Menambah peralatan lab uji

Q4

KET/LEMBAG
A TERKAIT

KEGIATAN PRIORITAS 2011


(LANJUTAN)

5. BIDANG GEOLOGI
TARGET WAKTU
NO

KEGIATAN PRIORITAS

Q1

Q2

Q3

Q4

Penyediaan Air Bersih melalui


pemboran air di daerah sulit air

Penetapan Kepres Cekungan Air Tanah


dan Permen Pengelolaan Air Tanah
Pemetaan KRB dan Evaluasi Risiko
Bencana Geologi
Pemetaan airborne geo magnet di
Papua Bagian Utara dan Tengah
Penelitian, Penyelidikan dan
Pelayanan di sektor hulu Migas di Cek.
Luwuk Banggai dan Kendari/
Muna/Buton
Penyelidikan Potensi Sumber Daya
Panas Bumi, Mineral dan Fosil

3
4
5

KET/LEMBAGA
TERKAIT

180 sumur di
seluruh Indonesia.
Pemda
1 Kepres
Setjen, Setkab
44 Peta

KemHub, Hankam

Ditjen Migas,
Pertamina

75 lokasi.
Minerba, Ditjen
Migas, EBTKE

1. BIDANG MINERBA
a. Perlu dilakukan renegosiasi lebih lanjut dengan KK/PKP2B
terhadap beberapa pasal amandemen yang belum disepakati.
b. Perlu dilakukan penyelesaian verifikasi terhadap sejumlah KP
menjadi IUP yang teregistrasi.
c. Perlu adanya penyelesaian konsultasi dan koordinasi lebih
lanjut
dengan
DPR-RI
terhadap
rancangan
wilayah
pertambangan agar dapat segera ditetapkan Pemerintah.
d. Untuk meningkatkan nilai tambah mineral dan batubara
perlu:
i. Segera diselesaikan pembahasan rancangan Permen
ESDM tentang Peningkatan Nilai Tambah Pertambangan
dengan pihak terkait.
ii. Usulan penyempurnaan organisasi Ditjen Minerba dalam
pengelolaan mineral hulu dan hilir
e. Perlu diterbitkan kebijakan mineral (mineral policy)

2. BIDANG MIGAS
a. Pembentukan SPI di setiap unit Eselon I (memanfaatkan
unit kerja yang ada atau pembentukan tim Ad-Hoc)
b. Melakukan laporan kemajuan dalam rapat Pleno setiap
6 bulan di tingkat Kementerian
c. Mengusulkan pemanfaatan dana plow back untuk
kegiatan migas (mengusulkan kembali RPP PNBP)
d. Meningkatkan koordinasi
kelembagaan
dalam
permasalahan yang ada

terkait dengan hubungan


rangka
memecahkan

3. BIDANG KETENAGALISTRIKAN
a. Perlu mempercepat proses harmonisasi di Kementerian
Hukum dan HAM dalam Penyusunan RPP Usaha penyediaan
tenaga listrik. Mempercepat proses pembahasan antar
Kementerian di Setjen KESDM untuk RPP Usaha Penunjang
dan RPP Jual Beli Tenaga Listrik Lintas Negara, serta
mempercepat proses pengirimannya ke Kemkumham.
b. Perlu pemantauan yang ketat dan memfasilitasi terhadap
permasalahan keterlambatan pembangunan pembangkit
tenaga listrik 10.000 MW Tahap I.
c. Perlu meningkatkan koordinasi antar lembaga terkait dalam
permasalahan
perizinan
dan
pembebasan
lahan
pembangunan
instalasi
ketenagalistrikan,
termasuk
mempercepat penyusunan SKB antara Menteri ESDM dan
Menteri Kehutanan.

3. BIDANG KETENAGALISTRIKAN
(LANJUTAN)

d. Perlu meningkatkan anggaran APBN dan peran Pemerintah


daerah, Swasta dan Koperasi didalam program pengembangan
ketenagalistrikan melalui penambahan kapasitas pembangkit,
perluasan
jaringan
dan
penyambungan
listrik
guna
meningkatkan rasio elektrifikasi.
e. Perlu kepastian kecukupan pasokan energi primer (khususnya
gas dan batubara) untuk pembangkit listrik, melakukan
sosialisasi penghematan pemakaian listrik kepada masyarakat
dan peningkatan efisiensi penyediaan tenaga listrik yang lebih
intensif, agar subsidi listrik tidak melebihi pagu anggaran.
f. Perlu mempercepat proses penyelesaian Permen ESDM tentang
faktor emisi gas rumah kaca sistem ketenagalistrikan.

3. BIDANG KETENAGALISTRIKAN
(LANJUTAN)

g. Draft Standar Power Purchase Agreement (PPA) perlu


segera ditetapkan menjadi Peraturan Menteri agar proses
negosiasi dalam hal term of conditon tidak berlangsung
lama,
serta
diperlukan
penyederhanaan
rekomendasi/perizinan di daerah
h. Perlu segera dilakukan revisi Permen ESDM No. 32/2009
tentang Harga Patokan Pembelian Tenaga Listrik oleh PT
PLN (Persero) dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
untuk memberikan kepastian bagi pengembang panas
bumi
i. Perlu penetapan feed-in tariff untuk mempercepat
penggunaan energi baru terbarukan bagi pembangkitan
tenaga listrik

4. BIDANG EBTKE
a. Segera diterbitkan Perpres tentang penugasan kepada PT.
PLN (Persero) untuk membeli listrik panas bumi dengan
harga sesuai dengan hasil lelang WK Panas Bumi.
b. Dalam rangka pemanfaatan potensi panas bumi dalam
kawasan hutan lindung diperlukan koordinasi dengan
Kemenhut untuk menerbitkan Perpres yang menegaskan
bahwa usaha panas bumi bukan termasuk dalam kategori
tambang bawah tanah. Untuk pemanfaatan potensi panas
bumi dalam kawasan hutan konservasi perlu dilakukan
revisi PP No. 68/1998 tentang kehutanan dan diusulkan
amandemen UU 27/2003 tentang Panas Bumi
c. Perlu segera menyusun kebijakan insentif bahan baku BBN
dengan memperhatikan keekonomian
d. Perlu me-review indeks harga biodiesel dan bioethanol

4. BIDANG EBTKE
(LANJUTAN)

e. Perlu merevisi Permen ESDM No. 32/2008 tentang


Penyediaan Pemanfaatan, dan Tata niaga BBN
f. Segera dibuat regulasi tentang kebijakan pemerintah
pada tahap implementasi proyek pembangunan PLTN
g. Segera diputuskan struktur owner sebagai lembaga
pengelola penerapan PLTN
h. Perlu peningkatan edukasi/sosialisasi aplikasi energi
nuklir (PLTN) ke masyarakat
i. Perlu memberikan insentif pada pihak yang berpartisipasi
dalam kegiatan investasi pembangunan PLTN
j. Infrastruktur pembangunan PLTN perlu dipersiapkan
sesegera mungkin
k. Perlu meformulasikan kebijakan harga perjenis energi
terbarukan

4. BIDANG EBTKE
(LANJUTAN)

l. Perlu memperbesar Tingkat Komponen Dalam Negeri


(TKDN) dalam pengembangan EBT
m. Meningkatkan jumlah pembangunan PLTMH, PLTS, dan
PLTB di daerah-daerah dan menemukan solusi
permasalahan terkait biaya, lokasi, SDM, investor, dan
kesiapan masyarakat.
n. Segera direalisasikan kebijakan pengguna energi skala
besar
untuk
melaksanakan
manajemen
energi,
meningkatkan implementasi hasil audit energi untuk
medium dan high cost, dan meningkatkan infrastruktur
penunjang
penerapan
konservasi
energi
guna
menurunkan Intensitas Energi.

5. BIDANG GEOLOGI
a. Mempercepat proses hibah sumur bor dan Ijin lokasi
pemboran untuk meningkatkan sarana penyediaan air bersih
b. Melakukan koordinasi yang intens dengan internal sektor
ESDM dan Sektor lain untuk mempercepat proses penataan
ruang.
c. Melakukan koordinasi yang intens dengan instansi terkait
untuk mempercepat terbentuknya perundang-undangan di
bidang kegeologian
d. Melakukan koordinasi yang intens dengan internal sektor
ESDM
dan
meningkatkan
kemampuan
SDM
untuk
mempercepat terbentuknya informasi data awal cekungan
sedimen daerah frontier dan Atlas Cekungan Sedimen.

www.esdm.go.id

Вам также может понравиться