Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
HASIL PEMBAHASAN
KOMISI KINERJA
PADA RAPAT KERJA SEKTOR ESDM TAHUN 2011
DAFTAR ISI
BAGIAN I
A. Pola Pikir Fungsi Dan Substansi Kinerja ESDM
B. Filosofis Dan Konotatif Peningkatan Peran Sektor
ESDM Guna Mendukung Percepatan Pertumbuhan
Ekonomi Nasional Yang Berkeadilan
BAGIAN II
A. Hubungan Kelembagaan
B. Bagan Peraturan Perundang-Undangan
C. Output
BAGIAN I
REVENUE
FISKAL
(APBN)
PERTUMBUHAN
(PRO GROWTH)
SUBSIDI
LAPANGAN
KERJA
TERJAMINNYA
PASOKAN
(ENERGI & MINERAL)
PEMBANGUNA
N NASIONAL
(PRO JOB)
MONETER
INFLASI
PEMERATAAN
(PRO POOR)
SEKTOR
RIIL
INVESTASI
LINGKUNGAN
(PRO
ENVIRONMENT)
NILAI TAMBAH
(BAHAN MINERAL)
KEMINERALAN
POLA PIKIR
KINERJA KEENERGIAN
JAMINAN
PASOKAN
HARGA
TERJANGKAU
MEMENUHI
DIMENSI
LINGKUNGAN
PEMANFAATAN
ENERGI
POLA PIKIR
KINERJA KEMINERALAN
JAMINAN
PASOKAN
MENINGKATNYA
NILAI TAMBAH
MEMENUHI
DIMENSI
LINGKUNGAN
PEMANFAATAN
MINERAL
BATUBARA
Kementerian Perindustrian
INDUSTRI PRIMER
SDA
INDUSTRI SEKUNDER
Usaha Pengolahan Lanjut
Mineral Logam
Eksplorasi
Ore
(Bahan Galian)
Cadangan
Eksploitasi
Produk Akhir
Proses
Lanjut
Produk
Logam
Proses
Lanjut
Batu
Permata
Sumber Daya
Mineral
Pengolahan
Kaolin (60%); Pasir Silika (60%);
Felds par (50%)
Kapur/Semen (80%); Zeolit (40%)
Mineral Batuan
Eksplorasi
Eksploitasi
Pengolahan
Granit (80%); Marmer (70%);
Lempung (100%)
Sirtu (100%); Batu Gunung (100%)
Mineral Radioaktif
Eksplorasi
Eksploitasi
Pengolahan
Bahan Bakar
Nuklir
Cutting/
Polishing
INDUSTRI PRIMER
Hulu (Mengangkat dari perut bumi)
Cadangan
Batubara
Eksploitasi
Pengangkutan/
Transmisi
Pengolahan
Hasil :
Produk Energi
Batubara
Eksplorasi
PEMANFAATAN AKHIR
Penyimpanan /
Penimbunan
Niaga
Dengan Aset
BBB
Niaga
Tanpa Aset
Bahan Bakar Minyak
Minyak Bumi
Eksplorasi
Sumber
Daya
Energi
Cadangan
Minyak
Bumi
Eksploitasi
Pengangkutan/
Transmisi
Pengolahan
Cadangan
Gas
Bumi
Eksploitasi
Pengangkutan/
Transmisi
Pengolahan
Niaga
Dengan Aset
BBM
Niaga
Tanpa Aset
Gas Bumi
Eksplorasi
Penyimpanan /
Penimbunan
Penyimpanan /
Penimbunan
Niaga
Dengan Aset
BBG
Niaga
Tanpa Aset
Transportasi
Industri
Cadangan
Panas
Bumi
Komersial
Eksploitasi
Tenaga Listrik
Tenaga
Air
Pembangkitan
Listrik
Transmisi
Distribusi
Listrik
Penjualan
Tenaga
Listrik
Energi
Surya
dll
Bahan Bakar Nabati
Bahan
Baku
Nabati
Rumah Tangga
Pengolahan
Pengangkutan/
Transmisi
Penyimpanan /
Penimbunan
Niaga
Dengan Aset
Niaga
Tanpa Aset
BBN
BAGIAN II
11
A. HUBUNGAN KELEMBAGAAN
MAKRO (Kebijakan dan Regulasi) :
Pembuat Kebijakan
Regulator
Aspek Keteknikan :
MENTERI ESDM
(Pembuat Kebijakan Bidang ESDM)
ESDM)
Menteri ESDM
cq. Direktorat Jendereral
Jendereral ybs
(Regulator Usaha bidang ESDM, kecuali Hilir BBM Tertentu dan Gas Pipa)
Pipa)
Aspek Bisnis :
Regulasi
Regulasi
Bentuk Usaha Tetap (BUT)
Badan Usaha
di Bidang Hulu Migas
Badan Pengatur
BBM dan Gas Pipa
(Regulator BBM*dan
Gas Bumi melalui Pipa) *)
BU Niaga
BU Penyimpanan
BU Pengangkutan
Regulasi
BU Niaga
BU Penyimpanan
BU Pengangkutan
Usaha
Penunjang
*)
OTORITAS BUMN
MENTERI
ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
(Kebijakan Migas)
MENTERI NEGARA
BUMN
(Kebijakan Korporasi)
Pengelolaan BUMN
Bidang UPISET
Regulasi Keteknikan
Regulasi Usaha Hulu dan Hilir
REGULASI
KPI
PELAKU USAHA
Bidang ESDM
Badan Usaha
Bidang ESDM
KEPEMILIKAN
Dewan Komisaris
BUMN Bidang ESDM
KPI UTAMA
DIREKSI BUMN Bidang ESDM
Anak Perusahaan
BUMN Bid. ESDM
13
13
A. HUBUNGAN KELEMBAGAAN
(lanjutan)
Otoritas Terkait:
Menteri ESDM
Menteri Terkait
Dirjen di
bidang
Migas
Dirjen di
bidang
Mineral
&
Batubara
Dirjen di
bidang
Listrik
Dirjen di
bidang
EBT *)
Energi
(Bahan Tambang)
Forum
Komunikasi
Produsen
(Hulu)
Forum
Komunikasi
Usaha Hilir
Forum
Komunikasi
Usaha
Penunjang
Forum
Komunikasi
Industri
Penunjang
Forum
Komunikasi
Komunitas
Profesi
Forum
Komunikasi
Konsumen
Bahan
2. Landasan Kebijakan
Nasional
3. Landasan Operasional
UUD 1945
PASAL 33 Ayat (2) ayat (3), dan ayat (5)
UU No.27 Tahun
2003 Tentang Panas
Bumi
Peraturan Pemerintah
Peraturan Presiden
Peraturan Menteri**)
Catatan :
*) Dengan perubahannya berdasarkan putusan MK tahun 2004
**) Sepanjang diamanatkan Peraturan yang lebih tinggi dan/atau dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi penyelenggaraan
negara (Hak Atribusi)
KERANGKA LEGISLASI
Undang-Undang:
Inisiatif KESDM:
a.Amandemen UU No.27/2003 tentang Panas Bumi
b.Revisi UU No.22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
Inisiatif di luar KESDM:
a.Revisi UU No.17/2008 tentang Pelayaran
KERANGKA REGULASI
Peraturan Pemerintah, Perpres, Permen:
Inisiatif KESDM:
a. RPP Usaha penyediaan tenaga listrik.
b. RPP Usaha Penunjang
c. RPP Jual Beli Tenaga Listrik Lintas Negara
d. RPP Pengelolaan Energi
e. RPP Energi Baru Terbarukan
f. Perpres tentang penugasan kepada PT. PLN (Persero) untuk
membeli listrik panas bumi dengan harga sesuai dengan hasil
lelang WK Panas Bumi
g. Rancangan
Permen
ESDM
tentang
pembinaan
dan
pengawasan serta pengusahaan
h. Permen ESDM tentang Peningkatan Nilai Tambah
i. Permen ESDM tentang kebijakan mineral (mineral policy)
KERANGKA REGULASI
(lanjutan)
KERANGKA REGULASI
Peraturan Pemerintah, Perpres, Permen:
Inisiatif diluar KESDM:
a.RPP PNBP
b.Revisi PP No. 68/1998 tentang kehutanan
c.Amandemen PP 26/2008 tentang RTRWNasional
(lanjutan)
C. OUTPUT
INDIKATOR
KINERJA
SATUAN
TARGET
REALISAS
I
CAPAIAN
(%)
Investasi
US$ Miliar
2,119
3,186
150
Produksi
Batubara
Juta Ton
270
275
102
Batubara
Domestik
Juta Ton
64,96
67
103
Produksi Mineral:
Tembaga
Ton
930.000
989.953
106
Emas
Ton
107
111
104
Perak
Ton
355
323
91
Timah
Ton
90.000
78.965
87
Nikel Matte
Ton
77.000
78.336
101
Ferronikel
Ton
15.000
17.970
115
Bijih Nikel
Ton
6.200.000
6.561.404
106
Bauksit
* Target belum
ditetapkan sebelumnya
Ton
7.500.000
7.148.124
95
SATUAN
TARGE
T
REALISAS
I
CAPAIAN (%)
PNBP
Rp. Triliun
15,2
18,29
120
Pajak
Rp. Triliun
45,6
48,04
105
Paten
66
Pilot Plant
Unit
129
Makalah ilmiah
Buah
41
47
115
Masukan/rekomenda
si Kebijakan
Buah
16
34
213
Program Diklat
Jumlah
104
104
100
Peserta Diklat
Orang
1.599
1.599
100
o
5
Penerimaan Negara:
Kelitbangan:
Usulan Paten
Kediklatan:
2. BIDANG MIGAS
N
o
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
(%)
WK
40
21
52,5
Penandatanganan
Wilayah Kerja
MBOPD
965
945
98
MBOPD
965
954
99
MBOEPD
1.593
1.775
111
Penerimaan Negara
Rp. Triliun
215
219,2
102
Investasi
US$ Miliar
13,7
10,46
76,35
Volume BBM
Bersubsidi
Juta KL
36,5
38,38
(105)
2. BIDANG MIGAS
.(2)
N
o
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
(%)
Kelitbangan:
Paten
100
Pilot Plant
Unit
100
Makalah Ilmiah
Buah
56
56
100
Masukan/Rekomend
asi Kebijakan
Buah
11
11
100
Program Diklat
Jumlah
164
164
100
Jumlah Peserta
Orang
3.457
3.457
100
Usulan Paten
Kediklatan:
3. BIDANG
KETENAGALISTRIKAN
NO
1.
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
(%)
600
52
Pembangunan Infrastruktur :
- Kapasitas Pembangkit
MW
1150
-Jaringan Transmisi:
Kms
1102
92
Selesai energized
330
100
Stringing
772
89
MVA
90
90
100
- Kapasitas Gardu
Distribusi
MVA
45
45
100
- Jaringan Distribusi
Kms
2694
2694
100
67,2
66,6
99,1
2.
Rasio Elektrifikasi
3.
Investasi
US$
Miliar
7,83
4,97
63,5
4.
Subsidi
Rp.
Triliun
55,1
62,8
(114)
26
4. BIDANG EBTKE
No
INDIKATOR KINERJA
SATUAN TARGET
REALISASI
CAPAIAN (%)
Penandatanganan
Wilayah Kerja Panas
Bumi
WK
100
MWh
9.195.80
7
9.303.745
101,17
Investasi
Rp.
Triliun
3,29
2,56
78
Penerimaan Panas
Bumi
Rp.
Miliar
692
803
116
Pembangunan DME
Desa
50
50
100
Biogas
Unit
1000
1150
115
Biodiesel
KL
1.076.05
1
220.000
21
Dalam Negeri
* TargetEkspor
belum ditetapkan sebelumnya
KL
234.000
4. BIDANG EBTKE
(2)
No
8
SATUAN
TARGET
REALISAS
I
CAPAIAN (%)
Dalam Negeri
KL
660.980
Ekspor
KL
MWp
3,55
Unit
12
11
92
kw
60
60
100
Paten
50
Pilot Plant
Unit
14
64
Makalah Ilmiah
Buah
12
12
100
Masukan/Rekomenda
si Kebijakan
Buah
100
INDIKATOR KINERJA
Bioethanol
PLTS
10 PLTMH
(Surya dan
11 Hybrid
Angin)
12 Kelitbangan:
Usulan Paten
13
Kediklatan:
* Target
belum ditetapkan sebelumnya
(LANJUTAN)
100
REALISAS
I
100
CAPAIAN
(%)
100
Peta/Lap
Peta/Lap
24
23
24
23
100
100
Peta/Lap
Substansi
Perpres
18
73
1
18
10
0
100
13,70
0
Cekungan
100
Buku
Lembar
Km
4
740
150.000
4
758
120.000
100
102,5
80
Lembar
Paket
1
1
1
0
100
0
SATUAN
TARGET
SumurBor
(3)
No
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
TARGET
REALISASI
CAPAIAN (%)
Kegiatan
70
70
100
Kegiatan
100
Buku
100
Kegiatan
100
Film
100
Pedoman
100
Program Diklat
Jumlah
33
33
100
Peserta Diklat
Orang
603
603
100
21 Penguatan kesiapan
menghadapi bencana pada
semua tingkatan
masyarakat berupa:
sosialisasi benc. Geologi
Pelatihan
penanggulangan benc.
Geologi
Pembuatan buku benc.
Gologi
Penyusunan rencana
contingency plan
Pembuatan film benc.
Geologi
Penyusunan pedoman
benc. Geologi
22
(LANJUTAN)
Kediklatan:
KEGIATAN PRIORITAS
TARGET WAKTU
Q1
Q2
Q3
Q4
V
KET/LEMBAGA TERKAIT
Amandemen 37 KK dan 76
PKP2B
Setjen (Biro Hukum) KESDM,
KemDagri, KemKeu,
KemKuHAM
1. BIDANG MINERBA
(2)
NO
KEGIATAN PRIORITAS
TARGET WAKTU
Q1
Q2
Q3
Penyelesaian Registrasi KP
menjadi IUP
Q4
KET/LEMBAGA TERKAIT
Satu dokumen daftar
inventarisasi KP dan IUP
Dinas Pertambangan dan
Energi & Biro Hukum ESDM
2. BIDANG MIGAS
NO
KEGIATAN PRIORITAS
TARGET WAKTU
Q1
Q2
Q3
Q4
KET/LEMBAGA TERKAIT
Badiklat KESDM
3. BIDANG
KETENAGALISTRIKAN
NO
KEGIATAN PRIORITAS
TARGET WAKTU
Q1
Q2
Q3
Q4
KET/LEMBAGA TERKAIT
Mempercepat proses
penyelesaian 3 RPP sebagai
amanat UU 30/2009 tentang
Ketenagalistrikan
KemKumHAM , Setneg,
KemPerin, KemDag,
KemNaKerTrans, KemPU, BPN
Mempercepat proses
penyelesaian RUKN
Memastikan penyelesaian
pembangunan pembangkit
10.000 MW Tahap I
KemKeu, PLN
Menunggu Keputusan
Presiden
DPR
V
V
3. BIDANG KETENAGALISTRIKAN.
(2)
NO
KEGIATAN PRIORITAS
TARGET WAKTU
Q1
Q2
Q3
Q4
KET/LEMBAGA TERKAIT
DJEBTKE
DJEBTKE
4. BIDANG
EBTKE
NO
TARGET WAKTU
KEGIATAN PRIORITAS
Q1
Q2
Q3
Q4
KET/LEMBAGA
TERKAIT
PANAS BUMI
a Penetapan 9 WKP Panas Bumi
Usulan 5 WKP
Berdasarkan
masukan dari Badan
Geologi, KemHut,
Pemda
Penetapan 5 WKP
Penyerahan 5 WKP
Usulan 4 WKP
Penetapan 4 WKP
Penyerahan 4 WKP
4. BIDANG EBTKE.
(2)
TARGET WAKTU
NO
KEGIATAN PRIORITAS
Q1
Q2
Q3
Q4
KET/LEMBAGA
TERKAIT
V
V
Diusulkan Multiyears
4. BIDANG EBTKE
(3)
TARGET WAKTU
NO
2
KEGIATAN PRIORITAS
Q1
Q2
Q3
Q4
KET/LEMBAGA
TERKAIT
BIOENERGI
a Penyiapan kebijakan insentif (al. insentif
harga bahan baku, insentif untuk
pembangunan infrastruktur, tax holiday)
Koordinasi, dan evaluasi kebijakan
insentif BBN
V
V
Setjen ESDM,
KemKeu, KemTan,
Menko
Perekonomian,
KemDag,
KemPerin,
Pertamina, PT PLN
V
V
Setjen ESDM,
KemKeu, KemTan,
Menko
Perekonomian,
KemDag,
KemenPerin,
4. BIDANG EBTKE
(3)
TARGET WAKTU
NO
2
KEGIATAN PRIORITAS
Q1
Q2
Q3
Q4
BIOENERGI
c Revisi Permen 32 Tahun 2008 tentang
Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga
BBN
Koordinasi, review Permen 32 Tahun 2008
V
V
ANEKA EBT
a Kajian harga keekonomian energi baru dan
energi terbarukan (Aneka EBT)
Proses tender dan persiapan
Setjen ESDM,
KemKeu,
KemTan, Menko
Perekonomian,
KemDag,
KemPerin,
Pertamina, PT
PLN
KET/LEMBAGA
TERKAIT
V
V
4. BIDANG EBTKE
(4)
TARGET WAKTU
NO
3
KEGIATAN PRIORITAS
Q1
Q2
Q3
Q4
KET/LEMBAGA
TERKAIT
ANEKA EBT
b Menyusun kebijakan mengenai pemanfaatan
energi terbarukan
Koordinasi dengan dengan stakeholder
Pemda
Pemda, PLN
Badiklat
4. BIDANG EBTKE
(5)
TARGET WAKTU
NO
3
KEGIATAN PRIORITAS
Q1
Q2
Q3
Q4
KET/LEMBAGA
TERKAIT
ANEKA EBT
d Penetapan Wilayah Kerja Aliran dan Terjunan
Air(WATA)
Koordinasi dengan Pemda dalam rangka
inventarisasi lokasi potensi energi aliran
dan terjunan air
Mengindentifikasi lokasi potensial energi
aliran dan terjunan air
Dinas ESDM,
Dinas PU
V
Penetapan WATA
Pendidikan dan Pelatihan tenaga penyuluh
PLTMH
V
V
Pemda
4. BIDANG EBTKE
(6)
TARGET WAKTU
NO
4
KEGIATAN PRIORITAS
Q1
Q2
Q3
Q4
KET/LEMBAG
A TERKAIT
KONSERVASI ENERGI
a Terlaksananya mandatori
manajemen energi bagi pengguna
energi lebih besar atau sama
dengan 6000 TOE
Menginformasikan kewajiban
manajemen energi kepada
pengguna energi 6000 TOE
sesuai PP 70/2009 tentang
Konservasi Energi
Memfasilitasi pembentukan
lembaga sertifikasi profesi
manajemen energi
180 peserta
4. BIDANG EBTKE
(7)
TARGET WAKTU
NO
4
KEGIATAN PRIORITAS
Q1
Q2
Q3
KONSERVASI ENERGI
b Insentif pengembangan efisiensi energi
masih terbatas
Menyusun pedoman insentif efisiensi
energi
Q4
KET/LEMBAG
A TERKAIT
5. BIDANG GEOLOGI
TARGET WAKTU
NO
KEGIATAN PRIORITAS
Q1
Q2
Q3
Q4
3
4
5
KET/LEMBAGA
TERKAIT
180 sumur di
seluruh Indonesia.
Pemda
1 Kepres
Setjen, Setkab
44 Peta
KemHub, Hankam
Ditjen Migas,
Pertamina
75 lokasi.
Minerba, Ditjen
Migas, EBTKE
1. BIDANG MINERBA
a. Perlu dilakukan renegosiasi lebih lanjut dengan KK/PKP2B
terhadap beberapa pasal amandemen yang belum disepakati.
b. Perlu dilakukan penyelesaian verifikasi terhadap sejumlah KP
menjadi IUP yang teregistrasi.
c. Perlu adanya penyelesaian konsultasi dan koordinasi lebih
lanjut
dengan
DPR-RI
terhadap
rancangan
wilayah
pertambangan agar dapat segera ditetapkan Pemerintah.
d. Untuk meningkatkan nilai tambah mineral dan batubara
perlu:
i. Segera diselesaikan pembahasan rancangan Permen
ESDM tentang Peningkatan Nilai Tambah Pertambangan
dengan pihak terkait.
ii. Usulan penyempurnaan organisasi Ditjen Minerba dalam
pengelolaan mineral hulu dan hilir
e. Perlu diterbitkan kebijakan mineral (mineral policy)
2. BIDANG MIGAS
a. Pembentukan SPI di setiap unit Eselon I (memanfaatkan
unit kerja yang ada atau pembentukan tim Ad-Hoc)
b. Melakukan laporan kemajuan dalam rapat Pleno setiap
6 bulan di tingkat Kementerian
c. Mengusulkan pemanfaatan dana plow back untuk
kegiatan migas (mengusulkan kembali RPP PNBP)
d. Meningkatkan koordinasi
kelembagaan
dalam
permasalahan yang ada
3. BIDANG KETENAGALISTRIKAN
a. Perlu mempercepat proses harmonisasi di Kementerian
Hukum dan HAM dalam Penyusunan RPP Usaha penyediaan
tenaga listrik. Mempercepat proses pembahasan antar
Kementerian di Setjen KESDM untuk RPP Usaha Penunjang
dan RPP Jual Beli Tenaga Listrik Lintas Negara, serta
mempercepat proses pengirimannya ke Kemkumham.
b. Perlu pemantauan yang ketat dan memfasilitasi terhadap
permasalahan keterlambatan pembangunan pembangkit
tenaga listrik 10.000 MW Tahap I.
c. Perlu meningkatkan koordinasi antar lembaga terkait dalam
permasalahan
perizinan
dan
pembebasan
lahan
pembangunan
instalasi
ketenagalistrikan,
termasuk
mempercepat penyusunan SKB antara Menteri ESDM dan
Menteri Kehutanan.
3. BIDANG KETENAGALISTRIKAN
(LANJUTAN)
3. BIDANG KETENAGALISTRIKAN
(LANJUTAN)
4. BIDANG EBTKE
a. Segera diterbitkan Perpres tentang penugasan kepada PT.
PLN (Persero) untuk membeli listrik panas bumi dengan
harga sesuai dengan hasil lelang WK Panas Bumi.
b. Dalam rangka pemanfaatan potensi panas bumi dalam
kawasan hutan lindung diperlukan koordinasi dengan
Kemenhut untuk menerbitkan Perpres yang menegaskan
bahwa usaha panas bumi bukan termasuk dalam kategori
tambang bawah tanah. Untuk pemanfaatan potensi panas
bumi dalam kawasan hutan konservasi perlu dilakukan
revisi PP No. 68/1998 tentang kehutanan dan diusulkan
amandemen UU 27/2003 tentang Panas Bumi
c. Perlu segera menyusun kebijakan insentif bahan baku BBN
dengan memperhatikan keekonomian
d. Perlu me-review indeks harga biodiesel dan bioethanol
4. BIDANG EBTKE
(LANJUTAN)
4. BIDANG EBTKE
(LANJUTAN)
5. BIDANG GEOLOGI
a. Mempercepat proses hibah sumur bor dan Ijin lokasi
pemboran untuk meningkatkan sarana penyediaan air bersih
b. Melakukan koordinasi yang intens dengan internal sektor
ESDM dan Sektor lain untuk mempercepat proses penataan
ruang.
c. Melakukan koordinasi yang intens dengan instansi terkait
untuk mempercepat terbentuknya perundang-undangan di
bidang kegeologian
d. Melakukan koordinasi yang intens dengan internal sektor
ESDM
dan
meningkatkan
kemampuan
SDM
untuk
mempercepat terbentuknya informasi data awal cekungan
sedimen daerah frontier dan Atlas Cekungan Sedimen.
www.esdm.go.id