Вы находитесь на странице: 1из 11

Jawaban dari Pertanyaan Diskusi Kasus 3

1. Bukti dokumen diperlukan karena bukti dokumen memiliki kekuatan


hukum

sehingga

nantinya

akan

membantu

auditor

untuk

mengurangi perkara hukum yang mungkin muncul selama perikatan


terjadi.
Bentuk dan isi surat perikatan audit dapat bervariasi di antara klien,
namun surat tersebut umumnya berisi:
a. Tujuan audit atas laporan keuangan.
b. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan.
c. Lingkup audit, termasuk penyebutan undang-undang, peraturan,
pernyataan dari badan profesional yang harus dianut oleh
auditor.
d. Bentuk laporan

atau

bentuk

komunikasi

lain

yang

akan

digunakan oleh auditor untuk menyampaikan hasil perikatan.


e. Fakta bahwa karena sifat pengujian dan keterbatasan bawaan
lain suatu audit, dan dengan keterbatasan bawaan pengendalian
intern, terdapat risiko yang tidak dapat dihindari tentang
kemungkinan beberapa salah saji material tidak dapat terdeteksi.
f. Akses yang tidak dibatasi terhadap catatan, dokumentasi, dan
informasi lain apa pun yang diminta oleh auditor dalam
hubungannya dengan audit.
g. Pembatasan atas tanggung jawab auditor.
h. Komunikasi melalui e-mail.
Analisis surat perikatan yang disiapkan oleh KAP AS&R:

Tidak ada penjelasan mengenai pelaksanaan suatu audit meliputi


pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung
jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit
juga

akan

meliputi

penilaian

atas

prinsip

akuntansi yang

digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen,


serta

penilaian

atas

penyajian

laporan

keuangan

secara

keseluruhan sesuai dengan ketentuan PSAK yang dikeluarkan

oleh Ikatan Akuntan Indonesia


Tidak dijelaskan bahwa auditor

melakukan

permintaan

keterangan dari manajemen tentang pernyataan manajemen


yang disajikan dalam laporan keuangan, pernyataan tertulis clan
manajemen

yang

menjelaskan

bahwa

penyajian

laporan

keuangan adalah tanggung jawab manajemen dan penegasan


tertulis lainnya untuk mengkonfirmasi beberapa pernyataan

yang dibuat oleh manajemen kepada kami auditor


Tidak dijelaskan mengenai risiko bawaan bila terdapat kekeliruan
dan

ketidakberesan

material,

termasuk

kecurangan

atau

pemalsuan, mungkin tidak akan terdeteksi


Tidak ada penjelasan dasar perhitungan mengenai fee, KAP
hanya

menginformasikan

bahwa

biaya

audit

sebesar

Rp

480.000.000. seharusnya : Berdasarkan diskusi tentang operasi


perusahaan dan perencanaan audit kami, fee

audit

kami

perkirakan sebesar Rp . ditambah direct out of pocket


expenses dan Pajak Pertambahan Nilai. Fee tersebut kami
hitung berdasarkan waktu yang diperlukan oleh staf yang kami
tugasi untuk melaksanakan audit ini dan tarif per jam staf yang
kami tugasi, yang bervariasi sesuai dengan tingkat tanggung
jawab yang dipikul dan pengalaman

serta

keahlian

yang

diperlukan. Jumlah tersebut akan kami tagih sesuai dengan


kemajuan pekerjaan kami
Tanggung jawab spesifik yang diterima KAP , yaitu:

Mengaudit neraca klien, laporan laba rugi, laporan perubahan


ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada

tanggal tersebut.
Melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan

Ikatan Akuntan Indonesia.


Merencanakan dan melaksanakan

audit

agar

memperoleh

keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji

material.
Menilai atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi
signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian atas
penyajian laporan keuangan secara keseluruhan sesuai dengan

ketentuan PSAK.
Kewajiban auditor menurut common law yaitu: kewajiban kepada
klien yaitu hukum kontrak dan hukum kerugian, kewajiban
kepada pihak ketiga yaitu kewajiban kepada pemegang hak
utama dan kewajiban kepada pemegang hak lainnya, golongan

yang telah diketahui sebelmunya, pihak yang dapat diketahui


sebelumnya.
Tanggung jawab perusahaan klien:

Bertanggung jawab atas laporan keuangan perusahaan.


Menciptakan dan memelihara pengendalian internal yang efektif

atas laporan keuangan.


Mengidentifikasi dan memastikan bahwa perusahaan patuh pada

hukum dan peraturan yang sesuai dengan aktivitasnya.


Menyediakan semua catatan keuangan dan informasi yang

berkaitan.
Menyediakan neraca saldo akhir tahun dan saldo interim
kuartalan pertama tahun bersangkutan.

2. Karena sifat bisnis klien yang bergerak di bidang retail, akun HPP
sangatlah

berpengaruh.

informasi

yang

harus

disediakan

sehubungan dengan adanya penaksiran Harga Pokok Penjulan


adalah :
Pembelian
Penjualan
Piutang
Hutang
Kas
Retur penjualan
Retur pembelian
Diskon penjualan
Diskon pembelian
Persediaan awal
Persediaan akhir
Biaya kirim
Penentuan harga penjualan
3. Risiko inheren kerentanan suatu asersi terhadap salah saji material
dengan mengasumsikan tidak terdapat pengendalian. Risiko inheren
berkaitan dengan sifat akun yang membawa risiko sendiri, nature of
business
Bonus plan, berpotensi terjadi fraud
Hal hal yang material dalam laporan keuangan
Perputaran manajemen, reputasi manajemen, keahlian akuntansi

Sifat,

sebab

dan

jumlah

salah

saji

yang

diketahui

dan

kemungkinan salah saji yang terdeteksi dalam audit terdahulu


Akun atau transaksi yang yang memiliki tingkat risiko inheren yang
tinggi:
Kas, kemungkinan munculnya tindak pencurian pada kas sangat

tinggi karena kas merupakan akun yang bersifat liquid


Persediaan, persediaan merupakan akun yang liquid

pula

sehingga akan dengan mudah untuk melakukan pencurian pada

persediaan
Piutang, kemungkinan terjadinya piutang tak tertagih yang sering

muncul
Bonus, karena dengan adanya bonus maka akan banyak muncul
tindak kecurangan yang dilakukan oleh karyawab hanya untuk
semata mata mendapatkan bonus

4. Auditor dapat mengetahui bahwa bukti telah cukup diperoleh


dengan cara:
Auditor mengumpulkan

bukti

untuk

mendapat

keyakinan

memadai, untuk mengetahui apakah laporan keuangan dibuat


wajar sesuai PABU. Bukti audit yang dikumpulkan menjadi sample
harus mewakili populasi. Mengumpulkan bukti audit yang cukup
harus fokus pada jenis dan jumlah bukti. Misal ada 100 transaksi,
tentukan ukuran sampel, ambil sampel bukti 25 bukti, metode

sampling dapat menggunakan statistik atau random sampling.


Hasil dari pengujian 25 bukti transaksi setelah dicek banyak
diantaranya yang tidak sesuai atau lemah, sehingga harus
ditambah 25 bukti lagi. Jika ternyata ada beberapa bukti yang
tidak sesuai lagi, dapat disimpulkan sistem pengendalian internal

perusahaan buruk.
Bukti yang diperoleh pun harus kompeten. Menurut PSA No 07 SA
326 , Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan permintaan keterangan dan konfirmasi
sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan auditan

Bukti audit sangat bervariasi pengaruhnya terhadap kesimpulan


yang ditarik oleh auditor independen dalam rangka memberikan
pendapat atas laporan keuangan auditan. Relevensi, objektivitas,
ketepatan

waktu,

menguatkan

dan

keberadaan

kesimpulan,

bukti

seluruhnya

audit

berpengaruh

lain

yang

terhadap

kompetensi bukti.
Untuk memudahkan proses audit dan merancang pengujian
substantif gunakan 5 asersi manajemen :Keberadaan atau
keterjadian, Kelengkapan, Hak dan kewajiban, Penilaian atau

lokasi, Penyajian dan pengungkapan.


Lakukan prosedur audit yang merupakan metode yang digunakan
auditor untuk mengumpulkan bukti dan mengevaluasi bahan

bukti yang mencukupi dan kompeten


Audit yang dilakukan auditor independen bertujuan untuk
memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk dipakai
sebagai

dasar

memadai

dalam

merumuskan

pendapatnya.

Jumlah dan jenis bukti audit yang dibutuhkan oleh auditor untuk
mendukung pendapatnya memerlukan pertimbangan profesional
auditor

setelah

mempelajari

dengan

teliti

keadaan

yang

dihadapinya. Auditor independen lebih mengandalkan bukti yang


bersifat pengarahan (persuasive evidence) daripada bukti yang

bersifat menyakinkan (convincing evidence).


Dalam menilai bukti audit, auditor harus mempertimbangkan
apakah tujuan audit tertentu telah tercapai. Auditor harus secara
mendalam mencari bukti audit dan tidak memihak (bias) dalam
mengevaluasinya.
memperoleh

Dalam

bukti

merancang

kompeten

yang

prosedur
cukup,

audit

untuk

auditor

harus

memperhatikan kemungkinan laporan keuangan tidak disajikan


sesuai

dengan

Indonesia.

Bila

mempercayai

prinsip

akuntansi

auditor

suatu

asersi

masih
yang

yang

berlaku

tetap
material,

umum

di

ragu-ragu

untuk

maka

harus

ia

menangguhnya pemberian pendapatnya sampai ia mendapatkan


bukti kompeten yang cukup untuk menghilangkan keraguannya,

atau ia harus menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian


atau menolak untuk memberikan pendapat.
5. Kualitas bukti yang dikumpulkan melalui prosedur tes substantif :
Seperti yang kita tahu bahwa prosedur tes substantif merupakan
bagian dalam proses prosedur analitis. Prosedur tes substantif
dilakukan dengan meliht transaksi-transaksi yang terjadi dan
saldo

dalam

laporan

keuangan

perusahaan.

Prosedur

ini

didasarkan dari data yang diperoleh di lapangan. Dengan


didasarkan

pada

hal

tersebut

maka

kualitas

bukti

yang

dikumpulkan melalui prosedur tes substantif jauh lebih kuat


dibanding dengan kualitas bukti yang dikumpulkan melalui

prosedur analitis.
Kualitas bukti yang dikumpulkan melalui prosedur analitis :
Prosedur analitis dilakukan dengan melihat trend yang ada dan
melakukan analisis komparatif. Prosedur ini didasarkan pada data
yang diperoleh dari klien. Melihat hal tersebut maka kita dapat
menyimpulkan bahwa kualitas bukti yang dikumpulkan melalui
prosdur analitis lebih lemah dibandingkan dengan kualitas bukti
yang dikumpulkan melalui prosedur tes substantif.

6. Seorang auditor seharusnya memiliki tingkat pengetahuan yang


dalam mengenai kondisi industri dari kliennya hal ini dilakukan dan
berguna pada saat tahap perencanaan. Jalan yang dapat ditempuh
oleh auditor untuk mendapatkan informasi industri klien adalah :

Melakukan komunikasi baik dengan klien maupun dengan auditor


terdahulu. Selain itu, komunikasi dengan manajemen pun perlu
dilakukan untuk dapat menggali informasi yang dibutuhkan, juga

untuk lebih mengenal kondisi bisnis klien.


Menggunakan tenaga ahli yang terkait dengan bidang yang

digeluti oleh klien.


Menggunakan prosedur analitis : Analisis rasio keuangan, analisis
trend, analisis comparative, commond size analysis.

7. Dalam kasus mengesankan bahwa kompetisi fee audit dengan KAP

lain merupakan faktor penting dalam memenangkan perikatan


audit. Dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik seksi 240 mengenai
Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi Lainnya disebutkan
bahwa ancaman kepentingan pribadi terhadap kompetensi serta
sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional dapat terjadi ketika
besaran imbalan jasa
rendahnya,

sehingga

profesional yang diusulkan sedemikian


dapat

mengakibatkan

tidak

dapat

dilaksanakannya perikatan dengan baik berdasarkan standar teknis


dan standar profesi yang berlaku. Dengan kata lain dengan adanya
kompetisi fee audit maka akan sangat memungkinkan sebuah KAP
menerima klien dengan fee audit yang sangat rendah sehingga
kualitas audit dapat diturunkan dan pengumpulan bukti audit
memerlukan proses yang sangat lama.
8. Hubungan

risiko

kontrol

dengan

risiko

deteksi,

jika

risiko

pengendalian tinggi maka risiko deteksi rendah. Jika risiko deteksi


rendah maka risiko deteksi makin besar sehingga membutuhkan
pengujian substantif yang diperluas karena keyakinan yang diterima
auditor

kurang

memadai.

Untuk

menambah

keyakinan

yang

memadai sehingga harus menambah bukti yang kompeten.


Namun jika risiko deteksi tinggi, maka pengujian substantif tidak
perlu ditambah, dan bukti juga tidak perlu ditambah.
9. KAP menaksir risiko kecurangan digunakan dasar menurut PSA 70
Seksi 316
a) Dalam melakukan penaksiran ini,
auditor
harus
mempertimbangkan

faktor

risiko

kecurangan yang berkaitan dengan baik (a) salah saji


yang

timbul

sebagai

akibat

kecurangan

dalam

pelaporan keuangan maupun (b) salah saji yang timbul


dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva untuk

setiap golongan
auditor juga harus

meminta

keterangan

kepada

manajemen (a) untuk memperoleh pemahaman dari


manajemen tentang risiko kecurangan dalam entitas

dan

(b)

untuk

menentukan

apakah

manajemen

memiliki pengetahuan tentang kecurangan yang telah

dilakukan terhadap atau terjadi dalam entitas.


Faktor risiko yang berkaitan dengan salah saji yang
timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan
dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan:

Karakteristik

dan

pengaruh

manajemen

atas

lingkungan pengendalian.
Kondisi industri.
Karakteristik operasi dan stabilitas keuangan.
Berikut ini adalah contoh faktor-faktor risiko yang berkaitan dengan salah
saji sebagai akibat kecurangan dalam pelaporan keuangan untuk setiap
golongan risiko tersebut di atas:
a.
Faktor faktor risiko yang berkaitan dengan karakteristik dan
pengaruh manajemen terhadap lingkungan pengendalian. Contohcontoh meliputi:
(1)
Suatu dorongan
(2)

bagi

manajemen

kecurangan dalam pelaporan keuangan.


Kegagalan
manajemen
untuk

untuk

melakukan

menyajikan

dan

mengomunikasikan sikap yang semestinya tentang pengendalian


(3)

intern dan proses pelaporan keuangan.


Partisipasi dan fokus berlebihan manajemen nonkeuangan
terhadap pemdihan prinsip akuntansi atau penentuan estimasi

(4)

signifikan
Tingkat perputaran yang tinggi anggota manajemen senior,

penasihat, atau dewan komisaris


(5)
Hubungan tegang antara manajemen dengan auditor sekarang
atau auditor pendahulu.
(6)
Riwayat yang diketahui

tentang

pelanggaran

peraturan

sekuritas atau tuntutan kepada entitas atau manajemen seniornya


yang

dituduh

melakukan

kecurangan

pelanggaran

undang-

undang sekuritas
b.

Faktor risiko yang berkaitan dengan kondisi industri. Contohnya


mencakup:

(1)

Akuntansi

baru,

undang-undang,

atau

persyaratan

peraturan yang dapat menghancurkan stabilitas keuangan atau


(2)

profitabilitas entitas
Tingginya tingkat kompetisi atau kejenuhan pasar, yang

(3)

disertai dengan menurunnya laba


Menurunnya industri dengan

meningkatnya

kegagalan

bisnis dan menurunnya permintaan customers


(4)
Perubahan pesat dalam industri, seperti kerentanan terhadap
perubahan cepat teknologi atau keusangan produk yang cepat
Faktor risiko yang berkaitan dengan karakteristik operasi dan

c.

stabilitas keuangan. Contohnya mencakup:


(1)
Ketidakmampuan untuk menghasilkan arus kas dari operasi,
sementara itu perusahaan dilaporkan laba dan labanya mengalami
(2)

pertumbuhan
Tekanan
diperlukan

signifikan

untuk

untuk

memperoleh

mempertahankan

daya

modal
saing

yang
dengan

mempertimbangkan posisi keuangan entitas-termasuk kebutuhan


dana untuk membelanjai pengeluaran riset dan pengembangan
atau pengeluaran modal
(3)
Aktiva, utang, pendapatan, atau biaya berbasis pada estimasi
signifikan yang mencakup pertimbangan subjektif yang tidak biasa,
atau yang sangat rentan terhadap perubahan signifikan jangka
pendek dengan cara yang kemungkinan berdampak mengacaukan
keuangan entitas-seperti dapat tertagih atau tidaknya piutang,
saat pengakuan pendapatan, kemungkinan direalisasikan atau
tidaknya instrumen keuangan berdasarkan penilaian yang sangat
subjektif terhadap jaminan (collateral) atau sumber pembayaran
kembali yang sulit untuk ditaksir, atau penundaan kos yang berjumlah
signifikan
(4)
Transaksi

signifikan

antarpihak

yang

memiliki

hubungan

istimewa yang tidak dalam kegiatan bisnis normal atau dengan entitas
yang memiliki hubungan istimewa yang tidak diaudit atau diaudit oleh
kantor akuntan publik lain
(5)
Transaksi signifikan, tidak biasa, atau sangat kompleks, terutama
yang terjadi menjelang akhir tahun, yang menimbulkan pertanyaan
tentang "substansi di atas formalitas (substance over form)"

(6)

Rekening bank signifikan, atau operasi anak perusahaan atau


cabang di wilayah yang menawarkan keringanan pajak (tax-haven)

(7)

yang tampaknya tidak dilandasi oleh pertimbangan bisnis yang jelas


Struktur organisasi yang sangat kompleks yang terdiri dari
entitas legal, garis wewenang manajerial, atau perjanjian kontrak yang

(8)

berbagai macam dan tidak biasa, tanpa tujuan bisnis yang nyata
Kesulitan dalam penentuan organisasi atau individu yang

(9)

mengendalikan entitas
Pertumbuhan atau profitabilitas yang sangat pesat, terutama

dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama


(10)
Terutama sangat rentan terhadap perubahan tarif bunga
(11)
Sangat tergantung terhadap utang atau kemampuan rendah
untuk memenuhi persyaratan pembayaran kembali utang; perjanjian
penarikan utang yang sulit untuk dipenuhi
(12)
Penjualan atau program insentif profitabilitas yang sangat tidak
realistik agresifnya
(13)
Ancaman kebangkrutan atau penyitaan yang akan terjadi segera
atau pengambilalihan perusahaan secara paksa (hostile takeover)
(14)
Konsekuensi merugikan dari transaksi signifikan yang ditunda,
seperti penggabungan bisnis atau pemberian kontrak, jika dilaporkan
adanya hasil keuangan yang buruk
(15)
Posisi keuangan yang buruk atau menurun bila manajemen
memiliki utang entitas dalam jumlah yang signifikan yang dijamin
secara pribadi
b) Penaksiran yang berhubungan dengan elemen lain dari
penilaian risiko audit :
a.

Faktor risiko yang berkaitan dengan tingkat kecurigaan tentang


terjadinya perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva.
(1)
Jumlah kas atau kas dalam proses yang sangat besar
(2)
Karakteristik sediaan, seperti ukuran kecil, nilai tinggi, atau
permintaan tinggi
(3)
Aktiva yang mudah diubah, seperti obligasi atas unjuk
(bearer bond), berlian, atau computer chip
(4)
Karakteristik aktiva tetap, seperti ukuran kecil, mudah

b.

dijual, atau tidak adanya identifikasi kepemilikan


Faktor risiko yang berkaitan dengan pengendalian.

(1)

Kurangnya pengendalian oleh manajemen (sebagai contoh,

lokasi jauh yang kurang diawasi atau dipantau)


( 2)
Kurangnya prosedur penyaringan pelamar pekerjaan untuk
karyawan yang memiliki akses ke aktiva yang dicurigai rentan
(3)

terhadap perlakuan tidak semestinya


Tidak memadainya penyelenggaraan catatan untuk aktiva

yang dicurigai rentan terhadap perlakuan tidak semestinya


(4)
Kurangnya pemisahan tugas atau pengecekan secara
independen
(5)
Kurangnya sistem otorisasi dan pengesahan transaksi
(6)

(sebagai contoh, dalam pembelian).


Penjagaan fisik yang buruk

(7)

sediaan, atau aktiva tetap.


Kurangnya pendokumentasian semestinya dan tepat waktu

terhadap

kas,

investasi,

terhadap transaksi (sebagai contoh, pengkreditan atas retur


(8)

barang dagangan)
Kurangnya pengambilan liburan wajib bagi karyawan yang
melaksanakan fungsi pengendalian kunci.

10.

Menurut saya, KAP Adi Susilo dan Rekan layak untuk

menerima PT. Maju Makmur sebagai kliennya

mengingat KAP Adi

Susilo dan Rekan belum teregistrasi di Bapepam-LK sebagai KAP


yang mengaudit perusahaan publik. Hal tersebut didasari oleh Kode
Etik Profesi Akuntan Publik sesi 130 yang menyatakan bahwa
Pemeliharaan kompetensi profesional membutuhkan kesadaran
dan pemahaman yang berkelanjutan terhadap perkembangan teknis
profesi dan perkembangan bisnis yang relevan. Pengembangan dan
pendidikan profesional yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk
meningkatkan dan memelihara kemampuan praktisi agar dapat
melaksanakan pekerjaannya secara kompeten dalam lingkungan
profesional.

Вам также может понравиться