Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kegawatdaruratan
Shock
Klasifikasi :
1. Shock
hipovolemik
2. Shock
Anafilaktik
3. Shock
Kardiogenik
4. Shock Septik
Shock hipovolemik
Penyebab
:
1. Dehidrasi karena berbagai sebab: muntah & diare
(sering), peritonitis
2. Luka bakar grade II III, luas luka bakar > 30%
3. Perdarahan
- Perdarahan dalam tubuh atau keluar
Manifestasi klinis :
Klinis
Pengelolaan
Dehidrasi ringan:
Kehilangan cairan tubuh
sekitar 5% BB
Nadi normal
Atau nadi sedikit meningkat
Selaput lendir kering
Haus
Badan lemas
Nadi cepat
Tekanan darah mulai turun
Selaput lendir kering
Oliguria
Tampak lesu dan lemas
Hipovolemik karena
perdarahan
Pertolongan
EBV
Klasifikasi hipovolemik
perdarahan dan penanganannya
Klasifikasi
Klinis
Pengelolaan
Klas I :
Kehilangan volume
darah < 15% EBV
(sekitar < 750ml)
Sedikit takikardia
Kelas II :
Kehilangan darah 1530% EBV ( 7501500ml)
Takikardia ( 100-120x/m)
Takipnea (20-30x/m)
Urin output turun (2030cc/jam)
Penggantian volume
darah yg hilang dg
cairan kristaloid
sejumlah 2-4x volume
darah yg hilang
Kelas III :
Kehilangan darah 3040% EBV ( 15002000ml)
Penggantian volume
darah yg hilang dg
kristaloid dan darah.
Kristaloid 2-4x dan
darah sebanyak jumlah
yg hilang
Kelas IV :
Kehilangan darah >
40% EBV ( > 2000ml)
Penggantian volume
darah yg hilang dg
kristaloid dan darah.
What next..
Bila penderita tdk memperlihatkan perbaikan dari TTV sbg respon thd pemberian
cairan, maka hrs dipertimbangkan kemungkinan
1. bahwa ada perdarahan yg cukup potensial sdg berlangsung
2. ada tambahan kehilangan cairan yg memperburuk kehilangan darah akut
3. syoknya bkn krn perdarahan
Resusitasi cairan
menurut baxter
RL : 4 ml x burn area x BB
Contoh:
BB 50 kg, burn: 60%
Deficit: 4x60x50 ml = 12.000
Pemberian: 6000ml 8 jam pertama
6000 ml 16 jam berikutnya
Intubasi dg ETT
Syok Anafilaktik
Reaksi
Faktor
predisposisi:
Mediator biokimia
anafilaksis
Manifestasi klinis
Tatalaksana
Tindakan syok anafilaktik:
A : Airway : pertahankan jalan nafas
B : Breathing : beri oksigen dg masker ( konsentrasi bisa sampai 100%),
selanjutny lihat bawah..
C : Circulation : posisi syok (elevasi tungkai),segera:
1. injeksi Epinefrin 1: 1000, 0,3ml IM di deltoid atau paha (vastus lateralis).
Pemberian dpt di ulang tiap 20-30 menit bila diperlukan
2. Beri infus guyur / loading dg cairan elektrolit isotonis (RL,NS) 1 liter tiap
30 mnit sambil memantau TTV dan urin output. Setelah kondisi membaik atur
infus sesuai program. Obat vasopressor spt dopamin perlu dipertimbangkan.
Pemberian dopamin dg syringe pump cairan NS atau dalam tetesan infus D5
hingga tekanan systolik > 90mmHg.
3. Utk
obstruksi bronkus : Nebulasi bronkodilator spt -adrenergik
(salbutamol, terbutalin) dan kortikosteroid inhalasi (pulmicort)/ yg injeksi
metilprednisolon 125mg (IV). Dan bila perlu intubasi jika obstruksi berat.
4. Antihistamin : AH1: Diphenhidramin 50mg iv (secara pelan), dan AH2:
Ranitidin 50mg atau cimetidin 300 mg IV
Epinefrin/ adrenalin
Difenhidramin
(anti-histamin)
Dexametason
(kortikosteroid
Anti-inflamasi)
Salbutamol dan
ipatropium bromide
(bronkodilator &
anticholinergik)
Caution
Perawat
Syok Septik
Syok yang terjadi karena proses infeksi yg
berlanjut sampai menurunya tekanan darah
shg mengancam kehidupan
Bakteri, virus, jamur dpt menyebabkan kondisi
ini. Toksin yang dihasilkan menyebabkan
inflamasi
yang memicu turunnya tekanan
darah dan menurunnya perfusi ke organ vital
infection/sepsis: G(-/+ ) septicemia,
pneumonia, peritonitis, meningitis, cholangitis,
pyelonephritis, jaringan necrotik, pancreatitis,
gangren basah
Manifestasi
:
- fase dini tanda klinis hangat,demam,
vasodilatasi
- fase lanjut tanda dingin, vasokontriksi, pucat
ekstrimitas, takikardia, palpitasi, nafas pendek, rash
dan perubahan warna kulit.
Pemeriksaan :
Kultur darah , cek hitung jenis utk tahu penyebab
infeksi
BGA bila sampai terjadi hipoksia ataupun asidosis
Chest X-Ray mungkin melihat pneumonia atau efusi
pleura
Sampel urin utk meihat infeksi
Tindakan :
1. Ditujukan agar tekanan sistolik > 90 mmHg, MAP
60 mmHg
2. Tindakan awal : infus cairan kristaloid, pemberian
antibiotik, membuang sumber infeksi (mis dg
pembedahan)
3. Tindakan lanjut pemberian vasopressor (mis
dopamin)
Syok Kardiogenik
Syok yang terjadi karena gang fungsi miokardium
Penyebab:
- gagal jantung
- IMA
- Tamponade jantung
- Tension pneumotorak
Pemeriksaan :
Penanganan
Monitoring
Syok Neurogenik
Neurogenic shock sebagian besar krn spinal injuri,
yg lain krn regional anestesi, obat-obatan, dan
gangguan syaraf.
Rangsangan simpatis terganggu krn signal dari sistem
saraf hilang/ berkurang tiba-tiba. Menyebabkan
hipotensi dan bradikardia.
Spinal cord injury sebagian besar tjd krn trauma benda
tumpul sekitar 85-90 %. Dan paling banyak terjadi di
daerah servikal, lalu thorakolumbal.
Servikal injury
Prinsip : - Immobilisasi dg colar brace
/ bantalan pasir
- Log rol saat memindahkan
Manifestasi
Hipotensi
Bradikardia
Kulit hangat dan kering
Vasodilatasi perifer, shg kemerahan
Menurunnya cardiac output
Terlihat
Penanganan
Lindungi airway dg imobilisasi spinal
Infus kristaloid utk menjaga kecukupan perfusi (tdk
boleh berlebih)
Obat inotropik dopamin atau dobutamin titrasi
(syringe pump)
Pada bradicardia berat diberikan atropin 0,5 1mg
IV ( diulang tiap 5 menit sampai maks dose 3 mg)
Konsul utk ditangani oleh bedah syaraf dan
ortopedik
Cardioge
nik
Neurogenik
Septik
Anafilaktik
Kulit
dingin,
lembab,
arytmia,
braditakikardi
Oliguria
Hipotensi
a
Kulit hangat,
normal/bradi
cardia
Hipotensi
Normal/oligur
i
Kelemahan
otot tertentu
Demam/
hangat,
takikardia
, oliguria,
hipotensi
Kulit
hangat
Urtikaria
Kemeraha
n
Sesak
nafas
Bradi/takik
ardia
hipotensia
Data
laboratori
um/ X-ray
ECG
Cardiac
enzym:
Trop I/T,
CKMB
X-ray
Normal
Neutrofil
Eusinofil
meningka meningkat
t, kultur
,
darah/
biakan
kuman
Hematokrit
turun,
osmolaritas
naik
Nursing Diagnose
Yang utama muncul:
1.Devisit volume cairan b/d output cairan yang
berlebihan
2.Penurunan perfusi jaringan b/d menurunnya curah
jantung, hipoksemia jaringan
3.Intoleransi aktifitas b/d ketidakseimbangan suplai
oksigen dengan kebutuhan
4.Hipertermia b/d proses infeksi
5.Resiko penurunan curah jantung b/d penurunan
tahanan vascular sistemik
Asuhan Keperawatan
Diagnosa
Kriteria Hasil
Intervensi
Mempertahankan
TD, nadi, suhu dalam
batas normal
Mempertahankan
urin output 0,5-1
ml/kgBB/ jam
Tidak ada tanda
dehidrasi: turgor kulit
elastis, membran
mukosa lembab, mata
tidak cowong
Asuhan Keperawatan
Diagnosa
Resiko penurunan
curah jantung b/d
penurunan tahanan
vascular sistemik
Kriteria Hasil
Intervensi
Curah jantung
normal ditunjukkan
dengan perfusi
adekuat CRT < 2
det, akral hangat,
irama ECG normal,
suara jantung
normal
TTV dalam batas
normal
Ada pertanyaan ? . . .
See You
Next Time