Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Kosmetik sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian
kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan.
Kosmetika sangat dibutuhkan untuk semua jenis kebutuhan, baik untuk mempercantik
penampilan juga untuk menutupi keadaan cacat pada kulit sehingga menghasilkan
penampilan yang lebih menarik, serta menimbulkan rasa percaya diri.
Penggolongan kosmetik menurut kegunaannya bagi kulit, yaitu kosmetika perawatan
kulit dan kosmetika dekoratif. Pada makalah ini penulis ingin membahas mengenai salah satu
dari bentuk kosmetik dekoratif, yaitu alas bedak atau yang biasa disebut foundation.
Alas bedak wajah sebelum dibubuhi foundation. Pada umumnya alas bedak berbentuk
cair dan krim. Tetapi ada juga alas bedak yang berbentuk padat, gel, dan mousse. Pada tiaptiap bentuk dari alas bedak memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Pada alas bedak
yang berbentuk cair lebih cepat merata dan menempel di kulit wajah daripada alas bedak
yang berbentuk krim. Alas bedak yang berbentuk mousse kurang diminati karena jarang
dijumpai. Tetapi pada dasarnya semua bentuk alas bedak fungsinya sama, salah satunya
adalah menstabilkan kondisi kulit sehigga kulit terhindar dari kelebihan minyak.
I.2
Rumusan Masalah
I.3
Tujuan
Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam membuat alas bedak cair
II.2 Kosmetika
Kosmetik
yaitu
yang
Kosmetikos
berarti
ketrampilan
menghias,
persyaratan untuk kosmetik dekoratif antara lain adalah warna yang menarik, bau yang harum
menyenangkan, tidak lengket, tidak menyebabkan kulit tampak berkilau dan sudah tentu
tidak merusak atau mengganggu kulit, rambut, bibir, kuku dan lainnya.
Kosmetik Dekoratif dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu :
1.
Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan pemakaiannya
sebentar, misalnya bedak, lipstick, pemerah pipi, eye- shadow dan lain lain.
2.
Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu lama baru
luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, pengering rambutdan preparat
penghilang warna rambut.
Adapun contoh-contoh dari kosmetik dekoratif adalah ;
- Perona pipi
- Cat Kuku
- Eye Shadow
- Bedak
- Maskara
- Krim dasar Bedak
- Pensil Alis
- Alas Bedak (Foundation)
- Lipstik
- Penutup Garis Keriput
- Kosmetika untuk Rambut
Liquid foundation
Liquid foundation merupakan alas bedak berbentuk cair, yang bahan dasarnya bisa
terbuat dari air ataupun minyak. Foundation berbahan dasar air cocok digunakan untuk kulit
berminyak ataupun kulit sensitif, sedangkan yang berbahan dasar minyak cocok untuk kulit
kering. Wanita biasanya menyukai karena praktis dan terasa seperti kulit kedua.
Cream foundation
Cream foundation bisa berbentuk cream atau mousse. Penggunaannya cukup praktis
dan cepat dalam pengaplikasiannya. Cocok digunakan untuk kulit normal sampai kering yang
sudah mulai mengalami penuaan, karena bisa menyamarkan kerutan.
Powder foundation
Merupakan jenis foundation berbentuk tabur atau bedak dan sangat disukai oleh wanita
pekerja, karena pengaplikasiannya yang singkat yaitu menggunakan kuas. Cocok untuk kulit
normal hingga berminyak.
Stick foundation
Merupakan jenis foundation berbentuk padat yang bertahan cukup lama pada kulit.
Cocok untuk kulit normal hingga kering dan bisa digunakan untuk menutupi noda hitam pada
wajah.Setelah mengetahui beberapa jenis-jenis foundation diatas, foundation yang cocok dan
tepat dapat dipilih dan disesuiakan dengan jenis kulit, warna kulit dan macam aktifitas seharihari.
Alas bedak memiliki tingkatan warna, tips memilih alas bedak yang pantas digunakan :
a.
Warna alas bedak harus cocok dengan warna kulit wajah. Pilih alas
bedak satu tingkat lebih gelap dari warna kulit untuk menutupi cacat / noda di wajah.
b.
c.
Jika ingin mengubah warna kulit wajah, pilih alas bedak satu
tingkat lebih gelap atau lebih terang. Untuk hasil yang lebih alami, gunakan campuran
2.
3.
Membuat
tekstur
wajah
lebih
halus
dan
bercahaya.
Pilihlah warna foundation yang mendekati warna kulit, sehingga tetap memberikan
kesan natural. Hal ini menyebabkan rona wajah jadi terlihat lebih cerah. Apabila
digunakan pada kulit wajah yang terlihat kusam dan lelah, foundation akan menutupi
bayangan gelap sehingga tercipta kesan segar dan bercahaya.
Langkah Memilih Alas Bedak Sesuai Jenis Kulit
Alas bedak merupakan dasar tata rias. Untuk itu, sangatlah penting memilih jenis alas
bedak yang paling sesuai dengan jenis kulit anda. alas bedak yang sesuai akan membuat
keseluruhan
tampilan
tata
rias
menjadi
sempurna.
Berikut ini memilih alas bedak sesuai jenis kulit yang dikutip dari Essorment.
Kulit berminyak
Jika kulit wajah Anda sudah memproduksi minyak yang berlebih, maka pilihlah alas
bedak yang bebas minyak. Alas bedak jenis ini biasanya berbentuk stick atau bubuk, supaya
kulit tidak terlihat mengkilat.
Kulit kering
Berbanding terbalik dengan kulit berminyak, kulit kering justru membutuhkan
pelembap yang lebih banyak. Pilihlah alas bedak berbahan dasar air untuk melembapkan
kulit. Biasanya kulit kering akan sangat cocok memakai alas bedak berbentuk cair. Memakai
alas bedak berbentuk stick atau bubuk akan membuat kulit kering terlihat tidak merata
warnanya,
karena
tidak
dapat
menyatu
dengan
sempurna.
Kulit berjerawat
Salah memilih alas bedak hanya akan membuat jerawat di wajah tambah parah. Bagi
Anda yang berjerawat, pilihlah alas bedak yang bertuliskan non-comedogenic atau
mengandung salicylic acid. Alas bedak ini tak akan membuat pori-pori kulit tersumbat serta
menimbulkan jerawat baru.
Kulit dengan keriput
Banyak wanita yang berpikir bahwa memakai alas bedak tebal akan menyembunyikan
keriputnya. Padahal itu sangat salah. Memakai alas bedak terlalu tebal justru semakin
memperihatkan kerutan di wajah. Lebih baik gunakan pelembap sebelum memakai alas
bedak agar kulit lebih kenyal. Lalu gunakan alas bedak berbentuk cair agar kulit terlihat lebih
bercahaya. Gunakan make-up tipis agar penampilan Anda sempurna.
Sifat : mudah dicuci dengan air, tidak berminyak, dapat diencerkan dengan air dan
tidak oklusif.
2. Zat Tambahan dalam krim
a.
Pengawet
Kriteria pengawet yang ideal adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
diperhatikan pengaruh pendapar tersebut terhadap stabilitas krim dan zat aktif.
Humektan atau pembasah
Humektan digunakan untuk meminimalkan hilangnya air dari sediaan mencegah
kekeringan dan meningkat penerimaan terhadap produk dengan meningkatkan
d.
2. Alas bedak harus lembut dan diformulasikan agar hanya meninggalkan lapisan sangat
tipis dan tidak berkilau di permukaan kulit.
3. Konsistensi dan warna alas bedak cair stabil dalam penyimpanan.
4. Alas bedak harus mengandung bahan yang mudah diserap oleh kulit.
5. Alas bedak harus mudah diaplikasikan dan mudah juga dibersihkan.
6. Alas bedak harus mengandung bahan yang lebih ringan dari bedak karena sebagai
pelindung kulit sehingga tidak menyumbat pori-pori kulit.
Dalam karakteristik cream foundation diharapkan tidak terjadi permasalahan yang
menyebabkan pengrusakan krim sebagai akibat dari ketidakstabilan emulsi, berikut ini faktorfaktor yang menyebabkan rusaknya sediaan krim :
1.
Cracking, yaitu koalesen dari globul yang terdispersi dan pemisahan fase terdispersi
2.
3.
permukaan emulsi.
Flokulasi, terjadi sebelum, saat, atau setelah creaming. Flokulasi merupakan
agregasi yang reversible dari droplet fase dalam berbentuk cluster 3 dimensi.
II.6
Fase
A
A
A
A
A
A
B
B
B
B
B
B
C
C
C
C
C
C
C
Nama Bahan
Deionized Water
CMC 7HSF
Veegum Ultra Granules
Lecithin
Triethanolamine 99%
Zemea Propanediol
Titanium Dioxide
Red Iron Oxide
Yellow Iron Oxide
Black Iron Oxide
Colloidal Kaolin
Methyl Paraben
Isoeicosane
Isostearic acid
Stearic Acid Triple Pressed
Glyceril Monostearate
Tridecyl Trimelitate
Glyceryl Monostearate SE
Propyl Paraben
Fungsi
Pelarut
Zat pembasah
Antioksidan, Anti jerawat
Penyeimbang kadar pH
UV Titan, zat pewarna
Pewarna
Pewarna
Pewarna
Zat tambahan (penyerap)
Pengawet
Emolient
Solven
Fragrance ingredients;
Antimikroba
Kadar (%)
6,00
0,0
0,5
0,40
1,25
6,00
8,00
0,40
0,80
0,10
2,00
0,20
10,00
1,00
2,50
1,50
1,00
1,00
0,20
Formula 1
Prosedure: Dispersikan fase A agar seragam, tambahkan fase B ke A dan aduk sampai
homogen. Cairkan fase C di 75-80c. Panaskan mixturea A & B pada suhu 75-80C, aduk
perlahan dan tambahkan fase C ke mixture A & B. Aduk pada suhu 75C selama 15
menit. Dinginkan batch sampai suhu 25C.
FORMULA II
Fase
Nama Bahan
Fungsi
Kadar
(%)
A
A
A
A
A1
A2
B
B
B
B
B
B
Deionized Water
Glycerin
Trehalose
Dissolvine GL 8 (Tetrasodium Glutamate
Diacetate)
Comixan ST/HV (Xanthan Gum)
Aristoflex AVC (Ammonium Acryloyl-Dimethyltaurate)
Eutanol G (Octyldodecanol)
Fancol VB
Lipex Shea (Butyrospernum Parkii Butter)
Silcare 1 M 50 (Caprylyl Trimethicone)
Silube J208-212 (Lauryl PEG-8 Dimethicone)
Tinogard TT (Pentaerythrityl Tetra-DI-T-Butyl
Hydroxyhydrocinnamate)
Irgasan DP 300 (Triklosan)
Fenossietanolo (Phenoxyethanol)
Titanium Dioxide
A 40 Tudor Oak (CI 77491, CI 77492, CI 77499)
A 407 Tudor Willow (CI 77491)
Deinozed Water
Germall II (Diazolidinyl Urea)
B
B
B1
B1
B1
C
C
C
Syn Coll (Glycerin Palmitoyl Tripeptide-5)
D
Deionized Water
D
Lactic Acid
D
NaOH
E
Fleur de Pommier
Formula II
Pelarut
Humektan
50,60
4,00
0,20
0,0
Surfaktan
0,0
6,00
8,00
0,40
2,00
,00
8,00
0,05
Anti bakteri
0,20
0,80
10,00
1,10
1,45
,00
0,25
0,0
2,00
0,20
0,06
0,0
UV Titan
Pewarna
Pewarna
Pelarut
Anti bakteri
Pelarut
Zat anti aging
Pengawet
Parfume
Prosedure:
1. Siapkan bahan-bahan Bagian A di Mixer utama, di bawah vakum. Setelah homogen ,
kemudian tambahkan A1, panaskan pada suhu 40C dan setelah pembengkakan
lengkap tambahkan A2. Lalu campur dan homogenkan sampai swelling selesai.
Panaskan pada suhu 70-75C .
2. Dalam sisi mixer lainnya, Bagian B meleleh di suhu 70-75C , kemudian tambahkan B1
dan lakukan homogenisasi sampai dispersi lengkap .
3. Kemudian tambahkan Bagian B & B1 ke Bagian A, A1 dan A2.
4. Homogenisasikan selama 10' di bawah vakum 5. Diamkan pada suhu ruangan di
bawah vakum .
FORMULA III
Fase
Nama Bahan
Fungsi
Kadar
(%)
A
A
A
A
B
B
B
B
Water
Pentylene Glycol
Iron Oxides (and) Microcrystaline Cellulose
Iron Oxide (C.I 77491) and Cellulose (C2-5 Red R-516)
Iron Oxide (C.I 77499) and Cellulose (C2-5 Black BL-100)
Titanium Dioxide and Cellulose and Alumina (C2-5 TiO
CR-50)
B
Mica (and) Cellulose
C
PEG-14 Dimethicone
D
Preservative
Formula III
Zat pembasah
Surfaktan, peningkat
,00
0,70
viskositas
Pelarut
Humektan
Pewarna
Pewarna
Pewarna
UV Titan
81,27
5,00
0,40
0,10
0,0
,50
Pemberi warna
Humektan
Zat pengawet
4,00
2,00
Qs
FORMULA IV
Nama Bahan
Fase
Fungsi
Kadar
(%)
A
A
A
B
B
B
B
Zat pembasah
Pelarut
Pewarna
Pewarna
Pewarna
UV Titan
4,00
77,97
5,00
0,40
0,10
0,0
,50
Pemberi warna
Humektan
Zat pengawet
4,00
5,00
Qs
CR-50)
B
Mica (and) Cellulose
C
Cetearyl Wheat Straw Glycosides (and) Cetearyl Alcohol
D
Preservative
Formula IV
2. Uji pH
pH alas bedak harus sama dengan pH kulit yaitu sekitar 6-7
3. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses
pembuatan alas bedak cair bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan
tambahan lain yang diperlukan tercampur secara homogen. Persyaratannya harus
homogen sehingga alas bedak cair yang dihasilkan mudah digunakan dan terdistribusi
merata saat penggunaan pada kulit.
4. Dispersi Warna
Pewarna pada alas bedak wajah haruslah terdispersi secara homogen dalam dasar
bedak. Tidak boleh ditemukan adanya lapisan warna atau ketidak bercampuran pada
dispersi alas bedak yang menyebabkan pulverisasi yang jelek atau pengeluaran warna
keseragaman pada alas bedak dapat dengan mudah diperiksa dengan menyebarkannya
pada kertas putih dan diuji dengan kaca pembesar. Jika terdapat ketidakseragaman yang
terdeteksi, proses selanjutnya untuk memperoleh pengembangan warna maksimal harus
diperoleh dalam homogenitas.
5. Uji Viskositas
Uji viskositas pada liquid foundation perlu dilakukan untuk melihan viskositas dari
sediaan liquid foundation. Jika viskositas dari liquid foundation terlalu tinggi akan
menyulitkan pada saat dituang dan menyulitkan dalam pemakaian pada wajah.
Viskositas atau kekentalan yang dikehendaki dalam sediaan liquid foundation in tidak
terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
6. Uji Daya Lengket
Pengujian daya lengket foundation dilakukan untuk mengethaui kemampuan
foundation menempel pada permukaan kulit. Semakin besar daya lengket foundation
semakin besar ikatan yang terjadi dengan kulit sehingga foundation lebih tahan lama
menempel di kulit.
7. Uji Iritasi
Uji iritasi penting dilakukan untuk keamanan dari pemakaian foundation.
8. Evaluasi Stabilitas
Tujuan pemeriksaan kestabilan adalah untuk menjamin bahwa setiap foundation yang
didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan meskipun sudah cukup
lama dalam penyimpanan. Pemeriksaan kestabilan digunakan sebagai dasar penentuan
batas kadaluarsa, cara-cara penyimpanan yang perlu dicantumkan dalam label.
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Formulasi Alas Bedak Cair
No.
1.
2.
.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Bahan
Titanium oxide
Parafin cair
Asam stearat
Besi oxide
Tokoferol
Metil Paraben
Propil Paraben
Talc
Mica
Parfume
Water
Kadar (%)
4,00
12,00
6,00
3,00
0,05
0,10
0,10
3,50
2,00
qs
69,25
2. Talkum, tokoferol, metil paraben, propil paraben, titanium oksida dan besioksida
digerus homogen (massa 2)c.
3. Dalam lumpang panas dituang massa 2 lalu digerus, kemudian ditambahka nmassa 1
perlahan-lahan sambil di aduk kuat sampai homogen keseluruhannya.
4. Gerus homogen sampai campuran dingin, di teteskan minyak mawar secukupnya.
5. Tuang campuran dalam wadah yang sesuai
III.4. Fungsi zat aktif dan bahan tambahan yang digunakan
1. Titanium Oksida
Titanium oksida sering digunakan pada kosmetik dan makanan, industri
plastik, juga pada sediaan topikal sebagai bahan pewarna. Karena indeks biasnya
yang tinggi, titanium oksida memiliki kemampuan sebagai tabir surya
sehinggadimanfaatkan
sebagai
bahan
pewarna
putih
dan
penangkal
cahaya.Cakupan dari cahaya yang menyebar dapat diubah oleh variasi ukuran
partikel dari serbuk titanium oksida. Sebagai contoh, titanium oksida yang
memiliki ukuran partikel sekitar 230 nm menyebarkan sinar tampak, tetapi
titanium oksidadengan ukuran partikel 60 nm menyebarkan sinar UV dan
memantulkan sinal Tampak.Titanium oksida digunakan pada sediaan kulit dan
kosmetik sebagai tabir surya. Konsentrasi yang aman tidak lebih dari 25%.
2.
encer,
juga
digunakan
dalam
kosmetik
&
produk
makanan
5. -tokoferol
Tokoferol digunakan pada sediaan farmasi sebagai anti oksidan. Banyak
senyawa organik mudah mengalami autooksidasi bila dipaparkan keudara. Pada
autooksidasi, minyak-minyak tidak jenuh, seperti minyak nabati menimbulkan
ketengikan dengan bau, penampilan dan rasa yang tidakmenyenangkan. Dilain
pihak,
minyak
mineral
dan
hidrokarbon
lingkungan
yang langka, oleh karena itu diperlukan penambahan anti oksidan dalam
sediaan.Konsentrasi yang digunakan pada sediaan topikal adalah 0,05%.
6. Metil Paraben
Metil paraben sering digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam
kosmetik, makanan dan sediaan farmasi lainnya. Dapat digunakan tunggal atau
dikombinasikan dengan paraben yang lain, atau dengan bahan antimikroba
lainnya. Penggunaan sebagai pengawet antimikroba paling sering digunakan
untuk kosmetik. Golongan paraben efektif pada jangkauan pH yang luas,meskipun
hanya lebih efektif untuk melawan kapang dan jamur. Metil paraben biasanya
digunakan sebagai pengawet fase air. Konsentrasi yang digunakan pada sediaan
topikal adalah 0,02-0,3%.i.
7. Propil Paraben
Propil paraben sering digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam
kosmetik, makanan dan sediaan farmasi lainnya. Dapat digunakan tunggal
ataudikombinasikan dengan paraben yang lain, atau dengan bahan antimikroba
lainnya. Penggunaan sebagai pengawet antimikroba paling sering digunakan
untuk kosmetik. Golongan paraben efektif pada jangkauan pH yang luas,
meskipun hanya lebih efektif untuk melawan kapang dan jamur.Propil paraben
biasanya digunakan sebagai pengawet fase minyak. Konsentrasi yang digunakan
pada sediaan topikal adalah 0,01-0,6%.
8. Talk
Talk digunakan sebagai bahan pengisi pada sediaan alas bedak. Penggunaan
talk bersama titanium oksida dapat memberikan efek merata pada kulit wajah,
sehingga dapat menyamarkan noda-noda di wajah atau menutupi warna kulit
wajah yang kurang rata.
9. Mica
Mica bersifat translusen dan memberikan kilau yang baik. Beberapa mica
dengan tambahan tertentu sering digunakan. Misalnya dilapisi dengan barium
sulfat speris yang akan berdifusi dan memberikan efek fokus yang lembut
sehingga dapat menyamarkan garis dan kerut.
10. Parfume
Minyak mawar digunakan sebagai pengaroma.
11. Water
Air digunakan sebagai pelarut dalam sediaan.
III.5. Evaluasi Sediaan Yang dibuat
Uji Organoleptis
Sediaan alas bedak diamati dari bentuk warna dan bau. Warna dari foundation
disesuaikan dengan tingkatan warna kulit.
Uji pH
pH alas bedak harus sama dengan pH kulit yaitu sekitar 6-7
Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses
pembuatan alas bedak cair bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan
tambahan lain yang diperlukan tercampur secara homogen. Persyaratannya harus
homogen sehingga alas bedak cair yang dihasilkan mudah digunakan dan
terdistribusi merata saat penggunaan pada kulit.
Dispersi Warna
Pewarna pada alas bedak wajah haruslah terdispersi secara homogen dalam dasar
bedak. Tidak boleh ditemukan adanya lapisan warna atau ketidak bercampuran
pada dispersi alas bedak yang menyebabkan pulverisasi yang jelek atau
pengeluaran warna keseragaman pada alas bedak dapat dengan mudah diperiksa
dengan menyebarkannya pada kertas putih dan diuji dengan kaca pembesar. Jika
terdapat ketidakseragaman yang terdeteksi, proses selanjutnya untuk memperoleh
pengembangan warna maksimal harus diperoleh dalam homogenitas.
Uji Viskositas
Uji viskositas pada liquid foundation perlu dilakukan untuk melihan viskositas
dari sediaan liquid foundation. Jika viskositas dari liquid foundation terlalu tinggi
akan menyulitkan pada saat dituang dan menyulitkan dalam pemakaian pada
wajah. Viskositas atau kekentalan yang dikehendaki dalam sediaan liquid
foundation in tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
Uji Iritasi
Uji iritasi penting dilakukan untuk keamanan dari pemakaian foundation.
Evaluasi Stabilitas
Tujuan pemeriksaan kestabilan adalah untuk menjamin bahwa setiap foundation
yang didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan meskipun
sudah cukup lama dalam penyimpanan. Pemeriksaan kestabilan digunakan
sebagai dasar penentuan batas kadaluarsa, cara-cara penyimpanan yang perlu
dicantumkan dalam label.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
R/
Titanium oxide
Parafin Cair
Asam Stearat
Besi Oxide
Tokoferol
Metil Paraben
Propil Paraben
Talc
Mica
Minyak mawar
Air
4%
12%
6%
3%
0,05%
0,1%
0,1%
3,5%
2%
qs
69,25%
Alas bedak harus dapat menutupi urat nadi namun juga tidak boleh terlihat jelas
(terlalu tebal).
Alas bedak harus lembut dan diformulasikan agar hanya meninggalkan lapisan
sangat tipis dan tidak berkilau di permukaan kulit.
Alas bedak harus mengandung bahan yang mudah diserap oleh kulit.
Alas bedak harus mengandung bahan yang lebih ringan dari bedak karena sebagai
pelindung kulit sehingga tidak menyumbat pori-pori kulit.
4.2. Saran
Perlu dilakukannya penelitian tentang formulasi sediaan alas bedak cair untuk
mengetahui formulasi yang mudah diaplikasikan ke wajah dan memberi hasil yang bagus
dan natural.