Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Users
Etika Profesi C
9/11/2015
Kelompok 4:
Muchammad Reza Ismawan 5212100013
Achmad Alwi 5212100036
Estu Rizky Huddiniah 5212100085
Widya Mukti Pinandhitaningrum 5212100132
Imam Afandi Ahmad 5212100703
Andika Aji Siswoyo 5213100013
Pendahuluan
Tindakan tanggung jawab dari setiap individu, dan karakter baik yang dimiliki tiap individu, misalnya jujur,
adil, dan dapat dipercaya biasa kita kenal sebagai etika. Sedangkan yang disebut dengan etika profesi
adalah kewajiban professional. Dalam dunia teknologi informasi etika profesi yang sangat penting adalah
etika untuk pekerja dan pengguna teknologi informasi.
Sebagai contoh berbagai tugas dari professional TI meliputi: penulisan spesifikasi untuk system computer,
pengujian dan validasi perangkat lunak. Restruksturisasi database, analisis lalu lintas paket dalam jaringan
area lokal, merekomendasikan kebijakan keamanan system informasi, dan berbagai ugas lainnya. Jika
dikaitkan dengan etika profesi apabila pekerja TI melaksanakan kewajiban dalam mengerjakan tugas
secara sungguh-sungguh dan bertanggung jawab maka pekerja tersebut telah menerapkan etika profesi
pekerja TI. Begitupula dengan pengguna TI, apabila pengguna TI melaksanakan perannya dalam
memanfaatkan TI secara bertanggung jawab maka pengguna telah menerapkan etika profesi untuk
pengguna TI.
Instalasi Firewall
Firewall merupakan perangkat lunak yang bertugas sebagai penjaga jaringan komputer antara
organisasi dan dunia luar. Firewall juga bertugas untuk membatasi akses ke jaringan berdasarkan
kebijakan penggunaan internet organisasi sehingga jaringan dapat lebih aman dari beberapa
situs-situs tertentu yang tidak sesuai dengan kebijakan perusahaan.
terhadap bakuan profesionalitas. Pada dasarnya sertifikasi IT dibagi menjadi dua bagian yaitu Vendor
Based dan Vendor Naeutral. [1]
Vendor Based
Sertifikasi vendor based merupakan sertifikasi IT yang dikeluarkan oleh vendor tertentu dan
memiliki materi penguji yang mengacu pada teknologi atau produk yang dikeluarkan oleh vendor
tersebut. Contoh dari vendor yang merilis sertifikasi berjenis vendor based ini diantaranya adalah
Microsoft, Cisco, Oracle, Symantec, HP, Huawei,dll. Title dari sertifikasi berjenis vendor based ini
antara lain adalah MCTS, MCITP, OCP, CCNA, dll.
Vendor Neutral
Sertifikasi ini dirilis oleh suatu badan atau organisasi yang tidak terikat dengan vendor manapun,
dengan kata lain mencakup dalam secara global. Materi penguji dalam sertifikasi ini sangat luas
dan pesera sertifikasi juga diharuskan untuk mengetahu produk ataupun teknologi dari multiple
vendor. Vendor Neutral pada umumnya memiliki rating yang lebih tinggi dibandingakn sertifikasi
berjenis Vendor Based. Contoh dari organisasi yang merilis sertifikasi berjenis vendor neutral
antara lain adalah CompTIA, EC-Council, dll. Title yang didapatkan atas sertifikasi ini antara lain
adalah A+, Network+,CEP,CEH,dll.
Berkaitan dengan teknologi informasi, beberapa industry sertifikasi dijelaskan pada tabel berikut: [2]
Sedangkan lisensi merupakan izin yang dikeluarkan pemerintah untuk berkecimpung dalam suatu
kegiatan dalam menjelaskan bisnis. Hanya organisasi yang berlisensi yang dapat melakukan jasa untuk
publik dibawah pengawasan langsung dari seorang professional. Di Indonesia badan yang mengatur
pengeluaran lisensi dalam legitimasi terhadap bakuan profesionalitas adalah Badan Nasional Sertifikasi
Profesi (BNSP), yang merupakan lembaga independen atas bentukan pemerintah berdasarkan UU Nomor
13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Melalui proses sertifikasi, BNSP bertugas dalam penjaminan
mutu kompetensi dan pengakuan tenaga kerja di seluruh sector bidang profesi di Indonesia.
Hong Kong Computer Society, Systems administrators Special Interest Group of USENEX (SAGE), dan
asosiasi lainnya. Pentingnya kode etik yang menyertai pada organisasi professional TI dapat memberikan
banyak manfaat bagi profesi, individu, dan masyarakat secara keseluruhan, seperti: [3]
Etika dalam pengambilan keputusan
Kode etik dapat dijadikan pedoman apabila professional TI dapat menggunakannya seperti
seperangkat nilai-nilai utama dan keyakinan dalam pengambilan keputusan dengan
menggunakan tindakan yang disertai dengan etika.
Etika perilaku
Kode etik yang kokoh memiliki prosedur untuk mencela para professional dalam berinteraksi
dengan orang lain. Berkaitan dengan perilaku, kepatuhan pada kode etik dapat meningkatkan
tanggung jawab pada tugas yang harus dikerjakan oleh professional TI.
Patokan eveluasi
Sebuah kode etik memberikan patokan evaluasi bahwa seseorang yang professional dapat
menggunakannya untuk mengoreksi tindakan yang telah dilakukan.
Kedua, Chris memiliki konflik kepentingan karena penjualan akan menguntungkan Mitra domestik Chris.
Dengan tidak menyebutkan hubungan ini, Chris berarti sudah tidak jujur. (ACM Code 1.3, Be honest and
trustworthy)
Ketiga, karena Robin mengembangkan program saat ia bekerja di UVW, dia menggunakan semua properti
di UVW dan beberapa atau mungkin semua hak properti akan tetap milik UVW. Robin mungkin
menandatangani kesepakatan bahwa perangkat lunak yang dikembangkan sementara bekerja di UVW
milik UVW. Profesional harus menghormati hak milik dan kontak s (ACM Code 1.5, Honor property rights
including copyrights and patent, and 2.6, Honor contracts, agreements, and assigned responsibilities).
peretas itu mencuri data rahasia sejumlah nasabah kartu ATM bank di Indonesia, dan kemudian
memindahkan data nasabah ke kartu baru dengan fungsi yang sama dengan kartu asli.
Ada sembilan bank di Indonesia yang dibobol datanya yakni BCA, Bank HSBC, Bank Danamon, Citybank,
OCBC NISP, Bank Panin, BII, Bank Standard Chartered dan CIMB Niaga.
Sebelumnya, aparat Polda Metro Jaya meringkus kelompok pembobol ATM. Yang pertama ditangkap
adalah residivis berinisial E alias ES di Jalan Duri Kepa Tanjung Duren Jakarta Barat pada Jumat (8/8).
Kemudian tersangka AG alias A dan YWR alias JT diciduk polisi di Jalan Ampera IV Nomor 12 Pademangan
Jakarta Utara pada Selasa (4/8).
Polisi juga membekuk tersangka MFH di Jalan Karanganyar 2A Nomor 17 dan S di Pasar Pramuka Jakarta
Pusat pada Rabu (5/8).
Kesimpulan
Studi kasus menekankan fakta bahwa pencurian data adalah ancaman yang sangat nyata bagi
perusahaan. Dengan mobilitas yang lebih besar dari kedua karyawan dan informasi sensitif, perusahaan
tidak bias mengambil risiko membiarkan penjaga mereka turun dalam melindungi rahasia mereka,
informasi bisnis penting. Dengan mekanisme yang tepat dan prosedur di tempat, perusahaan dapat
melacak setiap permainan kotor dan mendapatkan bukti konsekuensial terhadap mantan karyawan yang
mencoba untuk mencuri informasi sebelum mereka meninggalkan perusahaan.
Dalam kasus-kasus kejahatan computer, forensic computer digunakan untuk melacak dan
mengungkapkan kecurangan yang telah terjadi bukti digital sangat mudah ditempa, bias dengan mudah
dihancurkan atau diubah jika tidak ditangani secaraprofesional, bahkan dengan hanya boot up komputer
yang dicurigai dengan browsing cepat. Oleh karena itu, penting bahwa segera setelah pelanggaran diduga,
perusahaan harus meminta bantuan seorang ahli computer forensic untuk memverifikasi kecurigaan dan
tidak harus berusaha untuk melakukan investigasi tanpa teknik yang tepat dan keahlian.Sebaliknya,
perusahaan harus mendekati perusahaan computer penyelidikan forensic untuk evaluasi yang tepat.
Daftar Pustaka
1. Alexander Frey, Sertifikasi Keahlian di Bidang IT, 9 September 2015.
http://www.scribd.com/doc/216322244/Sertifikasi-Keahlian-Di-Bidang-It-1
2. Darwin. Sertifikasi Software dan Database Development. 9 September 2015.
http://purwodi.blogspot.com/2014/05/sertifikasi-software-dan-database.html
3. Herdi Agustina dkk. Etika untuk Pekerja dan Pengguna IT. Bandung. 2014
4. Michael C. Loui, Ethics and Professional Responsibility in Computing, New York: Wiley, 2008
5. L. Floridi and J. Sanders On the morality of artificial agents, Minds and Machines, 14(3): 349379,
2004.