Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DIPLOMA - III
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi farmasi saat ini sangat berperan aktif
dalam peningkatan kualitas produksi obat-obatan. Hal ini ditunjukkan
dengan banyaknya sediaan obat-obatan yang disesuaikan dengan
karakteristik dari zat aktif obat, kondisi pasien dan peningkatan
kualitas obat dengan meminimalkan efek samping obat tanpa harus
mengurangi atau mengganggu kinerja dari zat aktif obat.
Sekarang ini berbagai bentuk sediaan obat dapat kita jumpai
dipasaran. Diantaranya adalah sediaan injeksi yang termasuk sediaan
steril. Disini kami membuat sediaan injeksi yang merupakan sediaan
yang sangat penting bagi dunia kesehatan. Karena pada keadaan sakit
yang dianggap kronis, pemberian obat minum sudah tidak maksimal
lagi, sehingga perlu dan sangat penting untuk diberikan sediaan
injeksi, karena akan sangat membantu untuk mempercepat mengurangi
rasa sakit pada pasien, sebab sediaan injeksi bekerja secara cepat,
dimana obat langsung masuk ke dalam pembuluh darah dan akan
bekerja secara optimal pada bagian yang sakit. Sediaan injeksi
merupakan salah satu contoh sediaan steril, jadi keamanan dan
kebersihan sediaan juga telah diuji.
DIPLOMA - III
DIPLOMA - III
BAB II
FORMULA
II.1 Master Formula
a. THIAMINE HCl
R/ Thiamin HCl
100 mg
Metil Parabean
0,2 %
Na EDTA
0,05 %
A.P.I
10 mL
ad
150 mg
Metil Parabean
0,3 %
Na EDTA
1 %
A.P.I
10 mL
ad
DIPLOMA - III
R/ Riboflavin
200 mg
Metil Parabean
0,2 %
Na EDTA
0,05 %
A.P.I
10 mL
ad
Kelengkapan Resep
a. THIAMINE HCl
dr. Rio
SIP. 001 / IDI / 2009
JL. Asrama Haji No.15 Kendari
Telp. 0401 - 3101169
No. 3
Kendari, 25-10-2015
R/ Thiamin HCl
Metil Parabean
0,2 %
Na EDTA
0,05 %
A.P.I
Pro
100 mg
ad
10 mL
: Andi
Umur : Dewasa
Alamat: JL. Rambutan No.1 Kendari
Ket :
No
(Nomero)
= Nomor
R
(Racipe)
= Ambillah
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
5 Pro
(Pronum)
= untuk
A.P.I
DIPLOMA - III
b.PYRIDOXINE
dr. Rio
SIP. 001 / IDI / 2009
JL. Asrama Haji No.15 Kendari
Telp. 0401 - 3101169
No. 3
Kendari, 25-10-2015
R/ Pyridoxine
Metil Parabean
0,3 %
Na EDTA
1%
A.P.I
Pro
150 mg
ad
10 mL
: Andi
Umur : Dewasa
Alamat: JL. Rambutan No.1 Kendari
DIPLOMA - III
Ket :
No
(Nomero)
= Nomor
(Racipe)
= Ambillah
Pro
(Pronum)
= untuk
A.P.I
dr. Rio
SIP. 001 / IDI / 2009
JL. Asrama Haji No.15 Kendari
Telp. 0401 - 3101169
No. 3
Kendari, 25-10-2015
R/ Riboflavin
c. RIBOFLAVIN
200 mg
Metil Parabean
0,2 %
Na EDTA
0,05%
A.P.I
ad
10 mL
DIPLOMA - III
Ket :
No
(Nomero)
= Nomor
(Racipe)
= Ambillah
Pro
(Pronum)
= untuk
DIPLOMA - III
DIPLOMA - III
dan
otot,skiatika,
letih
setelah
DIPLOMA - III
Dosis
tiamin
2. Piridoksin
Piridoksin atau Vitamin B6, dimana zat ini berperan
penting sebagai ko-enzim pada metabolisme protein dan
asam-asam
amino,
juga
mempunyai
peranan
pada
Indikasi
DIPLOMA - III
Efek samping
Dosis
mg.
Untuk
menurunkan
3. Riboflavin
DIPLOMA - III
Dosis
DIPLOMA - III
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.I Landasan Teori
Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan
steril. Secara tradisional keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta
sebagai akibat penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
13
DIPLOMA - III
DIPLOMA - III
ini ditutup dengan sejenis logam yang dapat dirobek atau ditembus oleh
jarum injeksi untuk menghisap cairan injeksi. (Voight,1994).
Syarat-syarat untuk injeksi vial (Syamsuni,2006) :
1. Steril, yaitu sediaan vial harus bebas dari mikroorganime yang bersifat
patogen yang dapat mengurangi khasiat sediaan vial.
2. Bebas bahan partikulat, yaitu bebas dari bahan asing atau bahan yang
tidak larut agar tidak terjadi penyumbatan pada pembuluh darah saat
digunakan.
3. Mengandung zat pengawet, sediaan vial memungkinkan pengambilan
secara berulang. Untuk itu, harus digunakan bahan pengawet untuk
mempertahankan khasiat zat aktif.
4. Stabil, tidak berubah khasiat obat setelah pengambilan obat setelah
pengambilan secara berulang kali dan tidak berubah bentuk atau pH
dari sediaan vial.
5. Harus isotonis, sediaan vial merupakan sediaan parenteral. Untuk itu,
sediaan vial harus isotonis atau sesuai dengan pH darah agar tidak
terjadi hipertonis (penyempitan pembuluh darah) atau hipotonis
(Pembesaran pembuluh darah) yang dapat menyebabkan pecahnya
pembuluh darah.
DIPLOMA - III
Sinonim
DIPLOMA - III
Kelarutan
Penyimpanan
K/P
: PYRIDOXINI HYDROCHLORIDUM
Nama sinonim
: 205,64
Pemerian
Kelarutan
DIPLOMA - III
Penyimpanan
Khasiat
: RIBOFLAVINUM
Nama sinonim
: Riboflavin,Vitamin B2
: 376,37
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
DIPLOMA - III
Khasiat
: Komponen vitamin B kompleks.
4. METIL PARABEN ( FI Edisi III Hal. 378 )
Nama resmi
: METHYLIS PARABENUM
Nama sinonim
: 152,15
Pemerian
: Serbuk
berbau, tidak
mempunyai
rasa,
kemudian
: Larut
bagian
bagian gliserol P
Khasiat
DIPLOMA - III
Sinonim
: EDTA
RM/BM
: C2H8N2/ 98,96
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
K/P
: Sebagai antioksidan
Sinonim
Pemerian
: Keasaman,
kebebasan,
ammonium,
besi,
Penyimpanan
DIPLOMA - III
K/P
BAB IV
METODE KERJA
IV. 1. Alat dan Bahan
IV. 1. 1. Alat yang digunakan
1. Autoklaf
2. Corong
3. Batang pengaduk
4. Botol Vial 10 mL
5. Gelas kimia 100 mL
6. Sendok tanduk
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
21
DIPLOMA - III
7. Timbangan digital
IV. 1. 2. Bahan yang digunakan
1. Aluminium Foil
2. Aqua Pro Injeksi
3. Kertas perkamen
4. Na EDTA
5. Nipagin
6. Piridoksin
7. Riboflavin
8. Thiamin HCl
0,52(b1 )
b2
Keterangan :
B
0,52
b1
b2
gram
100 mL
100 mg
10 mL
100 10
10 10
1000 mg
100 mL
1 gram
100 mL
B=
0,52(0,13 1)
0,576
B=
0,520,13
0,576
B=0, 677
gram
100 mL
(Hipotonis)
DIPLOMA - III
DIPLOMA - III
Untuk 10 mL =
0,677
10=0,00677 gram=6,77 mg
100
2. Perhitungan Kelebihan Volume Untuk Vial
Rumus :
( n v )+ 6
Untuk 5 vial
2. Metil Parabean
Untuk 5 vial
3. Na. EDTA
0,2 % =
0,05 % =
0,158,5
=0,585 gram
(6 gram)
10
0,210
100
= 0,02 gram
0,0258,5
=0,117 gram
10
0,05 10
100
= 0,005 gram
Untuk 5 vial
DIPLOMA - III
0,005 58,5
=0,02925 gram
10
= 58,5 1,0095
= 57,75 mL
b. PYRIDOXINE
1. Peritungan Tonisitas
B=
0,52(b1 )
b2
Keterangan :
B
0,52
b1
b2
gram
100 mL
150 mg
10 mL
150 10
10 10
1500 mg
100 mL
1,5 gram
100 mL
B=
0,52(0,13 1,5)
0,576
B=
0,520,195
0,576
B=0, 564
gram
100mL
Untuk 10 mL =
DIPLOMA - III
(Hipotonis)
0,564
10=0,0564 gram=56,4 mg
100
Rumus :
DIPLOMA - III
( n v )+ 6
Untuk 5 vial
Untuk 5 vial
0,3 10
100
= 0,03 gram
0,03 58,5
=0,755 gram
=
10
Untuk 5 vial
3. Na. EDTA
0,15 58,5
=0,8775 gram
10
1%
1 10
100
0,158,5
=0,585 gram
10
= 0,1 gram
DIPLOMA - III
= 58,5 1,6375
= 56,8625 mL
c. RIBOFLAVIN
1. Peritungan Tonisitas
B=
0,52(b1 )
b2
Keterangan :
B
0,52
b1
b2
gram
100 mL
200 mg
10 mL
200 10
10 10
2000 mg
100 mL
2 gram
100 mL
B=
0,52(0,04 2)
0,576
B=
0,520,08
0,576
B=0, 7638
gram
100 mL
Untuk 10 mL =
(Hipotonis)
0,7638
10=0,07638 gram =76,38 mg
100
DIPLOMA - III
( n v )+ 6
DIPLOMA - III
V= ( n v )+ 6
= ( 5 10,5 ) +6
= 58,5 mL
3. Perhitungan Bahan :
1. Riboflavin
Untuk 5 vial
Untuk 5 vial
3. Na. EDTA
Untuk 5 vial
0,05 % =
0,210
100
= 0,02 gram
0,0258,5
=0,117 gram
10
0,05 10
100
= 0,005 gram
0,005 58,5
=0,0292 gram
=
10
4. API = 58,5 ( 1,17+ 0,117+ 0,0292 )
= 58,5 1,3162
= 57,1838 mL
DIPLOMA - III
DIPLOMA - III
b. PYRIDOXINE
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dilakukan sterilisasi pada semua alat yang digunakan dalam
autoklaf. Kecuali kaca arloji dipanaskan dalam oven
3. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungannya :
-
DIPLOMA - III
10 RIBOFLAVIN
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dilakukan sterilisasi pada semua alat yang digunakan dalam
autoklaf. Kecuali kaca arloji dipanaskan dalam oven
3. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungannya :
AKADEMI FARMASI BINA HUSADA
33
DIPLOMA - III
DIPLOMA - III
Nama Alat
Batang pengaduk
Botol vial
Corong kaca
Gelas Ukur
Gelas Kimia
Spoit
Labu Ukur
Kaca Arloji
Metode Sterilisasi
Disterilkan dalam oven dengan suhu
100c selama 2 jam
Disterilkan dalam autoklaf selama 15
menit pada suhu 121c
Disterilkan di oven pada suhu 100c
selama 2 jam
Disterilkan dalam autoklaf selama 15
menit pada suhu 121c
Disterilkan dalam autoklaf selama 15
menit pada suhu 121c
Disterilkan dalam autoklaf selama 15
menit pada suhu 121c
Disterilkan dalam autoklaf selama 15
menit pada suhu 121c
Disterilkan dalam oven dengan suhu
100c selama 2 jam
DIPLOMA - III
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam percobaan kali ini, akan dibuat sediaan steril yaitu injeksi vial. Telah
dibahas pada bab sebelumnya bahwa vial adalah wadah kedap udara yang
memiliki penutup karet yang proses pengambilan isinya menggunakan jarum
suntik tanpa harus membuka atau merusak penutup wadah tersebut. Vial adalah
salah satu wadah dari sediaan steril yang umumnya digunakan pada dosis ganda
yang memiliki kapasitas 0,5 mL 100 mL.
Dalam pembuatan vial ini diperlukan ketelitian agar sediaan yang dibuat
terhindar dari mikroba dan benda-benda asing lainnya ketelitian ini sangat
diharapkan karena pada saat vial digunakan tidak akan menimbulkan rasa sakit
akibat adanya partikulat yang ada dalam sediaan. Sama halnya dengan
pembuatan sediaan-sediaan steril lainya hal pertama yang dilakukan dalam
pembuatan vial ini adalah proses pensterilan alat-alat yang digunakan ke dalam
autoklaf. Selain itu sterilisasi ruangan juga diperlukan agar sediaan tidak
terkonaminasi oleh bendabenda asing.
Dari praktikum vial ini dibuat, tiga jenis vial dengan bahan aktif masingmasing Thiamin HCl, Piridoksin HCl, dan Riboflavin. Sebelum melakukan
formulasi tutup vial harus dibebas sulfurkan, hal ini dilakukan karena sulfur
dalam bentuk sulfida menyebabkan efek avalisial dan kerusakan pada sistem
DIPLOMA - III
saraf pusat langsung. Karbon sulfida dapat merusak sebagian sistem saraf pusat
perifer dan homeopati.
Thiamin HCl atau vitamin B1, di dalam tubuh zat ini bekerja sebagai zat
aktifnya, yakni sebagai tiaminipirofosfat (ko-karboksilat) yang berfungsi
sebagai ko-enzim dari karboksilase, yakni suatu enzim
esensial pada
DIPLOMA - III
salah satu komposisinya adalah zat pengawet yang digunakan untuk membunuh
dan mencegah pertumbuhan mikroba. Pengawet yang digunakan adalah metil
paraben dengan konsentrasi 0,3%. Adapun bahan tambahan lainnya seperti
bahan antioksidan yang digunakan Na EDTA dengan konsentrasi 1%, yang
berfungsi untuk melindungi bahan aktif yang mudah teroksidasi.
Riboflavin pada penggunaanya yang utama adalah untuk pencegahan dan
terapi defisiensi yang sering menyertai pelagra atau defisiensi vitamin B
kompleks lainnya. Dalam memformulasi Riboflavin dilakukan penambahan zat
tambahan. Adapun salah satu komposisinya adalah zat pengawet yang
digunakan untuk membunuh dan mencegah pertumbuhan mikroba. Pengawet
yang digunakan adalah metil paraben dengan konsentrasi 0,05%. Adapun bahan
tambahan lainnya seperti bahan antioksidan yang digunakan Na EDTA dengan
konsentrasi 0,2%, yang berfungsi untuk melindungi bahan aktif yang mudah
teroksidasi.
Pada pembuatan vial dilakukan kelebihan volume sebanyak 0,5 mL. Hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya penguapan pada saat sterilisasi. Pada saat
menutup wadah vial dengan menggunakan penutup karet dan dibungkus dengan
aluminium foil dan diikat dengan menggunakan tali godam.
DIPLOMA - III
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Vial (flacon) atau injeksi dosis ganda adalah injeksi yang dikemas dalam
wadah kedap udara yang memungkinkan pengambilan berulang tanpa
terjadi perubahan kekuatan, kualitas, atau kemurnian dari sisa obat yang
tertinggal.
2. Tiamin HCl memiliki indikasi bagi orang yang Kekurangan Vitamin B 1,
gangguan saraf, nyeri urat saraf, radang urat saraf, rematik sendi dan otot,
skiatika, letih setelah bekerja keras, kurang nafsu makan, berat badan
menurun, beri-beri, gangguan fungsi jantung.
3. Piridoksin memiliki indikasi defisiensi, mual-muntah dan pada depresi
post-natal dan depresi akibat pil anti hamil, menurunkan kadar
homosistein.
DIPLOMA - III
KEMASAM
DIPLOMA - III
DIPLOMA - III
us Isi
Isi55 Via
Vial
@10
10
DDus
l @
M A S ITA F IN
In j ec t io n
Ha r us Dengan R ese
INDIKASI, KONTRA
M A S IT A F IN
In j e c t io n
INDIKASI, DOSIS
D us Isi 5 Vial @ 10 mL
Keterangan Lengkap
Lihat Brosur
M A S IT A F I
I n j e c t io n
Simpan di tempat
Sejuk
(150C-25 0C)
Terlindung dari
Cahaya
N o . R eg : D K L 0502337944A 1
B at c h
: 311015
Exp. D at e : Ok t o ber 2016
ETIKET
HARUS DENGAN
RESEP DOKTER
N o . R eg : DK L 0502337944A 1
B at c h
: 311015
Exp. Dat e : Ok t ober 2016
MASITAFIN
INJEKSI
Netto : 10 mL
Tiap 10 mL Mengandung :
Riboflavin
200 mg
DIPLOMA - III
DIPLOMA - III
BROSUR
Masitafin
Injection
Komposisi :
Tiap 10 mL mengandung :
Riboflavin 200 mg
Farmakologi :
pemberian sevara oral atau parenteral diabsorbsi dengan baik dan didistribusi
merata keseluruh jaringan.Asupan yang berlebihan dikeluarkan melalui urin
secara utuh..
Efek Samping :
selama penggunaaTidak berlebihan tidak memberikan efek yang berarti
Indikasi :
penggunaanya yang utama adalah untuk pencegahan dan terapi defisiensi
yang sering menyertai pellagra atau defisiensi vitamin B kompleks lainnya
Dosis :