Вы находитесь на странице: 1из 6

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 3, No.

1, April 2012

ISSN: 2086-8944

Analisis Perbandingan Sistem Pengasutan


Motor Induksi 3 Fasa Sebagai Penggerak Pompa
Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Wendit Malang
Andyk Probo Prasetya, Abdul Hamid dan Yusuf Ismail Nakhoda
Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Nasional Malang
probo_rip@yahoo.co.id

AbstrakTulisan ini menjelaskan masalah pengasutan


motor induksi 3 fasa pada PDAM Wendit Malang. Persoalan
yang paling utama adalah besarnya arus pengasutan yang
tinggi antara 4 sampai 7 kali arus nominal. Arus pengasutan
yang besar ini mengakibatkan penurunan tegangan sesaat
(sag) pada sistem jaringan. Untuk mengurangi arus asut yang
besar tersebut, maka perlu dipasang peralatan pengasutan.
Peralatan pengasutan tersebut berupa ototrafo, resistor dan
reaktor. Pengujian dilakukan pada salah satu unit motor
induksi 3 fasa, 380 V, 354 A, 200 kW dengan cos sebesar 0,86
sebagai penggerak pompa dengan dengan bantuan Software
ETAP. Dari pengujian yang dilakukan, terlihat bahwa dengan
menggunakan ototrafo terjadi penurunan arus pengasutan
yang cukup signifikan dari sebesar 2016,73 A tanpa bantuan
alat pengasutan menjadi sebesar 578,32 A dengan bantuan alat
pengasutan atau sama dengan penurunan arus asut sebesar
71.32%.
Kata kunciMotor induksi, pengasutan motor, dan arus
pengasutan.

I.

PENDAHULUAN

Dalam pengoperasian motor induksi adalah sangatlah


penting untuk memperhatikan arus awal pada saat motor
dijalankan. Pengasutan tegangan penuh yang dilakukan
dengan beban yang tinggi motor akan menarik arus yang
sangat besar, dimana hal ini akan mengakibatkan voltage dip
pada beban-beban yang lain. Serta dapat merusak motor itu
sendiri. Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Wendit Malang diperlukan pengoperasian motor yang tepat,
guna kelancaran dalam pendistribusian air bersih. Dalam
penelitian ini dilakukan pengujian pada salah satu unit
motor 3 fasa sebagai penggerak pompa dengan kapasitas
sebesar 200 kW sebelum dan sesudah pemasangan alat
bantu pengasutan. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan
software ETAP Power Station.
II.

TEORI DASAR

A. Motor Induksi [1]


Motor arus bolak-balik (motor induksi) adalah suatu
mesin yang berfungsi untuk mengubah tenaga listrik
menjadi tenaga mekanik atau tenaga gerak, dimana tenaga
gerak ini berupa perputaran pada poros motor. Salah satu
jenis motor AC ini adalah motor induksi atau motor tak
serempak.

Dinamakan motor tak serempak (asynchrone) karena


putaran poros motor tidak sama dengan putaran medan fluks
magnet stator. Dengan kata lain, bahwa antara putaran rotor
dan putaran fluks magnet terdapat selisih putaran yang
disebut slip.
Motor induksi polyphase banyak dipakai dikalangan
industri. Ini berkaitan dengan beberapa keuntungannya,
antara lain:
1. Sangat sederhana dan daya tahan kuat (konstruksi
hampir tak pernah mengalami kerusakan, khususnya tipe
rotor sangkar bajing).
2. Harga relatif murah dan perawatan mudah.
3. Efisiensi tinggi. Pada kondisi berputar normal, tidak
dibutuhkan sikat dan karenanya rugi daya yang
ditimbulkan dapat dikurangi (khususnya motor induksi
rotor belitan).
B. Prinsip Kerja Motor Induksi [12]
Berputarnya rotor pada motor induksi ditimbulkan oleh
adanya medan putar yang dihasilkan dalam kumparan
statornya. Medan putar ini akan terjadi apabila kumparan
stator dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa.
Prinsip kerjanya diuraikan sebagai berikut.
1. Apabila sumber tegangan 3 phasa dipasang pada
kumparan stator akan timbul medan putar dengan
kecepatan,
120 f
ns =
rpm
(1)
p
2. Medan putar stator tersebut akan memotong batang
konduktor pada rotor sehingga pada kumparan rotor
timbul tegangan induksi (GGL Induksi).
3. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian
tertutup, maka akan mengalir arus (I). Kawat
penghantar (kumparan rotor) yang dialiri arus yang
berada dalam medan magnet akan menimbulkan gaya
(F) pada rotor.
4. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada
rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, maka
rotor akan berputar searah dengan medan putar
stator.
5. Seperti halnya telah dijelaskan bahwa tegangan
induksi akan timbul karena adanya terpotongnya
batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator.
Artinya agar tegangan terinduksi diperlukan adanya
perbedaan relatif antara kecepatan medan putar
stator (ns) dan kecepatan medan putar rotor (nr).
223

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 3, No. 1, April 2012

ISSN: 2086-8944
Penyulang Bunul

Generator Cummins
0.85 MW

Penyulang Sekar Puro

Performa Steady State. Kondisi motor dalam keadaan


Steady State adalah kondisi dimana motor dalam keadaan
mantap. Dimana hampir tidak ada perubahan arus, tegangan,
torsi, serta kecepatan. Keadaan Steady State ini merupakan
gambaran secara keseluruhan dari motor tersebut yang dapat
dijadikan acuan untuk penggunaanya.

416 MVAsc

Generator Perkins
0.85 MW

416 MVAsc

CB1

CB19

Bus1
20 kV

CB46

Bus6
20 kV

CB2

CB4

Bus13
0.38 kV

CB20

CB3
NO

CB21

CB22

NO

CB50

CB48
Cable5

CB47

NO

CB49
Cable10

Cable2

Cable11
Cable6

Cable3

Cable7
Cable12

Cable1

CB5

CB6

Bus2
20 kV

CB35

CB23
NO

Bus7
20 kV

NO

CB24

Bus10
20 kV

CB36

NO
CB37

CB25
CB7
Trafo Wendit III
1250 kVA

Trafo Wendit I
1250 kVA

CB8

Bus5
0.38 kV

CB26
Bus8
0.38 kV

Trafo Wendit II
1250 kVA

CB27

Bus11 CB38
0.38 kV

NO

CB39
NO
CB40

CB16

CB28

CB18
NO

Cable9

Cable8

Performa Transient. Keadaan transient atau perubahan


merupakan kondisi motor sesaat dimana keadaan berubahubah dan dapat menentukan beberapa faktor penting dalam
pengendalian motor, sedangkan keadaan Steady State
kondisi dimana motor dalam keadaan mantap. Gambar 2
memperlihatkan diagram alir pengasutan motor induksi 3
fasa.
Start

Cable4
Penerangan(1)
0.2 kVA

CB29

CB41
NO

Bus4
0.38 kV

CB11
NO

CB12
NO

Wendit I (2)
200 kW
Wendit I (1)
200 kW

Bus9
0.38 kV

CB9
NO

CB17

CB10

CB13
NO

CB14
NO

Wendit I (4)
200 kW

Wendit I (3)
200 kW

CB15
NO

Chlor Room
0.2 kVA

Wendit I Cadangan
90 kW

NO

CB30

CB31

CB32

Wendit III (2)


147 kW
Wendit III (1)
147 kW

Bus12
0.38 kV
CB33

CB34

Wendit III (4)


147 kW

Wendit III (3)


147 kW

Penerangan(2)
0.2 kVA

CB42

CB43

CB44

Wendit II (2)
200 kW
Wendit II (1)
200 kW

CB45

Wendit II (4)
200 kW

Wendit II (3)
200 kW

Gambar 3. Pemodelan One-Line Diagram Simulasi PDAM Wendit Malang.

Gambar 4 memperlihatkan pemodelan motor induksi


penggerak pompa unit 1 di PDAM Wendit.

Pemodelan
One Line Diagram

Spesifikasi Motor
P
V
I
Cos
F
Putaran
p

=
=
=
=
=
=
=

Starting Motor Tanpa


Pengasutan

Running

Starting Motor Dengan


Pengasutan(Auto-Trafo,
Resistor, Reaktor)

Apakah
Ist = 4 7 x Ifl ?

Y
T
Cetak Hasil

Gambar 4. Pemodelan Motor Pompa Wendit Unit I di PDAM Wendit


Malang.

A. Hasil Simulasi Pengasutan Motor


Motor dengan kapasitas 200 kW di asut tanpa alat bantu
pengasutan dengan setingan waktu t = 0. Dengan arus beban
penuh (Ifl) sebesar 354 A, motor menarik arus 2016,73 A
yang mengakibatkan terjadi penurunan tegangan sesaat pada
bus hingga 358,49 V dengan arus kadaan ajek sebesar
333,39 A.

Stop

Gambar 2. Flowchart analisa pengasutan motor induksi 3 fasa.

III. HASIL ANALISIS P ENGASUTAN MOTOR


Dengan menggunakan Software ETAP Power Station
simulasi One-Line Diagram yang terlihat dalam Gambar 3.
Dengan memasukkan data pada Name Plate motor didalam
Menu Induction Machine Editor program ETAP Power
Station. Kemudian memilih peralatan pengasutan motor
yang akan digunakan untuk menganalisa. Dengan
mensetting waktu asut dan total simulasi pada menu motor
Starting Study Case, kemudian menjalankan program Run
Dinamic Motor Starting yang terletak dipojok kanan atas
dalam tampilan menu program.

Gambar 5. Profil tegangan Bus tanpa peralatan pengasutan motor.

Gambar 6. Profil tegangan Bus tanpa peralatan pengasutan motor.

Gambar 7, 8, dan 9, masing-masing memperlihatkan profil


arus asut sebagai fungsi prosentase seting tap trafo pada
pengasutan motor induksi.
226

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 3, No. 1, April 2012

ISSN: 2086-8944

Gambar 11. Profil arus pengasutan menggunakan auto-trafo.

Gambar 7. Profil arus asut (A) terhadap seting tap (%).

C. Pengasutan menggunakan Resistor


Dengan menggunakan peralatan pengasutan resistor
dengan tap 50% dan switch off t = 2 detik, arus naik sebesar
1149,79 A dan turun lagi sampai kondisi mantap yaitu
333,39 seperti diperlihatkan Gambar 12. Tegangan pada
bus mengalami penurunan pada saat pengasutan sebesar
191,67 V seperti diperlihatkan Gambar 13.

Gambar 8. Profil tegangan terminal motor (V) terhadap seting tap (%).
Gambar 12. Profil tegangan Bus saat pengasutan dengan resistor.

Gambar 13. Profil arus saat pengasutan menggunakan resistor


Gambar 9. Profil torsi asut (N-m ) terhadap seting tap (%).

B. Pengasutan menggunakan Autotrafo


Dengan menggunakan peralatan pengasutan Auto-trafo
dengan tap 50% dan switch off t = 2 detik, arus awal
mengalami penurunan menjadi 1,63 kali arus beban penuh
atau sama dengan 578,32 A.

D. Hasil Simulasi Pengasutan Reaktor


Profil arus pengasutan motor induksi 3
menggunakan reaktor diperlihatkan Gambar 14.

fasa

Gambar 14. Profil tegangan Bus saat pengasutan dengan reaktor.

Gambar 10. Profil tegangan Bus saat pengasutan menggunakan autotrafo.

Sehingga tegangan pada bus turun menjadi 194,02 V seperti


diperlihatkan Gambar 10. Namun penurunan tegangan
terminal motor berdampak pada penurunan torsi awal
sebesar 54,90 N-m. Arus kondisi mantap yaitu 333,39 A
seperti diperlihatkan Gambar 11.

Pada pengasutan menggunakan reaktor dengan tap 50% dan


switch off t = 2 detik memperlihatkan arus naik menjadi
1130,56 A dan turun lagi sampai kondisi mantap menjadi
333,39 A. Sedangkan tegangan pada bus mengalami
penurunan hingga 188,51 V seperti diperlihatkan Gambar
15.

227

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 3, No. 1, April 2012

ISSN: 2086-8944
TABEL I
PERHITUNGAN DAYA AWAL START DAN ENERGI YANG TERPAKAI

Gambar 15. Profil arus pengasutan menggunakan reaktor.

E. Perhitungan Beban Pemakaian Motor Induksi 200 kW


pada PDAM Wendit.
Penjadwalan pengoperasian motor pompa disesuaikan
dengan kondisi beban puncak pada PLN sebagai penyuplai
energi listrik dan juga kebutuhan pasokan air bersih yang
didistribusikan oleh PDAM itu sendiri dan yang terutama
tarif listrik atas pemakaian energi listrik.

Sedangkan perhitungan pemakaian energi motor selama 30


hari tanpa dan dengan 3 jenis peralatan pengasutan
autotrafo, resistor dan reaktor masing-masing dapat dilihat
pada Tabel II, III, IV dan V.
TABEL II
PEMAKAIAN ENERGI TANPA P ENGASUTAN
Motor
Wasut
Wnormal
Pompa
(kWh)
(kWh)
Motor I
0
144.270,79
Motor II
0
144.270,79
Motor III
16,932
136.752,52
Motor IV
0
0
Total pemakain energi selama 1 bln

W
(kWh)
144.270,79
144.270,79
136.752,52
0
425.311,032

Keterangan
(operasi)
24 jam
24 jam
off 20.30; on 22.15

Cadangan

Gambar 16. Jadwal pengoperasian motor pompa.

Dengan data spesifikasi motor induksi dan jadwal


pengoperasiannya, maka dapat diperoleh perbandingan daya
waktu pengasutan dan besar energi yang terpakai selama 1
bulan sebagai berikut.
Analisa Perhitungan Daya dan Energi Pengasutan
Motor Tanpa Pengasutan. Dengan adanya penjadwalan
pengoperasian dalam satu hari terdapat 1 kali pengasutan
motor pompa dengan kapasitas daya 200 kW, dengan t =
1,7802 detik, daya awal yang dibutuhkan motor sebesar
1141,538 kW dan pemakaian energinya sebesar 16,932 kWh
selama 30 hari.
Analisa Perhitungan Daya dan Energi Starting Motor
dengan Pengasutan Autotrafo. Pengasutan menggunakan
autotrafo, untuk t = 3,540 detik, daya awal yang dibutuhkan
sebesar 167,197 kW sedangkan pemakaian energinya
sebesar 4,932 kWh.
Analisa Perhitungan Daya dan Energi Starting Motor
dengan Pengasutan Resistor. Untuk pengasutan motor
dengan menggunakan resistor dengan waktu t = 3,560
detik, daya awal yang dibutuhkan sebesar 326,828 kW
sedangkan pemakaian energinya sebesar 9,695 kWh.
Analisa Perhitungan Daya dan Energi Starting Motor
dengan Pengasutan Reaktor. Pengasutan menggunakan
reaktor, dengan waktu t = 3,5802 detik, membutuhkan daya
awal sebesar 317,458 kW sedangkan pemakaian energinya
sebesar 9,470 kWh. Untuk melihat secara detail perhitungan
daya dan energi yang terpakai seperti yang diperlihatkan
Tabel I.

TABEL III
PEMAKAIAN ENERGI M ENGGUNAKAN PENGASUTAN A UTOTRAFO
Motor
Wasut
Wnormal
Pompa
(kWh)
(kWh)
Motor I
0
144.270,79
Motor II
0
144.270,79
Motor III
4,932
136.752,52
Motor IV
0
0
Total pemakain energi selama 1 bln

W
(kWh)
144.270,79
144.270,79
136.752,52
0
425.311,032

Keterangan
(operasi)
24 jam
24 jam
off 20.30; on 22.15

Cadangan

TABEL IV
PEMAKAIAN ENERGI M ENGGUNAKAN PENGASUTAN R ESISTOR
Motor
Wasut
Wnormal
Pompa
(kWh)
(kWh)
Motor I
0
144.270,79
Motor II
0
144.270,79
Motor III
9,695
136.752,52
Motor IV
0
0
Total pemakain energi selama 1 bln

W
(kWh)
144.270,79
144.270,79
136.752,22
0
425.303,70

Keterangan
(operasi)
24 jam
24 jam
off 20.30; on 22.15

Cadangan

TABEL V
PEMAKAIAN ENERGI M ENGGUNAKAN PENGASUTAN R EAKTOR
Motor
Wasut
Wnormal
Pompa
(kWh)
(kWh)
Motor I
0
144.270,79
Motor II
0
144.270,79
Motor III
9,47
136.752,52
Motor IV
0
0
Total pemakain energi selama 1 bln

W
(kWh)
144.270,79
144.270,79
136.761,99
0
425.303,57

Keterangan
(operasi)
24 jam
24 jam
off 20.30; on 22.15

Cadangan

228

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 3, No. 1, April 2012

Gambar 17. Profil arus dari masing-masing peralatan pengasutan.

IV. KESIMPULAN
Dari pengujian dan analisis yang dilakukan terhadap model
peralatan pengasutan motor induksi 3 fasa 220 kW diatas,
maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Pengasutan motor induksi tanpa menggunakan peralatan
pengasutan mengakibatkan jatuh tegangan pada bus,
karena arus yang ditarik motor sangat tinggi 5,6 kali dari
arus nominal atau sama dengan 2016,73 A, dan torsi
pengasutan sebesar 543,43 N.m dengan energi awal start
yang terpakai sebesar 16,932 kWh.
2. Pengoperasian motor dengan peralatan pengasutan dapat
menurunkan arus awal, tetapi penurunan arus awal juga
berdampak pada penurunan torsi dimana jika tegangan
diturunkan menggunakan pengasutan Autotrafo dengan
tap 50%, didapat arus awal sebesar 1,63 kali arus
nominal atau sama dengan 578,32 A. Torsi pengasutan
juga mengalami penurunan 54,90 N.m, sedangkan
pemakaian energi awal start listrik sebesar 4,932 kWh
dengan selisih 12 kW. dari pemakaian energi awal start
tanpa pengasutan.
3. Pengasutan motor dengan menggunakan resistor dengan
tap 50% untuk energi awal yang terpakai sebesar 9, 695
kWh dengan selisih 7,237 kWh dari pemakaian energi
awal tanpa pengasutan, diperoleh arus awal sebesar 3,2
kali arus nominal atau sama dengan 1144,79 A, dan torsi
pengasutan juga mengalami penurunan 44,20 N.m.
4. Pengasutan motor dengan menggunakan peralatan
reactor dengan tap 50 % diperoleh arus awal yang
hampir sama dengan pengasutan menggunakan resistor

ISSN: 2086-8944
yaitu sebesar 3,1 kali arus nominal atau sama dengan
1130,56 A dengan energi awal start yang terpakai
sebesar 9,470 kWh dengan selisih 7,462 kWh dari
pemakaian energi awal tanpa pengasutan. Sedangkan
torsi pengasutan juga mengalami penurunan 42,29 N.m.
5. Pemakaian energi dalam 30 hari dengan pengasutan
autotrafo dengan nilai terkecil yaitu sebesar 425299,032
kWh dibandingkan dengan pengasutan Resistor sebesar
425303,795 kWh dan pengasutan Reaktor 425303,57
kWh. Sedangkan tanpa pengasutan sebesar 425311,032
kWh.
6. Dari hasil semua pengasutan dengan menggunakan
software ETAP Power Station didapat pengasutan
dengan hasil arus yang paling kecil yaitu dengan
menggunakan pengasutan autotrafo
7. Pengasutan menggunakan peralatan autotrafo lebih baik
dikarenakan di pengasutan tersebut terdapat fasilitas
untuk mengatur tegangan, dimana tegangan tersebut bisa
diatur secara bertahap (pengaturan secara halus /
smooth).
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]

[7]
[8]

[9]
[10]
[11]
[12]
[13]

Kadir, Abdul. 2003.Mesin Induksi Penerbit Djambatan.


Zuhal. 1991.Dasar Tenaga Listrik Bandung, Penerbit ITB.
Ir. Purnomo, Heri. 2005.Mesin Listrik II Malang, Jurusan Teknik
Elektro ITN Malang.
Dubey, G K. 1995.Fundamentals of Electrical DriversToppan
Company (S) Pte Ltd.Singapore
Paul, C R. Nasar, S A. Unnewehr, L E. 1986. Introduction to
Electrical EngineeringMcgraw-Hill.
Jimenez, Pedro. and Vera, Luiz. 2006. Motor Starting Study for
Large Motor. Case: VALCOR PDVSA Project, Venezuela: IEEE
PES Transmission and Distribution Conference and Exposition
Latin Amerika.
Achyanto, Djoko. 1997. Mesin-Mesin Listrik. Edisi Keempat
Penerbit Erlangga.
Theraja, B. L. Electrical Technology. Ram Nagar, New Delhi110055: Publycation Division of Nirja Construction and
Development Co.(P) LTD.
Petruzella, Frank D. 2001. Elektronik Industri. Yogyakarta: Edisi
Bahasa Indonesia Penerbit Andi.
Gupta, B. R. 2001. Principles of Electrical Engineering. Ram
Nagar, New Delhi-110055: S. Chand and Company LTD.
Laporan Penelitian Ismujianto; Arus starting motor induksi metoda
Extrapolasi; Politeknik Negeri Jakarta 2002
Ismujianto,Isdawimah;Buku ajar Mesin Listrik 1&2;Politeknik
Negeri Jakarta 2007.
Bill Drury; The Control Technicques Drives and Controls
Handbook;IEE 2001

229

Вам также может понравиться