Вы находитесь на странице: 1из 10

KUMPULAN

PUISI

SI PENGEMIS
ILMU
DI GUBUK
DERITA

SEBATAS MIMPI
Senyummu begitu indah saat itu
Lalu Kita berlari dihamparan pasir putih
Malam semakin larut,
Kita berdansa ditemani api unggun
Yang jemari-jemari lentikmu begitu nakal menggodaku
Dan gemuru ombak menjadi music pengiringnya
Oh...Senangnya hati ini saat bersamamu
Kuingin trus ada disampingmu
Menghabiskan seluruh sisa hidupku denganmu
Tapi kuterbangun dari tidur,
Semua hal indah tentang kita pun sirna
Ternyata ini hanya mimpi
Tentang aku dan kamu yang kucintai

HIDUP ATAU MATI


Sejenak kuterdiam dalam kepengapan hidup
Kubaringkan tubuhku diatas ilalang yang bergoyang
Semilir angin berhembus menerpaku
Menjama tubuhku yang berpeluh
Tak bertenaga...
Kenangan itu muncul dan menjabatku
Kusibak tirai harapku secara perlahan
Yang terlihat hanyalah kegagalan
Inikah waktunya menyerah,pikirku...

MENCARI YANG TERLUPAKAN


Saat pagi menyongsong
Sang mentari memancarkan sinar kehidupan
Burung-burung bernyanyi dengan begitu indah
Aku yang terbangun dari tidur yang panjang,
Perlahan mebuka mata,
kupandangi sudut-sudut kamar dengan tatapan kosong
Aku terbujur dalam kekakuan,
Dengan hati terbelenggu dalam sepi...
Sudah banyak hari kulalui tanpa tujuan yang pasti
Semua seakan hanyalah fatamorgana
Acap kali kumencari sebuah jawaban
Jawaban atas arti dari kehidupan ini
Yang kutemui hanyalah kekosongan
Dalam pencarianku...
Perlahan-lahan rasio menjauh, akalpun pergi tanpa pesan
Aku terdiam dalam ketakutan
Ketakuatan akan tersesat di negeri itu
Negeri dengan sejuta paradigma!!!
Aku kumpulkan kepingan derita di setiap pencarianku
Kugenggam dan kurangkai menjadi harapan yang sempat terkoyak
Oleh tajamnya duri kehidupan

Saat mentari mulai tenggelam, Sayap malam terbuka perlahan


Fikirku melayang menjelajah ruang dan waktu
Mencari yang terlupakan
Yang mendekap jiwa dan ragaku
Yang membimbingku meresapi sunyinya malam
Yang menuntunku memeluk kegelapan didalam mencari arti kehidupan

MALAIKAT TAK BERSAYAP


Kutatap mata mereka yang berbinar
Sejuta kata tak mampu bercerita
Kasihmusayangmu
selalu kau berikan padaku
kau peras keringatmu
Kau banting tulangmu
Entah itu malam ataupun siang
tak peduli sang mentari membakar tubuh mu
tak peduli lumpur dan peluh membasahi tubuhmu
Kini kulitmu usang sudah
Badan yang dulu tegap kekar Kini mulai membungkuk...
Rambut yang dulu hitam kini mulai memutih...
Tapi tak sedikitpun guritan lelah diwajahmu
Mereka cahaya hidupku
Mereka pegangan dalam rapuhku
Mereka penolong dalam susahku
Dan mereka malaikat tak bersayap
Ya...Dia AYAH dan IBUku
ku tulis petuahmu dihatiku
Dengan tinta cahaya
Agar hati dan jiwa ini menderang

Ketika kegelapan dunia akan melahap


Waktu ini terus berjalan
Meski perlahan tapi pasti
Meninggalkan sebuah kisah yang pantas dikenang

Malaikat Tak Bersayap


Kupandangi langit tak merona
Gemercik hujan jatuh satu per satu
Dari jendela kulihat mereka
Bermain robotan
Bermain mobil remote
Yang tak perna ku miliki
Mereka begitu bahagia
Tawa trus menghiasi wajah-wajah mereka
Ku ingin seperti mereka
Punya robatan, mobil remote
Aku ingin protes kepada Tuhan
Mengapa orang tuaku tidak sebaik mereka
Tuhan tidak Adil
Tuhan tidak menyayangiku
Kini aku dewasa
Dan ku sadar ternyata orang tuaku menyayangiku dengan cara berbeda
orang tuaku tidak memberiku mainan seperti mereka
Tapi kasih saying orang tuaku lebih dari yang mereka dapat

Ya Tuhan...
maafkan hambamu yang khilaf ini
Engkau telah memberiku yang terbaik
Malaikatmu yang tak bersayap
Dialah Ayah dan Ibuku...

Вам также может понравиться