Вы находитесь на странице: 1из 19

KURIKULUM SEDERHANA 1947-1964

(Khusus Matematika)
Tugas Kuliah Pengembangan dan Telaah Kurikulum Sekolah
Kamis Pukul 10.40 12.20 di Ruang 1

Oleh:
Amalia Warniasih S

(120210101008)

Farah Rezita N

(120210101010)

Dessy Dwi Prasetyowati

(120210101011)

Artanty Nastiti

(120210101013)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
Semester Ganjil 2014 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Kurikulum Sederhana
Tahun 1947-1964 Khusus Matematika ini dengan baik.Makalah ini kami susun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan dan Telaah Kurikulum
Sekolah yang diberikan.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Erfan Yudianto, S.Pd
,M.Pd sebagai Dosen mata kuliah Pengembangan dan Telaah Kurikulum Sekolah
yang telah membantu kami dan membimbing kami agar tugas ini dapat
terselesaikan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
menyempurnakan makalah kami selanjutnya.

Jember, September 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 2


DAFTAR ISI ...................................................................................................... 1
BAB 1PENDAHULUAN.................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3
1.3 Tujuan..................................................................................................... 3
BAB 2PEMBAHASAN ...................................................................................... 4
2.1 Pembelajaran Matematika saat Kurikulum Sederhana (1947-1964) ... 4
2.2 Pelaksanaan Pembelajaran Matematika saat Kurikulum Sederhana . 5
2.1 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Sederhana 1947-1964 ......... 14
KESIMPULAN ................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan,
sekaligus sebagai pedoman dalam melaksanakan pendidikan. Kurikulum
mencerminkan falsafah hidup bangsa, ke arah mana dan bagaimana bentuk
kehidupan itu kelak ditentukan oleh kurikulum yang di gunakan oleh bangsa
itu sekarang. Nilai sosial, kebutuhan, dan tuntutan masyarakat cenderung dan
selalu mengalami perubahan antara lain akibat dari kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Ketika bangsa Indonesia baru merdeka dan menyatakan dirinya
berdaulat atas wilayah yang dulunya dinamakan Hindia Belanda dunia
pendidikan di Indonesia belum menggunakan istilah kurikulum.Istilah yang
digunakan pada awal kemerdekaan sampai dengan tahun enampuluhan adalah
rencana pelajaran dan daftar mata pelajaran sebagai terjemahan dari istilah
bahasa Belanda leerplan dan leervak. Memang tidak dapat disangkal bahwa
literatur kurikulum menyebutkan daftar mata pelajaran (list of courses)
sebagai salah satu makna awal dari istilah kurikulum. Istilah kurikulum baru
digunakan di Inggris pada awal abad ke-19 (1820) oleh Galsgow University
dari bahasa Latin curere (Tanner dan Tanner, 1980; Henderson dan Gornik,
2007: 2) yang secara harfiah artinya adalah lari tetapi pada awal abad ke-19
tersebut berubah maknanya menjadi daftar mata pelajaran. Istilah kurikulum
mulai mendapatkan tempat yang luas pada awal abad ke-20 (Tanner dan
Tanner, 1980: 4) setelah mengalami perubahan makna yang sangat berbeda
dari pengertian kurikulum sebagai daftar mata pelajaran.

1.2

Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembelajaran matematika pada kurikulum tahun 19471964?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika pada kurikulum
tahun 1947-1964?
3. Apa kelebihan dan kekurangan dari kurikulum sederhana 19471964?

1.3

Tujuan
1 Untuk mengetahui pembelajaran matematika pada kurikulum tahun
1947-1964.
2 Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran matematika pada
kurikulum tahun 1947-1964.
3 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kurilum sederhana
1947-1964.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pembelajaran Matematika saat Kurikulum Sederhana (1947-1964)


Setiap kurikulum pasti terdapat ciri khas masing-masing. Ciri khas ini
memungkinkan

adanya

perbedaan

pembelajaran

dalam

kurikulum

tersebut.Begitu juga dengan pembelajaran matematika.Sehingga dengan


mempelajari perkembangan kurikulum, dapat diketahui perkembangan
pembelajaran matematika.
Pembelajaran Matematika Pertama (1947-1964)
Setelah Indonesia terlepas dari penjajahan kolonial, pemerintah
berbenah diri menyusun program pendidikan.Matematika diletakkan sebagai
salah satu mata pelajaran wajib. Saat itu pembelajaran matematika lebih
ditekankan pada ilmu hitung dan cara berhitung. Urutan-urutan materi seolaholah telah menjadi konsensus masyarakat.Karena seolah-olah sudah menjadi
konsensus maka ketika urutan dirubah sedikit saja protes dan penentangan dari
masyarakat begitu kuat.
Untuk pertama kali yang diperkenalkan kepada siswa adalah bilangan
asli dan membilang, kemudian penjumlahan dengan jumlah kurang dari
sepuluh, pengurangan yang selisihnya positif dan lain sebagainya. Kekhasan
lain dari pembelajaran matematika tradisional adalah bahwa pembelajaran
lebih menekankan hafalan dari pada pengertian, menekankan bagaimana
sesuatu itu dihitung bukan mengapa sesuatu itu dihitungnya demikian, lebih
mengutamakan kepada melatih otak bukan kegunaan, bahasa/istilah dan simbol
yang digunakan tidak jelas, urutan operasi harus diterima tanpa alasan, dan lain
sebagainya.
Urutan operasi hitung pada era pembelajaran matematika tradisional
adalah kali, bagi, tambah dan kurang, maksudnya bila ada soal dengan

menggunakan operasi hitung maka perkalian harus didahulukan dimanapun


letaknya baru kemudian pembagian, penjumlahan dan pengurangan.
Contoh
12:3 jawabanya adalah 4, dengan tanpa memberi tanda kurung, soal tersebut
ekuivalen dengan 9+3:3, berdasar urutan operasi yaitu bagi dulu baru jumlah
dan hasilnya adalah 10. Perbedaan hasil inilah yang menjadi alasan bahwa
urutan tersebut kurang kuat.
Materi Matematika yang diajarkan saat Kurikulum Sederhana
a. Sekolah Dasar
Cabang matematika yang diberikan di sekolah dasar hanya sebatas
pengetahuan berhitung.
b. Sekolah Menengah Pertama
Cabangmatematika yang diberikan di sekolah menengah pertama
adalah aljabar dan geometri bidang.Geometri ini diajarkan secara terpisah
dengan geometri ruang selama tiga tahun.
c. Sekolah Menengah Atas
Yangdiberikan di sekolah menengah atas adalah aljabar, geometri
ruang, geometri lukis, dan sedikit geometri analitik bidang.Geometri
ruang

tidak

diajarkan

serempak

dengan

geometri

lukis.Geomertilukisadalahilmu yang kurang banyak diperlukan dalam


kehidupan sehingga menjadiabstrakdikalangansiswa.
2.2 Pelaksanaan Pembelajaran Matematika saat Kurikulum Sederhana
Pelaksanaan pada Sekolah Rakyat
Tabel Daftar Jam Pelajaran Berhitung bagi Sekolah Rakyat
Yang berbahasa daerah sampai Kelas III
(Rencana Pelajaran 1947)

Mata Pelajaran
Berhitung

I
6

II
6

Kelas
III IV
7
7

V
7

VI
7

Tabel Daftar Jam Pelajaran Berhitung bagi Sekolah Rakyat


Yang berbahasa pengantar Bahasa Indonesia dari Kelas I
(Rencana Pelajaran 1947)

Mata Pelajaran
I
6

Berhitung

II
6

Kelas
III IV
8
7

V
7

VI
7

Tabel Daftar Jam Pelajaran Berhitung bagi Sekolah Rakyat


Yang diselenggarakan sore hari
(Rencana Pelajaran 1947)

Mata Pelajaran

Kelas
I

Berhitung

A
5

II
B
5

A
5

III
A
B
9
8

B
5

IV
A
8

B
7

Kelas A = Sekolah-sekolah yang berbahasa pengantar bahasa


Indonesiadari kelas I.
Kelas B = Sekolah-sekolah yang berbahasa pengantar bahasa daerah
sampai kelas III.

Tabel Struktur Program dan Pembagian Waktu per Minggu


Bagi sekolah dasar yang menggunakan bahasa pengantar bahasa daerah
di Kelas Is.d. Kelas III

Wardhana / Bidang Studi


PERKEMBANGAN
KECERDASAN
3. Bahasa Daerah
4. Bahasa Indonesia
5. Berhitung
6. Pengetahuan Alamiah

II

Kelas
III IV

9
6
1

8
6
1

5
6
6
2

3
8
6
2

VI

3
8
6
2

3
8
6
2

Tabel Struktur Program dan Pembagian Waktu per Minggu


Bagi sekolah dasar yang menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia dari Kelas I(Rencana
Pendidikan 1964)

Wardhana / Bidang Studi


I
PERKEMBANGAN
KECERDASAN
3. Bahasa Indonesia
4. Berhitung

9
6

II

8
6

Kelas
III IV

9
6

9
6

9
6

VI
Kelas I dan
II, 1 jam
pelajaran:
30 menit;
Kelas III
s.d. VI: 40
menit.

9
6

2.2.2 Pelaksanaan pada Sekolah Menengah Pertama


Tahun 1947 - 1950
Daftar Pelajaran adalah istilah yang digunakan untuk kurikulum,
menggantikan istilah Rencana Pelajaran sejalan dengan berlakunya
Undang-Undang nomor 4 tahun 1950. Hakekat kurikulum tetap
berorientasi pada aplikasi dan pemanfaatan apa yang sudah dipelajari
untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain Daftar Pelajaran
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996: 99), kurikulum SMP
pada masa ini mengenal pembagian jurusan di kelas III yaitu bagian A
(sosial-ekonomi) dan bagian B (Ilmu Pasti).Pembagian jurusan di kelas
III SMP tersebut berjalan terus sampai tahun 1962 ketika ada
pandangan atau ide baru mengenai tujuan pendidikan SMP.
Tabel Struktur Dan Mata Pelajaran
Rencana Pelajaran SMP 1947-1950

Kelas dan JamPelajaran


Kelompok

Mata Pelajaran

II
Ilmu Pasti
II
Ilmu Pasti
II
Ilmu Pasti

II

IIIA

IIIB

Berhitung dan Aljabar

Ilmu Ukur

Sub Jumlah

Tahun 1954
Istilah tujuan yang digunakan dalam Rencana Pelajaran 1954
adalah Maksud dan Tujuan. Maksud menggambarkan apa yang
diinginkan

sedangkan

tujuan

menyatakan

apa

yang

akan

dicapai/dimiliki. Kedua kata tersebut menjadi satu istilah teknis yang


digunakan kurikulum 1954 dan sebelumnya untuk menggambarkan apa
yang dimaksudkan dengan istilah tujuan yang dipakai kurikulum pada
masa kini. Rencana Pelajaran SMP 1954 tidak mencantumkan tujuan
yang akan dicapai oleh kurikulum.
Kurikulum SMP tahun 1954 memiliki jalur atau jurusan. Peserta
didik harus mengikuti pelajaran yang sama selama 2 tahun dan pada
kenaikan ke kelas 3 ditentukan apakah seseorang naik ke kelas III A
(bahasa, ekonomi, sosial) atau ke kelas III B (Ilmu Pasti dan
Pengetahuan Alam). Nilai rapor peserta didik dalam mata pelajaran
terkait menentukan apakah seseorang naik ke kelas A atau B. Mereka
yang memiliki nilai rapor yang memenuhi syarat untuk mata pelajaran
kelompok bahasa, ekonomi dan sosial akan naik ke kelas III A
sedangkan mereka yang memiliki nilai yang memenuhi syarat untuk
mata pelajaran kelompok Ilmu Pasti dan Pengetahuan Alam naik ke
kelas III B.
Mata pelajaran berhitung, aljabar, dan ilmu ukur dalam
kelompok ilmu pasti karena memiliki persamaan posisi teoritik
keilmuan dan karakter materi pelajaran sehingga ada tujuan kelompok
mata pelajaran sedangkan tujuan mata pelajaran disebut dengan istilah
tujuan khusus. Dari dokumen yang diterbitkan oleh Jawatan Pendidikan
Umum Kementerian PP dan K, maksud dan tujuan setiap mata
pelajaran dirumuskan sebagai berikut:

Tabel Kelompok, Maksud dan Tujuan


Rencana Pelajaran SMP 1954

Kelompok Mata
Pelajaran dan Mata
Maksud dan Tujuan
Pelajaran
Kelompok Ilmu
1. Mengajar berpikir secara logis, agar terbentuklah jiwa
Pasti
yang kritis
2. Memupuk kebiasaan untuk menyelesaikan tiap pekerjaan
dengan kebersihan, ketelitian, ketabahan hati serta penuh
rasa tanggung jawab
3. Mengajar mempergunakan segala kecakapan dan
kebiasaan itu dalam kehidupan sehari-hari
1.Berhitung

a. Memelihara dan mempertinggi ketangkasan


ketelitian terutama mengenai berhitung angka
b. Membantu pelajaran Aljabar dan Ilmu Ukur

dan

2.Aljabar

a. Memberi pengetahuan dasar tentang Ilmu Aljabar dan


penggunaannya berhubung dengan Ilmu Ukur, Ilmu
Bumi, Ilmu Hayat, dan lain-lain
b. Meletakkan dasar-dasar pengertian dan pokok
pengetahuan tentang aljabar agar murid-murid dapat
mengikuti pelajaran sebaik-baiknya di SLA

3. Ilmu Ukur

a. Memberi pengetahuan dasar tentang Ilmu Ukur dan


penggunaannya berhubung dengan Ilmu Bumi, Ilmu
Hayat, Menggambar, dan lain-lain
b. Meletakkan dasar-dasar pengertian dan pokok
pengetahuan tentang Ilmu Ukur, agar murid-murid dapat
mengikuti pelajaran sebaik-baiknya di SLA
c. Belajar menyusun suatu uraian yang logis, singkat dan
tepat

Struktur Rencana Pelajaran Dan Mata Pelajaran Smp Tahun 1954


Tabel Ikhtisar Daftar Jam Pelajaran
Rencana Pelajaran SMP Tahun 1954

Kelompok

Mata Pelajaran

II
Ilmu Pasti

II

IIIA

IIIB

Berhitung dan Aljabar

Ilmu Ukur

Sub Jumlah

Rencana Pelajaran SMP 1954 menyediakan petunjuk pelaksanaan


pembelajaran setiap kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran, dan
dinamakan Petunjuk Didaktik. Dalam petunjuk tersebut dikemukakan apa yang
diharapkan dilakukan oleh para peserta didik dan bagaimana guru harus
berbuat sehingga perilaku yang diharapkan dari peserta didik tadi dapat
diwujudkan. Dalam petunjuk didaktik mengenai Aljabar dikemukakan 4
pedoman. Pedoman nomor 3 menyebutkan taraf terakhir dalam pelajaran
aljabar adalah pemecahan persamaan2 tersamar. Hendaklah dipilih soal-soal
yang mengenai kehidupan sehari-hari dengan tidak terlalu hipotetis.
Sedangkan dalam petunjuk didaktik keempat (d) dikemukakan hendaknya ada
hubungan yang rapat antara aljabar dengan matapelajaran lainnya (umpamanya
membaca grafik dalam aljabar merupakan suatu soal yang penting, karena
besar hubungannya dengan matapelajaran lainnya).
Rencana Pelajaran SMP Gaya Baru
Sejalan dengan perubahan politik dan kebijakan pendidikan
maka terjadi perubahan kurikulum SMP. Kurikulum SMP 1962 dan
kemudian diperbaiki menjadi Kurikulum SMP Gaya Baru berubah dalam
struktur kurikulum dibandingkan Kurikulum SMP 1954. Perubahan
pertama adalah penghapusan terhadap penjurusan yang dikenal dalam
kurikulum SMP 1954 dan sebelumnya. Pembagian jurusan di kelas III
SMP yang terbagi atas jurusan A (sosial-budaya) dan B (ilmu Pasti) pada
kurikulum SMP 1954, ditiadakan oleh kurikulum SMP Gaya Baru.
(Kosoh, Sjamsuddin, Hasan, 1993:96).Struktur kurikulum SMP Gaya
Baru didasarkan pada konsep Panca Wardhana. Struktur kurikulum
terdiri atas kelompok dasar, cipta, rasa/karya, dan krida.Kelompok dasar
adalah untuk mengembangkan wardhana pertama yaitu pengembangan
cinta bangsa dan tanah air, moral nasional/ internasional/ keagamaan;
kelompok cipta untuk mengembangkan wardhana kecerdasan; kelompok
rasa/karya untuk mengembangkan wardhana emosional-artistik atau rasa
keharuan

dan

keindahan

lahir-batin;

kelompok

krida

untuk

10

mengembangkan wardhana keprigelan atau kerajinan tangan; sedangkan


pendidikan jasmani untuk mengembaangkan wardhana perkembangan
jasmani. Pengelompokkan ini diikuti dengan pengelompokkan mata
pelajaran.
Dalam kelompok Cipta mata pelajaran matematika tidak
dikenal. Secara tradisional, sebagaimana diwariskan Belanda yang
dikenal adalah kelompok ilmu Pasti bukan matematika. Dalam kelompok
ini terdapat mata pelajaran ilmu Aljabar dan ilmu Ukur. Pemikiran bahwa
pendidikan haruslah berdasarkan disiplin ilmu dan diberi label
sebagaimana

label

disiplin

ilmu

(menurut

pandangan

filosofi

esensialisme) belum berkembang sepenuhnya. Pada masa belakangan


ketika pandangan filosofis perenialisme semakin kuat pengaruhnya
dalam pengembangan kurikulum maka pemikiran pendidikan disiplin
ilmu semakin menjadi andalan sejak dari SD sampai ke SMA. Sesuai
dengan pandangan perenialisme maka label untuk pendidikan disiplin
ilmu tidak perlu menggunakan nama resmi disiplin ilmu yang
bersangkutan dan penggabungan beberapa disiplin ilmu diperkenankan.
Pendekatan perenialisme yang memperkenankan penggabungan berbagai
disiplin melahirkan label mata pelajaran seperti IPA dan IPS.
Tabel Struktur dan Mata Pelajaran
Rencana Pelajaran SMP Gaya Baru

Kelas dan Jam Pelajaran


kelompok

Mata Pelajaran
I

II

III

Ilmu Aljabar

Kelompok
Cipta

Ilmu Ukur

11

2.2.3 Pelaksanaan pada Sekolah Menengah Atas


Tahun 1964
Tabel Ikhtisar Mata Pelajaran Dengan Pembagian Jumlah Jam Dalam Satu
Minggu

Kelas

Kelompok Khusus

Mata pelajaran

Jam
Pelajaran
4

II

Ilmu Pasti

Sosial
III

3
Aljabar & Ilmu Ukur
Analitika

II

Ilmu Ukur Sudut


Ilmu Ukur Ruang

2
1
2

Ilmu Pasti
Aljabar & Ilmu Ukur
Analitika
III

Ilmu Ukur Sudut


Ilmu Ukur Ruang
Aljabar dan Ilmu Ukur
Analitika

II

Ilmu Ukur Sudut


Ilmu Pengetahuan
Alam

III

Ilmu Ukur Ruang


Aljabar dan Ilmu Ukur
Analitika
Ilmu Ukur Sudut
Ilmu Ukur Ruang

3
1
2
3
1
1
3
1
1

Sistem Penilaian
Penilaian hasil belajar siswa dilakukan beberapa kali melalui
ulangan harian, ulangan catur wulan, dan Ujian Penghabisan.Ulangan
harian dan ulangan umum catur wulan dilakukan oleh guru dan dijadikan
sebagai dasar untuk pemberian nilai dalam rapor dan penentuan kenaikan

12

kelas, sedangkan Ujian Penghabisan dikoordinasikan oleh rayon


(karesidenan) untuk menentukan kelulusan siswa. Bentuk soal yang
digunakan adalah soal uraian (esai). Ulangan harian dan ulangan umum
catur wulan dipakai sebagai dasar untuk menentukan apakah seorang siswa
naik atau tinggal kelas. Apabila seorang siswa belum mencapai minimal
nilai 6 dalam ulangan catur wulan, yang bersangkutan mengikut, ulangan
perbaikan (her).
Ujian penghabisan digunakan untuk menentukan kelulusan.
Seorang siswa SMP dapat dinyatakan lulus jika memperoleh nilai rata-rata
6 untuk semua mata pelajaran, diperkenankan maksimal ada nilai 5 (nilai
kurang) sebanyak 4 mata pelajaran atau ekuivalennya (nilai 4 ekuivalen
dengan dua nilai 5). Tidak boleh ada nilai lebih kecil dari pada 4 (nilai 3
disebut angka mati). Maksud dari nlai 3 sebagai angka mati, yaitu bila ada
paling sedikitnya satu nilai 3, maka siswa dinyatakan tidak lulus.
Berapapun nilai rata-ratanya. Ujian penghabisan diselenggarakan oleh
rayon dengan soal yang dibuat oleh Pusat (Inspeksi pusat SMP, Jawatan
Pengajaran, Kementrian Pengajaran dan Kebudayaan).

13

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Sederhana 1947-1964


KELEBIHAN KURIKULUM 1947
KELEMAHAN KURIKULUM 1947
1. Mencerminkan

kesadaran

1. Dibayang-bayangi pendidikan

sebagai bangsa yang berdaulat,

jaman

danmendudukkan

mengarah

sebagai

pendidikan

faktor

penting

dalammemperkokoh berdirinya
negara

Indonesia

penjajahan,

sehingga

pada

pola

pengajaran penjajah.
2. Belum

memiliki

orientasi

melalui

ranah kognitif dan psikomotor

persatuan dan kesatuan untuk

namun lebih dominan ranah

mengusir penjajah.

afektif

2. Memiliki

fungsi

strategis

3. Belum diterapkan di sekolah-

dalam mempersatukan bangsa

sekolah

Indonesia melalui pendidikan

memberikan

sehingga

belum

dampak

pada

3. Kurikulum 1947 mengadopsi

terlaksananya pendidikan dan

dari pengalaman pendidikan

terbentuknya bangsa Indonesia

Indonesia

hingga

dimas

yang

telah

penjajahan,

memudahkan

lalu

sehingga

secara

resmi

dilaksanakan pada tahun 1950

dalam

penyusunannya.
KELEBIHAN KURIKULUM 1952
1. Kurikulum
mengarah

1952
pada

telah
sistem

KELEMAHAN KURIKULUM 1952


1. Karena kurikulum 1952 baru
mengarah

pada

pendidikan nasional, walaupun

pendidikan

belum merata pada seluruh

belum

wilayah di Indonesia, namun

seluruh wilayah Indonesia.

dapat

mencerminkan

suatu

2. Materi

nasional,

sistem

mampu

maka

menjangkau

pelajaran

belum

pemahaman dan cita-cita para

orientasi masa depan, karena

praktisi

yang

pentingnya

pendidikan

akan

pemerataan

diajarkan

kebutuhan

berorientasi

untuk

hidup

pendidikan bagi seluruh bangsa

14

Indonesia.

dimasyarakat saat itu, dengan

2. Pada Kurikulum 1952, materi


pelajaran sudah berorientasi
pada kebutuhan hidup para
siswa,

sehingga

demikian belum memiliki visi


kebutuhan dimasa mendatang.
3. Kurang

membangkitkan

hasil

kreatifitas dan inovasi guru,

pembelajaran dapat berguna

karena setiap mata pelajaran

ketika ditengah masyarakat.

sudah terinci dalam rencana

3. Karena setiap guru mengajar

pelajaran

terurai, hal ini

satu mata pelajaran,

maka

mempersempit kreatifitas dan

memiliki

untuk

inovasi

lebih

keuntungan
menguasai

bidang

guru

perencanaan,

baik

dalam

pelaksanaan,

pengajarannya dengan lebih

maupun menentukan sumber

baik,

materi pelajaran

dari

pada

mengajar

berbagai mata pelajaran.

15

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut :


1. Pembelajaran
pembelajaran

matematika
lebih

pada

menekankan

saat

itu

hafalan

memiliki
dari

pada

karakteristik
pengertian,

menekankan bagaimana sesuatu itu dihitung bukan mengapa sesuatu itu


dihitungnya demikian, lebih mengutamakan kepada melatih otak bukan
kegunaan, bahasa/istilah dan simbol yang digunakan tidak jelas, urutan
operasi harus diterima tanpa alasan.
2. Pelaksanaan pembelajaran matematika saat itu sudah dilaksanakan di
semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah
pertama, dan sekolah menengah keatas. Pembelajaran matematika pada
saat itu yang diajarkan masih sebatas berhitung, aljabar, dan geometri.
3. Setiap kurikulum dalam pelaksanaannya pasti ada kelebihan dan
kekurangan, sama hal nya dengan kurikulum sederhana ini.
Kelebihan kurikulum ini adalah sebagai alat pemersatu bangsa melalui
pendidikan, sedangkan kelemahannya untuk di pendidikannya kurang
memberikan tujuan pendidikan yang jelas.

16

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.

2009.

Perkembangan

Pembelajaran

Matematika.

http://itung-

itungan.blogspot.com/2009/10/perkemabangan-pembelajaranmatematika.html. Diakses tanggal 16 September 2014


Belen, S. 2010. Sejarah Kurikulum SD di Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional
Hasan, Said Hamid. 2010. Perkembangan Kurikulum SMP. Jakarta:Pusat
Kurikulum

Badan

Penelitian

Dan

Pengembangan

Kementerian

Pendidikan Nasional
Naba,

Daeng.

2012.

Kurikulum1947.

http://kangdaengnaba.blogspot.com/2012/08/kurikulum-1947.html.
Diakses tanggal 16 September 2014
Soemantri, Hermana. 2010. Perkembangan Kurikulum Sekolah Menengah Atas di
Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian
Dan Pengembangan Pusat Kurikulum
Tanner D., & Tanner L. N. 1980. Curriculum Development: Theory Into Practice.
New York: MacMillan Publishing. Co. Inc.

17

Вам также может понравиться