TRAFO ARUS

TEORI, APLIKASI, KARAKTERISTIK, PEMILIHAN DAN MASALAH NYA

CT

PT BEBAN
S V

PRIBADI KADARISMAN

PLN UDIKLAT PANDAAN

JAWA TIMUR Maret, 2007
 TRAFO ARUS PENYULANG

PEMAKAIAN TRAFO ARUS :

1. PENYULANG 20 KV PLN DISTRIBUSI
2. PASOKAN 20 KV PLN DISTRIBUSI KE PELANGGAN

20kV PENYULANG 1

150kV ALAT PENGUKURAN / PROTEKSI

PENYULANG 2
TRAFO
SUMBER TENAGA
DI SISTEM KAP = ?
150kV PENYULANG n

ARUS BEBAN PENYULANG ATAU ARUS GANGGUAN YANG

BESAR DAN TEGANGAN TINGGI TIDAK BISA LANGSUNG
DISAMBUNG KE ALAT PENGUKURAN ATAU PROTEKSI

TETAPI HARUS MELALUI “ TRAFO ARUS ”

Pribadi K 1
 TRAFO ARUS PENYULANG

TRAFO ARUS : MENTRANSFER ARUS SISI INSTALASI

PRIMER KE SISI INSTALASI SEKUNDER,
DENGAN RATIO DISESUAIKAN DENGAN
KEPERLUAN
TRANSFER MELALUI KOPLING MAGNETIK

PEMAKAIAN UNTUK : 1. PENGUKURAN

2. PROTEKSI

DIPERLUKAN :
RATIO ARUS TERTENTU
KETELITIAN TRANSFORMASI
KAPASITAS TERTENTU
TINGKAT KEJENUHAN TERTENTU

Pribadi K 2
 TRAFO ARUS PENYULANG

KOMPONEN UTAMA TRAFO ARUS :

1. BENTUK YANG UMUM INTI BESI : RING
Kualitas material inti besi  ketelitian
2. KONDUKTOR BELITAN YANG UMUM : TEMBAGA
Kualitas material konduktor  ketelitian
2. MATERIAL ISOLASI :
Kualitas material  disesuaikan pemakaian
Material isolasi
Butyl Rubbers  sifat isolasinya bagus hanya
Konduktor primer
Konduktor sekunder kekuatan mekanisnya kurang, antara konduktor
primer dan sekunder harus ada penguat
Cycloaliphatic Epoxy (CEP)  ditemukan pada akhir tahun 1970, selain dari sifat
isolasinya bagus untuk instalasi outdoor, tahan lembab, ultraviolet, polusi udara
dan kimia, kekuatan mekanisnya bisa jadi penguat antara konduktor primer dan
sekunder
Aromatic polyurethanes (PUR)  ada 14 tipe yang digunakan untuk isolasi
termasuk trafo arus, 13 tipe dikenal sebagai conventional rubber.
Hydrophobic Cycloaliphatic Epoxy  jenis CEP yang ditemukan pada awal
tahun 2000, isolasinya bagus untuk instalasi outdoor, namanya disingkat HCEP

Ref : Instrument transformer ;Technical Information & Application guide, ABB

Pribadi K 3
 TRAFO ARUS PENYULANG

RATIO TRAFO ARUS UNTUK PENGUKURAN:

DISESUAIKAN DENGAN ARUS BEBAN
YANG MENGALIR DI SISI INSTALASI
PRIMER :
NILAI RATING PRIMER TRAFO ARUS
ARUS BEBAN
0,8
MAKSUD : - ARUS BEBAN MAKS BERADA
PADA ERROR TERENDAH
- ARUS BEBAN OVER BERADA
PADA NOMINAL RATING

SEHINGGA RATIO TRAFO ARUS

(25, 50, 75, 100, 150, 200, 250, 300, 400, 600 ) : 5 (1)

Pribadi K 4
 TRAFO ARUS PENYULANG

KETELITIAN TRAFO ARUS :

UNTUK PENGUKURAN
1. HARUS PUNYA KETELITIAN TINGGI
PADA DAERAH ARUS PENGUKURAN
BEBAN NOMINAL
2. HARUS JENUH PADA ARUS GANG-
GUAN YANG BESAR, UNTUK KEA –
MANAN ALAT UKUR
UNTUK PROTEKSI
1. HARUS PUNYA KETELITIAN / ERROR
KECIL PADA DAERAH ARUS GANG-
GUAN HUBUNG SINGKAT BESAR
2. TIDAK JENUH PADA ARUS GANG-
GUAN YANG BESAR, UNTUK KEAN-
DALAN ALAT PROTEKSI

Pribadi K 5
 TRAFO ARUS PENYULANG

TRANSFER ARUS MELALUI KOPLING MAGNETIK:

ARUS PRIMER  BANGKITKAN  DI
 BESI INTI
Ip is  MENGALIR DALAM RANGKAIAN
MAGNET DI BESI INTI
ALIRAN  YANG BERUBAH-UBAH
 DI BESI INTI MEMOTONG BELITAN
SEKUNDER  INDUKSI GAYA GE-
RAK LISTRIK (GGL)
TAPI BAGAIMANA BILA ADA  DALAM BESI INTI TIDAK BERUBAH ?

PENAMPANG INTI ADALAH BATAS

Ip is JUMLAH GARIS YANG MENGALIR
DI DALAM BESI INTI
GGL DISISI SEKUNDER TERGANTUNG BATAS PERUBAHAN
GARIS YANG MENGALIR DI INTI BESI
Pribadi K 6
 TRAFO ARUS PENYULANG

KAPASITAS TRAFO ARUS :

KARENA TERBATASNYA LUAS PENAMPANG
INTI  TERBATAS PULA JUMLAH GARIS 
 TERBATAS PULA BESARNYA GGL ( ES )
IS

IP Zi Z i = IMPEDANSI DALAM CT
Z Beban
ES VB

( Z Beban + Z i ) = IMP. BEBAN CT

PENGARUH IMPEDANSI BEBAN DI SISI SEKUNDER

TRAFO ARUS MEMPERTAHANKAN RATIO IP / IS
TERBATAS PADA IMPEDANSI BEBAN DI SISI
SEKUNDER  KARENA ES TERBATAS BESARNYA

IMP. BEBAN CT KECIL  ES KECIL

IMP. BEBAN CT BESAR  ES BESAR VA CT = ES x IS
KARENA ES TERBATAS BESARNYA,
MAKA IMP. BEBAN CT TERBATAS
IMPEDANSI BEBAN DI SEKUNDER CT MELAMPAUI BATAS  CT JENUH
Pribadi K 7
 TRAFO ARUS PENYULANG

KAPASITAS TRAFO ARUS ( lanjutan ):

CONTOH :
KAPASITAS TRAFO ARUS : 30 VA, RATIO 100 / 5
In SEKUNDER : 5 A
ES MAX = 30 / 5 = 6 VOLT

TABEL BURDEN DAN TEGANGAN JEPIT ES

KALAU IP = 100 A , MAKA IS = 5 A
IS BEBAN CT ES
() ( VOLT )
IP Zi
0,1 0,5
ES VB
Z 0,2 1,0
Beban 0,3 1,5

0,9 4,5
1,0 5,0
BATAS BURDEN CT 1,2 6,0
Pribadi K 8
 TRAFO ARUS PENYULANG

KAPASITAS TRAFO ARUS ( lanjutan ):

KALAU BEBAN SEKUNDER CT (PENGAWATAN + INSTRUMEN) SUDAH = 1,2 
KEMUDIAN DISISIPKAN LAGI INSTRUMEN LAIN
SEMENTARA ES TERBATAS = 6 VOLT
IS Z instrument tambahan

IP Zi
Z Beban
ES VB

ES
IS = <5A Catatan : Ip tetap 100 A
Z i + Z inst. tambahan + Z beban

ERROR CT  MEMBESAR

KONDISI INI TIDAK DIINGINKAN BAGI PENGUKURAN !!

TETAPI TERJADI DI PLN
Pribadi K 9
 TRAFO ARUS PENYULANG

KETELITIAN TRAFO ARUS :

KETELITIAN CT DARI BERMACAM KELAS :

+/- % kesalahan ratio arus pada +/- % pergeseran fasa pada % arus
Kelas % arus pengenal pengenal, menit (1/60 derajat)
Ketelitian
5 20 100 120 5 20 100 120

0,1 0,4 0,2 0,1 0,1 15 8 5 5

0,2 0,75 0,35 0,2 0,2 30 15 10 10

0,5 1,5 0,75 0,5 0,5 90 45 30 30

1,0 3 1,5 1,0 1,0 180 90 60 60

CT DARI KELAS DIATAS MASIH BANYAK DIPAKAI DI PLN :

KESULITAN DIHADAPI : BILA ARUS BEBAN HANYA  ERROR BESAR :
BEBERAPA % ARUS PENGENAL

KARENA RATIO UNTUK PENGUKURAN = RATIO UNTUK PROTEKSI :

KALAU RATIO KECIL : PENGUKURAN  BAIK
PROTEKSI  GAGAL TRIP
Pribadi K 10
 TRAFO ARUS PENYULANG

KETELITIAN TRAFO ARUS :

KETELITIAN CT KELAS SPESIAL UNTUK PENGUKURAN :
C lass 0,5s dan C lass 0,2s

1,5
1,3
1,1
0,9
0 ,5 +
0,7
0,5
0,3 0 ,2 +
0,1
error

0 ,2 s - x In
-0,1
-0,3 0 ,2 - -
0 ,5 s -
-0,5
-0,7 0 ,5
-0,9
-1,1
-1,3
-1,5
0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 1,1 1,2
pu In

CT KELUARAN TERBARU : RATIO CT UNTUK PENGUKURAN BISA

BERBEDA DENGAN RATIO UNTUK PROTEKSI
JENIS CT BARU : BISA MEMBANTU PECAHKAN MASALAH
PENGUKURAN DAN PROTEKSI DI PLN
Pribadi K 11
 TRAFO ARUS PENYULANG

KEJENUHAN TRAFO ARUS KARENA IP BESAR:

BELITAN PRIMER BELITAN SEKUNDER
BESI INTI
ARUS PRIMER  BANGKITKAN  DI
Ip is BESI INTI
MAKIN BESAR ARUS PRIMER 
MAKIN PADAT  YANG MENGALIR
DI BESI INTI

PADA NILAI ARUS PRIMER TERTENTU  BESI INTI TIDAK CUKUP LAGI
MENAMPUNG  YANG HARUS DIALIRKAN  CT JENUH
CT JENUH  ES TIDAK MAMPU LAGI NAIK
AKIBATNYA ARUS YANG MENGALIR DISISI SEKUNDER CT TIDAK SESUAI
RATIONYA LAGI ATAU
ERROR RATIO MULAI NAIK, BAHKAN PADA KONDISI ARUS PRIMER
YANG BESAR SEKALI OUTPUT SEKUNDER CT BISA MENJADI COLLAPSE

KURVA KEJENUHAN CT DIGAMBARKAN SEBAGAI KURVA ES TERHADAP

ARUS EKSITASI DAPAT DIGAMBARKAN BERIKUT INI

Pribadi K 12
 TRAFO ARUS PENYULANG

KEJENUHAN TRAFO ARUS :

Kurva CT untuk proteksi
ES KEJENUHAN CT PROTEKSI
Knee point > DARI KEJENUHAN CT
UNTUK PENGUKURAN
Kurva CT untuk pengukuran

ADA MANFAAT DARI

BEDA KEJENUHAN INI
Iexct

“CT PENGUKURAN” JENUH PADA ARUS GANGGUAN YANG BESAR

JENUH PADA KONDISI INI SANGAT DIPERLUKAN KARENA OUTPUT ARUS
DI SEKUNDER CT COLLAPSE, SEHINGGA ALAT PENGUKURAN TIDAK
MENJADI RUSAK KARENA DIALIRI ARUS BESAR

“CT PROTEKSI” DIHARAPKAN TIDAK JENUH PADA ARUS GANGGUAN

YANG BESAR, KARENA OUTPUT ARUS DI SEKUNDER DIPERLUKAN
AGAR RELAI PROTEKSI BEKERJA DENGAN PASTI

Pribadi K 13
 TRAFO ARUS PENYULANG

KEJENUHAN TRAFO ARUS :

“CT PENGUKURAN” JENUH PADA ARUS PRIMER SEBESAR ± 2 x In
TETAPI PADA ARUS DIBAWAH SAMPAI DENGAN In, KETELITIANNYA
TINGGI ( HANYA PADA NILAI ARUS BEBAN SAJA )

“CT PROTEKSI” JENUH PADA ARUS PRIMER BESAR YANG SECARA

UMUM PERNYATAAN KEJENUHANNYA SEPERTI CONTOH :

KLAS 5 P 10 : MEMBERI ARTI ERROR ARUS

SEKUNDER SUDAH SAMPAI 5% PADA ARUS
PRIMER SEBESAR 10 x In

KLAS CT YANG BANYAK DIPEROLEH DIPASARAN

5 P 10 , 5 P 20 , 10 P 10 , 10 P 20

BAGAIMANA KALAU ARUS GANGGUAN TERLALU BESAR

SAMPAI MELAMPAUI BATAS KEJENUHAN CT PROTEKSI ?
BAGAIMANA BENTUK GELOMBANG ARUS SEKUNDER CT
SEWAKTU DIALIRI ARUS PRIMER YANG BESAR MELAMPAUI
BATAS KEJENUHANNYA ?

Pribadi K 14
 TRAFO ARUS PENYULANG

KEJENUHAN TRAFO ARUS :

BOLEH DIKATAKAN PERALATAN LISTRIK MENGUKUR NILAI
RMS BESARAN BOLAK BALIK SESUAI FREKWENSI SPEC.

UNTUK FREKWENSI 50 HZ

PENGUKURAN RMS GELOMBANG SINUS

FREKWENSI 50 HZ DINILAI PADA GELOMBANG
SELUAS ½ PERIODA SINUS ITU (10 ms)
10mS

ATAU SAMA DENGAN LUAS NILAI D.C

UNTUK PERIODA 10mS JUGA

NILAI/ LEVEL INI YANG DISEBUT RMS

BAGAIMANA KALAU GELOMBANG SINUS ITU CACAT ?

NILAI RMS NYA MENGECIL

Pribadi K 15
 TRAFO ARUS PENYULANG

KEJENUHAN TRAFO ARUS : RATIO CT ERROR

BATAS JENUH INTI +
RATIO CT NORMAL BATAS JENUH INTI +

ARUS PRIMER ARUS PRIMER

t t

BATAS JENUH INTI -

BATAS JENUH INTI -

ARUS SEKUNDER t ARUS SEKUNDER t

ARUS RMS SEKUNDER C.T ARUS RMS SEKUNDER CT

PROPORTIONAL  O.C TIDAK PROPORTIONAL
KERJA NORMAL O.C BISA TIDAK KERJA

Pribadi K 16
 TRAFO ARUS PENYULANG

KEJENUHAN TRAFO ARUS UNTUK PROTEKSI:

KAPAN KEJENUHAN TRAFO ARUS PENYULANG TERJADI ?
DARI
TRAFO ARUS - RATIO : (50, 75, 100, S/D , 300 ) : 5
- KLAS CT 5 P 10 , 5 P 20
10 P 10 , 10 P 20
- BEBAN SEKUNDER CT AGAK TINGGI
PENYULANG 20 KV DIPASOK DARI SISTEM 150 KV ( JAWA )
MELALUI TRAFO TENAGA 60 MVA

150kV 20kV 30%

7590 A
PENYULANG 1

TRAFO
TENAGA ALAT PENGUKURAN / PROTEKSI
SUMBER
DI SISTEM KAP = 60 MVA UNTUK MENILAI UNJUK KERJA CT
150kV PERLU PENGUKURAN CT SBB :
Pribadi K 17
 TRAFO ARUS PENYULANG

PENGUKURAN KEJENUHAN TRAFO ARUS :

SEBAGAI CONTOH :
S (Slope) = b/a
Vexc Vexc Vexc Iexc Vexc Lengkung Kemaknitan CT
Real Iexc Modif Real Modif Modif
0,00 0,001 0,00 17,26 0,047 18,30 100,00
5,25 0,020 5,23 18,99 0,051 19,90
a
5,50 0,021 5,50 20,89 0,057 20,89 b
10,00
6,05 0,023 6,50 22,97 0,066 22,97
6,66 0,024 7,30 25,27 0,097 26,57
7,32 0,026 8,30 27,80 0,304 29,40 1,00
8,05 0,028 9,20 30,58 0,794 31,58
Vexc
8,86 0,029 9,86 33,64 1,415 32,64
0,10
9,74 0,032 10,72 2,386 33,00
10,72 0,034 11,72 3,000 34,00
11,79 0,036 12,97 3,600 34,60 0,01

12,97 0,038 13,70 5,000 35,10

14,27 0,041 15,40 8,000 35,40
0,00
15,69 0,041 15,80 10,000 37,00 0,001 0,010 0,100 1,000 10,000
Iexc

Pribadi K 18
 TRAFO ARUS PENYULANG

PENGUKURAN KEJENUHAN TRAFO ARUS :

PENGUKURAN TAHANAN DALAM CT, TAHANAN
DAN REAKTANSI BEBAN SEKUNDER CT : RW = 0,20  RB = 0,96 
XB = 0,62 
DARI DATA CT INI, MASUKKAN KE TOOL PEMERIKSA GELOMBANG ARUS DI SEKUNDER CT :

S, VS : DIAMBIL DARI LENGKUNG

masukan
KEMAKNITAN
RW : DARI PENGUKURAN Slope kejenuhan ( S ) S= 15,1 ---

RB : DARI PENGUKURAN Teg, rms pada Ie=10 A Vs = 37 Volt rms

Rasio I-prim / I-sek. N= 80 ---
XB : DARI PENGUKURAN
Resistansi belitan sek. Rw = 0,200 
X/R SISTEM : DARI PERHITUNGAN Resistansi beban sek. Rb = 0,960 
HUBUNG SINGKAT
Reaktansi beban sek. Xb = 0,620 
Offset : DARI KEMUNGKINAN
XthdR =
GANGGUAN TERJADI Rasio X / R system 3,15 ---
SAAT GELOMBANG
Offset Arus sisi Primer Off = 1,00 -1<Off< 1
TEGANGAN = 0,PEAK
ATAU NILAI TERTENTU pu Remanensi (thd Vs) rem = 0,50 ---

REM : REMANENSI INTI CT Arus gang, simetris Primer Ip = 7590 Amp-rms

IP : DARI PERHITUNGAN DENGAN TOOL INI, AKAN DAPAT DIKETAHUI

ARUS GANGGUAN BENTUK CACAT ATAU MASIH BAIK GEL. ARUS
SEKUNDER CT ITU, DEMIKIAN NILAI RMS NYA
Pribadi K 19
 TRAFO ARUS PENYULANG

SEKUNDER TRAFO ARUS JENUH :

Kurva Arus berwarna biru tebal adalah Kurva Arus ideal dari sekunder CT (sesuai ratio)
Kurva Arus berwarna merah tebal adalah Kurva Arus real dari sekunder CT karena kejenuhan inti
Kurva Arus berwarna biru tipis adalah Kurva Arus ideal nilai rms dari sekunder CT (sesuai ratio)
Kurva Arus berwarna merah tipis adalah Kurva Arus real nilai rms dari sekunder CT karena kejenuhan inti

Kurva arus sekunder CT ideal & jenuh

200

100
Amp

-100

-200
-0,01 0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,1
detik

DARI NILAI RMS ARUS SEKUNDER CT YANG LEBIH KECIL DARI YANG
SEMESTINYA  MAKA ARUS INILAH YANG MENGGAGALKAN ATAU
MELAMBATKAN KERJA RELAI O.C DI PENYULANG
ATAU BAHKAN OUTPUT SEKUNDER CT MENJADI COLLAPSE
BILA ARUS GANGGUAN YANG MENGALIR DI PRIMER CT TERLALU
BESAR, SEHINGGA RELAI O.C SAMA SEKALI TIDAK BEKERJA

Pribadi K 20
 TRAFO ARUS PENYULANG

SEKUNDER TRAFO ARUS JENUH :

PERBANDINGAN CT UNTUK PENGUKURAN DAN CT
UNTUK PROTEKSI DI PENYULANG (20 KV)
CT UNTUK PENGUKURAN
NILAI RMS ARUS SEKUNDER CT YANG LEBIH KECIL PADA KONDISI
INTI JENUH  MENYELAMATKAN ALAT UKUR DARI ARUS YANG
TERLALU BESAR YANG MERUSAKKAN
CT UNTUK PROTEKSI
NILAI RMS ARUS SEKUNDER CT YANG LEBIH KECIL PADA KONDISI
INTI JENUH  MENGGAGALKAN / MENGGESER KERJA PROTEKSI

KHUSUS KEJENUHAN CT PROTEKSI PENYULANG TERJADI AKIBAT :

1. ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TERLALU BESAR
RELATIF TERHADAP RATING PRIMER TRAFO ARUS.
2. ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT YANG BESAR DI -
HASILKAN DARI SOURCE YANG BESAR.
3. LEVEL HUBUNG SINGKAT 150 KV YANG TERUS MEMBESAR DAN BER
PEDOMAN PEMBANGUNAN INSTALASI YANG EKONOMIS DIAWALNYA,
MAKA BUS 20 KV DIPASOK DARI TRAFO TENAGA 150 / 20 kV DENGAN
TENAGA 150 / 20 DENGAN KAPASITAS BESAR UNTUK MELAYANI
BANYAK PENYULANG.
Pribadi K 21
 TRAFO ARUS PENYULANG

SEKUNDER TRAFO ARUS JENUH :

DARI BUTIR 3 DIATAS, TERDAPAT MASALAH DALAM
OPERASI DISTRIBUSI :
PEMBANGUNAN INSTALASI YANG EKONOMIS DIDEPAN,
(TRAFO TENAGA BESAR, JUMLAH PENYULANG BANYAK)
TERNYATA MEMBERIKAN KERUGIAN BESAR DI DALAM
OPERASI DISTRIBUSI :
1. TIDAK TERJAMINYA SELEKTIFITAS KERJA RELAI PROTEKSI
ANTARA PENYULANG DAN INCOMING AKIBAT CT JENUH
SEWAKTU DIALIRI ARUS GANGGUAN YANG BESAR.
2. SULIT MENDAPATKAN JAMINAN MUTU TEGANGAN, TER -
UTAMA KEDIP TEGANGAN DI PENYULANG YANG SEHAT
SEWAKTU GANGGUAN H.S DI PENYULANG LAIN.
CATATAN : MASALAH INI DI ILUSTRASIKAN PADA CONTOH DI HALAMAN
SELANJUTNYA
3. PERBAIKAN TERHADAP KEGAGALAN RELAI O.C DENGAN
MEMPERBESAR RATING PRIMER C.T AKAN BERLAWANAN
DENGAN KEPERLUAN PROGRAM LOSSES DISTRIBUSI,
TERMASUK MASALAH SPACE UNTUK CT DIDALAM KUBIKEL.
Pribadi K 22
 TRAFO ARUS PENYULANG

PENYULANG 20 KV PLN (JAWA) DIPASOK DARI :

1 BUAH TRAFO
150 / 20 KV BESAR 20kV PENYULANG 1

150kV

PENYULANG 2
TRAFO ALAT PENGUKURAN / PROTEKSI
SUMBER TENAGA
DI SISTEM 60 MVA
150kV YANG
TERUS PENYULANG n
MEMBESAR

SELAIN BISA MEMBUAT RELAI O.C PENYULANG GAGAL BEKERJA, GANGGUAN

HUBUNG SINGKAT DI PENYULANG 1, AKAN MEMBERI DAMPAK KEDIP TEGANGAN
DI PENYULANG LAIN YANG SEKIAN BANYAKNYA TERSAMBUNG DI BUS 20 KV
YANG SAMA

KALAU TRAFO DIPERBESAR LAGI  BREAKING CAPACITY PMT HARUS JUGA

DIPERBESAR  MAHAL
LALU HARUS BAGAIMANA ! ?
Pribadi K 23
 TRAFO ARUS PENYULANG
PENYULANG 20 KV PLN (JAWA) DIPASOK DARI :
2 BUAH TRAFO
150 / 20 KV KECIL BUS 1 PENYULANG 1 - 1
20kV

150kV

TRAFO PENYULANG n - 1
TENAGA ALAT PENGUKURAN / PROTEKSI
SUMBER @ 30 MVA
DI SISTEM
150kV YANG PENYULANG 1-2
TERUS
MEMBESAR

BUS 2
20kV PENYULANG n- 2

DENGAN JUMLAH PENYULANG YANG SAMA DI SUATU G.I, GANGGUAN

PADA PENYULANG 1-1 : 1. ARUS GANGGUAN KECIL  CT TIDAK JENUH.
2. KEDIP TEGANGAN TIDAK TERLALU DIRASAKAN OLEH
PENYULANG YANG DIPASOK TRAFO LAIN.
Pribadi K 24
 TRAFO ARUS PENYULANG
PETA TEGANGAN SISTEM DISTRIBUSI SEWAKTU GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

Amper Sudut Amper Sudut

0,0 -122,4 0,0 -45,6

Amper Sudut
0,0 -143,9 0,0 -165,6 TEGANGAN BUS 20 KV, BUS 2 MASIH
0,0 96,1
20 kV
0,0 74,4 BISA DIKATAKAN UTUH SAAT GANG-
432,6 -67,7
0,0 -135,0 2 0,0 3,1 GUAN PENYULANG DI 4-2
432,6 172,3
1
432,6 52,3
0,0 -132,3 4-1
kVolt Sudut
Amper Sudut
11,3 -76,9
3244,6 -67,7
11,3 -100,7
3244,6 172,3
11,3 -92,8
3244,6 52,3
kVolt Sudut 0,0 -90,0 3 0,0 -90,0

84,4 -0,6
4-2

84,4 -120,6
150 kV 20 kV
84,4 119,4 Amper Sudut
kVolt Sudut PERHATIKAN TEGANGAN BUS 20 KV,
0,0 108,7 3244,6 -67,7
BUS 3 SEDANG KEDIP SAAT GANG-
7,5 -147,1
3244,6 172,3 GUAN PENYULANG DI 4-2
7,5 -156,2
3244,6 52,3
7,5 -175,1
0,0 0,0
PERHATIKAN PULA ARUS GANGGU-
0,0 -159,8 AN PENYULANG DI 4-2  CT PENYU-
LANG TIDAK JENUH

Pribadi K 25
 TRAFO ARUS PENYULANG
CARA LAIN TURUNKAN LEVEL HUBUNG SINGKAT DI SISTEM DISTRIBUSI 20 KV

20kV PENYULANG 1

150kV 66 kV

PENYULANG 2
INTER TRAFO ALAT PENGUKURAN / PROTEKSI
SUMBER BUS TRAFO TENAGA
DI SISTEM 100~300 MVA 30 MVA
150kV YANG
TERUS PENYULANG n
MEMBESAR

PENYULANG KONSUMEN BESAR 66 KV

PENYULANG TRANSFER ANTAR AREA DENGAN 66 KV

DENGAN TRAFO
INTER BUS
1. TRAFO INTER BUS 150 KV KE 66 KV MENJADI PEMBATAS ARUS GANGGUAN DI
PENYULANG 20 KV  KOORDINASI OCR PENYULANG – INCOMING SELEKTIF
2. KONSUMEN BESAR YANG DIPASOK MELALUI 66 KV, PEMASOK BISA MEMBERI
JAMINAN KEDIP LEBIH CEPAT DIBANDINGKAN MELALUI PENYULANG 20 KV
Pribadi K 26
 TRAFO ARUS PENYULANG
CARA LAIN TURUNKAN LEVEL HUBUNG SINGKAT DI SISTEM DISTRIBUSI 20 KV

3. TRANSFER ANTAR AREA MELALUI 66 KV AKAN BISA MEMBERI BATASAN

TANGGUNG JAWAB PERHITUNGAN LOSSES YANG JELAS DIBANDINGKAN
TRANSFER MELALUI PENYULANG 20 KV
4. PASOKAN KE SUATU AREA KOTA BISA DENGAN JARINGAN LOOP 66 KV,
JARINGAN LOOP INI DISUNTIK DAYA LISTRIK DARI SISTEM 150 KV MELALUI
INTERBUS TRAFO 150 / 66 KV DENGAN DAYA ANTARA 100 ~ 300 MVA SESUAI
KEBUTUHAN BEBAN AREA KOTA TERSEBUT

66 KV
66 KV
150 KV
20 KV 20 KV
20 KV
IBT TRAFO IBT
20 KV 20 KV
TENAGA
TRAFO
TENAGA

66 KV

Pribadi K 27
 TRAFO ARUS PENYULANG
CARA LAIN TURUNKAN LEVEL HUBUNG SINGKAT DI SISTEM DISTRIBUSI 20 KV

5. KARENA AREA KOTA DENGAN JARINGAN LOOP 66 KV, MAKA JARINGAN

DISTRIBUSI 20 KV MENJADI TERBATAS PANJANGNYA  TEGANGAN UJUNG
AKAN LEBIH BAIK, SEKSI PENYULANG YANG TINGGI FREK GANGGUANNYA
LEBIH MUDAH DIKENALI, MEMPERKECIL KEMUNGKINAN SIMPATETIK TRIP.
6. KARENA JELAS BATAS DAN KUALITAS PASOKAN DAYA LISTRIK DI AREA
KOTA DENGAN LOOP 66 KV INI, INVESTOR ASING AKAN TERTARIK, BAH -
KAN SISTEM SEPERTI INI SANGAT SIAP UNTUK DIJUAL KEPADA INVESTOR
(V.O.C).

CARA DIATAS PERLU :

a. KETETAPAN DIREKSI PLN TENTANG AKTIFKAN SISTEM TEGANGAN 66 KV

UNTUK DAPAT DIKELOLA OLEH UNIT PLN DISTRIBUSI
b. PENGUASAAN ENGINEERING SISTEM TEGANGAN 66 KV DI DISTRIBUSI
BAIK UNTUK GARDU INDUK, TRANSMISI DAN PENGOPERASIANNYA.
BILA TERLAMBAT PENGUASAAN ATAU TIDAK SAMA SEKALI, MAKA DUKUNGAN KE-
PADA BUTIR 6 DIATAS MAKIN KUAT, TETAPI BILA BERTAHAN DENGAN PASOKAN
DISTRIBUSI TETAP SEPERTI YANG ADA  ADA KENDALA SELEKTIFITAS PROTEKSI

HARAPAN KEPADA PLN, ADA PERBAIKAN SISTEM SECARA TEKNIS YANG

MUDAHKAN OPERASI PLN DISTRIBUSI TETAPI TETAP MILIK BANGSA TERCINTA
Pribadi K 28
 TRAFO TEGANGAN ( PENGUKURAN )

RATIO TRAFO TEGANGAN ( 20.000 / √ 3 ) / ( 110/ √ 3 ), ATAU

( 20.000 / √ 3 ) / ( 100/ √ 3 ), ATAU
( 20.000 ) / ( 100 )

PEMASANGAN TRAFO TEGANGAN

1. FASA – TANAH ( 3 BUAH ) HUBUNGAN BINTANG ( Y )
2. FASA – FASA ( 2 BUAH ) HUBUNGAN V

SECARA UMUM DI PLN : ( 3 BUAH ) HUBUNGAN BINTANG ( Y )

R S T
( 20.000 / √ 3 )
PRIMER

SEKUNDER
( 100/ √ 3 )
r s t

Pribadi K 29
 TRAFO TEGANGAN ( PENGUKURAN )
SISTEM PENGUKURAN DI KUBIKEL G.I
PENYULANG 1 2 3 4 5 6 7

BUSBAR

METER 1 METER 7
PT PT

PENGAWATAN SEKUNDER PT METER INCOMING

INCOMING
1. BAGAIMANA LEVEL TEGANGAN
SEKUNDER PT DI METER 7 ?
2. BANDINGKAN PULA DENGAN BANDINGKAN DENGAN LEVEL
LEVEL TEGANGAN DI METER TEGANGAN DI METER 1 YANG
INCOMING YANG BEGITU DEKAT DENGAN PT
DEKAT DENGAN PT

3. JUMLAH PENGUKURAN SEMUA METER PENYULANG

BISA < DIBANDINGKAN PENGUKURAN METER INCOMING
Pribadi K 30
 TRAFO TEGANGAN ( PENGUKURAN )
SISTEM PENGUKURAN DI KUBIKEL G.I
TEGANGAN SEKUNDER PT PER FASA 100 / √ 3 Volt = 57,735 Volt

TEGANGAN DI METER UJUNG DROP MENJADI = 55 Volt

( SEKUNDER CT & METER DIANGGAP AKURAT )

PEMBACAAN METER MENJADI =

55
X 100 % = 95,263 %
57,735
ATAU TIDAK TERBACA
( 100 % – 95,263 % ) = 4,737 %  INI BARU DI G.I SAJA

KELAS KETELITIAN PT  BAIK

KELAS KETELITIAN CT  BAIK
KELAS KETELITIAN METER  SANGAT BAIK (ELEKTRONIK CLASS 0,2) !!

ADA MASALAH INI ? KALAU ADA, PERNAH DITELITI ?

Pribadi K 31
 TRAFO TEGANGAN ( PENGUKURAN )
PEMBAHASAN DIATAS
HANYA MASALAH BESARAN
LISTRIK DI SISI SEKUNDER

APA MASALAH DISISI PRIMER :

1. RATING PRIMER ( CT )
- Dipilih berdasarkan arus beban ( untuk pengukuran )
- Dipilih berdasarkan arus gangguan hubung singkat ( untuk
proteksi )  sekunder CT collapse sewaktu gangguan H.S ?

2. KELAS ISOLASI ( PT & CT )

- Dipilih berdasarkan level tegangan sistem
- Dipilih berdasarkan sistem pentanahan netral
- Dipilih berdasarkan lokasi pemasangan (indoor, outdoor,
ultraviolet, polusi debu, kimia dll )

Pribadi K 32
 TRAFO ARUS
TEORI, APLIKASI, KARAKTERISTIK, PEMILIHAN DAN MASALAH NYA

DARI PEMBAHASAN DISAMPAIKAN

- PRINSIP DASAR BERKENAAN DENGAN
PERMASALAHAN DI PLN SECARA UMUM
- DENGAN BAHASA YANG SEDERHANA
- DIHARAPKAN ADA PERSAMAAN PENDAPAT
UNTUK SELESAIKAN MASALAH

NAMUN BILA TERDAPAT PENYAMPAIAN YANG TIDAK

BERKENAN / KELIRU / BEDA PENDAPAT ATAU LAINNYA

MOHON DAPAT DIMAAFKAN

TERIMA KASIH

Pribadi K 33