Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENYAKIT GINGIVA
&
PERIODONTAL
E
T
I
O
L
O
G
I
PENGERTIAN
E
T
I
O
L
O
G
I
E
T
I
O
L
O
G
I
Pengguna obat-obatan
tertentu
Inflamasi kronis
Masalah estetis
Masalah oral
higiene
Pembesaran kombinasi
Rasa Sakit
E
T
I
O
L
O
G
I
FAKTOR-FAKTOR ETIOLOGI
PENYAKIT GINGIVA & PERIODONTAL
P LAK DENTAL
E
T
I
O
L
O
G
I
Kesehatan periodonsium
merupakan keseimbangan populasi
bakteri dgn pejamu tanpa
menimbulkan kerusakan yg
tidkterperbaiki pd bakteri a pejamu.
E
T
I
O
L
O
G
I
Plak Subgingival
Secara morfologis
E
T
I
O
L
O
G
I
Gambar 1. Gambar
mengenai hubungan
antara plak/bakteri
dengan permukaan gigi
dan jaringan periodontal
T
I
O
L
O
G
I
1.
E
T
O
L
G
I
Tekanan Elektrostatis
Tekanan Hidrofobik
Permukaan Hidroksiapatit didominasi o grup
posfat (PO4-) sec. langsung a tdk langsung
berinteraksi dgn makromolekul saliva & cairan sulkural
bermuatan listrik (+).
Pelikel fungsi sbg penghalang proteksi btindak
sbg pelumas perm. & mencegah desikasi (pengeringan)
jaringan.
Pelikel substrat kemana bakteri sekitarnya akan
melekat.
E
T
I
O
L
O
G
I
2.
Contoh:
E
T
I
O
L
O
G
I
E
T
I
O
L
O
G
I
3.
- tekanan hidrofobik
- tekanan elektrostatis
- tekanan vander walls
E
T
O
L
O
G
I
E
STRUKTUR & SIFAT FISIOLOGIS PLAK DENTAL
T
I
O
L
O
G
I
E
T
I
O
L
O
G
I
PLAK YG BERKAITAN
DGN/MELEKAT KE JARINGAN
MELEKAT KE GIGI
- KOKUS
- BATANG
- BAKTERI BATANG
GRAM(+)
S.mitis
S. sanguis
A. viscosus
A. naeslundii
SPESIES
E.gingivalis
E
T
I
O
L
O
G
I
T
I
O
L
O
G
I
E
T
O
L
O
G
I
O
L
E
T
2. Hipotesa Plak
Spesifik
O
L
O
G
I
T
I
O
L
O
G
I
E
T
I
Periodonsium sehat 13 %
Gingivitis 40 %
Periodontitis juvenil lokalisata 65 %
Periodonsium stadium lanjut 74 %
O
G
I
streptococcus :
- strept. Sanguis
- strept. Mitis
Spesies gram negatif :
- prevotella intermedia
- Capnocytophaga
- A. Viscous
- A. Naeslundii
- fusobacterium nucleatum
- neisseria
E
T
Veilonella
Spirokheta (sedikit)
Bakteri batang motil
O
L
O
G
I
E
T
I
O
L
O
G
I
Spesies gram-positif
Spesies gram-negatif
- Spesies yg fakultatif
- Spesies anaerob
56%
44%
59%
41%
- Camphylobacter
E
KOMPOSISI PD GINGIVITIS KEHAMILAN
T
I
O
L
O
G
I
Prevotella intermedia
Spirokheta
E
KOMPOSISI PD PERIODONTITIS BERKEMBANG
LAMBAT
T
I
O
L
O
G
I
Porphyromonas gingivalis
Bacteroides forsythus
Prevotella intermedia
Camphoylobacter rectus
Eikenella corredens
Fusobacterium nucleatum
A.actinomycetemcomitans
Spesies treponema
Eubacterium
O
L
O
G
I
E
KOMPOSISI PD PERIODONTITIS
PRA PUBERTAS
T
I
O
G
I
Porphyromonas gingivalis
Prevotella intermedia
Aa
Fusobacterium nucleatum
T
I
O
L
O
G
I
E
T
SPESIES
KOLAGENASE
P. Gingivalis
A. actinomycetemcomitans
P. Gingivalis
A. actinomycetemcomitans
KERATINASE
Treponema denticola
P. Gingivalis
ARISULFATASE
C. Rectus
P. Gingivalis
NEURAMINIDASE
C. Rectus
P. Gingivalis
Bacteroides forsythus
O
G
I
P. Gingivalis
P.intermedia
E
T
KALKULUS
O
G
I
E
T
I
O
L
O
G
I
1. Klasifikasi
Kalkulus Dental massa terkalsifikasi atau
berkalsifikasi yg melekat ke permukaan
gigi asli maupun gigi tiruan.
Dibedakan atas : a. Kalkulus supragingival
b. Kalkulus subgingival
E
T
I
O
L
O
G
I
a. Kalkulus Supragingival
Lokasi : koronal dari tepi gingiva
Visibel
Warna putih atau kuning keputih-putihan
Konsistensi keras seperti batu apung
Pembentukan cepat terutama pd sisi oral insisivus RB
Warna dipengaruhi substansi yg berkontak dgnnya mis.
Tembakau, pigmen makanan.
Lebih banyak menumpuk di perm. Vestibular gigi molar RA
o.k permukaan itu setentang dgn duktus Stensen dan
permukaaan oral gigi anterior RB o.k setentang dgn duktus
Wharton
Pd keadaan ekstrimm membentuk struktur mirip seperti
jembatan melewati papila interdental gigi yg bertetangga
atau menutupi perm. Oklusal gigi yg tdk punya antagonis
fungsional.
E
T
I
O
L
O
G
I
b. Kalkulus Subgingival
Lokasi : Apikal dr krista tepi gingiva
Non Visibel
Warna coklat tua atau hitam kehijau-hijauan.
Konsistensi keras seperti batu api dan sangat melekat erat
ke perm. gigi
Dulu dinamakan juga sbg kalkulus serumal
Bila gingiva resesi, kalkulus subgingiva dpt diklasifikasikan
menjadi kalkulus supragingival.
E
T
I
O
L
O
G
I
2. Komposisi
Komponen anorganik kalkulus supragingival :
- 75,9 % kalsium posfat
- 3,1 % kalsium karbonat
- sejumlah kecil magnesium posfat & mineral lain.
Komponen anorganik kalkulus :
- kalsium (39%)
- posfor (19%)
- CO21,9%)
- Magnesium (0,8%)
- Sejumlah kecil natrium, stronsium, brom,
tembaga, tungsten, emas, alumunium, fluor,
silikon.
2/3 komponen anorganik berbentuk kristal a.l :
- hidroksilapatit (58%)
- magnesium whitockite (21%)
- oktakalsium posfat (21%)
- brusit (9%)
E
T
I
O
L
O
G
I
E
T
I
O
L
O
G
I
E
T
I
O
L
O
G
I
4. Pembentukan Kalkulus
- Kalkulus melekat ke plak dental termineralisasi Plak
Lunak menjadi keras o.k. Pengendapan garam mineral pd
hari 1 14 dari pembentukan plak.
- Kalsifikasi berlangsung 4 8 jam mencakup
pengikatan ion-ion kalsium ke senyawa karbohidrat
protein dari matriks organik dan pengendapan kristal
garam posfat.
- Kalsifikasi terjadi sepanjang permukaan dalam plak
supragingival yg berbatasan dgn gigi membentuk fokusfokus terpisah fokus membesar, menyatu membentuk
massa kalkulus padat, bakteri berfilamen bertambah,
perubahan basofil menjadi eusionofil.
- Kalkulus dibentuk lapis demi lapis, setiap lapis dipisahkan
oleh kutikula tipis yang tertanam dlm kalkulus dan
terkalsifikasi
E
T
Klasifikasinya :
(1). Individu pembentuk kalkulus banyak
(2). Individu pembentuk kalkulus sedang
(3). Individu bukan pembentuk kalkulus
Rata-rata banyaknya kalkulus yg terbentuk per
harinya pd individu pembentuk kalkulus : 0,10%
-0,15%.
O
L
O
G
I
E
T
I
O
L
O
G
I
E
T
I
O
L
O
G
I
O
G
I
E
T
M ATERI
ALBA
O
G
E
T
D EBRIS
MAKANAN
O
G
I
E
T
S Tein Dental
O
G
I
E
T
I
O
L
O
G
I
S Tein coklat
E
T
I
S Tein Tembakau
O
G
I
E
T
I
O
L
O
G
I
S Tein Hitam
S Tein Hijau
T
I
O
G
I
S Tein Oranye
T
I
O
L
O
G
I
E
T
I
O
L
O
G
I
S Tein Logam
E
T
I
S Tein
Klorheksidin
O
L
O
G
I
F aktor Iatrogenik
Adalah :
kesalahan pada restorasi dan protesa, yang bisa
berperan dalam menyebabkan inflamasi gingiva
perusakan jaringan periodontal.
dan
T epi Restorasi
Tepi tumpatan yg mengemper (overhanging) turut
berperan dlm terjadinya inflamasi gingiva & perusakan
periodontal o.k :
merupakan lokasi ideal bagi penumpukan plak
mengubah keseimbangan ekologis sulkus ggv ke
arah yg menguntungkan bagi organisme anaerob
gram-negatif yg menjadi penyebab penyakit
periodontal.
Restorasi yg
mengemper (klinis)
Restorasi yg mengemper
(radiografis)
ontur Restorasi
Restorasi (Pontik) yg
overkontur
O klusi
Restorasi yg tdk sesuai dgn pola oklusal akan
ahan Restorasi
D esain GTSL
GTSL mempermudah penumpukan plak bila
disainnya menutup gingiva.
Gigi tiruan yg terus dipakai siang-malam
menginduksi lebih banyak plak dibandingkan gigi
tiruan yg hanya digunakan siang hari saja.
Kenyataan ini menunjukkan pentingnya pemel.
o.h bagi pemakai gigi tiruan utk mencegah terjadinya
gangguan thd gigi yg ada dan periodonsiumnya.
Klamer pd GTSL yg
menyebabkan gingivitis
Perawatan Ortodonsi
Perawatan ortodonsi bisa berperan dalam menimbulkan penyakit atau kelainan
pada periodonsium dengan berbagai cara yaitu :
etensi Plak
Inflamasi gingiva pd
pemakai ortodonti cekat
Inflamasi gingiva pd
pemakai ortodonti cekat
I mpaksi Makanan
Adalah :
terdesaknya makanan secara paksa ke
periodonsium oleh tekanan oklusal.
Impaksi makanan bisa terjadi pada permukan interproksimal atau pada
permukaan vestibular/oral.
Kegagalan dalam mendeteksi dan menyingkirkan impaksi makanan bisa
menjadi sumber gagalnya perawatan periodontal.
M ekanisme
Terdesaknya makanan secara normal dihalangi o
keutuhan & lokasi kontak proksimal, kontur marginal ridge &
developmental groove, dan kontur perm. vestibular & oral.
Hubungan kontak proksimal yg utuh & ketat mencegah
tdesaknya makanan secara paksa ke interproksimal.
Lokasi kontak penting dlm mencegah terjadinya impaksi
Lokasi kontak proksimal yg optimal dalam arah servikooklusal adalah pada diameter mesiodistal terbesar gigi,
dekat ke krista marginal ridge.
Dekatnya titik kontak ke dataran oklusal mengurangi
kecenderungan tjadinya impaksi makanan pd embrasur
oklusal yg lebih kecil.
Tidak adanya kontak atau kontak proksimal yg tidak baik
kondusif bagi terjadinya impaksi makanan.
A. Hilangnya M3 menyebabkan
pergeseran M2 ke distal
B. Bolus makanan akan
didesak oleh tonjol gigi M1
RB ke arah ruangan yg
terbentuk akibat
bergesernya M2 RA ke
distal
K ebiasaan Buruk
Kebiasaan buruk merupakan faktor yg terlibat dlm
terjadi & bkembangnya penyakit periodontal.
Keberadaan kebiasaan yg tdk diduga sebelumnya terungkap
pd pasien yang tidak memberi respon yang baik terhadap
perawatan periodontal.
Beberapa diantara kebiasaan buruk tersebut a.l :
Hiperplasaia ggv yg
dihubungkan dgn kebiasaan
bernafas dari mulut
M endorong-dorongkan Lidah
Dilakukan dgn cara menekankan lidahnya kuat-kuat ke
gigi terutama gigi anterior secara tetap.
Pd waktu mengunyah dimana seharusnya bagian
dorsal lidah menekan ke palatum dan ujung lidah
berada di belakang gigi-gigi maksila, lidahnya justru
ditekankan ke gigi anterior.
Kebiasaan ini menimbulkan tek. lateral berlebihan
mencederai periodonsium juga mnyebabkan berserak
& miringnya gigi anterior + gigitan terbuka (open bite)
pada daerah anterior, posterior, atau premolar.
engunaan Tembakau
N eurosis
Yang termasuk kebiasaan neurosis :
- menggigit-gigit bibir, pipi menyebabkan
penempatan mandibula yg ekstrafungsional
- menggigit-gigit tusuk gigi, kuku, atau pensil/ballpoint.
- Kebiasaan mendorong-dorongkan lidah
Permukaan yg khas pd
bagian insisal dihubungkan
dgn okupasi
adiasi
S uprakontak
Ad. kontak yg dpt mhalangi perm. oklusal lainnya
mencapai kontak stabil dgn banyak titik kontak.
Ada beberapa tipe suprakontak:
(1) suprakontak retrusif (retrusive supracontacts),
yaitu suprakontak yg mendefleksikan mandibula
pd penutupan ke posisi retrusi
(2) suprakontak interkuspal (intercuspal sprcontacts),
yaitu suprakontak yg mhalangi penutupan
mandibula ke posisi interkuspal (intercuspal
position / ICP)
Terjadinya suprakontak bisa karena beberapa sebab :
(1) pembuatan restorasi g.t. tanpa memperhatikan
oklusi yg baik; (2) maloklusi & malposisi gigi; (3)
tdk digantinya gigi yg hilang
S udut Faset
Gigi mengalami keausan atau atrisi (attrition) akibat
berkontaknya gigi dengan gigi tetangganya pada
waktu berfungsi atau pd kebiasaan parafungsi
(bruksim).
Dataran okusal atau insisal gigi yg mengalami atrisi
dinamakan faset (facets).
Faset horizontal cenderung mengarahkan tekanan
searah as vertikal gigi, yg mudah diadaptasi oleh
periodonsium. Sebaliknya faset vertikal mengarahkan
tekanan ke arah lateral, yang berpotensi mencederai
periodonsium.
enyakit Nutrisi
Defisiensi Vit. C
Disamping menyebabkan scurvy, def. Vit. C
dikaitkan peny. periodontal mperhebat respon ggv
thd plak dan mperparah oedema, pembesaran, dan
pendarahan yg tjadi akibat inflamasi
Hipotesa mengenai mekanisme berperannya vit. C
pd penyakit periodontal:
(1) Level vitamin C mpengaruhi metabolisme
kolagen mpengaruhi kemampuan regenerasi
jaringan
(2) Defisiensi vit. C mhambat pembentukan tulang
kehilangan tulang
enyakit Nutrisi
D iabetes Mellitus
Kehamilan
Sebelum
partus
Sesudah
partus
Seperti tumor
Kontrasepsi Hormonal
Perubahan yang diakibatkan oleh kehamilan yang
dikemukakan di atas bisa pula terjadi pada wanita yang
menggunakan kontrasepsi hormonal (bentuk pil, implan,
atau suntikan) untuk jangka waktu lebih dari satu
setengah tahun.
enyakit Darah
L eukemia
A nemia
Anemia ad. defisiensi kuantitas maupun kualitas darah
yg dimanifestasikan dgn berkurangnya jumlah eritrosit
& hemoglobin. Ada 4 tipe, yaitu:
(1) anemia makrositik hiperkromik (pernicious anemia);
(2) anemia mikrositik hipokromik (iron def. anemia);
(3) sickle cell anemia;
(4) anemia normositik-normokromik (hemolytic/aplastic)
Anemia aplastik turut berperan dlm etiologi penyakit
gingiva dan periodontal. Pada tipe anemia ini
kerentanan gingiva terhadap inflamasi meningkat karena
terjadinya neutropenia
enyakit yg Melemahkan
G angguan Psikosomatik
O bat-Obatan
Beberapa jenis obat menginduksi hiperplasia gingiva noninflamasi a.l :
(1) fenitoin atau dilantin (antikonvulsan) perawatan epilepsi;
(2) siklosporin (imunosupresif) untuk mencegah reaksi
tubuh pada pencangkokan anggota tubuh;
(3) nifedipin, diltiazem, dan verapamil penghambat kasium
(calcium blocker) untuk perawatan hipertensi
menginduksi hiperplasia gingiva bukanlah obatnya
melainkan metabolit obat.
Mekanisme penginduksian hiperplasia gingiva oleh obatobatan tersebut di atas atau oleh metabolitnya belumlah jelas
betul, namun terlepas dari mana yang paling berperan ada
beberapa hipotesa yang dikemukakan:
phenitoin
siklosporin
(1) Pengaruh obat/metabolit secara tidak langsung.Obat/metabolit menstimulasi diproduksinya IL-2 oleh
sel-T, atau diproduksinya metabolit testosteron oleh
fibroblas gingiva menstimulasi proliferasi dan/atau
sintesa kolagen oleh fibroblas gingiva;
(2) Pengaruh obat/metabolit secara langsung.
Obat/metabolit sec. langsung menstimulasi proliferasi
fibroblas gingiva, sintesa protein, dan produksi kolagen;
(3) Penghambatan aktivitas kolagenase.
Obat/metabolit mhambat aktivitas kolagenase
penghancuran matriks akan terhambat;
(4) Penghambatan degradasi kolagen.
Obat/metabolit menstimulasi terbentuknya kolagenase
fibroblastik inaktif, dengan akibat degradasi kolagen
akan terhambat;
(5) Faktor genetis.