Вы находитесь на странице: 1из 3

E.

Masalah-Masalah Komunikasi antar anggota Kesehatan Terkait Management


Patient Safety ( Kejadian Tidak Diharapkan )

Tulisan sering digunakan oleh dokter yang merawat pasien untuk memberikan instruksi
kepada petugas kesehatan lainnya misalnya dokter ruangan atau perawat/ bidan untuk
melaksanakan pengobatan atau pemeriksaan penunjang. Pada dasarnya penulisan rekam
medik merupakan sumber informasi tentang pasien yang dibuat bukan hanya untuk penulis
tetapi juga bagi semua pihak yang terlibat dalam penanganan pasien pada saat tersebut atau di
masa mendatang. Masalah yang sering timbul adalah tulisan yang sulit dibaca oleh petugas
lainnya, bahkan kadang-kadang penulis sendiri pada kesempatan berikutnya tidak dapat
membaca kembali tulisannya. Kerugian yang dapat ditimbulkan adalah, dokter lain tidak
dapat memahami situasi pasien dengan baik sehingga tidak dapat melanjutkan perawatan
dengan baik. Perawat atau bidan juga tidak dapat membaca instruksi yang seharusnya
dilakukan. Pada akhirnya pasien akan terlambat mendapatkan penanganan. Instruksi yang
baik selain dituliskan juga seharusnya dibicarakan dengan petugas yang akan melakukan
instruksi tersebut, baik dokter ruangan atau perawat/bidan yang menangani pasien
tersebut.Penulisan yang tidak jelas membuat suasana kerja menjadi terganggu, dan perasaan
kesal dapat timbul. Tidak jarang klarifikasi melalui telepon perlu dilakukan, padahal
pembicaraan melalui telepon terkadang tidak mudah dilakukan karena koneksi yang buruk
atau dokter tidak mengaktifkan pesawat teleponnya. Bila tidak dapat berkomunikasi dengan
pemberi instruksi, sebagian petugas menunda pekerjaan tersebut, atau menduga-duga
instruksi apa yang harus dilaksanakan. Instruksi yang kurang jelas dan tidak diklarifikasi
dapat berakibat fatal bagi pasien.

Resep menjadi salah satu bentuk informasi dari dokter kepada petugas apotik untuk
memberikan obat kepada pasien. Mengingat obat selain dapat menyembuhkan pasien tetapi
juga bersifat racun, maka tulisan dokter harus dapat dibaca dengan mudah, baik macam obat
maupun angka yang menyatakan dosis obat.9 Kesalahan pemberian obat bukan hanya milik
penulis resep, tetapi bisa juga disebabkan oleh si pemberi obat. Kesalahan bisa terjadi karena
pemberi obat tidak dapat membaca tulisan dengan baik, tetapi kemudian memberikan obat
yang mirip tulisannya tanpa melakukan konfirmasi kepada dokter. Konfirmasi tidak
dilakukan karena malas atau sulit menghubungi, atau dokter tidak mencantumkan nomor
teleponnya di kertas resep.
Kesalahan lain adalah mengganti obat dengan obat yang serupa tanpa melakukan konfirmasi
dengan dokter penulis resep. Kesalahan ini biasanya dilakukan oleh petugas apotik yang
bukan apoteker, misalnya asisten apoteker atau petugas apotik yang sebenarnya tidak
mempunyai wewenang untuk melakukan hal tersebut. Tanggungjawab sepenuhnya tentunya
berada pada penanggungjawab apotik tersebut.
Surat edaran biasanya dipakai oleh manajemen rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya
untuk menginformasikam suatu kebijakan baru atau perubahan kebijakan. Informasi dengan

cara ini kadang-kadang tidak cukup, perlu ditunjang dengan cara komunikasi yang lain
misalnya pertemuan khusus atau pelatihan/workshop, bergantung kepada sifat informasi itu
sendiri. Bila informasi bersifat sederhana, tidak diperlukan pertemuan khusus, tetapi bila
informasi tersebut menuntut perubahan perilaku petugas kesehatan, diperlukan pertemuan
khusus berbentuk ceramah tanya-jawab, atau bila lebih kompleks diperlukan pelatihan atau
lokakarya.
Masalah komunikasi interpersonal antar petugas kesehatan dapat terjadi pada proses
pemberian layanan kesehatan bagi pasien di bangsal rawat atau di klinik rawat jalan. Masalah
di klinik rawat jalan relatif lebih sedikit, karena petugas yang terlibat juga relatif sedikit. Jenis
petugas yang terlibat antara lain dokter, perawat atau bidan, ahli gizi atau konselor, petugas
pemeriksaan penunjang, serta petugas apotik dan administrasi. Namun bila pasien
memerlukan penanganan oleh beberapa ahli, tentunya diperlukan komunikasi antara dua atau
lebih dokter.
Selama ini komunikasi antar dokter lebih banyak menggunakan tulisan, kecuali pada pasien
yang dirawat kadang-kadang dilakukan konferensi kasus yang tentunya melibatkan
komunikasi verbal dan non-verbal.
Di bangsal rawat situasi lebih kompleks karena selain dokter yang merawat pasien ada dokter
ruangan, perawat/ bidan jaga serta petugas laboratorium dan apotik. Masalah yang ada
biasanya timbul berdasarkan persepsi masing-masing petugas. Dokter menyatakan bahwa
pada umumnya perawat tidak menjalankan instruksi dengan benar tetapi tidak merasa
bersalah, perawat sering salah menginterpretasikan perintah atau tidak menjalankan perintah.
Antar dokter sering tidak ada negosiasi rencana terapi, juga sebagian dokter tidak mau tahu
terapi yang diberikan oleh sejawat lainnya, merasa tidak ada pembagian tugas yang jelas
sehingga terjadi saling lempar tanggungjawab. Perawat mengeluh tulisan dokter sulit dibaca,
dan mereka sering cepat-cepat meninggalkan ruangan sehingga tidak terjadi klarifikasi
instruksi, juga terjadi hambatan psikologis yang mengakibatkan mereka enggan
menyampaikan kesulitan mereka.
Ada beberapa hal yang patut dicermati antara lain:

instruksi yang diberikan kurang jelas dan petugas yang diberikan instruksi tidak minta
klarifikasi,
tidak terjadi interaksi verbal sama sekali, biasanya antar dokter ahli kecuali bila ada
konferensi kasus,
pemberi instruksi tidak meyakinkan bahwa instruksinya dimengerti oleh petugas,
dokter ahli tidak menganggap dokter ruangan, perawat/ bidan sebagai mitra kerja,
masih lemahnya aturan mengenai hak dan tanggungjawab masing-masing petugas kesehatan.

Secara umum setiap petugas kesehatan dituntut untuk mempraktikkan cara-cara komunikasi
interpersonal yang baik termasuk komunikasi verbal dan non-verbal. Tidak berbeda dengan
bila menghadapi pasien, setiap petugas kesehatan seyogyanya menerapkan keterampilan
komunikasi inter-personalnya bila berhadapan dengan sesama petugas kesehatan.
Komunikasi tertulis hendaknya ditunjang dengan penulisan yang jelas, dan bila perlu
didukung oleh komunikasi verbal dan non-verbal yang sesuai. Menciptakan situasi yang
nyaman dalam lingkungan kerja perlu dilakukan dan sebenarnya sangat mudah dilakukan bila
semua petugas kesehatan menyadari bahwa hasilnya akan sangat bermanfaat bagi pasien
yang telah memberikan amanah kepada mereka, bukan kepada orang lain, untuk merawat.

Вам также может понравиться