Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Di susun Oleh:
Fajar Nugroho
Galih Ribet
Hermawan Cahya Kusuma
Ilham Aldyanto
Ismira Suryaningsih
H0712075
H0712086
H0712096
H0712100
H0712103
A. Latar Belakang
Kimia hasil pertanian merupakan suatu ilmu yang mempelajari susunan
kimia, struktur, dan sifat-sifat alami dari hasil pertanian dan mempelajari
perubahan yang terjadi pada hasil pertanian tersebut apabila diberikan
perlakuan tertentu kepada hasil pertanian tersebut, seperti pengemasan,
pengeringan dan lain-lain. Bahan pangan khususnya yang berasal dari hasil
dari hasil pertanian merupakan hal terpenting dalam kehidupan kita.
Ketersediaan bahan pangan tidak haya memperhatikan jumlahnya saja tapi juga
nilai-nilai gizi dari bahan tersebut. Agar kebutuhan pangan masyarakat
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan gizi yang telah ditentukan maka perlu
diketahui unsur-unsur kimia apa saja yang terdapat dalam ahan tersebut
sehingga dapat dicegah perubahan-perubahan yang mungkin akan terjadi jika
bahan tersebut diberikan perlakuan sehingga tidak mempengaruhi jika
dikonsumsi. Oleh sebab itu perlu suatu ilmu yang mempelajari tentang
komposisi-komposisi kimia yang ada dalam bahan. Salah satunya adalah Kimia
Hasil Pertanian yang memepelajari susunan atau struktur dan sifat-sifat dari
unsur-unsur kimia hasil pertanian dan perubahan-perubahan yang tejadi pada
unsur tersebut apabila diberi perlakuan tertentu terhadap hasil pertanian.
Tujuan dari mempelajari Kimia Hasil Pertanian adalah untuk mencegah
segala bentuk kerusakan yang terjadi pada unsur-unsur kimia bahan hasil
pertanian sehingga produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan si
pemakainya. Sedangkan secara ekonomi yaitu untuk mencapai suatu sasaran
yaitu nilai ekonomi dari produk tersebut tetap tinggi. Komposisi kimia dari
bahan hasil pertanian terdiri dari unsur makroelemen dan mikroelemen.
Makroelemen terdiri dari kelomppok gizi seperti karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral, sedangkan mikro elemen terdiri dari hormon dan pigmen
tau zat warna. Semua unsur-unsur tersebut mudah sekali mengalami kerusakan
yang disebabkan oleh terjadinya reaksi kimia didalam baan atau akibat faktor
lingkungan. Kerusakan tesebut menyebabkan berkurangnya nilai gizi dari
unsur tersebut selain itu juga menyebabkan perubahan bahan secara fisik
seperti tekstur, flavour maupun warna.
BAB II
ISI
A. Komposisi Kimia Hasil Pertanian
1. Air
Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat
manusia dan fungsinya tidak pernah dapat digantikan oleh senyawa lain. Air
juga merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat
mempengaruhi penampakan, tekstur serta cita rasa makanan kita. Bahkan
dalam bahan makanan kering sekalipun, seperti buah kering, tepung, serta
biji-bijian terkandung air dalam jumlah tertentu.
Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan acceptability,
kesegaran, dan daya tahan bahan itu. Selain merupakan bagian dari suatu
bahan makanan, air merupakan pencuci yang baik bagi bahan makanan
tersebut atau alat-alat yang akan digunakan dalam pengolahannya. Sebagian
besar dari perubahan-perubahan bahan makanan terjadi dalam media air
yang ditambahkan atau yang berasal dari bahan itu sendiri. Kandungan air
dari suatu bahan pangan perlu diketahui terutama untuk menentukan
persentase zat-zat gizi secara keseluruhan. Dengan diketahui kandungan
airnya maka dapat diketahui berat kering dari bahan yang biasanya konstan.
Penetapan kadar air secara tepat sebenarnya sulit dilakukan karena air
dalam bahan pangan ada yang terikat secara fisik dan ada yang terikat secara
kimia. Disamping itu ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi hasil
penetapannya, antara lain :
a. Kemungkinan adanya bahan lain yang mudah menguap dan ikut
menguap bersama air pada waktu yang dikeringkan.
b. Kemungkinan bahan terurai yang menghasilkan air sehingga kadar air
lebih besar dari yang sesungguhnya.
c. Kemungkinan dalam bahan telah terjadi reaksi dengan udara, misalnya
terjadi oksidasi dari lemak atau minyak sehingga menyebabkan berat
bahan bertambah dan berakibat hasil analisis lebih kecil dari yang
sesungguhnya.
Pemilihan terhadap metoda tertentu ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
a. Bentuk air yang terdapat (terikat, bebas)
b. Sifat bahan pangan yang dianalisis (apakah mudah terurai atau
teroksidasi)
c. Jumlah relatif air yang terdapat dalam bahan pangan
d. Kecepatan analisis
e. Ketepatan yang diinginkan
f. Ketersediaan peralatan dan biaya yang diperlukan
1) Penentuan Kadar Air
Penetapan kandungan air dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Hal ini tergantung pada sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar
air dilakukan dengan mengeringkan bahan dalam oven pada suhu 1051100 C selama 3 jam atau sampai didapat berat konstan. Selisih berat
sebelum dan setelah pengeringan adalah banyaknya air yang diuapkan.
Penentuan kadar air dari bahan-bahan yang kadar airnya tinggi dan
mengandung senyawa-senyawa yang mudah menguap (volatile) seperti
sayuran dan susu, menggunakan cara destilasi dengan pelarut tertentu.
Air yang mempunyai berat jenis lebih besar ada dibagian bawah,
sehingga jumlah air yang diuapkan dapat dilihat pada skala tabung
Aufbauser tersebut.
Untuk bahan dengan kadar gula tinggi, kadar airnya dapat diukur
dengan menggunakan refraktometer disamping menentukan padatan
terlarutnya pula. Dalam hal ini, air dan gula dianggap sebagai komponenkomponen yang mempengaruhi indeks reflaksi.
Disamping cara-cara fisik, ada pula cara-cara kimia untuk
menentukan kadar air. Mc Neil mengukur kadar air berdasarkan volume
gas asetilen yang direaksikan dari reaksi kalsium karbida dengan bahan
yang akan diperiksa. Cara ini dipergunakan untuk bahan-bahan seperti
sabun, tepung, kulit, bubuk biji panili, mentega, dan sari buah. Karl
disebut dengan air bebas. Air tipe ini mudah diuapkan dan dapat
dimanfaatkan untuk pertumbuhan mikroba dan media bagi reaksireaksi kimiawi.
d. Tipe IV adalah air yang tidak terikat dalam jaringan suatu bahan atau
air murni, dengan sifat-sifat air biasa dan keaktifan penuh.
Kandungan air dalam bahan makanan mempengaruhi daya tahan
bahan makanan terhadap serangan mikroba yang dinyatakan dengan aw
yaitu jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Berbagai mikroorganisme mempunyai aw minimum
agar dapat tumbuh dengan baik. Isoterm sorpsi air bahan pangan dapat
diperoleh dengan dua cara :
1) Bahan makanan dengan kadar air yang diketahui dibiarkan mencapai
keseimbangan dengan sisa ruang dalam wadah tertentu yang tertutup
sangat rapat. Tekanan uap parsial uap airnya diukur dengan
manometer atau RH dari sisa ruang tersebut diukur dengan
higrometer listrik. Dengan demikian kita mendapatkan data
hubungan kadar air dengan RH dalam keadaan keseimbangan atau
dengan aw dari bahan makanan.
2) Sampel dalam jumlah kecil diletakaan pada beberapa ruangan yang
tetap RH-nya. Setelah keseimbangan tercapai, kadar air bahan
kemudian diukur secara gravimetris atau cara lain. Dengan demikian
kita mendapatkan hubungan antara kadar air bahan dan RH dalam
keadaan keseimbangan.
Pada pengeringan bahan makanan, terdapat dua tingkat kecepatan
penghilangan air. Pada awal pengeringan, kecepatan jumlah air yang
hilang per satuan waktu tetap, kemudian akan terjadi penurunan
kecepatan penghilang air persatuan waktu. Hal ini berhubungan dengan
jenis air yang terikat dalam bahan.
2. Protein
Kata protein berasal dari Yunani yang artinya adalah pertama atau
utama. Protein merupakan suatu polimer yang dibangun oleh asam amino.
Pada semua organisme, setiap protein memiliki fungsi yang berbeda-beda,
yang luar biasa semua protein itu dibangun oleh asam-asam amino yang
mempunyai struktur dasar yang sama tapi berbeda fungsi. Kegunaan
protein:
1) membentuk jaringan baru dalam masa pertumbuhan dan perkembangan
tubuh
2) memelihara jaringan tubuh, memperbaiki serta mengganti jaringan yang
aus, rusak, atau mati
3) menyediakan asam amino yang diperlukan untuk membentuk ezim
pencernaan dan metabolisme serta antibodi yang diperlukan
4) mengatur keseimbangan air yang terdapat dalam tiga kompartemen yaitu
intraselular, ekstraselular, dan intarvaskular
5) mempertahankan kenetralan (asam-basa) tubuh
a. Struktur Asam Amino
Asam amino merupakan turunan asam karboksilat dengan gugus amina.
Jadi setiap molekul asam amino sekurang-kurangnya terdapat dua gugus
fungsi, yaitu gugus karboksil (- COOH) dan gugus amina (-NH2). Semua
asam amino yang ditemukan pada protein memiliki ciri yang sama, gugus
karboksil dan amina diikat pada atom karbon yang sama. Secara umum
struktur asam amino bentuk alfa adalah
seperti pada kulit luar, rambut, bulu, kuku dan tanduk. Selain itu
juga berfungsi sebagai penyangga kekuatan dan pemberi bentuk
seperti pada tulang, tulang rawan, urat, dan lapisan kulit sebelah
dalam.
b) Protein Globular
Merupakan rantai polipeptida yang berlipat dengan rapat sehingga
bentuk bulat yang kompak. Protein globular dapat berupa enzim,
protein dalam darah, anti bodi, hormon, sebagai komponen, sebagai
komponen membran, dan ribosom.
2. Protein berdasarkan fungsinya
a) Enzim
Enzim merupakan protein globular yang memiliki aktifitas katalis
(berfungsi sebagai katalisator). Contohnya : tripsin, riboniklease.
b) Protein Transport
Protein transport di dalam plasma darah akan mengikat, dan
membawa molekul atau ion spesifik dari satu organ ke organ yang
lain. Contohnya adalah hemoglobin dalam sel darah merah akan
mengikat oksigen dan membawa oksigen itu ke jaringan periferi.
c) Protein Nutrisi dan Penyimpan Makanan
Beberapa
protein
berguna
sebagai
penyimpanan
makanan.
Elastin
merupakan
protein
dari
persendiaan
yang
f) Protein Pertahanan
Antibodi merupakan protein khusus yang dibuat oleh limpfosit
yang dapat mengenali, mengendapkan, dan menetralisasi serangan
bakteri, virus atau protein asing. Fibrinogen dan trombin
merupakan protein penggumpal darah yang berfungsi dalam proses
pembekuan darah.
g) Protein Sebagai Pengatur
Contohnya hormon insulin merupakan protein yang mengatur
metabolisme gula dalam darah.
h) Fungsi Lain Protein
Banyak protein lain yang fungsinya tidak mudah diklasifikasikan.
Seperti monellin yang merupakan protein pada tanaman yang
sangat manis. Resilin pada persendian sayap serangga. Protein anti
beku pada darah ikan antartika yang melindungi darah dari
pembekuan.
3. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan simpanan energi bagi tumbuh-tumbuhan
berupa senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton yang
mempunyai rumus empiris CnHnOn. Sumber kalori utama bagi hampir
seluruh penduduk dunia, khususnya pada negara berkembang adalah
karbohidrat seperti beras, jagung, gandum, umbi-umbian, sagu, pisang dan
kentang. Tetapi jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram hanya 4
Kal/gr bila dibandingkan dengan protein dan lemak. Karbohidrat merupakan
sumber kalori yang murah, selain itu beberapa golongan karobidrat
menghasilkan serat-serat (dietary fiber) yang berguna bagi sistem
pencernaan.
Karbohidrat memiliki peranan penting dalam menetukan karakteristik
bahan makanan, seperti rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan di
dalam tubuh karbohidrat berguna untuk:
1) Menyediakan energi bagi tubuh
2) Mencegah timbulnya ketosis
Buah
Coklat, kelapa, beri
Sayur
Wortel, kentang, kacang
tanah dan sayur akar-akaran
serta kacang-kacangan
Serealia
Gandum,
padi,
sorgum
dan serealia lainnya
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas, antara lain :
1. Air juga merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air
dapat mempengaruhi penampakan, tekstur serta cita rasa makanan.
2. Penentuan kadar air dilakuakan dengan berbagai cara sesuai dengan sifat
bahan baik dengan pengovenan maupun refraktometer.
3. Keberadaan air dalam bahan pangan terdiri dari air bebas dan air terikat yang
dibagi terdiri dari empat tipe.
4. Protein merupakan suatu polimer yang dibangun oleh asam amino.
5. Protein berdasarkanbentuk terdiri dari protein serat dan globular.
6. Karbohidrat merupakan simpanan energi bagi tumbuh-tumbuhan berupa
senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton yang mempunyai rumus
empiris CnHnOn.
7. Jenis-jenis karbohidrat yakni monosakarida, oligosakarida dan polisakarida.
8. Lignin merupakan salah satu komponen penyusun tanaman yang bersama
dengan sellulosa dan bahan-bahan serat Iainnya membentuk bagian struktural
dan sel tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Baliwati, Yayuk Farida. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Buckle, K. A., dkk. 1987. Ilmu Pangan. Penerbit UI-Press. Jakarta
Darwis, Djaswir.1884. Biokimia Dasar I. Padang : Universitas Andalas
Poedjiadi, Anna dan F.M Titin Supriyanti. 2005. Dasar-Dasar Biokimia.
Universitas Indonesia : Bandung.
Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi.
Bandung : ITB.
Sutresna, Nana. 2002. Kimia Untuk SMU Kelas III. Bandung: Grafindo Media
Pratama.
Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan Dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama :
Jakarta