Вы находитесь на странице: 1из 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan makalah Ilmu Bedah Khusus Hewan yang
berjudul Mamectomy dan Mastectomy. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
kepada dosen pembimbing yang telah memberi kami waktu untuk menyelesaikan
makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini tentunya banyak kesulitan yang kami
hadapi, tetapi alhamdulillah kami dapat menyelesaikannya.

Kami tahu dalam

penyelesaian tugas ini, masih banyak yang belum sempurna, oleh karena itu kami
harapkan saran dan masukan dari dosen atau siapapun yang ahli dalam bidangnya,
sehingga pembahasan mengenai makalah Ilmu Bedah Khusus ini akan menjadi lebih
baik lagi. Karena itu kami berharap semoga pembahasan makalah ini dapat menjadi
sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

Malang, 18 Oktober 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
BAB I...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN....................................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang.................................................................................................. 3
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................. 3
1.3. Tujuan............................................................................................................. 3
1.4. Manfaat.......................................................................................................... 4
BAB II..................................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................ 5
2.1. Pengertian dan Indikasi Mamectomy dan Mastectomy..................................................5
2.2. Prosedur Operasi Mamectomy dan Mastectomy..........................................................6
2.3. Prosedur Post Operasi Masectomy dan Mastectomy.....................................................7
BAB III.................................................................................................................... 9
PENUTUP................................................................................................................ 9
3.1.

Kesimpulan................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Tumor kelenjar mammae adalah tumor ganas (malignant) atau jinak (benign) pada
kelenjar mammae (Tilley & Smith 2004). Persentasi kejadian penyakit tumor mammae
pada hewan, terutama anjing cukup tinggi. Hingga saat ini, penanggulangan penyakit
tumor umumnya dilakukan dengan tindakan operasi, penggunaan radiasi, dan
kemoterapi. Sistem pengobatan dengan kemoterapi dan radiasi memiliki beberapa
kelemahan, antara lain karena sifat toksiknya dapat menurunkan fungsi fisiologis organorgan tubuh lainnya. Penyakit tumor atau neoplasma merupakan salah satu masalah
dalam dunia medis yang sangat penting untuk segera ditangani. (S.Gunanty. dkk, 2009)
Penyebab tumor sangat bervariasi dan sangat komplek sehingga dalam
penanganannya pun sangat sulit, apalagi biasanya hewan yang terkena penyakit ini
dibawa ke dokter hewan setelah stadium lanjut. Pada umumnya untuk mengatasi
penyakit tumor ini, dapat dilakukan dengan cara operasi, yaitu operasi mamectomy
maupun mastektomy.
1.2. Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan Mamectomy dan Masectomy?


Bagaimana Indikasi dan Kontra Indikasi Mamectomy dan Masectomy?
Bagaimana prosedur operasi dan perawatan post operasi pada Mamectomy dan
Masectomy?

1.3. Tujuan

Untuk mengetahui apa pengertian dari Mamectomy dan Mastectomy?


Untuk mengetahui bagaimana Indikasi dan Kontra Indikasi pada Mamectomy dan

Masectomy?
Untuk mengetahui bagaimana prosedur operasi dan perawatan post operasi
Mamectomy dan Masectomy?

1.4. Manfaat
Mahasiswa lebih mengetahui apa yang dimaksud dengan Masectomy dan
Mamectomy, bagaimana prosedur operasinya serta bagaimana perawatan post operasi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian dan Indikasi Mamectomy dan Mastectomy


Mamectomi adalah operasi pengangkatan tumor untuk lokasi tumor yang berada
pada pusat mammae yang ukuran tumornya lebih besar dari 1cm, atau ada indikasi yang
menunjukkan adanya perlekatan terhadap kulit di atasnya atau jaringan subkutan lainnya.

Sayatan berbentuk elips dibuat disekitar kelenjar dengan batas 2 cm dari kulit, jaringan
subcutan dan lapisan superficial dari fascia dinding abdomen juga dilepaskan
Mastectomy adalah suatu tindakan operasi untuk mengambil/mengangkat masa
neoplasia lebih dari satu kelenjar mammae. Mastectomy dibagi menjadi beberapa metode
yaitu :
1. Mastectomy regional adalah pelepasan daerah kranial mammae (kelenjar 1 hingga 3)
atau daerah caudal mammae (kelenjar 3 hingga 5) dari rantai mamaria. Mastectomy
regional dilakukan untuk indikasi jika kelenjar consective telah terkena tumor.
Prosedur operasinya menyerupai Mamectomy kecuali sayatan yang berbentuk elips
dilakukan pada keseluruhan area yang dibuang.
Indikasi :
- Ketika lokasi massa pada mammae terletak diantara 2 glandula
- Multiple tumor
2. Mastectomy radikal dilakuakan jika massa mammary yang bermultiflikasi
menghalangi dilakukan tindakan pembuangan kelenjar secara individual atau
Mastectomy regional, maka dilakukan dengan cara menghilangkan jaringan
mammae dan rectus fascia, muskulus dan limfa nodul.
Mastectomy radikal dilakukan dengan membuat sayatan eliptical disekitar jaringan
kelenjar yang akan dibuang. Arteri Caudal superficialepigastric beserta venanya
dapat dengan mudah dikenali, diligasi dan dipisahkan. Pemotongan berlanjut kearah
cranial hingga mencapai 2 cm dari batas keseluruh tumor dan lapisan Subcutaneus
dibatasnya dan juga lapisan Fascial superficial (Fossum, 2002).
Indikasi :
- Tumor mammae yang mengakar pada jaringan dibawahnya
- Tindakan diambil jika ada chronic suppurative mastitis
- Gangrenous mastitis dan neoplastic / hyperplastic condition of the undder
3. Unilateral mastectomy dilakukan untuk tumor yang terjadi dalam beberapa
kelenjar dari satu midline kadang-kadang lebih cepat dan lebih mudah untuk
melakukannya dibandngkan mastectomy lainnya.
Indikasi
- Menghilangkan semua jaringan mammae dari 1 sisi midline
- Jika masih bisa dilakukan 1 insisi maka tidak perlu dilakukan insisi elips

2.2. Prosedur Operasi Mamectomy dan Mastectomy


1. Buat insisi berbentuk elips di sekitar glandula mammae yang terdapat massa, minimal
1 cm dari tumor.

2. Kemudian lanjutkan insisi hingga jaringan subcutan sampai ke fascia dinding


abdomen bagian luar. Hindari melakukan insisi pada jaringan mammae. Hal ini tidak
mungkin dilakukan karena jaringan mammae saling menyatu di antara dua glandula
yang saling berdekatan. Garis tengah untuk memisahkan mammary chain terlihat
jelas.
3. Kontrol hemoragi pada daerah superficial dengan elektrokoagulasi, hemostat, atau
ligasi.
4. Lakukan eksisi secara bersamaan dengan mengangkat tepi insisi dan membedah
jaringan subcutan dari daerah pectoral sampai rectus fascia secara perlahan. Lakukan
tarikan ketika melakukan insisi pada kulit yang diangkat untuk memudahkan
pembedahan.
5. Lakukan insisi pada jaringan lemak inguinal dan limfonodul dengan glandula
mammae di daerah inguinal. Eksisi fascia jika tumor telah menginfeksi jaringan
subcutan.
6. Lanjutkan pembedahan sampai pembuluh darah utama (A. epigastricus superficial
cranial et caudal) pada glandula ditemukan. Isolasi dan ligasi pembuluh darah
tersebut.
7. Ligasi A. epigastricus superficial cranial yang menembus M. rectus abdominis di
antara caudal thorax dan cranial abdomen glandula mammae.
8. Ligasi A. epigastricus superficial caudal yang berada pada jaringan lemak inguinal
dekat cincin inguinal.
9. Ligasi percabangan pembuluh darah yang memvaskularisasi glandula mammae
pertama dan kedua dari thorax setelah ditemukan pada M. pectoralis.
10. Irigasi luka dan evaluasi untuk abnormalitas jaringan. Kurangi tepi luka dan tarik kulit
menuju pusat luka dengan jahitan simple continous. Jika deadspace meluas,
tempatkan alat penyedot atau penrose untuk mencegah akumulasi cairan.
11. Tautkan tepi kulit dengan pola jahitan subcutaneous atau subcuticular pada jarum
berujung segitiga yang dilanjutkan dengan jahitan continous atau interrupted.
(Fossum, 2002)

2.3.
Post
Masectomy

Prosedur
Operasi
dan
Mastectomy
Prosedur

post-operatif pasca tindakan mastectomy dan mamectomy bertujuan untuk memberikan


dukungan terhadap proses penyembuhan pasien secara optimal pasca operasi. Pasca
pengangkatan jaringan massa pada kelenjar mammae segera dilakukan evaluasi secara
histologis. Apabila diperlukan hewan diberikan analgesik untuk meringankan rasa sakit
dan terapi cairan. Berikan balutan perban pada area abdomen untuk mengisolasi,
mengompres jaringan mati, dan menyerap cairan luka. Perban diganti setiap hari pada 2 3 hari awal pasca operasi untuk menjaga lingkungan luka tetap kering. Lakukan
pemberian Neck collar untuk mencegah hewan menjilati luka operasi dan batasi
pergerakan hewan Lakukan inspeksi adanya inflamasi, pembengkakan, pengeringan,
seroma, dan nekrosis. Apabila dilakukan pemberian penrose untuk proses drainase luka
maka cabut penrose ketika cairan yang keluar dari luka sudah dalam kuantitas yang kecil
(3-5 hari pasca operasi). Perban dan jahitan pada luka secara umum dapat diambil pada
hari ke 5-7 dan hari ke7-10 secara berturut-turut pasca operasi. Pasien operasi dengan
jenis tumor malignan dilakukan evaluasi ulang setiap 3-4 bulan untuk mengetahui
apakah adanya metastasis ke jaringan sekitar (Fossum, 2002). Prognosis akan semakin
rendah apabila tumor yang diderita hewan telah mengalami metastasis, berjenis tumor
invasif, atau tumor dengan ukuran diameter lebih dari 2-3 cm (Tobias, 2010)

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan
Mamectomy dan masectomy merupakan tindakan operasi yang dilakukan ketika
terjadi tumor atau kanker pada kelenjar mammae. Mamectomy dilakukana untuk operasi
8

pengangkatan tumor yang lokasi tumornya berada pada pusat mammae yang ukuran
tumornya

lebih

besar

dari

1cm.

Sedangakan

Mastectomy

dilakukan

untuk

mengambil/mengangkat masa neoplasia lebih dari satu kelenjar mammae. Mastectomy


dibagi menjadi bebrapa metode antara lain mastectomy regional, mastectomy radikal dan
mastectomy unilateral. Metode operasi mastectomy dan mamectomy hampir sama, yang
membedakan adalah daerah yang akan dioperasi dan jumlah galndula mammary yang
akan diangkat. Perawatan pasaca operasi harus diperhatiakan dilkukan pergantian perban
secara teratur serta diberikan analgesik untuk mengurangi rasa sakit

DAFTAR PUSTAKA
Fossum, T.W. 2002. Small Animal Surgery. Fourth Edition. Mosby Inc. USA.
S, Gunanti., Bambang, P.P., Ietje W., Ros, SUmarny. 2009. Pengobatan Penyakit Tumor
Mammae Melalui Operasi (Mastektomi dan Ovariohisterectomi) dan Kombinasinya
(Tanaman Herbal) Pada Hewan. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. ISSN 0853-4217

Tilley LP dan Smith FW. 2004. The 5-Minute Veterinary Consult. Philadelphia: Lippincott
Williams and Wilkins.
Tobias, K. M. 2010. Manual of Small Animal Soft Tissue Surgery. Wiley-Blackwell: USA.

10

Вам также может понравиться