Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
B1 (Breathing)
Pada inspeksi didapatkan pasien batuk, peningkatan produksi sputum, sesak napas,
penggunaan otot bantu napas dan peningkatan frekuensi pernapasan. Auskultasi bunyi
napas tambahan seperti ronki pada pasien dengan peningkatan produksi secret dan
kemampuan batuk yang menurun yang sering didapatkan pada pasien strok dengan
penurunan tingkat kesadaran (koma). Pada pasien dengan tingkat kesadaran
komposmentis, pengkajian inspeksi pernapasannya tidak ada kelainan. Palpasi torak
didapatkan taktil vremitus seimbang kanan dan kiri. Auskultasi tidak didapatkan bunyi
napas tambahan.
B2 (Blood)
Pengkajian pada system kardiovaskuler didapatkan renjatan (syok hipovolemik) yang
sering terjadi pada pasien stroke. Tekanan darah biasanya terjadi peningkatan dan dapat
terjadi hipertensi massif (tekanan darah >200mmHg)
B3 (Brain)
Disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggungjawab untuk menghasikan bicara).
Atraksia (ketidakmampuan dalam melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya),
seperti terlihat ketika pasien mengambil sisir dan berusaha untuk menyisir rambutnya
Lobus frontal : kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis didapatkan Stroke
menyebabkan berbagai deficit neurologis, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah
mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan aliran darah
kolateral (sekunder dan aksesori). Lesi otak yang rusak tidak dapat membaik
sepenuhnya. Peningkatan B3 (Brain) merupakan pemeriksaan focus dan lebih lengkap
dibandingkan pengkajian pada system lainnya
Pengkajian tingkat kesadaran
Kualitas kesadaran pasien merupakan parameter yang paling mendasar dan parameter
yang paling penting yang membutuhkan pengkajian. Tingkat keterjagaan pasien dan
respon terhadap lingkungan adalah indikator yang paling sensitif untuk disfungsi system
perhatian terbatas, kesulitan dalam pemahaman, lupa dan kurang motivasi yang
menyebabkan pasien ini menghadapi masalah prustasi dalam program rehabilitasi
mereka. Depresi umum terjadi danmungkin diperberat oleh respon alamiah pasien
terhadap penyakit katastrofik ini.Masala psikologis lain juga umum terjadi dan
dimanifestasikan oleh emosi yang labil, permusuhan, prustasi, dendam dan kurang
kerjasama.
Strok hemisfer kanan didapatkan hemiparase sebelah kiri tubuh, penilaian buruk dan
mempunyai kerentanan terhadap sisi kolateral sehingga kemungkinan terjatuh ke sisi
berlawanan tersebut. Pada strok hemisfer kiri, mengalami hemiparese kanan, perilaku
lambat dan sangat hati-hati, kelainan bidang pandang sebelah kanan, disfagia global,
afasia dan mudah frustasi.
Pengkajian saraf cranial
Pemeriksaan ini meliputi pemerikasaan saraf cranial I XII
- Saraf I
Biasanya pada pasien stroke tidak ada kalinan pada fungsi penciuman
- Saraf II
Disfungsi persepsi fisual karena gangguan jara sensori primer diantara mata dan kortek
fisual. Gangguan hubungan fisual- spasial (mendapatkan hubungan dua atau lebih objek
dalam area spasial) sering terlihat pada pasien denga hemiplegia kiri . pasien mungkin
tidak dapat memakai pakaian tanpa bantuan karena ketidakmampuan dalam
menyocokkan pakaian ke bagian tubuh
- Saraf III, IV dan VI
Jika akibat stroke mengakibatkan paralilsis, pada satu sisi otot -otot okularis didpatkan
penurunan kemampuan gerakan konjugat unilateral disisi yang sakit
- Saraf V
Pada beberapa keadaan stroke menyebabkan paralisis saraf trigeminus, penurunan
kemampuan koordinasi gerakan mengunyah, penyimpangan rahang bawah ke sisi
ipsilateral, serta kelumpuhan satu sisi otot pterigoideus internus dan eksternus
- Saraf VII
Tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi
- Saraf IX dan X
Kemampuan menelan kurang baik dan kesulitan membuka mulut
- Saraf XI
Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius
- Saraf XII
Lidah simetris, terdapat defiasi pada satu sisi dan fasikulasi, serta indra pengecapan
normal
Pengkajian system motorik
Stroke adalah penyakit saraf motorik atas dan mengakibatkan kehilangan kontrol
volunteer terhadap gerakan motorik, oleh karena UMM bersilangan, gangguan control
motor volunteer dapat menunjukkan kerusakan pada UMM di sisi yang berlawanan dari
otak.
-
Inspeksi umum didpatkan hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada
sisi otak yang berlawanan. Hemiparesis atau kelemahan salah satu sisi tubuh adalah
tanda yang lain.
Kekuatan otot pada penilaian dengan menggunakan tingkat kekuatan otot pada sisi
sakit didapatkan tingkat nol
Pemeriksaan reflek patologis : pada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akan
menghilang setelah beberapa hari reflek fisiologis akan muncul kembali didahului
dengan reflek patologis
Gerakan involunter tidak ditemukan adanya tremor, TIC dan distonia. Pada keadaan
tertentu pasien biasanya mengalami kejang umum terutama pada anak dengan stroke
disertai peningkatan suhu tubuh yang tinggi. Kejang berhubungan sekunder apabila
areal fokal kortika yang peka
Pengkajian system sensori
Dapat
terjadi
hemihipestesi.
Pada
pasien
terdapat
ketidakmampuan
untuk