Вы находитесь на странице: 1из 8

PENTINGNYA KEAMANAN PANGAN BAGI GENERASI BANGSA

Oleh : Endah Puspitojati


__________________________________________________________________________

A. Keamanan Pangan
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak
asasi setiap warga masyarakat, sehingga harus tersedia dalam jumlah yang cukup,
bermutu, aman, bergizi, beragam dengan harga yang terjangkau oleh kemampuan daya
beli masyarakat. Keamanan pangan (food safety) merupakan kondisi dan upaya yang
diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda
lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia (Kantor
Menteri Negara Urusan Pangan).
Winarno (1997) mengatakan bahwa yang dimaksud keamanan makanan diartikan
sebagai terbebasnya makanan dari zat-zat atau bahan yang dapat membahayakan
kesehatan tubuh tanpa membedakan apakah zat itu secara alami terdapat dalam bahan
makanan yang digunakan, atau tercampur secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam
bahan makanan atau makanan jadi.

Keamanan pangan dipengaruhi oleh lingkungan,

sosial budaya dan ekonomi, sistem pangan dan distribusi pangan, saling ketergantungan
antara gizi dan keamanan pangan. Makanan yang tidak aman kalau dipaksakan
dikonsumsi akan timbul gangguan kesehatan dan bisa berakibat lebih jauh pada kematian.
Salah satu contohnya adalah diare terus-menerus karena mengkonsumsi makanan yang
tidak aman sehingga menyebabkan gangguan penyerapan zat-zat gizi/malabsorbsi.
Salah satu sasaran pengembangan di bidang pangan adalah terjamin pangan yang
dicirikan oleh terbebasnya masyarakat dari jenis pangan yang berbahaya bagi kesehatan.
Hal ini secara jelas menunjukan upaya untuk melindungi masyarakat dari pangan yang
tidak memenuhi standar dan persyaratan kesehatan. Sasaran program keamanan pangan
adalah: (1) Menghindarkan masyarakat dari jenis pangan yang berbahaya bagi kesehatan,
yang tercermin dari meningkatnya pengetahuan dan kesadaran produsen terhadap mutu
dan keamanan pangan; (2) Memantapkan kelembagaan pangan, yang antara lain
dicerminkan oleh adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur keamanan
pangan; dan (3) Meningkatkan jumlah industri pangan yang memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dengan diberlakukannya UU No. 7 tentang pangan tahun 1996 sebuah langkah
maju telah dicapai pemerintah untuk memberi perlindungan kepada konsumen dan

produsen akan pangan yang sehat, aman, dan halal.

Gambaran keadaan keamanan

pangan secara umum adalah: (1) Masih ditemukan beredarnya produk pangan yang tidak
memenuhi persyaratan; (2) Masih banyak dijumpai kasus keracunan makanan; (3) Masih
rendah nya tanggung jawab dan kesadaran produsen serta distributor tentang keamanan
pangan.
Menurut Peraturan Pemerintah No 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan
Gizi Pangan, keamanan pangan merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah,
industri pangan dan konsumen. Pemerintah bertanggung jawab untuk melaksanakan
sistem pengawasan keamanan pangan melalui pengaturan, standardisasi, penilaian dan
inspeksi keamanan pangan serta edukasi kepada konsumen dan industri pangan mengenai
keamanan pangan. Industri pangan bertanggung jawab untuk menjaga mutu dan
keamanan produk yapangan yang tidak bermutu dan tidak aman, Oleh sebab itu konsumen
perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keamanan pangan diantaranya
pengetahuan tentang praktek higiene yang baik saat menangani, mengolah, menyajikan
dan menyimpan pangan. Sinergi diantara ketiga pihak ini dengan tanggung jawabnya
masing-masing sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan keamanan pangan secara
nasional.
B. Keamanan Pangan dan Generasi Bangsa
Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa dan merupakan modal
pembangunan. Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi anak adalah kebiasaan
makan. Kebiasaan anak senang jajan dapat berdampak buruk sebab banyak makanan
jajanan yang tidak aman dan tidak sehat beredar. Mengonsumsi makanan jajanan yang
tidak aman dan tidak sehat dapat menyebabkan anak terkena penyakit dan dapat
menurunkan status gizi anak (Haryanto, 2002).Sebenarnya orang tua ikut andil dengan
kebiasaan anak mengonsumsi jajanan.
Untuk menenangkan anak yang sedang rewel, orang tua terkadang membiarkan
anaknya jajan atau bahkan membelikan jajanan. Akibatnya, anak menjadi kenyang dan
malas makan masakan rumah serta lama kelamaan anak jadi punya kebiasaan jajan. Ada
juga orang tua yang merasa cukup bijaksana melarang anaknya mengonsumsi jajanan kaki
lima tapi membekali anaknya dengan snack seperti keripik kentang, soft drink, junk food
seperti biskuit, krekers atau fast food. Disamping ituada juga orang tua yang membiarkan
anaknya makan jajanan kue-kue tradisional dengan keyakinan bahwa jajanan tersebut
lebih aman. Padahal kenyataannya, selain kebersihannya kurang terjamin, penggunaan
pengawet, pewarna, dan pemanis buatannya lebih sulit dikontrol (Mudjajanto, 2006).

Berbicara masalah pangan yang aman, bermutu dan bergizi seimbang tidak
terlepas dari faktor keamanan pangan. Masalah keamanan pangan memang menjadi isu
strategis saat ini. Berbagai kasus gangguan kesehatan manusia akibat mengonsumsi
pangan yang tercemar oleh cemaran fisik, biologis, dan kimia telah terjadi diberbagai
daerah dan bahkan tergolong sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
C. Bahan Tambahan Makanan Berbahaya
Kasus keamanan pangan yang banyak dijumpai adalah keracunan pangan, dimana
salah satu sumber pangan yang menyebabkan keracunan adalah makanan jajanan.
Secara umum, jajanan yang dijual pedagang kaki lima di SD kualitasnya sangat
memprihatinkan bila ditinjau dari aspek kesehatan.
Keamanan pangan bukan saja menghindarkan makanan dari kontaminasi
mikrobiologi tetapi juga kontaminasi kimia, terutama pada penambahan bahan makanan
tambahan yang secara di sengaja ditambahkan pada proses pengolahananya.

Bahan

tambahan makanan terlarang yang masih sering digunakan dalam makanan antara lain
formalin, boraks, metanil yellow dan rhodamin b (Gambar 1).

Gambar 1. Jenis Bahan Tambahan Makanan Terlarang.

Data Badan POM tahun 2010 menunjukkan adanya jajanan yang tidak memenuhi
syarat dengan ditemukannya dari 2.984 sampel yang diuji, 45% diantaranya tidak
memenuhi syarat karena mengandung BTP yang dilarang seperti atau BTP yang
diperbolehkan seperti benzoat, sakarin, dan siklamat namun penggunaannya melebihi
batas, serta ada yang tidak memenuhi uji cemaran mikroba karena mengandung
Escherichia coli. (BPOM)
Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri
nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa
berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi borakstidak dapat
larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya
pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.
Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan
asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater.
Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil.
Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun
ketika terserap masuk dalam tubuh. Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan.
Sering mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati,
lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak
terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis,
sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian.
Sedangkan formalin merupakan cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai
desinfektan, pembasmi serangga, dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan
kayu. Formalin memiliki bau yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun
alkohol.
Boraks dan formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai
dengan seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet
makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah diuraikan diatas
pengaruhnya terhadap kesehatan. Walaupun begitu, karena ingin mencari keuntungan
sebanyak-banyaknya, banyak produsen makanan yang tetap menggunakan kedua bahan
ini dan tidak memperhitungkan bahayanya.. Beberapa contoh makanan yang dalam
pembuatannya sering menggunakan boraks dan formalin adalah bakso, ikan, tahu,dan
mie,.Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi

manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya
akan mempengaruhi kerja syaraf.

Gambar 2. Jenis Makanan yang Berformalin.

Boraks dan formalin biasanya terdapat pada produk makanan : tahu, bakso, ikan
asin, mie, lontong, legendary (Winarno, 2004). Selain formalin dan boraks, beberapa jenis
bahan makanan juga mengandung bahan berbahaya seperti pewarna tekstil, kertas, dan
cat (Rhodamin B), methanil yellow, amaranth. Pemakaian ini sangat berbahaya karena bisa
memicu kanker serta merusak ginjal dan hati. Payahnya lagi, bahan-bahan ini ditambahkan
pada jajanan untuk anak-anak seperti es sirop atau cendol, minuman ringan seperti limun,
kue, gorengan, kerupuk, dan saus sambal.

Gambar 3. Jenis Makanan Mengandung Rhodamin b dan Methanil Yellow.


Kenali ciri-ciri makanan mengandung btm berbahaya
Ciri makanan berformalin

Mi basah:
Bau sedikit menyengat.
Awet, tahan dua hari dalam suhu kamar (25 Celsius).
Pada suhu 10C atau dalam lemari es bisa tahan lebih 15 hari.
Mi tampak mengkilat (seperti berminyak), liat (tidak mudah putus), dan tidak lengket.

Tahu:
Bentuknya sangat bagus.
Kenyal.
Tidak mudah hancur dan awet (sampai tiga hari pada suhu kamar (25C). Pada suhu lemari
es (10C) tahan lebih dari 15 hari.
Bau agak menyengat.
Aroma kedelai sudah tak nyata lagi

Bakso:
Kenyal
Awet, setidaknya pada suhu kamar bisa tahan sampai lima hari.

Ikan:
Warna putih bersih.
Kenyal.
Insangnya berwarna merah tua dan bukan merah segar.
Awet (pada suhu kamar) sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.
Tidak terasa bau amis ikan, melainkan ada bau menyengat

Ikan asin:
Ikan berwarna bersih cerah.

Tidak berbau khas ikan.


Awet sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (25C).
Liat (tidak mudah hancur).
Ciri makanan berboraks :
Sama seperti formalin, cukup sulit menentukan apakah suatu makanan mengandung boraks.
Hanya lewat uji laboratorium, semua bisa jelas. Namun, penampakan luar tetap memang bisa
dicermati karena ada perbedaan yang bisa dijadikan pegangan untuk menentukan suatu
makanan aman dari boraks atau tidak.

Bakso
Warna putih bersih lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks.
Bila digigit akan kembali ke bentuk semula.
Tahan lama atau awet beberapa hari.Warnanya tampak lebih putih.
Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata di semua bagian, baik di pinggir maupun
tengah.
Bau terasa tidak alami. Ada bau lain yang muncul.
Bila

dilemparkan

ke

lantai

akan

memantul

seperti

bola

bekel.

Ciri makanan yang mengandung Rhodamin B:


Warna kelihatan cerah (berwarna-warni), sehingga tampak menarik.
Ada sedikit rasa pahit (terutama pada sirop atau limun).
Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah mengonsumsinya.
Baunya tidak alami sesuai makanannya.

Melalui informasi atau pesan keamanan pangan, diharapkan masyarakat mendapatkan


pengetahuan yang lebih baik sehingga dapat menggugah dan memotivasi masyarakat agar
merubah perilaku untuk mendapatkan keamanan pangan yang lebih terjaga. Kurangnya
pengetahuan mengenai pengolahan pangan yang baik menyebabkan konsumen terbiasa
mengolah pangan dengan cara yang salah sehingga pangan yang dihasilkan memiliki risiko
terhadap kesehatan. Untuk itu konsumen harus berperan aktif dengan melakukan indakan agar

pangan yang dikonsumsi berkurang bahayanya sehingga dapat melindungi diri dan keluarganya
dari keracunan pangan.

DAFTAR PUSTAKA

Melania E Sundari, Amg - Bapelkas Cikarang . Keamanan Pangan Didownload. Di www.


Http://Bapelkescikarang.Or.Id Pada Tanggal 23 Oktober 2014
Winarno, Fg. 1997. Keamanan Pangan. M Brio. Bogor
Tridjaja, I Nyoman. _______. Empat Pilar Jaminan Mutu Dan Keamanan Pangan Hasil
Pertanian. Di download di www.onlineortho.blogspot.com/2010
Meiyanti, Ninik dan Anastasia. ________. Mutu Dan Keamanan Pangan Di Pasaran Bebas
BPOM.

Perilaku

makanan

Anak.

Didownload

Http://Perpustakaan.Pom.Go.Id/Koleksilainnya/Buletin%20info%20pom/0310.Pdf

di
pada

tanggal 22 Oktober 2014.


BPOM. Pentingnya Promosi Keamanan Pangan di Sekolah untuk Menyelamatkan Generasi
Penerus. Editorial BPOM Vol. 12 No. 6 November - Desember 2011

Вам также может понравиться