Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Arum Widi S
Nintya Zaeni Dini
Ratih Ayu K
Penyebab
Disfungsi endotel
Aterosklerosis
Trombosis
Disfungsi endotel
Patogenesis
LDL masuk
tunika intima
dioksidasi
OX-LDL
Monosit masuk
ke tunika intima
Mengeluarkan
TGF-
makrofag
menangkap
Foam cell
Tidak menghasilkan
kolagen
Sitokin (merangsang
akumulasi sel busa)
Penumpukan
lemak
Mengeluarkan MMP, merusak
Fibrosit nekrotik.
penipisan
nekrosis
lepas
trombosis
Limfosi T masuk
ke tunika intima
Interferon, sitokin, dll
nekrosis
Disfungsi endotel
Mengaktifasi
trombosit
Agregasi
trombosit
Meningkatkan
faktor
koagulasi
(fibrinogen)
Definisi
Angina Pektoris Stabil (APS): sindrom klinik yang ditandai dengan rasa
tidak enak di dada, rahang, bahu, pungggung ataupun lengan, yang biasanya
dicetuskan oleh kerja fisik atau stres emosional dan keluhan ini dapat
berkurang bila istirahat atau oleh obat nitrogliserin.
- Infark miokard akut (IMA): Nyeri angina pada infark jantung akut
umumnya lebih berat dan lebih lama (30 menit atau lebih). Walau demikian
infark jantung dapat terjadi tanpa nyeri dada (20 sampai 25%). IMA bisa
nonQ MI (NSTEMI) dan gelombang Q MI (STEMI).
9
23/11/15
1
0
23/11/15
Patofisiologi
plak aterosklerotik(a.coroner)
iskemia miokard
1
1
23/11/15
trombus
Nekrosis Miokard
1
2
23/11/15
klas 2 :
Aktivitas sehari-hari agak terbatas. Timbul
apabila melakukan aktivitas lebih berat dari
biasanya.
Klas 3:
Aktivitas sehari-harinya nyata terbatas
Klas 4:
Nyeri dada dapat timbul sekalipun pada waktu
istirahat.
Faktor resiko
Hipertensi
Perokok
Dislipidemia
Riwayat keluarga dengan infark usia muda
Diabetes melitus
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yg dilakukan waktu nyeri dada
dapat menemukan adanya aritmia, gallop
bahkan murmur, ronki basah dibagian basal
paru, yang menghilang lagi pada waktu nyeri
berhenti.
Pemeriksaan Lab.
Pemeriksaan darah lengkap (Hb, Ht, trombosit,
dan pemeriksaan terhadap faktor resiko koroner
seperti gula darah, profil lipid, dan penanda
inflamasi akut bila nyeri dada cukup berat dan
lama)
Pemeriksaan enzim jantung (CK/CKMB), CRP,
Troponin
Diagnostik
Untuk memastikan penyebab nyeri daa maka diperlukan
beberapa pemeriksaan :
- EKG waktu istirahat
- Foto toraks
- EKG waktu aktivitas/latihan
- Ekokardiografi
- Stress imaging dgn ekokardiografi/radionuklir
- angiografi koroner
Penatalaksanaan
Tujuanmencegah kematian dan trjadinya
serangan jantung (infark), selain itu mengontrol
serangan angina sehingga memperbaiki kualitas
hidup
Pengobatanfarkmakologis dan non
farmakologis.
Farmakologis
Aspirin
Penyekat beta
Angiotensin converting enzyme inhibitor
Pemakaian obat penurun LDL pd pasien dgn LDL > 130
mg/dl
Nitrogliserin semprot/sublingual untuk mengontrol
angina
Antagonis alsium atau nitrat jangka panjang dan
kombinasinya untuk tambahan beta bloker
Non farmakologis
Gejala
Pemeriksaan Fisik
Bunyi jantung III dan IV
Murmur sistolik (regurgitasi mitral) setelah
serangan iskemia
Patofisiologi
Aterosklerosis
Stenosis berat
Patofisiologi (2)
Agregasi platelet dan trombosis
Vasospasme
Erosi pada plak tanpa ruptur
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Tidak terdapat kenaikan enzim
EKG
ST depresi iskemi akut
T inverted iskemia
Treadmill
Negatif prognosis baik
Positif + ST depresi lakukan angiografi koroner
revaskularisasi
Penatalaksanaan
Terapi umum
Bed rest, penenang, oksigen, morfin (bila gejala tetap ada
walaupun telah diberi nitrogliserin)
Medikamentosa
Antiiskemia
Nitrat : ISDN
Beta blocker : Propranolol
Antagonis kalsium : Nifedipin
Antiagregasi trombosit
Aspirin
Tienopiridin
Inhibitor GpIIb / IIIa
Antitrombin
Heparin
Operatif
Revaskularisasi : PCI / CABG
3
9
23/11/15
Infark miokardium
Kriteria diagnosis ( WHO 1979 )
- Nyeri dada khas infark
- Kelainan EKG dan evolusinya yang khas
- Peningkatan Enzim dalam darah
(CK,CKmb,Troponin)
Diagnosis
Anamnesis : nyeri dada khas infark
Pemeriksaan EKG : adanya elevasi ST
Laboratorium : terdapat kenaikan enzim CK, CK MB
dan troponin T
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardiogram
Diagnosis IMA dengan
elevasi ST memiliki gambaran
EKG yang khas dengan
adanya elevasi ST > 2 mm,
minimal pada 2 sadapan
prekordial yang
berdampingan atau > 1 mm
pada 2 sadapan ekstremitas.
Enzim
jantung
Me
setelah
Mencapai
kadar puncak
Kembali
normal
Terjadi pada
keadaan
CK-MB
3 jam
10 24 jam
2 4 hari
Infark
miokard,
operasi
jantung,
miokarditis
cTn
2 jam
10 24 jam
Infark
miokard
Mioglobin
1 jam
4 8 jam
Infark
miokard
CK
3 8 jam
10 36 jam
3 4 hari
Infark
miokard
LDH
24 48
jam
3 6 hari
8 14
hari.
Infark
miokard
Echocardiogram
Merupakan test non invasif pada jantung dengan
prinsip menggunakan gelombang suara frekuensi
tinggi.
Dengan transmisi gelombang suaratrjd pantulan
gelombang yg akan memberikan kontur yg sesuai
dgn jar. Yg memantulkan transmisi gelombang.
Dengan pemeriksaan inidapat mendeteksi lokasi
dan luasnya kerusakan otot jantung (infark
miokard)
Foto toraks
Tujuan menilai apakah ada kardiomegali dan
tanda-tanda bendungan paru. Kemungkinan
keungkinan yang didapat dari foto toraks adalah :
- Normal : Foto toraks normal didapat pada
penderita IMA tanpa komplikasi.
- Kardiomegali IMA yang luas, dan sebelumnya
sudah menderita sakit jantung (infark lama,
hipertensi, penyakit katup ), serta efusi
pericardial.
- Mungkin didapati tanda-tanda gagal jantung
pada gambaran foto toraks seperti kardiomegali,
edema interstisial yang tampak sebagai gambaran
perpadatan pada hilus.
Tatalaksana Umum
1. Oksigen 2 4 l/menit
2. Pemasangan EKG 12 sadapan dan langsung
dinilai
3. IVFD segera dipasang untuk pemberian obatobatan dan pengambilan sampel darah
4. Vasodilator : Pemberian nitrogliserin sublingual
dosis 0,4 mg dan dapat diberikan sampai 3
dosis dengan interval 5 menit.
5. Aspirin (acetyl salicylic acid) sebagai antiplatelet
agregasi dosis 160-325 mg di ruang emergensi
dan dilanjutkan dengan dosis 75-162 mg oral.
ACS Non-STEMI
Non STEMI dapat disebabkan oleh penurunan
suplai oksigen dan atau peningkatan oksigen
miokard yang diperberat oleh obstruksi koroner.
Non STEMI terjadi karena trombosis akut atau
vasokonstriksi koroner.
Patogenesis
Aterosklerosis ruptur plak yang tak stabil
Obstruksi arteri koroner Penurunan suplai
oksigen dan atau peningkatan kebutuhan
oksigen Menimbulkan keluhan nyeri dada
yang khas substernal dan epigastrum,
Patogenesis
1. Non Oklusif trombus pada plak yang sudah ada
Non oklusif trombus akibat dari agregasi platelet pada
plak yang robek yang diperkirakan sebagai
sumberkardio marker.
2. Obstruksi dinamik
(spasme koroner atau vasokonstriksi) pada tempat plak
aterosklerosis.
Terjadi
spasme
lokal
akibat
hiperkonstraksi otot polos vaskuler pada disfungsi
endotel
3. Obstruksi mekanik yang progresif
Penyempitan berat tanpa spasme atau trombus. Terjadi
aterosklerosis yang progresif . Restenosis setelah suatu
PCI.
5. UA sekunder
Terdapat faktor-faktor pencetus angina di luar
sistem sirkulasi koroner. Pada penderita ini
sudah terdapat penyempitan aterosklerotik pada
Arteri
Koronaria
yang
menyebabkan
berkurangnya retribusi koroner dan seringkali
sudah ada keluhanangina stabil kronik
sebelumnya.
Evaluasi klinis
Nyeri dada dengan lokasi khas substernal atau
kadang kala di epigastrium dengan ciri seperti
diperas, perasaan seperti diikat, perasaan terbakar,
nyeri tumpul, rasa penuh, berat atau tertekan.
Walaupun gejala khas rasa tidak enak di dada
iskemia pada Non-STEMI telah diketahui dengan
baik, gejala tidak khas seperti dispneu, mual,
muntah, diaforesis, sinkop atau nyeri di lengan,
epigastrium, bahu atas, atau leher juga terjadi dalam
kelompok yang lebih besar pada pasien-pasien
berusia lebih dari 65 tahun.
EKG
Secara spesifik berupa
deviasi
segmen
ST
merupakan hal penting
yang menentukan risiko
pada pasien.
Penatalaksanaan
Pasien dengan Non-STEMI harus istirahat di
tempat tidur dengan pemantauan EKG untuk
deviasi segmen ST dan irama jantung. Empat
komponen utama terapi harus dipertimbangkan
pada setiap pasien Non-STEMI, yaitu:
Penatalaksanaan
Terapi umum
Medikamentosa
Antiiskemia
Nitrat : ISDN
Beta blocker : Propranolol
Antagonis kalsium : Nifedipin
Antiagregasi trombosit
Aspirin
Tienopiridin
Inhibitor GpIIb / IIIa
Antitrombin
Heparin
Operatif