Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB III
BATUAN PIROKLASTIK
Mengetahui
dan
membedakan
batuan
piroklastik
berdasarkan
klasifikasinya.
2.
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
sedangkan batuan yang terbentuk dari peristiwa piroklasi dinamakan batuan
piroklastik.
Selain batuan metamorf, batuan sedimen dan batuan beku terdapat satu
lagi jenis batuan yang sangat unik yaitu batuan piroklastik. Hal ini
dikarenakan secara genetis, kelompok batuan ini lebih dekat dengan batuan
ekstrusif, tetapi secara deskriptif dan cara terjadinya memperlihatkan ciri
(struktur dan tekstur) yang mirip dengan kelompok batuan sedimen klastik.
Kelompok batuan ini didefinisikan sebagai batuan yang dihasilkan (secara
langsung) oleh aktifitas erupsi secara eksplosif dari gunungapi. Karena
mempunyai sifat yang unik, maka terminologi yang digunakan untuk pemerian
batuan ini juga khusus.
Batuan piroklastik sangat berbeda teksturnya dengan batuan beku,
apabila batuan beku adalah hasil pembekuan langsung dari magma atau lava,
jadi dari fase cair ke fase padat dengan hasil akhir terdiri dari kumpulan kristal,
gelas ataupun campuran dari kedua-duanya. Sedangkan batuan piroklastik
terdiri dari himpunan material lepas-lepas (dan mungkin menyatu kembali) dari
bahan-bahan yang dikeluarkan oleh aktifitas gunungapi, yang berupa material
padat berbagai ukuran (dari halus sampai sangat kasar, bahkan dapat mencapai
ukuran bongkah). Oleh karena itu klasifikasinya didasarkan atas ukuran butir
maupun jenis butirannya.
Pengamatan petrografi dari batuan piroklastik ini sangat terbatas, oleh
karena itu sangat dianjurkan, untuk mempelajari dengan baik dari kelompok
batuan piroklastik ini harus dilakukan pengamatan di lapangan, karena
keterbatasan yang dimiliki bila hanya dilakukan pengamatan mikroskopi saja
(Endarto, 2005).
3.2.1. Komposisi Material Batuan Piroklastik
Material yang keluar dari letusan gunung berapi disebut material
piroklastik yang menjadi cikal bakal terbentuknya batuan piroklastik.
Material piroklastik tidak sepenuhnya bersifat cair (berupa lahar),
namun bisa juga berupa batuan yang sudah terbentuk (batuan beku
plutonik), yaitu batuan beku yang terbentuk di dalam bumi. Material
Abdi Humaidi
H1C113052
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
penyusun batuan piroklastik hasil erupsi ledakan (eksplosif) gunung
api bersifat fragmental.
Material
penyusun
batuanbatuan
piroklastik
dapat
hamburan
yang berasal dari batuan non gunungapi atau batuan dasar berupa
batuan beku, batuan sedimen atau batuan metamorf (batuan yang
sudah terbentuk di dalam sebelum terjadi erupsi atau aktivitas
vulkanisme), sehingga memiliki komposisi yang beragam.
(Pillayati, 2011)
3.2.2. Tekstur Batuan Piroklastik
Seperti batuan beku, batuan sedimen ataupun batuan metamorf,
batuan piroklastik juga memiliki suatu ciri tekstur tersendiri jika
dibandingkan dengan ketiga jenis batuan lainnya. Jika dilihat dari
variasi batuan, pembundaran dan pemilahan batuan piroklastik mirip
dengan batuan sedimen klastik pada umumnya.
Sifat khas dari tekstur batuan piroklastik adalah bentuk butiran
yang runcing tajam, terutama dikenal dengan sebutan Glasshard atau
gelas runcing tajam serta adanya batuapung (Pumice).
Pengertian tekstur batuan piroklastik mengacu pada kenampakan
butir-butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi Glassy dan
Fragmental. Pengamatan tekstur meliputi :
Abdi Humaidi
H1C113052
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
a. Glassy
Glassy adalah tekstur pada batuan piroklastik yang nampak
pada batuan tersebut ialah tekstur gelas.
*Sumber: http://febryirfansyah.wordpress.com/2014
Gambar 3.1.
Glassy
b. Fragmental
Fragmental ialah tekstur pada batuan piroklastik yang
nampak pada batuan tersebut ialah fragmen-fragmen hasil letusan
gunungapi.
*Sumber: http://3.bp.blogspot.com/2014
Gambar 3.2.
Fragmental
(Endarto, 2005)
Pada hakekatnya tekstur adalah hubungan antar butir / mineral
yang terdapat di dalam batuan. Sebagaimana diketahui bahwa tekstur
yang terdapat dalam batuan piroklastik terdiri dari fragmen batuan /
mineral dan glassy. Adapun yang termasuk dalam tekstur pada batuan
piroklastik terdiri dari ukuran butir, pemilahan
(sortasi),
Abdi Humaidi
H1C113052
kemas
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
a. Ukuran butir adalah ukuran butir dari material penyusun batuan
sedimen diukur berdasarkan klasifikasi Wentworth. Pada batuan
sedimen yang berukuran > 2 mm, masih dapat dideskripsi lebih
detail mengenai fragmen (butiran yang lebih besar dari ukuran pasir),
matrik (butiran yang berukuran lebih kecil dari fragmen dan
diendapkan bersama-sama fragmen), dan semen (material halus yang
menjadi pengikat antara matrik dan fragmen. Semen dapat berupa
silika, karbonat, sulfat, atau oksida besi.
b. Pemilihan (sortasi) adalah keseragaman ukuran butir dari fragmen
penyusun batuan. Sortasi (pemilahan) dapat berupa sortasi baik, jika
besar butiran penyusunnya relatif sama dan sortasi buruk, jika besar
butiran penyusunnya tidak sama.
c. Kemas (Fabric) adalah hubungan antara masa dasar dengan fragmen
batuan / mineralnya. Kemas pada batuan sedimen ada 2, yaitu :
1) Kemas terbuka, yaitu hubungan antara masa dasar dan fragmen
butiran
yang
kontras
sehingga
terlihat
fragmen
butiran
Abdi Humaidi
H1C113052
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3.2.3. Struktur Batuan Piroklastik
Seperti halnya batuan vulkanik lainnya, batuan
piroklastik mempunyai struktur vesikuler, skoria dan
amigdaloidal. Jika klastika pijar dilemparkan ke udara dan
kemudian terendapkan dalam kondisi masih panas,
berkecenderungan
mengalami
pengelasan
antara
pengelasan
atau
welded.
Struktur
batuan
*Sumber: www.fikrintambang08.blogspot.com/2014
Gambar 3.3.
Struktur Skoria (Piroklastik)
b. Vesikuler adalah Struktur batuan yang memperlihatkan adanya
lubanglubang bekas keluarnya gas, dan susunan lubanglubang gas
tersebut teratur.
Gambar 3.4.
Struktur Vesikuler
Abdi Humaidi
H1C113052
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 3.5.
Struktur Amigdaloidal
d. Masif yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas
(tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan
adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.
Gambar 3.6.
Struktur Masif
(Endarto, 2005)
3.2.4. Komposisi Mineral Batuan Piroklastik
Untuk komposisi batuan piroklastik, mineralmineralnya terbagi
atas dua, antara lain :
a.Mineralmineral Sialis
Mineralmineral Sialis terdiri dari :
1) Kuarsa (SiO2) yang biasanya hanya ditemukan pada batuan
gunungapi yang kaya kandungan silika atau bersifat asam.
2) Feldspar, baik KFeldspar, NaFeldspar maupun Ca-Feldspar.
Abdi Humaidi
H1C113052
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3) Feldspatoid, merupakan kelompok mineral yang terbentuk jika
kondisi larutan magma dalam keadaan tidak atau kurang jenuh
akan kandungan silika (SiO2).
b. Mineralmineral Ferromagnesia
Merupakan kelompok mineral yang kaya akan kandungan
ikatan FeMg silikat dan kadangkadang disusul dengan Casilikat.
Mineral mineral tersebut hadir berupa kelompok mineral :
1) Piroksin,
merupakan
mineral
penting
di
dalam
batuan
gunungapi.
2) Olivin, mineral yang kaya akan besi dan magnesium serta
miskin kandungan silika (SiO2).
c.Mineral Tambahan
Mineral mineral yang sering hadir seperti :
1) Hornblende
2) Biotit
3) Magnetit
4) Ilmenit
3.2.5. Klasifikasi Batuan Piroklastik
Pengklasifikasian
batuan
piroklastik
dapat
dilakukan
> 64
Bomb, Block
Bomb, Block,
Tephra
64 2
Lapillus
Tephra lapilli
116 2
Debu Kasar
Debu kasar
< 1/16
Debu Halus
Debu halus
Abdi Humaidi
H1C113052
Endapan Piroklastik
Ukuran Butir
(mm)
Tak Terkonsolidasi
Terkonsolidasi
Aglomerat,
Breksi
Piroklastik
Batulapilli
Tuff, debu
kasar
Tuff, debu
halus
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Endapan piroklastik tak terkonsolidasi terbagi atas beberapa
bagian, yaitu :
a.
Bomb Gunungapi
Bomb merupakan gumpalangumpalan lava yang memiliki
ukuran lebih besar dari 64 mm, dan sebagian atau semuanya bersifat
plastis pada waktu tererupsi. Beberapa Bomb mempunyai ukuran
yang sangat besar, sebagai contoh Bomb yang mempunyai ukuran 5
meter dengan berat 200 Kg dengan hembusan setinggi 600 meter
selama erupsi gunungapi Asama, Jepang pada tahun 1935. Bomb
sendiri dapat dibagi lagi menjadi tiga macam, antara lain :
*Sumber : http://facweb.bhc.edu/2014
Gambar 3.7.
Bread Crust Bomb
Abdi Humaidi
H1C113052
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
b. Blok Gunungapi (Vulcanic Block)
Merupakan batuan piroklastik yang dihasilkan oleh erupsi
eksplosif dari fragmen batuan yang sudah memadat terlebih dahulu,
dengan ukuran lebih besar dari 64 mm. Blokblok ini selalu
menyudut bentuknya atau equidimensional.
c. Lapilli
Berasal dari bahasa latin yaitu lapillus, nama untuk hasil
erupsi eksplosif gunungapi yang berukuran 2 mm64 mm. Selain
dari atau fragmen batuan kadangkadang terdiri dari mineral
mineral augit, olivin, dan plagioklas. Bentuk khusus dari lapilli yang
terdiri dari jatuhan lava diinjeksi dalam keadaan sangat cair dan
membeku di udara, mempunyai bentuk membola atau memanjang
dan berakhir dengan meruncing. Bentuk meruncing atau permukaan
yang tidak akan pernah bisa halus disebabkan karena terjadinya
pembekuan magma bagian luar terlebih dahulu dimana bagian inti
masih belum terkompaksi, sehingga akan terbentuk lubanglubang
tempat keluarnya gas pada saat bagian inti mendingin.
d. Debu Gunungapi
Merupakan batuan piroklastik yang berukuran 2 mm1 /
256 mm yang dihasilkan oleh pelemparan dari magma akibat erupsi
eksplosif, namun ada juga debu gunungapi yang terjadi karena
proses pergesekan pada waktu erupsi gunungapi. Debu gunungapi
masih dalam keadaan belum terkonsolidasi.
(Anonim, 2014)
3.2.7. Endapan Piroklastik Terkonsolidasi
Endapan piroklastik terkonsolidasi bisa merupakan akibat dari
proses lithifikasi endapan piroklastik jatuhan :
a. Breksi Piroklastik (Pyroclastic Breccia)
Merupakan batuan yang disusun oleh blokblok gunungapi
yang telah mengalami konsolidasi dalam jumlah lebih 50 % serta
mengandung lebih kurang 25 % lapilli dan debu.
Abdi Humaidi
H1C113052
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
b. Aglomerat (Agglomerate)
Merupakan batuan yang dibentuk oleh konsolidasi material
material dengan kandungannya didominasi oleh Bomb gunungapi
dimana kandungan lapilli dan abu kurang dari 25 %.
c. Batu Lapili (Lapilli)
Merupakan batuan yang dominan terdiri dari fragmen lapilli
dengan ukuran 264 mm.
d. Tuff
Merupakan endapan dari gunungapi yang telah mengalami
konsolidasi, dengan kandungan abu mencapai 75 %. Macam-macam
tuff yaitu :
1) Tuff Lapili (Lapilli tuff)
2) Tuff Aglomerat (Agglomerat tuff)
3)
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
diawali dengan bentuk bongkah, maka setelah tertransportasikan
kemudian terendapkan dan terlitifikasi maka ia akan mengalami
perubahan bentuk menjadi bulatanbulatan sehingga namanya akan
berubah menjadi batuan piroklastik Bomb. Namun, dalam dunia geologi
batuanbatuan piroklastik yang telah tertransportasikan akan berubah
nama menjadi batuan epiklastik. Biasanya batuan epiklastik ini
terbentuk pada daerahdaerah yang rendah, hal itu disebabkan oleh
suatu medium yang mentransportasikan batuan piroklastik itu ke
daratan-daratan yang lebih rendah. Biasanya batuan epiklastik banyak
terdapat di sekitar sungai, danau, laut, juga memiliki kemungkinan
terdapat di pegunungan (Anonim, 2014).
Secara mekanisme pembentukanya, batuan piroklastik terbagi
menjadi 2 macam mekanisme pengendapan, yaitu Fall deposit, Fall
deposit ini merupakan suatu pengendapan batuanbatuan piroklastik
yang dibentuk secara tersusun oleh material yang sangat halus yang
terbawa oleh angin hasil dari letusan gunung berapi. Flow deposit
merupakan suatu pengendapan batuan piroklastik yang telah terangkut
oleh berbagai macam median yang biasanya air di tempat terjadinya
suatu campuran dari segala macam bentuk dan ukuran butiran.
a. Endapan Piroklastik Jatuhan (Pyroclastic Fall)
Endapan Piroklastik Jatuhan (Pyroclastic Fall) yaitu
onggokan piroklastik yang diendapkan melalui udara. Endapan ini
umumnya
akan
berlapis
baik,
dan
pada
lapisannya
akan
cenderung
menurun
selama
pengalirannya.
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Penyebaran pada bentuk endapan sangat dipengaruhi
oleh
Endapan surge pada umumnya kaya akan keratan batuan dan kristal.
(Anonim, 2014)
Berdasarkan proses keterbentukan yang dialaminya, batuan
piroklastik dibedakan menjadi enam tipe, antara lain :
1. Tipe I
Batuan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat volkanik
jatuh ke darat yang kering dengan medium udara saja, kemudian
mengalami litifikasi membentuk batuan fragmental. Jadi batuan
piroklastik ini belum mengalami pengangkutan.
*Sumber : http://www.scribd.com/2014
Gambar 3.8.
Piroklastik Tipe I
Abdi Humaidi
H1C113052
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2. Tipe II
Bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat volkanik ke
tempat pengendapannya di daratan yang kering dengan media gas
yang dihasilkan dari magma sendiri yang merupakan aliran abu
yang merupakan onggokan aliran litifikasi dan membentuk batuan
fragmental.
*Sumber : http://www.scribd.com/2014
Gambar 3.9.
Piroklastik Tipe II
3. Tipe III
Bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat erupsi yang
jatuh ada suatu tubuh perairan (baik darat maupun laut) yang tenang
arusnya sangat kecil. Onggokan tersebut belum tercampur dengan
material lain dan tidak juga mengalami reworking.
*Sumber : http://www.scribd.com/2014
Gambar 3.10.
Piroklastik Tipe III
Abdi Humaidi
H1C113052
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
4. Tipe IV
Bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat erupsi yang
jatuh pada suatu tubuh perairan (baik darat maupun laut) yang
arusnya aktif bergerak. Sebelum mengalami lithifikasi mengalami
reworking dan dapat bercampur dengan batuan lain yang dihasilkan
akan mempunyai struktur sedimen biasa.
*Sumber : http://www.scribd.com/2014
Gambar 3.11.
Piroklastik Tipe IV
5. Tipe V
Bahan piroklastik yang telah jatuh sebelum mengalami
pelapukan kemudian diangkut dan diendapkan di tempat lain (bisa
laut, bisa cekungan di daratan) dengan media air. Hasilnya batuan
sedimen dengan asal-usulnya adalah bahan-bahan piroklastik,
dengan struktur sedimen biasa.
*Sumber : http://www.scribd.com/2014
Gambar 3.12.
Piroklastik Tipe V
Abdi Humaidi
H1C113052
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
6. Tipe VI
Bahan piroklastik yang telah jatuh sudah mengalami prosesproses litifikasi, kemudian diendapkan kembali ke tempat yang lain.
Batuan yang dihasilkan adalah batuan sedimen dengan propenan
piroklastik (Epiklastik).
*Sumber : http://www.scribd.com/2014
Gambar 3.13.
Piroklastik Tipe VI
(Endarto, 2005)
3.2.9. Batuan Akibat Lithifikasi Endapan Piroklastik Aliran
a. Ignimbrit (Ignimbrite)
Merupakan batuan yang disusun dari endapan material oleh
aliran abu. Materialmaterial ini dominan terdiri dari pecahan
pecahan gelas dan pumice yang dihasilkan oleh buihbuih magma
asam.
Gambar 3.14.
Ignimbrite
Abdi Humaidi
H1C113052
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
b. Breksi Aliran Piroklastik (Pyroclastic flow breccia)
Merupakan breksi yang dominan yang disusun oleh
fragmenfragmen yang runcing serta ditransportasikan oleh glowing
avalanches (akibat aliran hawa panas).
Gambar 3.15.
Pyroclastic Flow Breccias
c. Vitrik Tuff
Merupakan batuan yang dihasilkan dari endapan piroklastik
aliran, terdiri dari fragmen abu dan lapilli, telah mengalami
lithifikasi dan belum terlaskan.
*Sumber : http://thekoist.wordpress.com/2014
Gambar 3.16.
Vitrik Tuff
d. Welded Tuff
Merupakan batuan piroklastik hasil dari piroklastik aliran
yang telah terlithifikasi dan merupakan bagian dari ignimbrit.
Abdi Humaidi
H1C113052
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : http://thekoist.wordpress.com/2014
Gambar 3.17.
Welded Tuff
3.2.10. Penamaan Batuan Piroklastik
Setelah mengidentifikasi komposisi kandungan kristal, lithik,
dan gelas maka penamaan batuan dapat menggunakan diagram
segitiga William. Setelah mengidentifikasi komposisi kandungan ash,
lapili, dan block atau bomb, maka penamaan batuan dapat
menggunakan diagram segitiga Fisher berdasarkan ukuran butirannya
(Anonim, 2014).
*Sumber : http://thekoist.wordpress.com
Gambar 3.18.
Diagram Segitiga Fisher
Abdi Humaidi
H1C113052
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3.3
Metodologi Praktikum
3.3.1. Tempat dan Tanggal Pelaksanaan
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 7 September 2014,
bertempat di Laboratorium Geologi Fakultas Teknik Universitas
Lambung Mangkurat.
3.3.2. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan pada praktikum petrologi ini
antara lain:
a.
b. Alat tulis.
c. Bahan yang digunakan adalah sampel batuan piroklastik.
3.3.3.
Prosedur Percobaan
a.
b.
c.
d.
e.
Menentukan
jenis
batuan
piroklastik
dan
penamaannya
Abdi Humaidi
H1C113052