Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PERTEMUAN KE I
MATERI: BAB I.
KOMPETENSI:
Mahasiswa bisa memahami tentang besaran, satuan, dan operasi vektor dan
dapat menerapkannya pada permasalahan yang berhubungan dengan fisika
PENDAHULUAN
1. Besaran.
2. Satuan.
3. Dimensi.
4. Vektor.
1.1 Besaran:
a. Besaran dasar
b. Besaran turunan
1.2 Satuan:
a. SI
b. Sistem British
1.3 Dimensi:
* Massa (M)
* Panjang (L)
* Waktu (T)
1.4 Besaran:
a. Skalar
b. Vektor
1.5 Penjumlahan dan pengurangan vektor secara grafis.
ab
a
a b
2
2
a
b
2 a b cos
dan
a.b b .a
a xb
b sin
a
b xa
PERTEMUAN KE 2
KOMPETENSI:
Mahasiswa bisa menerapkan operasi dan penguraian vektor pada
permasalahan yang berhubungan dengan fisika.
Fy
Fx
Fx F cos
Fx
Fy F sin
Fy
F Fx Fy
Fy
tg
Fx
Koordinat Ruang
y
Fy
Fx
Fz
F Fx F y Fz ;
Fx
Fy
Fx
F cos
Fy
F cos
Fz
Fx
cos
Fz F cos
Fy
cos
Fz
cos
F
Vektor satuan
y
j
z
dengan
i j k vektor
contoh:
a a x i a y j a z k
dan
b bx i b y j bz k
* a b (a x bx )i (a y b y ) j (a z bz )k
* a b ( a x bx )i (a y b y ) j (a z bz )k
sehingga,
j. j 1 ;
i. j 0 ;
k.k 1 ;
a.b a x bx a y b y a z bz
j.k 0 ;
k.i 0
jxj 0 ;
kxk 0 ;
ixj k ;
jxk i ;
kxi j ;
Jika
dibalik, harganya
negatif. contoh:
a xb ( a y bz a z b y )i ( a z bx a x bz ) j ( a x b y a y bx ) k
PERTEMUAN KE 3
RESPONSI ATAU LATIHAN-LATIHAN SOAL.
PERTEMUAN KE 4
BAB II. KINEMATIKA PARTIKEL
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu memahami konsep kecepatan dan percepatan. Mampu
merumuskan persamaan gerak dari suatu paetikel. Mampu menyelesaikan
persoalan yang berhubungan dengan gerak dari suatu partikel.
r
* Kecepatan rata-rata Vav
dimana arah vektor V sama dengan arah vektor r.
t
dr
* Kecepatan sesaat V
dt
V
* Percepatan rata-rata a av
t
dV
d dr
d 2r
* Percepatan sesaat a
( ) 2
dt
dt dt
dt
dV dr
dV
a
.
V.
dt dr
dr
dV x
;
a
dt
dV
dt . ;
V x a x t C1
V x V xo a x t
dX
Vx
dt
dX V x dt
(V
xo
a x t ) dt
1
X V xo t a x t C 2
2
Benda jatuh bebas dibawah pengaruh percepatan grafitasi bumi yang bisa dianggap
konstan sehingga persamaannya analog dengan GLBB diatas.
V y V yo gt
1
Y Yo V yo t gt 2
2
2
2
V y V yo 2 gy
dV x
ax
f (t )
dt
dV x f (t )dt
dX
dt
X V x dt C 4
dV x
ax
f ( x)
dt
dV x dX
dV x
ax f ( X )
Vx
dt dX
dX
V x dV x f ( X )dX
1 2
Vx
2
f ( X )dX C
dimana
C5
diperoleh
dari
syarat
batas
pengintegralan.
PERTEMUAN KE 5
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu memahami konsep kecepatan dan percepatan. Mampu
merumuskan persamaan gerak dari suatu paetikel. Mampu menyelesaikan
persoalan yang berhubungan dengan gerak dari suatu partikel.
2.3 Gerak Peluru.
Merupakan contoh gerak dalam bidang. Pada gerak peluru gerak ke arah
sumbu x mengikuti aturan GLB, sedangkan gerak ke arah sumbu y mengiukuti
aturan GLBB, karena ada pengaruh percepatan grafitasi yang dianggap konstan.
ymax
vyo
vo
o
vxo
x
R atau Xmax
X=Vx .t
Y (tg o ) x (
g
)x 2
2
2Vo cos o
2
Dari persamaan lintasan diatas dapat dicari jarak lempar terjauh yaitu:
V sin 2 o
R o
g
2
PERTEMUAN KE 6
RESPONSI/ LATIHAN SOAL-SOAL.
PERTEMUAN KE 7
BAB III. DINAMIKA PARTIKEL
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu menerapkan Hukum Newton I, II, III untuk
menyelesaikan persoalan tentang dinamika partikel.
w=mg
(Satuannya Newton)
m1 m2
.g
m1 m2
m2g
3. Gaya Normal (N)
Gaya normal adalah gaya reaksi oleh bidang akibat gaya-gaya yang bekerja
pada bidang tersebut. Arahnya selalu tegak lurus dengan permukaan bidang.
4.Gaya Gesekan
besarnya sama dengan koefisien gesekan antara benda dan bidang, kali
gaya normal pada bidang tersebut. Arahnya selalu berlawanan dengan arah gerak.
f=N
5. Gaya Sentripetal
Gaya ini timbul akibat adanya percepatan sentripetal, yaitu percepatan yang
arahnya ke pusat lingkaran, pada gerak melingkar. Percepatan sentripeteal adalah
percepatan yang timbul karena adanya perubahan arah dari vektor kecepatan.
Fsp=masp=m.v2/r
PERTEMUAN KE 8
RESPONSI/LATIHAN SOAL-SOAL.
PERTEMUAN KE 9
QUIS I
PERTEMUAN KE 10
BAB IV. KERJA DAN ENERGI
KOMPETENSI:
Mahasiswa memahami teorema kerja energi, dan mampu menerapkannya
dalam menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan kerja dan energi.
1. Kerja
F sin
F cos
ds
dW=F cos. ds
b
W dW
a
F cos .ds
a
F .ds
a
Integral diatas bukan integral eksak, artinya kerja bukan merupakan fungsi
dari posisi awal dan posisi akhir saja, melainkan merupakan fungsi lintasan yang
dilalui. Meskipun posisi awal dan posisi akhir sama kedudukannya, jika lintasan
yang dilalui berbeda, maka besar kerja yang dilakukan juga berbeda.
2. Energi
y
N
Fsin
Fcos
10
y2
wsin
y1 wcos
w=mg
x
Hukum Newton II
F=m.a=m.v.dv/ds
Untuk gaya yang tegak lurus bidang, resultannya adalah nol, sedang yang ke arah
sumbu y:
Fcos-mgsin-f=m.v.dv/ds,
W
t
dan
dW
dt
PERTEMUAN KE 11
RESPONSI/LATIHAN SOAL-SOAL
PERTEMUAN KE 12
KOMPETENSI:
11
F .dt mv
mv1
Dimana m.v disebut momentum. Jadi bisa dikatakan bahwa impuls sama dengan
perubahan momentum. Momentum ini selalu kekal untuk satu benda yang
bergerak, maupun dua atau lebih benda yang mengalami tumbukan.
6. Tumbukan
Tumbukan menurut arahnya dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Tumbukan sentral
b. Tumbukan tidak sentral
VA1
VB1
VA2
FAB
VB2
FBA
a)
b)
c)
Kekekalan momentum:
m AV A1 m BV B1 m AV A 2 m BV B 2
VA1
VB1
VA2
VB2
x
x
a.
b.
c.
Kekekalan momentumnya:
m AV A1 X m BV B1 X m AV A 2 X m BV B 2 X
m AV B1Y m BV B1Y m AV A 2Y m BV B 2Y
12
1. Tumbukan yang lenting sempurna. Ini terjadi jika dalam tumbukan tersebut
selain momentum, energi kinetik benda juga mengalami kekekalan.
Koefisien restitusinya (e = 1)
2. Tumbukan yang lenting sebagian, jika 0<e<1
3. Tumbukan yang tidak lenting sama sekali, atau setelah tumbukan kedua
benda menyatu. Pada kasus ini e = 0.
7. Aplikasi Tumbukan dan Kekekalan Energi
Diberikan contoh-contoh aplikasi mengenai tumbukan dan kekekalan
energi antara lain yang terjadi pada ayunan balistik.
8. Penentuan Pusat Berat.
Ada beberapa cara dalam menetukan pusat berat suatu benda. Penentuan
pusat berat secara matematis, sudah diberikan pada mata kuliah matematika. Pada
mata kuliah fisika ini, penentuan pusat berat yang diajarkan adalah penentuan
pusat berat benda dengan cara digantung (untuk benda yang tipis), dan ditumpu
pada dua timbangan untuk benda yang bentuknya lebih tidak beraturan.
PERTEMUAN KE 13
RESPONSI/LATIHAN SOAL-SOAL.
PERTEMUAN KE 14
BAB.V DINAMIKA ROTASI.
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu memahami benda bukan lagi sebagai partikel tetapi
sebagai
benda pejal. Mampu memahami dan menghitung momen inersia benda. Mampu
memahami penerapan hukum Newton I, II, III, pada benda tegar. Memahami
analogi gerak translasi dan rotasi.
5.1 Pertama-tama mahasiawa difahamkan mengenai sistem diskrit dan sistem
kontinu. Untuk selanjutnya pembahasan dalam bab ini meliputi:
a. Pernyataan vektor dalam gerak rotasi.
13
teratur bentuknya. Misalkan cicin, silinder pejal, silinder berongga, bola dll.
5.2 Analogi Persamaan dalam gerak translasi dan gerak rotasi.
Translasi
Rotasi
massa, (m)
kecepatan, (v)
kecepatan sudut, ()
percepatan, (a)
percepatan sudut, ()
gaya, (F=ma)
momentum, p=m.v
T1
f
w1
T2
m2
w2
Misalnya koefisien gesekan antara benda 1 dan lantai adalah maka kita dapat
menentukan percapatan benda, dengan persamaan-persamaan berikut:
persamaan benda 1:
T1-f = m1.a
T1- N = m1.a
persamaan benda 2
m2.g T2 = m2.a
persamaan katrol
(T2 T1).R = I
(T2 T1).R = MR2 .a/R
Kemudian ketiga persamaan diatas disubstitusi untuk mendapatkan nilai a, T1, T2.
Berikan juga contoh-contoh yang lain, misalkan sistem dengan dua benda yang
terletak pada bidang miring, sistem dengan dua katrol yang diklem jadi satu,
14
sehingga kecepatan sudut dua katrol tersebut sama, tetapi karena diameter katrol
berbeda maka kecepatan liniernya juga berbeda, dll.
PERTEMUAN KE 15
RESPONSI/LATIHAN SOAL-SOAL.
PERTEMUAN KE 16
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu memahami benda bukan lagi sebagai partikel tetapi
sebagai
benda pejal. Mampu memahami dan menghitung momen inersia benda. Mampu
memahami penerapan hukum Newton I, II, III, pada benda tegar. Memahami
analogi gerak translasi dan rotasi.
3. Gerak Menggelinding
Benda mengalami gerak rotasi, dan pusat massanya bertranslasi. Dalam gerak
menggelinding ini energi kinetik yang ada meliputi energi kinetik translasi dan
energi kinetik rotasi, sehingga:
Ek = mv2 + I2
Dalam menyelesaikan persoalan dalam gerak menggelinding dapat dengan dua
cara yaitu: 1. Cara kekekalan energi
2. Cara Dinamika
Tinjau sistem dibawah ini:
s
15
r
1
R
h
m.g.h = mv2 + I2
jika yang menggelinding adalah bola pejal dimana I = 2/5 m.R2 maka,
1
12
v2
mv 2
mR 2 2
2
25
R
7
gh v 2
10
mgh
maka v
10
gh
7
sehingga
s = h sin
16
PERTEMUAN KE 18
QUIS II.
PERTEMUAN KE 19
BAB.VII MEKANIKA FLUIDA
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu menghitung tekanan hidrostatik. Mahasiswa mampu
menerapkan hukum Archimedes, Pascal, dalam menyelesaikan soal-soal tentang
statika fluida.
7.1 Statika Fluida
* Rapat massa
* Tekanan P
M
V
F
A
(p+dp)A
dy
y
dw
p.A
dV = A dy
dm = dV = A dy
dw = g A dy
Syarat kesetimbangan Fy = 0
17
pA p dp ) A gAdy 0
dp
g
dy
p 2 p1 y 2 y1 g
karena p2 = po
dan y2 y1 = h maka
p1 p o gh
Hukum Archimedes: Jika suatu benda berada dalam suatu zat cair, maka
pada benda tersebut akan dikerjakan gaya ke atas sebesar berat fluida yang
dipindahkan.
Kapilaritas:
a. Suatu fluida akan naik didalam pipa kapilar, dan permukaannya akan
berbentuk cekung, bila:
-
b. Suatu fluida akan berada dibawah permukaan jika didalam kapilar, dan
permukaan dalam kapilar cembung, jika:
-
Rumusnya:
y
2 cu cos
gR
PERTEMUAN KE 20
RESPONSI/ LATIHAN SOAL-SOAL
PERTEMUAN KE 21
18
KOMPETENSI:
Mahasiswa memahami Hukum Kontinuitas, hukum Bernoulli, dan mampu
menerapkannya untuk menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan aliran
fluida yang tidak kental, dan steady.
7.2 Dinamika Fluida
7.2.1 Macam-macam aliran Fluida
a. Aliran laminar : alirannya mengikuti garis arus (stream line), bilangan
Reynoldnya Re < 2000
b. Aliran turbulen (bergolak), bilangan Reynoldnya Re > 3000
Dimana bilangan Re tersebut fungsi dari kecepatan aliran fluida, rapat
fluida, diameter pipa dan kekentalan fluida.
Re
VD VD
A2
fluidanya tidak kompresibel maka dalam waktu yang sama, volume fluida
yang masuk, sama dengan volume fluida yang keluar.
A1V1.t = A2V2.t
19
V1
y2
F1=P1A1
y1
dL1
datum
Fluida mengalir akibat perbedaan tekanan P1 dan P2. Kerja dari F1 dan F2, atau
kerja total dari sistem adalah:
W1 + W2 = P1A1L1 P2A2L2
m
Dari teorema kerja energi, dengan mengabaikan gaya gesek dari fluida dan dinding
pipa, maka didapat persamaan Bernoulli:
P1
1
1
V1 2 gy1 P2 V2 2 gy 2 = konstan
2
2
2
h
1
y2
y1
V1 dan V2 = 0 dan P2 = Po (Tekanan udara luar), maka:
20
P1 gy1 P2 gy 2
P1 Po g ( y 2 y1 )
P1 P0 gh
b. Teorema Toricelli
1
h
2
h2 = 0, dan lubang di titik 2 jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan luas
permukaan di titik 1, maka V2 jauh lebih besar jika dibanding dengan V 1. Dan V1
bisa dianggap sama dengan nol. Di titik 1 dan di titik 2 sama-sama berhubungan
dengan udara luar, jadi tekanannya sama, maka persamaan bernoulli menjadi:
gh
V2
1
V2 2
2
2 gh
A1
V1
V2
A2
h1 dan h2 sama, beda tekanan di titik 1 dan titik 2 adalah seperti yang terbaca pada
manometer, yaitu gh, maka persamaan Bernoulli menjadi:
gh
1
1
V1 2 V2 2
2
2
dari alat ukur venturi meter ini bisa diketahui berapa kecepatan aliran fluida yang
mengalir dalam pipa, dimana fluidanya adalah yang bersifat tidak kompresibel.
d. Tabung Pitot
21
1
h
o
Pada titik 1 kecepatan aliran fluida sama dengan kecepatan gas. Sedang di titik 2 =
0.
Dari statika fluida P2 = P1 + gh
maka:
1
V1 2 P1 o gh
2
2 o gh
P1
V1
V1
2 o gh
PERTEMUAN KE 22
RESPONSI / LATIHAN SOAL-SOAL
PERTEMUAN KE 23
QUIS III
PERTEMUAN KE 24
BAB VIII. TERMOMETRI DAN KALORIMETRI
KOMPETENSI:
Mahasiswa
mampu
memahami
konsep
temperature.
Memahami
22
A = Ao (1 + t)
c. Muai Volume V = Vo (1 + t)
dimana = 2 dan = 3
Konsep panas
1. Sesuatu yang dipindahkan dari sistem ke lingkungan karena adanya beda
temperatur.
2. Panas sebagai salah satu bentuk energi.
Definisi
1. Satu kalori adalah banyaknya panas yang diperlukan untuk menaikkan
temperatur 1 gr air dari 14,5o C ke 15,5oC pada tekanan 1 atm.
2. 1 kalori = 1/860 watt jam = 4,18605 joule.
3. Satu BTU (British Thermal Unit) adalah banyaknya panas yang diperlukan
untuk menaikkan temperatur 1 lbm air dari 63oF ke 64oF pada tekanan 14,7
psi ( 1 atm).
Kapasitas Panas (kal/K), (Joule/K), (kal/oC).
C
Q
T
1 Q
m T
Q mcT
23
Di bagian akhir bab ini juga diterangkan beberapa macam kalorimeter, termasuk
yang ada di lab fisika.
RESPONSI / LATIHAN SOAL-SOAL.
PERTEMUAN KE 25
BAB X. TERMODINAMIKA
KOMPETENSI:
Mahasiswa
termodinamika, memahami sifat-sifat gas, memahami jenis jenis proses yang ada
dalam termodinamika, dan bisa menggambarkan diagram proses, pada p-v, t-s, dan
t-v diagaram.
10.1 Sistem Termodinamik
Ada dua macam sistem dalam termodinamika, yaitu sistem tertutup dan
sistem terbuka yang lebih dikenal dengan sebutan volume atur. Kedua sistem
tersebut digambarkan seperti dibawah ini.
Gas Keluar
Gas
Gas
Q
Batas sistem
a. Sistem Tertutup
Gas Masuk
Batas sistem
24
temperatur B tanpa perlu membuat benda A kontak dengan benda B secara fisis.
Benda uji C yang disebut termometer.
A
Termometer
25
P nR
Cons tan
T
V
P1 P2
Cons tan
T1 T2
Diagram prosesnya:
P
V
b. Proses Isobaris
PV = nRT
P, n, R = konstan, maka
V
nR
kons tan
T
P
V1 V2
kons tan
T1 T2
Diagram prosesnya:
P
c. Proses Isotermis
PV = nRT
PV = konstan
P1V1 = P2V2 = konstan
Diagram prosesnya:
P
26
T
d. Proses Isotermis dan Isobaris, Proses Boyle Gay Lusac
P1V1
PV
2 2 kons tan
T1
T2
e. Proses Adiabatik
Yaitu suatu proses dimana selama proses berlangsung tidak ada panas yang
masuk kedalam sistem, dan panas yang keluar dari sistem. Dengan kata lain proses
adiabatik adalah proses dimana Q = konstan.
dimana
cp
cv
Diagram prosesnya
P
V
f. Proses Politropik
n
V
g. Siklus
Siklus adalah rangkaian proses-proses yang pada akhir proses, system
kembali ke keadaan semula (tingkat keadaan awal).
27
1
V
Latihan / soal-soal.
PERTEMUAN KE 26
KOMPETENSI:
Mahasiawa mampu memahami kerja pada system termodinamika, dan
mampu menghitung kerja pada system termodinamika, untuk bermacam-macam
proses termodinamika.
10.6 Usaha / Kerja
F
P
A
ds
F P. A
dW F ..ds P. A.ds P.dV
a. Proses Isovolumis
dV=0 maka W=0
b. Proses Isobaris
V2
W PdV P (V2 V1 )
V1
c. Proses Isotermis
V2
W PdV
V1
V2
V
nRT
dV nRT ln 2
V
V1
V1
28
e. Proses Adiabatis
V2
V2
V1
V1
W PdV
dV
1
( P2V2 P1V1 )
1
dV
1
( P2V2 P1V1 )
1 n
f. Proses Politropik
V2
W PdV
V1
V2
V1
g. Proses Siklus
W positif jika arah siklus searah jarum jam.
W negatif jika arah siklus berlawanan arah jarum jam.
h. Untuk Volume atur
2
W V .dP
1
P2
P1 dP
d
dV
a V1 V2
1
b
29
PERTEMUAN KE 27
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu memahami tentang hokum termodinamika I, dan
mampu menerapkannya dalam menyelesaikan persoalan dalam termodinamika.
10.7 Hukum Termodinakmia Pertama.
10.7.1 Untuk Sistem tertutup.
Pada system tertutup, tidak ada aliran fluida kerja yang melintasi batas
sistem, artinya tidak ada energi lain yang dibawa bersama aliran fluida sehingga
hanya ada energi. Dan persamaan Hukum Termodinamika Pertama dapat ditulis
sebagai berikut:
dQ dW = dU
dQ=dW+dU
Artinya bahwa panas yang diserap sistem digunakan untuk melakukan kerja dan
untuk meningkatkan energi dalam. Energi dalam ini hanya bergantung keadaan
awal dan akhir dari proses. Beda dengan panas dan kerja, keduanya merupakan
fungsi dari jenis proses, jadi hanya tergamtung keadaan awal dan akhir proses.
10.7.2 Penerapan Hukum Termodinamika Pertama pada Sistem Tertutup.
a. Pada Proses Isovolumis
Pada proses ini tidak ada perubahan volume, sehingga dW = 0. Jika dW = 0
maka persamaan termodinamika pertama akan menjadi:
dQ = dU = m cv T
Dengan demikian, perpindahan kalor ke sistem diperhitungkan sebagai
peningkatan [ada energi dalam sistem. Serupa dengan hal itu, maka perpindahan
panas keluar dari sistem ke sekitar merupakan penurunan ekuivalen pada energi
dalam sistem tersebut.
b. Pada Proses Tekanan Konstan (Isobaris)
Pada proses tekanan konstan W = P (V2 V1), maka hukum termodinamika
pertama menjadi:
Q1-2 P (V2 V1) = (U2 U1)
Q1-2 = (PV2 + U2) (PV1 + U1)
Q1-2 = H2 H1
(Perubahan entalpy)=m cp T
Artinya panas ang diserap sistem sama dengan perubahan entalpy sistem.
30
dQ=dW
artinya, pada kompresi atau ekspansi isotermal yang hanya melibatkan gas ideal,
jumlah kalor dan kerja sama dengan nol.
d. Proses Adiabatik
Pada proses adiabatik, tidak ada panas yang keluar dan masuk sistem
sehingga hukum termodinamika pertama menjadi:
-dW = dU
Artinya kerja yang dilakukan ke sistem untuk meningkatkan energi dalam sistem.
dari persamaan gas ideal perbandingan volume dapat digantikan sehingga
T2 p 2T1
T1 p1T2
R
cV
p
2
p1
R cV
v1 p 2
cV
cp
cp
cv
31
v2
Q W masuk keluar m h
gz ECV
2
(Joule, lb ft)
dECV
v2
h
Q W masuk keluar m
gz
2
dt
(Joule/dtk, lb ft/dtk)
v2
Q W masuk keluar m h
gz 0
2
vi 2 v e 2
g zi ze 0
hi he
PERTEMUAN KE 28
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu memahami Hukum Termodinamika I pada volume
atur, dan mampu menerapkannya dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang
32
qi e he hi
atau
atau
-wi-e = he - hi
wie = hi-he
Kompresor digunakan untuk menaikkan tekanan fluida dan untuk ini kompresor
memerlukan kerja.
33
c. Nosel
Nosel merupakan jalan lalu yang luas penampangnya bervariasi sehingga
kecepatan fluida akan meningkat begitu fluida berekspansi ke tekanan yang lebih
rendah. dalam nosel adiabatik yang didalamnya energi potensial dapat diabaikan
dan satu-satunya interaksi kerja
menjadi energi kinetik. Untuk volume atur seperti gambar dibawah ini persamaan
energi keadaan tunak memperlihatkan bahwa perubahan entalpy sama dengan
peningkatan energi kinetik.
v2
0
2
atau
v2
v2
h
2
d. Piranti Pencekik
Dalam sistem ini, volume atur diisolasi secara termal (q i-e = 0), dan tidak
terjadi perpindahan kalor dalam bentuk kerja aliran dan sekelilingnya (w i-e= 0).
Jika perubahan
34
Q+12
Proses 1-2 Ekspansi Isotermal reversibel pada T2
2
35
Q-34
Proses 3-4 Kompresi isotermal reversibel pada T1
1
P
P1
Q12
P2
P4
Q34
P3
V1
V4
V2
V3
V
V2
nRT1 ln 3 Q2 Q1
V1
V4
W Q2 Q1 T2 T1
Q2
Q2
T2
36
Q2 T2
dimana T2 > T1
W Q2 Q1
W Q2 Q1 T2 T1
Q2
Q2
T2
W
Q1 T1
b. Pernyataan Clausius (Mesin Pendingin Carnot)
Q2
T2
dimana T2 > T1
W Q2 Q1
COP
Q1
Q1
T1
W Q2 Q1 T2 T1
W
Q1
T1
Q2
kondensor
kompresor
valve
evaporator
37
Q1
PERTEMUAN KE 31
RESPONSI / LATIHAN SOAL-SOAL
PERTEMUAN KE 32
PRE TEST MENGHADAPI UAS
38