Вы находитесь на странице: 1из 38

HAND OUT FISIKA I

PERTEMUAN KE I
MATERI: BAB I.
KOMPETENSI:
Mahasiswa bisa memahami tentang besaran, satuan, dan operasi vektor dan
dapat menerapkannya pada permasalahan yang berhubungan dengan fisika
PENDAHULUAN
1. Besaran.
2. Satuan.
3. Dimensi.
4. Vektor.
1.1 Besaran:
a. Besaran dasar
b. Besaran turunan
1.2 Satuan:
a. SI
b. Sistem British
1.3 Dimensi:
* Massa (M)
* Panjang (L)
* Waktu (T)
1.4 Besaran:
a. Skalar
b. Vektor
1.5 Penjumlahan dan pengurangan vektor secara grafis.

ab

a

a b

2
2

a
b
2 a b cos

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

HAND OUT FISIKA I

1.6 Perkalian vektor

1.6.1 Perkalian antara vektor a dengan skalar k

Hasilnya merupakan vektor baru.

Bila k >0 vektor baru k a searah dengan a

Bila k <0 vektor baru k a berlawanan arah dengan vektor a


1.6.2 Perkalian vektor dengan vektor
a. Perkalian titik.
Hasilnya merupakan besaran skalar.


a.b a . b cos

dan

a.b b .a

Dimana adalah sudut antara kedua vektor.


b. Perkalian silang. Hasilnya merupakan besaran vektor.
Hasilnya besaran vektor yang besarnya sama dengan luas jajaran genjang
yang
dibentuk oleh kedua vektor tersebut. Dan arahnya sesuai dengan arah
putar
sekrup kanan.


a xb a . b sin


a xb

b sin

a

b xa

PERTEMUAN KE 2
KOMPETENSI:
Mahasiswa bisa menerapkan operasi dan penguraian vektor pada
permasalahan yang berhubungan dengan fisika.

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

HAND OUT FISIKA I

1.7 Uraian Vektor


Koordinat Kartesian
y

Fy

Fx

Fx F cos

Fx

Fy F sin

Fy

F Fx Fy

Fy
tg
Fx

Koordinat Ruang
y

Fy

Fx

Fz

F Fx F y Fz ;

Fx

Fy

Fx

F cos

Fy

F cos

Fz

Fx
cos

Fz F cos

Fy
cos

Fz
cos
F

cos 2 cos 2 cos 2 1

Vektor satuan

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

HAND OUT FISIKA I

y
j

z
dengan

i j k vektor

satuan, yang besarnya 1 satuan.

contoh:

a a x i a y j a z k

dan

b bx i b y j bz k

Pengoperasian vektor dalam notasi vektor satuan.

* a b (a x bx )i (a y b y ) j (a z bz )k
* a b ( a x bx )i (a y b y ) j (a z bz )k

* k .a (ka x )i (ka y ) j (ka z )k


* Perkalian titik antara dua vektor.
i.i 1 ;

sehingga,

j. j 1 ;
i. j 0 ;
k.k 1 ;

a.b a x bx a y b y a z bz

j.k 0 ;

k.i 0

* Perkalian silang antara dua vektor.


ixi 0 ;

jxj 0 ;

kxk 0 ;

ixj k ;

jxk i ;

kxi j ;

Jika

dibalik, harganya
negatif. contoh:

a xb ( a y bz a z b y )i ( a z bx a x bz ) j ( a x b y a y bx ) k

PERTEMUAN KE 3
RESPONSI ATAU LATIHAN-LATIHAN SOAL.
PERTEMUAN KE 4
BAB II. KINEMATIKA PARTIKEL
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu memahami konsep kecepatan dan percepatan. Mampu
merumuskan persamaan gerak dari suatu paetikel. Mampu menyelesaikan
persoalan yang berhubungan dengan gerak dari suatu partikel.

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

HAND OUT FISIKA I

2.1 Kecepatan dan Percepatan.

r
* Kecepatan rata-rata Vav
dimana arah vektor V sama dengan arah vektor r.
t
dr
* Kecepatan sesaat V
dt

V
* Percepatan rata-rata a av
t

dV
d dr
d 2r
* Percepatan sesaat a
( ) 2
dt
dt dt
dt

dV dr
dV
a
.
V.
dt dr
dr

2.2 Gerak Lurus


* Gerak Lurus Beraturan.
Pada gerak lurus beraturan, kecepatannya konstan, atau percepatannya
sama dengan nol. Jarak yang ditempuh dalam selang waktu dt adalah: X=Vx.dt.
* Gerak Lurus Berubah Beraturan.
Artinya kecepatan partikel yang bergerak berubah secara beraturan atau
mempunyai percepatan yang konstan.

dV x
;
a
dt

dV

dt . ;

V x a x t C1

dengan C1 adalah konstanta yang didapat dari syarat batas pengintegralan.


Misalnya pada t=0 maka Vx=Vxo, maka diperoleh

V x V xo a x t

Untuk menurunkan persamaan vektor posisi:

dX
Vx
dt

dX V x dt

(V

xo

a x t ) dt


1
X V xo t a x t C 2
2

Dimana C2 adalah konstanta yang diperoleh dari syarat batas pengintegralan.

Misalnya pada t=0, X=X0 maka, X X o V xo t 1 / 2a x t 2


Dari dua persamaan kecepatan dan posisi diatas, diperoleh persamaan:
2 2
V x V xo 2a x ( X X o )

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

HAND OUT FISIKA I

Benda jatuh bebas dibawah pengaruh percepatan grafitasi bumi yang bisa dianggap
konstan sehingga persamaannya analog dengan GLBB diatas.

V y V yo gt

1
Y Yo V yo t gt 2
2
2
2

V y V yo 2 gy

* Gerak lurus dengan percepatan fungsi waktu.

dV x

ax
f (t )
dt

dV x f (t )dt

xdimana C3 dapat diperoleh dari syarat batas pengintegralan.


Untuk menentukan persamaan posisinya:

dX

dt

X V x dt C 4

dimana C4 dicara dari syarat batas pengintegralan.

* Gerak lurus dengan percepatan sebagai fungsi posisi.

dV x

ax
f ( x)
dt

dV x dX
dV x

ax f ( X )
Vx
dt dX
dX

V x dV x f ( X )dX

1 2
Vx
2

f ( X )dX C

dimana

C5

diperoleh

dari

syarat

batas

pengintegralan.

PERTEMUAN KE 5
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu memahami konsep kecepatan dan percepatan. Mampu
merumuskan persamaan gerak dari suatu paetikel. Mampu menyelesaikan
persoalan yang berhubungan dengan gerak dari suatu partikel.
2.3 Gerak Peluru.

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

HAND OUT FISIKA I

Merupakan contoh gerak dalam bidang. Pada gerak peluru gerak ke arah
sumbu x mengikuti aturan GLB, sedangkan gerak ke arah sumbu y mengiukuti
aturan GLBB, karena ada pengaruh percepatan grafitasi yang dianggap konstan.

ymax
vyo

vo
o

vxo

x
R atau Xmax

Vxo=Vx coso; Vyo=Vysino


Gerak kearah sumbu x mengikuti aturan GLB.
Vx=Vxo=Vxcoso;

X=Vx .t

(Persamaan gerak kearah sumbu x)

Gerak kearah sumbu y mengikuti aturan GLBB.


Vy=Vyo-gt
Y=Yo+Vyot+1/2gt2

(Persamaan gerak kearah sumbu y)

Sedang persamaan lintasannya:

Y (tg o ) x (

g
)x 2
2
2Vo cos o
2

Dari persamaan lintasan diatas dapat dicari jarak lempar terjauh yaitu:
V sin 2 o
R o
g
2

dan akan memperoleh harga maksimum jika sudut

elevasinya (sudut lempar) 45o.


2.4 Gerak Melingkar
Gerak melingkar dibagi menjadi:
1. Gerak melingkar beraturan GMB. Dimana besar kecepatan liniernya
konstan, sedangkan arah kecepatannya berubah secara kontinu (beraturan).

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

HAND OUT FISIKA I

Karena adanya perubahan arah kecepatan inilah maka timbul percepatan


yang disebut percepatan sentripetal, atau percepatan normal, atau
percepatan radial. Yang besarnya :
ar=V2/r
2. Gerak melingkar berubah beraturan GMBB. Disini besar kecepatan
liniernya juga

berubah secara beraturan selain arahnya berubah secara

beraturan. Sehingga disini mempunyai dua macam percepatan, yaitu


percepatan sentripetal dan percepatan tangensial. Dengan aT= r.
Pada GMBB berlaku persamaan yang analog dengan persamaan GLBB
yaitu:
o t
1
o o t t 2
2
2
2
o 2 ( o )

PERTEMUAN KE 6
RESPONSI/ LATIHAN SOAL-SOAL.
PERTEMUAN KE 7
BAB III. DINAMIKA PARTIKEL
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu menerapkan Hukum Newton I, II, III untuk
menyelesaikan persoalan tentang dinamika partikel.

3.1 Hukum Newton


a. Hukum Newton 1.
b. Hukum Newton 2.
c. Hukum Newton 3.
3.2 Macam-macam gaya.
1. Gaya Berat

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

HAND OUT FISIKA I

w=mg

(Satuannya Newton)

2. Gaya Tegangan Tali


m1

m1 m2
.g
m1 m2

m2g
3. Gaya Normal (N)
Gaya normal adalah gaya reaksi oleh bidang akibat gaya-gaya yang bekerja
pada bidang tersebut. Arahnya selalu tegak lurus dengan permukaan bidang.
4.Gaya Gesekan
besarnya sama dengan koefisien gesekan antara benda dan bidang, kali
gaya normal pada bidang tersebut. Arahnya selalu berlawanan dengan arah gerak.
f=N
5. Gaya Sentripetal
Gaya ini timbul akibat adanya percepatan sentripetal, yaitu percepatan yang
arahnya ke pusat lingkaran, pada gerak melingkar. Percepatan sentripeteal adalah
percepatan yang timbul karena adanya perubahan arah dari vektor kecepatan.
Fsp=masp=m.v2/r

PERTEMUAN KE 8
RESPONSI/LATIHAN SOAL-SOAL.
PERTEMUAN KE 9
QUIS I

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

HAND OUT FISIKA I

PERTEMUAN KE 10
BAB IV. KERJA DAN ENERGI
KOMPETENSI:
Mahasiswa memahami teorema kerja energi, dan mampu menerapkannya
dalam menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan kerja dan energi.
1. Kerja
F sin

F cos

ds
dW=F cos. ds
b

W dW
a

F cos .ds
a

F .ds
a

Integral diatas bukan integral eksak, artinya kerja bukan merupakan fungsi
dari posisi awal dan posisi akhir saja, melainkan merupakan fungsi lintasan yang
dilalui. Meskipun posisi awal dan posisi akhir sama kedudukannya, jika lintasan
yang dilalui berbeda, maka besar kerja yang dilakukan juga berbeda.

2. Energi
y

N
Fsin

Fcos

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

10

HAND OUT FISIKA I

y2
wsin

y1 wcos

w=mg
x

Hukum Newton II
F=m.a=m.v.dv/ds
Untuk gaya yang tegak lurus bidang, resultannya adalah nol, sedang yang ke arah
sumbu y:
Fcos-mgsin-f=m.v.dv/ds,

jika dikalikan dengan ds

Fcos ds=m.v.dv+mg sin.ds+f.ds


dimana sin .ds=dy sehinga
Fcos.ds=m.v.dv+m.g.dy+f.ds, setelah diintegralkan maka akan diperoleh
persa
maan TEOREMA KERJA ENERGI:
WF=Ek+Ep+Wf
3.Energi Potensial Pegas
Yang dipakai dasar disini adalah hukum Hooks
F=k.L=k.x,
dimana x adalah perubahan panjang pegas, dan k adalah tetapan pegas.
Kerja yang dilakukan oleh pegas adalah W=1/2k.x 2, yang biasanya disebut
juga dengan energi potensial pegas (Ep). Sehingga teorema kerja energi sistem jika
melibatkan sistem pegas adalah:
WF=Ek+Ep+Ep+Wf
4. Daya
Pav

W
t

dan

daya sesaat adalah P

dW
dt

PERTEMUAN KE 11
RESPONSI/LATIHAN SOAL-SOAL
PERTEMUAN KE 12
KOMPETENSI:

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

11

HAND OUT FISIKA I

Mahasiswa mampu memahami hubungan antara impuls dan momentum


dan mampu menerapkannya dalam menyelesaikan soal-soal tentang tumbukan.
5. Impuls dan Momentum
Impuls adalah gaya yang bekerjanya hanya sesaat.

F .dt mv

mv1

Dimana m.v disebut momentum. Jadi bisa dikatakan bahwa impuls sama dengan
perubahan momentum. Momentum ini selalu kekal untuk satu benda yang
bergerak, maupun dua atau lebih benda yang mengalami tumbukan.
6. Tumbukan
Tumbukan menurut arahnya dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Tumbukan sentral
b. Tumbukan tidak sentral
VA1

VB1

VA2
FAB

VB2

FBA

a)

b)

c)

Kekekalan momentum:

m AV A1 m BV B1 m AV A 2 m BV B 2

Tumbukan yang tidak sentral:


y

VA1

VB1

VA2

VB2
x

x
a.

b.

c.

Kekekalan momentumnya:

m AV A1 X m BV B1 X m AV A 2 X m BV B 2 X

m AV B1Y m BV B1Y m AV A 2Y m BV B 2Y

Tumbukan dibedakan menjadi tiga menurut koefisien restitusinya:


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

12

HAND OUT FISIKA I

1. Tumbukan yang lenting sempurna. Ini terjadi jika dalam tumbukan tersebut
selain momentum, energi kinetik benda juga mengalami kekekalan.
Koefisien restitusinya (e = 1)
2. Tumbukan yang lenting sebagian, jika 0<e<1
3. Tumbukan yang tidak lenting sama sekali, atau setelah tumbukan kedua
benda menyatu. Pada kasus ini e = 0.
7. Aplikasi Tumbukan dan Kekekalan Energi
Diberikan contoh-contoh aplikasi mengenai tumbukan dan kekekalan
energi antara lain yang terjadi pada ayunan balistik.
8. Penentuan Pusat Berat.
Ada beberapa cara dalam menetukan pusat berat suatu benda. Penentuan
pusat berat secara matematis, sudah diberikan pada mata kuliah matematika. Pada
mata kuliah fisika ini, penentuan pusat berat yang diajarkan adalah penentuan
pusat berat benda dengan cara digantung (untuk benda yang tipis), dan ditumpu
pada dua timbangan untuk benda yang bentuknya lebih tidak beraturan.
PERTEMUAN KE 13
RESPONSI/LATIHAN SOAL-SOAL.
PERTEMUAN KE 14
BAB.V DINAMIKA ROTASI.
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu memahami benda bukan lagi sebagai partikel tetapi
sebagai
benda pejal. Mampu memahami dan menghitung momen inersia benda. Mampu
memahami penerapan hukum Newton I, II, III, pada benda tegar. Memahami
analogi gerak translasi dan rotasi.
5.1 Pertama-tama mahasiawa difahamkan mengenai sistem diskrit dan sistem
kontinu. Untuk selanjutnya pembahasan dalam bab ini meliputi:
a. Pernyataan vektor dalam gerak rotasi.

b. Momentum linier p mv , dan momentum sudut Li ri xp i

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

13

HAND OUT FISIKA I

c. Perhitungan momen inersia

untuk beberapa benda yang simetris dan

teratur bentuknya. Misalkan cicin, silinder pejal, silinder berongga, bola dll.
5.2 Analogi Persamaan dalam gerak translasi dan gerak rotasi.
Translasi

Rotasi

massa, (m)

momen inersia, (I)

kecepatan, (v)

kecepatan sudut, ()

percepatan, (a)

percepatan sudut, ()

gaya, (F=ma)

momen gaya, ( =I)

momentum, p=m.v

momentum sudut, L=I

5.3 Aplikasi dalam contoh sistem


N
m1

T1

f
w1

T2

m2
w2
Misalnya koefisien gesekan antara benda 1 dan lantai adalah maka kita dapat
menentukan percapatan benda, dengan persamaan-persamaan berikut:
persamaan benda 1:
T1-f = m1.a
T1- N = m1.a

maka T1= m1.a + N

persamaan benda 2
m2.g T2 = m2.a

maka T2 = m2.g m2.a

persamaan katrol
(T2 T1).R = I
(T2 T1).R = MR2 .a/R

maka (T2 T1) = M.a

Kemudian ketiga persamaan diatas disubstitusi untuk mendapatkan nilai a, T1, T2.
Berikan juga contoh-contoh yang lain, misalkan sistem dengan dua benda yang
terletak pada bidang miring, sistem dengan dua katrol yang diklem jadi satu,

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

14

HAND OUT FISIKA I

sehingga kecepatan sudut dua katrol tersebut sama, tetapi karena diameter katrol
berbeda maka kecepatan liniernya juga berbeda, dll.
PERTEMUAN KE 15
RESPONSI/LATIHAN SOAL-SOAL.
PERTEMUAN KE 16
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu memahami benda bukan lagi sebagai partikel tetapi
sebagai
benda pejal. Mampu memahami dan menghitung momen inersia benda. Mampu
memahami penerapan hukum Newton I, II, III, pada benda tegar. Memahami
analogi gerak translasi dan rotasi.
3. Gerak Menggelinding

Benda mengalami gerak rotasi, dan pusat massanya bertranslasi. Dalam gerak
menggelinding ini energi kinetik yang ada meliputi energi kinetik translasi dan
energi kinetik rotasi, sehingga:
Ek = mv2 + I2
Dalam menyelesaikan persoalan dalam gerak menggelinding dapat dengan dua
cara yaitu: 1. Cara kekekalan energi
2. Cara Dinamika
Tinjau sistem dibawah ini:
s

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

15

HAND OUT FISIKA I

r
1

R
h

Dengan cara kekekalan energi


Ek1 + Ep11 = Ek2 + Ep2

dimana Ek1 = 0 dan Ep2 = 0 maka:

m.g.h = mv2 + I2
jika yang menggelinding adalah bola pejal dimana I = 2/5 m.R2 maka,
1
12
v2
mv 2
mR 2 2
2
25
R
7
gh v 2
10

mgh

maka v

10
gh
7

Untuk menghitung percepatan:


h/s = sin;

sehingga

s = h sin

digunakan persamaan gerak, v2 = vo2 + 2 a s.


Dengan cara dinamika.
Hukum Newton II untuk translasi:
F = m.a
mg sin f = m.a
Hukum Newton II untuk rotasi:
= I
f.R = 2/5 mR2. a/R
f = 2/5 m.a
Jika dua persamaan diatas disubstitusikan akan dapat ditentukan berapa nilai
percepatannya (a). Kemudian dengan menggunakan persamaan gerak akan didapat
harga dari kecepatan (v).
PERTEMUAN KE 17
RESPONSI / LATIHAN SOAL-SOAL.

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

16

HAND OUT FISIKA I

PERTEMUAN KE 18
QUIS II.
PERTEMUAN KE 19
BAB.VII MEKANIKA FLUIDA
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu menghitung tekanan hidrostatik. Mahasiswa mampu
menerapkan hukum Archimedes, Pascal, dalam menyelesaikan soal-soal tentang
statika fluida.
7.1 Statika Fluida
* Rapat massa
* Tekanan P

M
V

F
A

* Tekanan dalam fluida pada kedalaman h (Tekanan hidrostatis)

(p+dp)A
dy
y

dw

p.A

dV = A dy
dm = dV = A dy
dw = g A dy
Syarat kesetimbangan Fy = 0

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

17

HAND OUT FISIKA I

pA p dp ) A gAdy 0
dp
g
dy
p 2 p1 y 2 y1 g

karena p2 = po

dan y2 y1 = h maka

p1 p o gh

Hukum Archimedes: Jika suatu benda berada dalam suatu zat cair, maka
pada benda tersebut akan dikerjakan gaya ke atas sebesar berat fluida yang
dipindahkan.

Tegangan permukaan = kerja / tambahan luas.

Kapilaritas:
a. Suatu fluida akan naik didalam pipa kapilar, dan permukaannya akan
berbentuk cekung, bila:
-

sudut kontaknya 0o < <90o

Adhesi > kohesi (gaya tarik menarik antara molekul yang


berbeda lebih kuat jika dibandingkan dengan gaya tarik menarik
antara molekul yang sejenis)

Dikatakan fluidanya membasahi dinding.

b. Suatu fluida akan berada dibawah permukaan jika didalam kapilar, dan
permukaan dalam kapilar cembung, jika:
-

sudut kontaknya 90o < < 180o

Kohesi > adhesi

Dikatakan fluidanya tidak membasahi dinding

Rumusnya:
y

2 cu cos
gR

PERTEMUAN KE 20
RESPONSI/ LATIHAN SOAL-SOAL
PERTEMUAN KE 21

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

18

HAND OUT FISIKA I

KOMPETENSI:
Mahasiswa memahami Hukum Kontinuitas, hukum Bernoulli, dan mampu
menerapkannya untuk menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan aliran
fluida yang tidak kental, dan steady.
7.2 Dinamika Fluida
7.2.1 Macam-macam aliran Fluida
a. Aliran laminar : alirannya mengikuti garis arus (stream line), bilangan
Reynoldnya Re < 2000
b. Aliran turbulen (bergolak), bilangan Reynoldnya Re > 3000
Dimana bilangan Re tersebut fungsi dari kecepatan aliran fluida, rapat
fluida, diameter pipa dan kekentalan fluida.
Re

VD VD

dengan = rapat massa fluida


V = kecepatan aliran
D = diameter pipa
= kekentalan mutlak
= kekentalan kinematis
Dalam bab ini pembahasannya dibatasi untuk fluida yang tidak kental, dan tidak
bisa dikompresikan.
7.2.2 Persamaan Kontinuitas
V1.t
V2.t
A1

A2

fluidanya tidak kompresibel maka dalam waktu yang sama, volume fluida
yang masuk, sama dengan volume fluida yang keluar.
A1V1.t = A2V2.t

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

19

HAND OUT FISIKA I

A1V1 = A2V2 = konstan


7.2.3 Persamaan Bernoulli
V2
F2 = P2A2
dL2

V1
y2
F1=P1A1
y1
dL1

datum

Fluida mengalir akibat perbedaan tekanan P1 dan P2. Kerja dari F1 dan F2, atau
kerja total dari sistem adalah:
W1 + W2 = P1A1L1 P2A2L2
m

jika A.L = volume = , maka kerja total:


W P1 P2 .

Dari teorema kerja energi, dengan mengabaikan gaya gesek dari fluida dan dinding
pipa, maka didapat persamaan Bernoulli:
P1

1
1
V1 2 gy1 P2 V2 2 gy 2 = konstan
2
2

7.2.4 Pemkaian Persamaan Bernoulli


a. Persamaan statika fluida
Po

2
h
1

y2

y1
V1 dan V2 = 0 dan P2 = Po (Tekanan udara luar), maka:

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

20

HAND OUT FISIKA I

P1 gy1 P2 gy 2
P1 Po g ( y 2 y1 )
P1 P0 gh

b. Teorema Toricelli
1
h

2
h2 = 0, dan lubang di titik 2 jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan luas
permukaan di titik 1, maka V2 jauh lebih besar jika dibanding dengan V 1. Dan V1
bisa dianggap sama dengan nol. Di titik 1 dan di titik 2 sama-sama berhubungan
dengan udara luar, jadi tekanannya sama, maka persamaan bernoulli menjadi:
gh
V2

1
V2 2
2
2 gh

c. Alat ukur Venturi


h

A1

V1

V2

A2

h1 dan h2 sama, beda tekanan di titik 1 dan titik 2 adalah seperti yang terbaca pada
manometer, yaitu gh, maka persamaan Bernoulli menjadi:
gh

1
1
V1 2 V2 2
2
2

dari alat ukur venturi meter ini bisa diketahui berapa kecepatan aliran fluida yang
mengalir dalam pipa, dimana fluidanya adalah yang bersifat tidak kompresibel.
d. Tabung Pitot

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

21

HAND OUT FISIKA I

1
h
o

Pada titik 1 kecepatan aliran fluida sama dengan kecepatan gas. Sedang di titik 2 =
0.
Dari statika fluida P2 = P1 + gh

maka:

1
V1 2 P1 o gh
2
2 o gh

P1
V1

V1

2 o gh

PERTEMUAN KE 22
RESPONSI / LATIHAN SOAL-SOAL
PERTEMUAN KE 23
QUIS III
PERTEMUAN KE 24
BAB VIII. TERMOMETRI DAN KALORIMETRI
KOMPETENSI:
Mahasiswa

mampu

memahami

konsep

temperature.

Memahami

bagaimana pemuaian, dan dapat menghitung pemuaian pada suatu benda.


Mahasiswa mampu memahami konsep panas, dan mampu menerapkannya untuk
menyelesaikan soalsoal tentang panas.
Temperatur adalah besaran fisis yang menentukan ukuran panas
dinginnya suatu benda secara relative.
Konversi temperatur:

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

22

HAND OUT FISIKA I

t(oF) = 9/5 t(oC) + 32


t(oC) = [t(oF) 32]5/9
suhu mutlak untuk satuan SI adalah Kelvin, dimana K = t(oC) + 273
sedangkan dalam satuan british Rankine R = t(oF) + 459,67
Pemuaian.
a. Muai panjang L = Lo (1 + t)
b. Muai luas

A = Ao (1 + t)

c. Muai Volume V = Vo (1 + t)
dimana = 2 dan = 3
Konsep panas
1. Sesuatu yang dipindahkan dari sistem ke lingkungan karena adanya beda
temperatur.
2. Panas sebagai salah satu bentuk energi.
Definisi
1. Satu kalori adalah banyaknya panas yang diperlukan untuk menaikkan
temperatur 1 gr air dari 14,5o C ke 15,5oC pada tekanan 1 atm.
2. 1 kalori = 1/860 watt jam = 4,18605 joule.
3. Satu BTU (British Thermal Unit) adalah banyaknya panas yang diperlukan
untuk menaikkan temperatur 1 lbm air dari 63oF ke 64oF pada tekanan 14,7
psi ( 1 atm).
Kapasitas Panas (kal/K), (Joule/K), (kal/oC).
C

Q
T

Kapasitas Panas Jenis (Kapsitas panas per satuan massa).Satuannya dlm


kal/groC, Joule/kg K.

1 Q
m T
Q mcT

c air = 1 kal /groC


Panas laten
Q = mL
dimana L adalah panas Laten.

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

23

HAND OUT FISIKA I

Di bagian akhir bab ini juga diterangkan beberapa macam kalorimeter, termasuk
yang ada di lab fisika.
RESPONSI / LATIHAN SOAL-SOAL.
PERTEMUAN KE 25
BAB X. TERMODINAMIKA
KOMPETENSI:
Mahasiswa

memahami tentang sistem yang ada pada bidang

termodinamika, memahami sifat-sifat gas, memahami jenis jenis proses yang ada
dalam termodinamika, dan bisa menggambarkan diagram proses, pada p-v, t-s, dan
t-v diagaram.
10.1 Sistem Termodinamik
Ada dua macam sistem dalam termodinamika, yaitu sistem tertutup dan
sistem terbuka yang lebih dikenal dengan sebutan volume atur. Kedua sistem
tersebut digambarkan seperti dibawah ini.
Gas Keluar
Gas

Gas

Q
Batas sistem
a. Sistem Tertutup

Gas Masuk

Batas sistem

b. Sistem Terbuka (Volume Atur)

10.2 Hukum Termodinamika ke nol.


Jika dua sistem masing-masing berada dalam kesetimbangan termal
dengan suatu sistem ketiga, maka ketiganya juga berada dalam kesetimbangan
termal satu sam lainnya. hukum ke nol in merupakan dasar konsep temperatur dan
akan memungkinkan kita untuk membandingkan temperatur dua buah benda A dan
B, dengan bantuan benda ketiga C, dan mengatakan temperatur A sama dengan

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

24

HAND OUT FISIKA I

temperatur B tanpa perlu membuat benda A kontak dengan benda B secara fisis.
Benda uji C yang disebut termometer.
A

Termometer

10.3 Proses Reversibel dan Ireversibel


Jika suatu proses terjadi pada urutan terbalik, dan jika tingkat keadaan
awal dan seluruh energi yang dipindahkan atau ditransformasikan selama proses
itu dapat dikembalikan secara utuh pada sistem dan sekelilingnya, maka proses ini
disebut dengan proses Reversibel. Suatu proses disebut Ireversibel jika sistem atau
sekelilingnya tidak dapat dikembalikan seutuhnya ke tingkat keadaan awal setelah
prosesnya berlangsung.
10.4 Gas ideal
Gas ideal adalah gas yang memenuhi persamaan PV = nRT atau PV =
mRT
Dimana P = Tekanan
V = Volume
n = Mol gas
m = Massa gas
T = Temperatur
R = tetapan gas ideal, yang harganya
= 0,287 kJ/kg K
= 287 J/kg K
= 1545,3 lb ft/lb mole oR
10.5 Macam-macam Proses
a. Proses Isovolumis, Isometric, Isochoris
PV = nRT

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

V, n, R adalah berharga konstan sehingga

25

HAND OUT FISIKA I

P nR

Cons tan
T
V
P1 P2

Cons tan
T1 T2

Diagram prosesnya:
P

V
b. Proses Isobaris
PV = nRT

P, n, R = konstan, maka

V
nR

kons tan
T
P
V1 V2

kons tan
T1 T2

Diagram prosesnya:
P

c. Proses Isotermis
PV = nRT

n, R, T berharga konsta maka,

PV = konstan
P1V1 = P2V2 = konstan

Diagram prosesnya:
P

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

26

HAND OUT FISIKA I

T
d. Proses Isotermis dan Isobaris, Proses Boyle Gay Lusac
P1V1
PV
2 2 kons tan
T1
T2

e. Proses Adiabatik
Yaitu suatu proses dimana selama proses berlangsung tidak ada panas yang
masuk kedalam sistem, dan panas yang keluar dari sistem. Dengan kata lain proses
adiabatik adalah proses dimana Q = konstan.

P1V1 P2V2 kons tan

dimana

cp
cv

Diagram prosesnya
P

V
f. Proses Politropik
n

P1V1 P2V2 kons tan

V
g. Siklus
Siklus adalah rangkaian proses-proses yang pada akhir proses, system
kembali ke keadaan semula (tingkat keadaan awal).

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

27

HAND OUT FISIKA I

1
V

Latihan / soal-soal.
PERTEMUAN KE 26
KOMPETENSI:
Mahasiawa mampu memahami kerja pada system termodinamika, dan
mampu menghitung kerja pada system termodinamika, untuk bermacam-macam
proses termodinamika.
10.6 Usaha / Kerja
F
P

A
ds

F P. A
dW F ..ds P. A.ds P.dV

a. Proses Isovolumis
dV=0 maka W=0
b. Proses Isobaris
V2

W PdV P (V2 V1 )
V1

c. Proses Isotermis
V2

W PdV
V1

V2

V
nRT
dV nRT ln 2
V
V1
V1

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

28

HAND OUT FISIKA I

e. Proses Adiabatis
V2

V2

V1

V1

W PdV

dV

1
( P2V2 P1V1 )
1

dV

1
( P2V2 P1V1 )
1 n

f. Proses Politropik
V2

W PdV
V1

V2

V1

g. Proses Siklus
W positif jika arah siklus searah jarum jam.
W negatif jika arah siklus berlawanan arah jarum jam.
h. Untuk Volume atur
2

W V .dP
1

Kerja dapat ditunjukkan sebagai luasan yang berada dibawah lintasan


proses, seperti pada gambar dibawah:
P c

P2
P1 dP
d

dV
a V1 V2

1
b

Luasan ab12a adalah kerja untuk proses pada sistem tertutup.


Luasan d12cd adalah kerja untuk proses pada system volume atur.
Responsi / Latihan soal-soal

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

29

HAND OUT FISIKA I

PERTEMUAN KE 27
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu memahami tentang hokum termodinamika I, dan
mampu menerapkannya dalam menyelesaikan persoalan dalam termodinamika.
10.7 Hukum Termodinakmia Pertama.
10.7.1 Untuk Sistem tertutup.
Pada system tertutup, tidak ada aliran fluida kerja yang melintasi batas
sistem, artinya tidak ada energi lain yang dibawa bersama aliran fluida sehingga
hanya ada energi. Dan persamaan Hukum Termodinamika Pertama dapat ditulis
sebagai berikut:
dQ dW = dU

dQ=dW+dU

Artinya bahwa panas yang diserap sistem digunakan untuk melakukan kerja dan
untuk meningkatkan energi dalam. Energi dalam ini hanya bergantung keadaan
awal dan akhir dari proses. Beda dengan panas dan kerja, keduanya merupakan
fungsi dari jenis proses, jadi hanya tergamtung keadaan awal dan akhir proses.
10.7.2 Penerapan Hukum Termodinamika Pertama pada Sistem Tertutup.
a. Pada Proses Isovolumis
Pada proses ini tidak ada perubahan volume, sehingga dW = 0. Jika dW = 0
maka persamaan termodinamika pertama akan menjadi:
dQ = dU = m cv T
Dengan demikian, perpindahan kalor ke sistem diperhitungkan sebagai
peningkatan [ada energi dalam sistem. Serupa dengan hal itu, maka perpindahan
panas keluar dari sistem ke sekitar merupakan penurunan ekuivalen pada energi
dalam sistem tersebut.
b. Pada Proses Tekanan Konstan (Isobaris)
Pada proses tekanan konstan W = P (V2 V1), maka hukum termodinamika
pertama menjadi:
Q1-2 P (V2 V1) = (U2 U1)
Q1-2 = (PV2 + U2) (PV1 + U1)
Q1-2 = H2 H1

(Perubahan entalpy)=m cp T

Artinya panas ang diserap sistem sama dengan perubahan entalpy sistem.

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

30

HAND OUT FISIKA I

c. Pada Proses Temperatur Konstan


Selama proses ini temperatur sistem dipertahankan konstan. Jika suatu gas
ideal mengalami proses temperatur konstan, energi dalamnya, yang hanya
merupakan fungsi temperatur, akan konstan. Maka persamaan termodinamika
pertama akan menjadi:
dQ - dW = 0

dQ=dW

artinya, pada kompresi atau ekspansi isotermal yang hanya melibatkan gas ideal,
jumlah kalor dan kerja sama dengan nol.
d. Proses Adiabatik
Pada proses adiabatik, tidak ada panas yang keluar dan masuk sistem
sehingga hukum termodinamika pertama menjadi:
-dW = dU
Artinya kerja yang dilakukan ke sistem untuk meningkatkan energi dalam sistem.
dari persamaan gas ideal perbandingan volume dapat digantikan sehingga
T2 p 2T1

T1 p1T2

R
cV

p
2
p1

R cV

dalam gas ideal cp=cv + R sehingga diperoleh hubungan;


v 2 p1

v1 p 2

cV
cp

p 2 v 2 p1v1 kons tan


dengan

cp
cv

10.7.3 Hukum Termodinamika Pertama untuk Volume Atur.


Energi dapat diangkut melintasi batas volume (batas sistem) tidak saja
dengan kalor, tetapi juga dengan materi yang melintasi batas sistem ini. Materi
dapat mengangkut energi dalam, energi kinetik, energi potensial, kimiawi, dan
magnetik melintasi batas sistem. Menurut hukum pertama termodinamika, energi
yang memasuki volume atur harus sama dengan energi yang meninggalkan volume
atur ditambah sebarang energi dalam volume atur tersebut.
Interaksi kalor dan kerja + Energi yang memasuki volume atur pada penampang i
= energi yang meninggalkan volume atur pada penampang e + perunahan energi
dalam volume atur.
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

31

HAND OUT FISIKA I

v2
Q W masuk keluar m h
gz ECV
2

(Joule, lb ft)

dalam persatuan waktu:

dECV
v2
h
Q W masuk keluar m
gz
2
dt

(Joule/dtk, lb ft/dtk)

Proses aliran tunak.


Untuk suatu volume atur yang berada pada keadaan tunak, pernyataan berikut akan
berlaku:
1. Massa yang memasuki volume atur mengalir pada laju konstan, dan pada
sebarang waktu, aliran massa pada sisi masuk sama dengan aliran massa
pada sisi keluar. Ini menyiratkan bahwa massa dalam volume atur tidak
akan bertambah dan tidak pula berkurang pada saat kapan pun. (berlaku
hkm kontinuitas).
2. Tingkat keadaan dan energi fluida pada sisi masuk, pada sisi keluar, dan
pada setiap titik di dalam volume atur tidak tergantung pada waktu.
3. Laju energi , dalam bentuk kalor atau kerja, melintasi permukaan atur akan
konstan.
Maka persamaan Hukum Termodinamika Pertama untuk volume atur pada aliran
tunak akan menjadi:

v2
Q W masuk keluar m h
gz 0
2

Jika dalam persatuan massa:


qi e wi e

vi 2 v e 2
g zi ze 0
hi he

PERTEMUAN KE 28
KOMPETENSI:
Mahasiswa mampu memahami Hukum Termodinamika I pada volume
atur, dan mampu menerapkannya dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

32

HAND OUT FISIKA I

berhubungan dangan aplikasi hukum termodinamika I, pada turbin, kondensor,


throutle, nosel, boiler dan lain-lain.
10.7.4 Aplikasi Hukum Termodinamika Pertama pada Volume atur pada kedaan
tunak.
a. Penukar Panas
Pada penukar panas seperti ketel, kondensor, radiator, dan evaporator, kalor
dipindahkan dari aliran bertemperatur tinggi ke aliran bertemperatur rendah. Pada
penukar panas, entalpy pada sisi masuk dan sisi keluar biasanya sangat berbeda,
tetapi energi kinetik, dan potensial besarnya kecil dibandingkan dengan perubahan
entalpynya sehingga biasanya diabaikan. Karena tidak ada kerja yang dilakukan
pada penukar panas ini, maka penggunaan hukum termodinamika I menjadi:
qi e h 0

qi e he hi

atau

b. Turbin dan Kompresor


i
w
e
Turbin mengkonversi entalpy fluida menjadi kerja. Pada volume atur yang
ditunjukkan pada gamvabr diatas, sejumlah energi fluida berada dalam bentuk
energi kinetik, dan energi potensial. Hanya sedikit perbedaan kedua jenis energi ini
begitu fluida melintasi penampang i hingga ke penampang e, sehingga bisa
diabaikan. Karena interaksi antara turbin dan sekeliling relatif kecil jika
dibandingkan dengan perubahan entalpy sistem,

dan interaksi kerja, ekspansi

dapat dianggap adiabatik, sehingga hukum pertama termodinamika menjadi:


-wi-e + h = 0

atau

-wi-e = he - hi

wie = hi-he

Kompresor digunakan untuk menaikkan tekanan fluida dan untuk ini kompresor
memerlukan kerja.

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

33

HAND OUT FISIKA I

c. Nosel
Nosel merupakan jalan lalu yang luas penampangnya bervariasi sehingga
kecepatan fluida akan meningkat begitu fluida berekspansi ke tekanan yang lebih
rendah. dalam nosel adiabatik yang didalamnya energi potensial dapat diabaikan
dan satu-satunya interaksi kerja

ialah kerja aliran, energi entalpy dikonversi

menjadi energi kinetik. Untuk volume atur seperti gambar dibawah ini persamaan
energi keadaan tunak memperlihatkan bahwa perubahan entalpy sama dengan
peningkatan energi kinetik.

v2
0
2

atau

v2

v2
h
2

d. Piranti Pencekik
Dalam sistem ini, volume atur diisolasi secara termal (q i-e = 0), dan tidak
terjadi perpindahan kalor dalam bentuk kerja aliran dan sekelilingnya (w i-e= 0).
Jika perubahan

energi kinetik tidak begitu mencolok, maka persaman energi

keadaan tunak menjadi:


hi = he
e. Contoh-contoh soal.
PERTEMUAN KE 29
RESPONSI / LATIHAN SOAL-SOAL.
PERTEMUAN KE 30
KOMPETENSI:

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

34

HAND OUT FISIKA I

Mahasiswa memahami tentang hukum Termodinamika II dan mampu


menerapkannya untuk menyelesaika persoalan yang berhubungan dengan mesin
panas dan mesin pendingin karnot.
10.8 Hukum Termodinamika kedua
Terdapat sejumlah pernyataan hokum kedua termodinamika. Pasal ini
berkenaan dengan kedua pernyataan yang paling sering digunakan dalam
termodinamika klasik, yaitu:
a. Pernyataan Kelvin-Planck. Tidak mungkin membuat suatu piranti,
yang beroperasi secara terus-menerus (dalam suatu siklus) yang
tidak akan menghasilkan pengaruh selain dari pemindahan kalor
dari reservoir termal tunggal dan pelaksanaan sejumlah kerja yang
sama. Pernyataan ini berarti bahwa hanya sebagian kalor yang
dipindahkan ke siklus dari reservoir bertemperatur tinggi yang dapat
dikonversi menjadi kerja; sisanya harus dibuang ke reservoir
bertemperatur rendah.
b. Pernyataan Clausius. Tidak mungkin untuk membuat suatu piranti,
yang beroperasi secara terus-menerus, yang tidak akan
menghasilkan pengaruh selain perpindahan kalor dari benda yang
bertemperatur rendah ke benda yang bertemperatur tinggi.
Pernyataan ini berati bahwa perlu energi yang harus dipasok ke
piranti untuk memindahkan kalor dari benda dingin ke benda panas.
10.1. Aplikasi Hukum Termodinamika kedua.
a. Pernyataan Kelvin-Planck (pada mesin panas)
Siklus Carnot
1

Q+12
Proses 1-2 Ekspansi Isotermal reversibel pada T2
2

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

35

HAND OUT FISIKA I

Proses 2-3 Ekspansi Adiabatik reversibel dari T2 ke T1


4

Q-34
Proses 3-4 Kompresi isotermal reversibel pada T1
1

Proses 4-1 Kompresi adiabatik reversibel dari T1 ke T2

P
P1
Q12
P2
P4
Q34
P3
V1

V4

V2

V3

Kerja netto dari siklus carnot


W nRT2 ln

V
V2
nRT1 ln 3 Q2 Q1
V1
V4

Efisiensi termal siklus carnot:


T

W Q2 Q1 T2 T1

Q2
Q2
T2

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

36

HAND OUT FISIKA I

Sehingga untuk siklus ideal berlaku:


Q1 T1

Q2 T2

Skema diagram untuk mesin panas:


Q2 T2

dimana T2 > T1
W Q2 Q1

W Q2 Q1 T2 T1

Q2
Q2
T2

W
Q1 T1
b. Pernyataan Clausius (Mesin Pendingin Carnot)
Q2

T2

dimana T2 > T1
W Q2 Q1
COP

Q1
Q1
T1

W Q2 Q1 T2 T1

W
Q1

T1

Q2
kondensor

kompresor

valve

evaporator

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

37

HAND OUT FISIKA I

Q1
PERTEMUAN KE 31
RESPONSI / LATIHAN SOAL-SOAL
PERTEMUAN KE 32
PRE TEST MENGHADAPI UAS

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

38

Вам также может понравиться