Вы находитесь на странице: 1из 17

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau
kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.
Rasio Likuiditas, terdiri dari :
a. Current Ratio
b. Acid Test Ratio (Ratio Solvency)
c. Cash Ratio
d. Working Capital To Total Asset Ratio
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur perbandingan dana yang di
sediakan oleh pemiliknya dengan dana yang di pinjam dari kreditur perusahaan
tersebut. Rasio ini di maksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva
perusahaan dibiayai oleh hutang.
Ratio Solvabilitas, terdiri dari :
a. Total Debt to Equity Ratio(Rasio Hutang terhadap Equitas)
b. Total Debt to Asset Ratio(Ratio Hutang terhadap Harta
c. Ratio Hutang Modal (Debt to Equity Ratio atau Ratio Leverage)
3. Rasio Probabilitas
Rasio probabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba atau keuntungan, probabilitas suatu perusahaan mewujudkan
perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang mengasilkan laba tersebut.
Ratio Probabilitas, terdiri dari :
a. Gross Profit Marginal (Margin Laba Kotor).
b. Net Profit Marginal (Margin Laba Bersih).
c. Operating Profit Marginal.
d. Return Of Asset
e. Return Of Equity
f.
Rasio Perputaran Piutang
g. Earning Per Share(EPS)
h. Asset Turn Over atau Fixed Asset Turn Over
4. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam
memanfaatkan semau sumber daya yang ada padanya. Ratio aktivitas ini melibatkan
perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva.
Ratio Aktivitas, terdiri dari :
a. Total Asset turn over
b. Working Capital
c. Rasio Perputaran Aktiva Tetap
d. Rasio Perputaran Persediaan.
1

PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk.


A. Profil Singkat Perusahaan
PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,
ruang lingkup bisnis kegiatannya adalah menyelenggarakan jaringan dan layanan
telekomunikasi, informatika serta optimalisasi sumber daya Perusahaan. Merupakan
BUMN yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan di
wilayah Indonesia dan karenanya tunduk pada hukum dan peraturan yang berlaku di
Indonesia. Dengan statusnya sebagai Perusahaan milik negara yang sahamnya
diperdagangkan di bursa saham, pemegang saham mayoritas perusahaan adalah
Pemerintah Republik Indonesia sedangkan sisanya dikuasai oleh publik. Saham
Perusahaan diperdagangkan di BEI, NYSE, LSE dan Public Offering Without
Listing (POWL) di Jepang. Untuk mencapai tujuan-tujuan, perusahaan
menjalankan kegiatan usaha yang meliputi:
1. Usaha Utama
a. Merencanakan,
membangun,
mengoperasikan,

memasarkan

menyediakan,
atau

mengembangkan,

menjual/menyewakan

dan

memelihara jaringan telekomunikasi dan informatika dalam arti yang


seluas-luasnya dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundangundangan.
b. Merencanakan, mengembangkan, menyediakan, memasarkan atau
menjual dan meningkatkan layanan jasa telekomunikasi dan informatika
dalam arti yang seluas-luasnya dengan memperhatikan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Usaha Penunjang
a. Menyediakan layanan transaksi pembayaran dan pengiriman uang
melalui jaringan telekomunikasi dan informatika.
b. Menjalankan kegiatan dan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber
daya yang dimiliki Perusahaan, antara lain pemanfaatan aset tetap dan
aset bergerak, fasilitas sistem informasi, fasilitas pendidikan dan
pelatihan dan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan.

B. Struktur Organisasi Perusahaan


PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk sudah mengadopsi sebuah pendekatan
holding company ke dalam pengelolaan korporasi, yang dipercaya akan
menyediakan productive flexibility bagi seluruh entitas bisnis sesuai dengan
karakteristik masing-masing unit. Dalam rangka implementasi pengelolaan
korporasi dengan berkarakteristik holding company, maka:
1. Peran corporate office difokuskan pada Corporate Level Strategy (directing
strategy, portfolio strategy dan parenting strategy)
2. Parenting style disesuaikan dengan karakteristik dan tingkat maturity entitas
bisnisnya.
3. Empowerment entitas bisnis sesuai dengan karakteristiknya.
Untuk itu, pada tahun 2013 telah melakukan beberapa perubahan menyangkut
pembidangan pembagian tugas dan wewenang masing-masing anggota Direksi,
sebagai berikut:
1. Merubah pembidangan divisi dari semula di bawah Direktur Enterprise &
Wholesale (EWS) menjadi Direktur Enterprise & Business Service yang
fokus pada pengembangan segmen bisnis enterprise dan small medium
enterprise.
2. Merubah pembidangan divisi yang semula di bawah Direktur Compliance &
Risk Management (CRM) menjadi Direktur Wholesale & International
Service yang fokus pada pengembangan segmen bisnis wholesale, juga
mengalihkan tugas dan wewenang pengelolaan compliance, legal dan risk
management ke Head of Compliance, Risk Management & General Affairs.
3. Merubah pembidangan divisi yang semula Direktur IT, Solution & Strategic
Portfolio (ITSSP) menjadi Direktur Innovation & Strategic Portfolio yang
fokus pada upaya inovasi dan pengembangan portofolio bisnis.
4. Merubah pembidangan divisi yang semula Direktur NWS menjadi Direktur
Network, IT & Solution yang fokus pada pengelolaan dan pendayagunakan
infrastructure, IT dan service operation & management, untuk mendukung
upaya pengembangan bisnis yang sudah berjalan (established).
5. Merubah pembidangan divisi yang semula Human Capital & General Affair
menjadi Direktur Human Capital Management yang fokus pada pengelolaan
human capital. Kami juga mengalihkan tugas dan wewenang pengelolaan
supply ke Head of Compliance, Risk Management & General Affairs.
4

Selain itu untuk mewadahi mekanisme pengelolaan parenting terhadap seluruh


portfolio secara Group, maka telah dibentuk Board of Executive yang beranggotakan
seluruh Direksi Telkom dan beberapa Chief of Business. Chief of Business merupakan
sebutan untuk posisi senior business expert yang ditempatkan sejajar dengan Direksi
Telkom untuk melaksanakan peran sebagai penasehat dalam merumuskan keputusankeputusan corporate level strategy, mengupayakan harmonisasi hubungan antara
entitas anak dengan Telkom sebagai parent.
Nama Direktorat
Direktorat NITS

Fungsi dan Wewenang


Fokus pada pengelolaan infrastructure strategy & governance,
IT Strategy & Governance, and Solution serta pengelolaan
pendayagunaan IT dan service operation & management, dalam
rangka dukungan upaya eksploitasi bisnid yang sudah mapan
dan pengendalian operasional infrastruktur melalui Divisi
Network of Broadband Information System Center, Divisi

Direktorat ISP

Wireless Broadband serta Divisi Broadband.


Fokus pada pengelolaan fungsi Corporate Strategic Planning,
Strategic Business Development, Innovation Strategy &
Synergy serta pengendalian operasi unit-unit: Divisi Solution

Direktorat CONS

Convergence dan Innovation & Design Center.


Fokus dalam pengelolaan bisnis segmen konsumer serta

Direktorat EBIS

pengendalian operasi Divisi Consumer Services


Fokus pada pengelolaan bisnis segmen enterprise & small
medium enterprise serta pengelolaan Divisi Enterprise Services

Direktorat WINS

dan Divisi Business Services.


Fokus pada pengelolaan fungsi penanganan bisnis segmen
wholesale dan international, serta pengendalian operasional

Direktorat HCM

Divisi Wholesale Services.


Fokus pada manajemen SDM Perusahaan serta penyelenggaraan
operasional SDM secara terpusat melalui unit Human Capital
Center, serta pengendalian operasi unit Telkom Corporate
University

Direktorat KEU

Center,

Assessment

Center

Community Development Center.


Fokus pada pengelolaan keuangan

Indonesia

serta

perusahaan

serta
5

mengendalikan operasi keuangan secara terpusat melalui unit


Finance, Billing & Collection Center.

Perhitungan Rasio Keuangan :


1. Rasio Likuiditas
a. Current Rasio
Rumus : Current Ratio = (Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar)
Tahun 2013 = ( Rp. 33.075.000.000 / Rp. 28.437.000.000) = 1,16
analisis : Pada tahun 2013, current ratio PT Telekomunikasi,Tbk 1,16 yang
diperoleh dengan perbandingan akiva lancar sebesar Rp 33.075.000.000
dengan hutang lancar sebesar Rp. 27.973.000. Hal ini berarti setiap Rp 1
hutang lancar dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 1,16
Tahun 2012 = ( Rp. 27.973.000.000 / Rp. 24.107.000.000) = 1,16
analisis : Pada tahun 2013, current ratio PT Telekomunikasi,Tbk 1,16 yang
diperoleh dengan perbandingan akiva lancar sebesar Rp 27.973.000.000
dengan hutang lancar sebesar Rp. 24.107.000. Hal ini berarti setiap Rp 1
hutang lancar dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 1,16
b. Acid Test Ratio atau quick ratio
Rumus Acid Test Ratio = ((aktiva lancar persediaan) / hutang lancar)) * 100%
Tahun 2013 = ((Rp. 32.075.000.000 509.000.000) / Rp. 28.437.000.000))*100%
= 1,11
analisis : Rata rata industry tingkat liquidnya atau quick rasio adalah 0,5
sedangkan PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, tbk 1,11 maka keadaannya
sangat baik, karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun sudah
dikurangi persediaan.
Tahun 2012 = ((Rp.27.973.000.000 579.000.000) / Rp.24.107.000.000)) *
100%= 1,13
analisis : Rata rata industri tingkat liquidnya atau quick rasio adalah 0,5
sedangkan PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, tbk 1,13 maka keadaannya
sangat baik, karena perusahaan dapat membayar hutang walaupun sudah
dikurangi persediaan.
c. Cash Rasio
Rumus Cash Ratio = ( kas + equivalen cash ratio / kewajiban lancar ) * 100%
Tahun 2013 = ( Rp. 14.696.000.000 / Rp. 28.437.000.000 ) * 100% = 0,60 =
60%
7

analisis : Pada tahun 2013, cash ratio Pt Telkom Tbk sebesar 60% yang
diperoleh dari perbandingan kas(bank)sebesar Rp14.696.000.000 dengan
hutang lancar sebesar Rp28.437.000.000. Hal ini berarti setiap Rp. 1 hutang
lancar dapat dijamin oleh cash asset sebesar Rp. 0.60.
Tahun 2012 = ( Rp. 13.118.000.000 / Rp. 24.107.000.000 ) * 100% = 0,54 =
54%
analisis : Pada tahun 2012, cash ratio Pt Telkom Tbk sebesar 54% yang
diperoleh dari perbandingan kas (bank) sebesar Rp. 13.118.000.000 dengan
hutang lancar sebesar Rp24.107.000.000. Hal ini berarti setiap Rp. 1 hutang
lancar dapat dijamin oleh cash asset sebesar Rp. 0.54
d. Working Capital to Asset Ratio
Rumus Working Capital to Asset Ratio = (( aktiva lancar persediaan ) / total
aktiva )) * 100%
Tahun 2013 = ((32.357.000.000 509.000.000) / 127. 951.000.000))*100%
=0,25 = 25%
analisis : Pada tahun 2013 total working capital to asset ratio sebesar 25%
Tahun 2012 = ((27.973.000.000 579.000.000) / 111.369.000.000 ))*100%=
0,24 = 24%
analisis : Pada tahun 2012 total working capital to asset mengalami penurunan
sebesar 24% dari tahun 2013.
Grafik Rasio Likuiditas :

Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya Current


Ratio, yaitu :
1. kas pada tahun 2013 dan 2012 nilai nya masih tetap tidak mengalami penurunan,
dikarnakan perusahaann tidak mendapatkan pemasukan dari pihak ekstern,
sedangkan pada tahun 2011 kas perusahaan mengalami penurunan, dikarenakan
perusahaan membayar biaya pada pihak ekstern.
2. Pada setiap tahun perusahaan membayar hutang pada pihak ekstern, contohnya:
utang usaha (kepada pihak berelasi dan pihak ketiga), utang lain-lain, utang pajak,
utang deviden, dan biaya yang masih harus dibayar. Pada tiap tahun nilai hutang
terus bertambah.
Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya Acid Test
Ratio ,yaitu :
1. Kas perusahaan pada tiap tahun mengalami penurunan, dikarenakan perusahaan
harus membayar sebagian hutangnya kepada pihak eksternal.
2. Pesediaan di perusahan tiap tahunnya masih tersisa, sehingga mengurangi kas
perusahaan.
Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya Cash Ratio,
yaitu :
1. Tingkat equivalen cash ratio mengalami kenaikan, karena pihak pihak eksternal
menanamkan modal nya ke perusahaan.
2. Tiap tahunnya tingkat hutang pada perusahaan terus bertambah, sehingga cash rasio
mengalami penurunan pada tiap tahun.
9

Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya Working


Capital to Asset Ratio, yaitu :
1. Total asset lancar pada perusahaan tiap tahunnya mengalami peningkatan
dikarnakan jumlah persediaaan yang ada di perusahaan tiap tahun nya berkurang,
sehingga asset lancar nilai terus bertambah.
Kewajiban perusahaan dalam membayar hutang tiap tahunnya berkurang, dikarnakan
kas perusahaan masih mencukupi untuk membayar hutang tersebut.
2. Rasio Solvabilitas
a. Total Debt to Equity Ratio ( Rasio Hutang terhadap Equitas )
Rumus : ( Total hutang / equitas pemegang saham) * 100%
Tahun 2013 = (50. 527. 000. 000 / 60. 542.000.000 ) * 100% = 0,83 =83%
analisis : Perusahaan yang dibiayai oleh hutang 83% untuk tahun 2013
menunjukkan kreditor menyediakan Rp. 83
Tahun 2012 = ( 44.391.000.000 / 51.541.000.000 ) * 100% = 0,86 = 86%
analisis : Perusahaan yang dibiayai oleh hutang 86% untuk tahun 2012
menunjukkan kreditor menyediakan Rp. 86
b. Total Debt to Asset ( Rasio Hutang terhadap Harta )
Rumus : ( Total Hutang / Total aktiva ) * 100%
Tahun 2013 = ( 50. 527.000.000 / 127. 951.000.000 ) * 100% = 0,39 = 38%
analisis : Pendanaan perusahaan dibiaya oleh hutang utuk tahun 2013 artinya
bahwa setiap Rp. 100, pendanaan perusahaan Rp. 39 dibiaya dengan hutang
dan Rp. 61 disediakan oleh pemegang saham.
Tahun 2012 = ( 44.391.000.000 / 111. 369. 000.000 ) * 100% = 0,40 = 39%
analisis : Pendanaan perusahaan dibiaya oleh hutang utuk tahun 2012 artinya
bahwa setiap Rp. 100, pendanaan perusahaan Rp. 40 dibiaya dengan hutang dan
Rp. 60 disediakan oleh pemegang saham
c. Ratio Hutang Modal (Debt to Equity Ratio atau Ratio Leverage)
Rumus: ( Total Hutang / Total Modal )
Tahun 2013 = ( Rp.50.527.000.000 / Rp. 77.424.000.000 ) = 0,65 = 65%
analisis: Pada tahun 2013, ratio hutang modal sebesar 65% yang diperoleh dari
perbandingan total hutang sebesar Rp. 50.527.000.000 dengan penjualan
sebesar Rp77.424.000.000 .Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi hutang
sebesar Rp 00.65%
Tahun 2012 = ( Rp. 44.391.000.000 / Rp. 66.978.000.000 ) = 0,66 = 66%
10

analisis: Pada tahun 2012, ratio hutang modal sebesar 66% yang diperoleh dari
perbandingan total hutang sebesar Rp. 44.391.000.000 dengan penjualan
sebesar Rp. 66.978.000.000 .Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi hutang
sebesar Rp 00.66%
d. Times Interest Earned / Coverage Ratio (Rasio Penutupan)
Rumus : Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak
Beban Bunga
Tahun 2013 = ( Rp. 27.149.000.000 / Rp. 1.504.000.000) = 18,05 = 1805%
Pada tahun 2010 ratio coverage PT Telkom Tbk yakni sebesar 1805% yang
diperoleh dari perbandingan laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar
Rp27.149.000.000 dengan beban bunga sebesar Rp. 1.504.000.000
Tahun 2012 = ( Rp.24.228.000.000 / Rp. 2.055.000.000 ) = 11,78 = 1178%
analisis : Pada tahun 2012 ratio coverage PT Telkom Tbk yakni sebesar 1178%
yang diperoleh dari perbandingan laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar
Rp. 24.228.000.000 dengan beban bunga sebesar Rp. 2.055.000.000
Grafik Rasio Solvabilitas :

Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya Total Debt to
Asset, yaitu : Disebabkan karena perusahaan membiayai aktivanya dalam bentuk utang
luar negeri sehingga ketika rupiah terdepresiasi, nilai utang menjadi lebih besar sebagai
akibat besarnya selisih kurs.
11

Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya Total Debt to
Equity,yaitu :
1. Total hutang lebih kecil dibandingkan equitas pemegang saham, sehingga
2.

perusahaan masih sanggup membayar hutang.


besar equitas pemegang saham, ini berarti piak eksternal masih mempercayai
bahwa perusahaan ini masih dapat di percaya.
Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya Times Interest

Earned, yaitu :
1. Beban bunga tiap tahun nya mengalami penurunan karena telah dibayar oleh
2.

perusahaan
Laba bersih berkurang akibat pembayaran bunga dan paajak tiap tahunnya.

3. Rasio Probabilitas
a. Gross Profit Marginal ( Margin Laba Kotor)
Rumus : ( Laba Kotor / Penjualan ) * 100%
Tahun 2013 = ( Rp. 27.846.000.000 / Rp. 82.967.000.000 ) * 100% = 0,33
analisis : Pada tahun 2013 gross profit marginal PT. Telekomunikasi sebesar
0,33 atau 33%.
Tahun 2012 = ( Rp. 25.698.000.000 / Rp. 77.143.000.000 ) * 100% = 0,33
analisis : Pada tahun 2012 gross profit marginal persentase nya tetap dari tahun
2013 sampai 2012 sebesar ,033 atau 33%
b. Net Profit Marginal ( Margin Laba Bersih )
Rumus : ( Laba Setelah Pajak / Total aktiva ) * 100%
Tahun 2013 = ( 14.205.000.000 / 127.951.000.000 ) * 100% = 11,1
analisis : Pada tahun 2013 Net Profit Marginal sebesar 11,1.
Tahun 2012 = ( 12.850.000.000 / 111.369.000.000) * 100% = 11,5
analisis : Pada tahun 2012 Net Profit Marginal mengalami peningkatan sebesar
11,5 di bandingkan dengan tahun 2013.
c. Operating Profit Margin
Rumus : ( Laba Usaha / Penjualan Bersih ) * 100%
Tahun 2013 = ( Rp. 27.846.000.000 / Rp. 82.967.000.000 ) * 100% = 0,33
analisis : Pada tahun 2013 Operating Profit Margin sebesar 0,33 atau 33% tidak
mengalami perubahan (tetap) dari tahun 2012.

12

Tahun 2012 = ( Rp. 25.698.000.000 / Rp. 77.143.000.000 ) * 100% = 0,33


analisis : Pada tahun 2012 Operating Profit Margin sebesar 0,33 atau 33%
d. Return Of Asset
Rumus : ( Laba Bersih Setelah Pajak / Total Aktiva ) * 100%
Tahun 2013 = ( Rp.14.205.000.000 / Rp. 127.951.000.000 ) * 100% = 11,1
analisis : pengembalian aset menurun dari tahun 2013 ke tahun 2012.
pengembalian pada tahun 2013 sebesar 11,1 % sangatlah rendah dibandingkan
dengan tahun 2012sebesar 11,5 %.
Tahun 2012 = ( Rp. 12.850.000.000 / Rp. 111.369.000.000) * 100% = 11,5
analisis : Pengembalian asset tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 11,5%
e. Return Of Equity
Rumus : ( Laba Bersih Setelah Pajak / equitas pemegang saham ) * 100%
Tahun 2013 = ( 14.205.000.000 / 60.542.000.000 ) * 100% = 23,5
analisis : tingkat pengembalian atas ekuitas pemegang saham mengalami
penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013.Pengembalian pada tahun 2013
sebesar 23,5% sangatlah rendah dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar
24,9%.
Tahun 2012 = ( 12.850.000.000 / 51.541.000.000 ) * 100% = 24,9
analisis : Tingkat pengembalian atas ekuitas pemegang saham mengalami
peningkatan dari tahun 2011 ke tahun 2012.
f. Fixed Asset Turn Over
Rumus : ( Penjualan / Aktiva Tetap )
Tahun 2013 = ( Rp. 82.967.000.000 / Rp. 94.876.000.000 ) = 0,87
analisis : Pada tahun 2013 Fixed asset turn over mengalami penurunan sebesar
0,87 dibandingkan tahun 2012.
Tahun 2012 = ( Rp. 77.143.000.000 / Rp. 83.396.000.000 ) = 0,92
analisis : Pada tahun 2012 fixed asset turn over sebesar 0,92%
Grafik Rasio Probabilitas :

13

Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya Net Profit
Marginal, yaitu :
Biaya bunga meningkat secara signifikan karena besarnya selisih kurs sehingga
mengakibatkan total biaya yang terlalu tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
Akibatnya laba bersih yang diperoleh dari tingkat penjualan tertentu secara signifikan
juga menurun.
Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya Gross Profit
Marginal, yaitu:
1.
Penjualan atau pendapatan tiap tahunnya mengalami peningkatan dikarenakan
2.

perusahaan kas nya selalu bertambah.


Laba kotor lebih kecil dari penjualan sehingga gross profit marginal mengalami

1.
2.

penurunan tiap tahun.


Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya ROA. yaitu:
meningkatnya biaya bunga sehingga return on assets menurun secara signifikan.
Laba bersih lebih kecil dari penjualan, sehingga hasil dari ROA tiap tahunnya

1.

mengalami penurunan.
Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya ROE,yaitu:
laba bersih menurun secara signifikan karena melemahnya daya beli masyarakat
dan meningkatnya biaya bunga sehingga return on assets menurun secara

2.

signifikan.
Laba bersih lebih kecil dari equitas pemegang sham sehingga hasil ROE tiap
tahunnya mengalami penurunan.

14

Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya Fixed Asset
1.

Turn Over yaitu:


Penjualan mengalami kenaikkan tiap tahunnya, dikarenakan adanya pemasukkan

2.

yang diterima oleh perusahaan dari pemegang saham.


Aktiva tetap lebih besar dari aktiva lancar, dikarenakan aktiva tetap nilainya

3.

sering berubah akibat adanya penjualan, sehingga nilainya terus meningkat.


Penjualan lebih kecil dari aktiva tetap, hal ini dapat mengurangi fixed asset turn
over tiap tahunnya.

4. Rasio Aktivitas
a. Total Asset turn over
Rumus : ( Penjualan / Total Aktiva )
Tahun 2013 = ( Rp. 82.967.000.000 / Rp. 127.951.000.000 ) = 0,65
analisis : perputaran aset menunjukkan bahwa pada tahun 2013 PT Telkom
menghasilkan perputaran aset sebesar 0,65 kali . Jadi, perputaran aset
mengalami penurunan dibandingkan dengan pada tahun 2012 sebesar 0,69 kali.
Tahun 2012= ( Rp. 77.143.000.000 / Rp. 111.369.000.000 ) = 0,69
analisis : Perputaran asset pada tahun 2012 menunjukkan hasil 0,69 kali
b. Rasio Perputaran Aktiva Tetap
Rumus : ( Penjualan / Aktiva Tetap )
Tahun 2013= ( Rp. 82.967.000.000 / Rp. 94.876.000.000 ) = 0,87
analisis : Pada tahun 2013 perputaran piutang mengalami penurunan sebesar
0,87 kali dibandingkan tahun 2012
Tahun 2012 = ( Rp. 77.143.000.000 / Rp. 83.396.000.000 ) = 0,92
analisis : Perputaran piutang pada tahun 2012 sebanyak 0,92 kali.
c. Rasio Perputaran Persediaan.
Rumus : ( HPP / Rata rata Persediaan ) atau ( Penjualan / Persediaan )
Periode perputaran : ( 365 hari / perputaran persediaan )
Tahun 2013 : Perputaran persediaan ( Rp. 82.967.000.000 / 509.000.000 ) =
163 kali
Periode Perputaran Persediaan ( 365 hari / 163 ) = 2,24
analisis : Analisis perputaran persediaan mengalami kenaikan. Tahun 2013
sebesar 163 kali dengan periode perputaran 2,24 hari dan tahun 2012 sebesar
133

kali dengan periode perputaran 2,74

hari. Jadi,semakin kecil nilai

perputaran persediaan maka semakin lama periode perputaran persediaan.


15

Tahun 2012 : Perputaran Persediaan ( Rp. 77.143.000.000 / 579.000.000 ) =


133 kali.
Periode Persediaan = (365 hari / 133 ) = 2,74 hari
analisis : perputaran persediaan mengalami kenaikan.Tahun 2012 sebesar 133
kali dengan periode perputaran 2,74 hari dan tahun 2011 sebesar 94 kali
dengan periode perputaran 3,88 hari. Jadi, semakin besar nilai perputaran
persediaan maka semakin cepat periode perputaran persediaan.
Grafik Rasio Aktivitas :

Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya Rasio


Perputaran Persediaan, yaitu:
1. Persediaan tiap tahunnya mengalami penurunan dikarena telah habis di jual.
2. HPP perusahaan mengalami peningkatan tiap tahun.
Faktor faktor yang eksternal yang mempengaruhi naik turunnya Rasio
1.

Perputaran Aktiva Tetap ,yaitu:


Jumlah dari rasio aktiva tetap tiap tahun nya mengalami perubahan, dikarenakan

2.

aktiva tetap lebih besar dibandingkan dengan penjualan.


Pendapatan atau penjualan di dapat dari pemegang saham.

Sumber Data :
16

www.telkom.co.id
http://sartika-siahaan.blogspot.co.id/2014/07/analisis-laporan-keuangan-pt.html
http://diah17.blogspot.co.id/2013/04/analisa-rasio-laporan-keuangan.html

17

Вам также может понравиться