Вы находитесь на странице: 1из 2

PENANGKAPAN IKAN SIDAT (Anguilla marmorata) DAN UPAYA

PELESTARIANNYA DI SUNGAI POSO, SULAWESI TENGAH


Sidat di perairan Poso merupakan komoditas perikanan bernilai ekonomis sebab
harga jual yang tinggi dan merupakan komoditas ekspor dengan tujuan China, Taiwan
dan Jepang. Sidat memiliki karakteristik unik berupa ruaya yang dilakukan untuk
keperluan reproduksi dari perairan tawar ke laut yang lebih dalam. Setelah melakukan
pemijahan, larva sidat yang telah ditetaskan akan kembali ke perairan tawar melalui
muara sungai-muara sungai untuk selanjutnya tumbuh dan berkembang sampai ukuran
dewasa di habitat perairan tawar seperti sungai dan danau. Kegiatan penangkapan ikan sidat
di Sungai Poso cukup intensif. Hal ini terlihat pada kegiatan penangkapan yang
berlangsung tidak hanya pada saat ikan beruaya ke laut namun pada fase elver yang
menuju ke danau. Hasil penelitian Husnah, et al (2008) menunjukkan bahwa ikan Sidat
di Danau Poso tereksploitasi sejak fase elver atau glass eel, yellow eel dengan ukuran 2060 cm hingga silver eel dengan ukuran di atas 60 cm. Penangkapan ikan sidat dilakukan oleh
masyarakat Kelurahan Tentena di outlet Danau Poso pada waktu ikan akan bermigrasi
menuju laut untuk memijah di Teluk Tomini atau Laut Maluku/Laut Banda (Muchsin et al,
2005).
Danau, sungai dan muara sungai Poso merupakan daerah penangkapan sidat,
estimasi produksi sidat pada tahun 1970-an minimal mencapai 22 ton per tahun, dugaan
ini didasarkan pada jumlah alat tangkap yang terpasang di Sungai Poso yang mencapai 20
25 unit dan hasil tangkapan per alat per malam (Sarnita, 1973). Berdasarkan data tahun
1990 1995, produksi rata-rata sidat di perairan ini, pada musim penangkapan yaitu
antara Januari Juni (musim hujan) berkisar 1,75 9,83 ton/bulan, atau rata-rata 5,50
ton/bulan. Sedangkan produksi sidat pada tahun 1990 mencapai 41,5 ton sementara pada
tahun 1998 sekitar 30,5 ton (Laporan Dinas Perikanan DT II Poso; Tidak dipublikasikan).
Kedua fakta tersebut menunjukkan penurunan populasi sumberdaya ikan sidat.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tangkapan selama bulan
Januari-Desember 2010 di empat lokasi penangkapan yaitu muara sungai Poso, Pandiri,
Sulewana dan outlet Danau Poso adalah 147 ekor dengan bobot total mencapai 269,9 kg. Hasil
tangkapan tertinggi terdapat di muara sungai Poso sebanyak 83 ekor dengan bobot total
mencapai 83,3 kg. Berdasarkan data jumlah dan bobot hasil tangkapan ikan sidat oleh
nelayan di Sungai Poso menunjukkan bahwa hasil tangkapan tertinggi berada di bulan
Agustus 2010 sebanyak 37 ekor dengan bobot total 58 kg dan terendah berada di bulan
Maret 2010 sebanyak 5 ekor dengan bobot total 2 kg.
Berdasarkan gambar kurva yang tertera pada jurnal menunjukkan bahwa ikan sidat
banyak tertangkap pada bulan Agustus, yaitu 37 ekor dengan bobot total mencapai 58 kg.
Namun data hasil tangkapan bulanan sidat di Danau Poso dari periode tahun 2004-2006,
hasil tangkapan sidat tertinggi terjadi antara bulan April Mei, dan produksi terendah
terjadi pada bulan September November (KCD Perikanan, Kec. Pamona, 2006; tidak
dipublikasikan dalam Triyanto et al., 2008).
Berdasarkan pengamatan di lapangan, ikan sidat yang tertangkap selama
penelitian berada pada kisaran panjang 38-42 cm, yaitu 10,5%. Sedangkan hasil penelitian
Husnah et al (2008), menunjukkan bahwa hasil pengukuran terhadap 190 ekor ikan sidat
pada bulan Mei 2002 dan 127 ekor pada bulan Juni 2002, kelompok ukuran ikan sidat
yang dominan berada pada kisaran panjang 84,5-103,5 cm. Berdasarkan gambar 3 yang
tertera pada jurnal menunjukkan bahwa ukuran ikan sidat yang dominan tertangkap berada
pada kisaran panjang 38-42 cm, yaitu 10,5 %, sedangkan ikan sidat yang berada pada kisaran
panjang 42-46 cm, 50-54 cm, 90-94 cm, 114-118 cm dan 138-142 cm tidak pernah
tertangkap. Hal ini menunjukkan bahwa ikan sidat yang tertangkap didominasi oleh
ikan sidat muda sehingga akan menyebabkan penurunan secara drastis stok ikan sidat di

Sungai Poso (Gambar 4). Penangkapan ikan sidat di Sungai Poso tersebar di beberapa
lokasi yaitu outlet Danau Poso, Sulewana, Pandiri dan muara sungai Poso, seperti tersaji
pada Gambar 5. Jika dilihat dari Gambar 5, sidat dewasa dengan ukuran terbesar berada di
outlet Danau Poso, yaitu kisaran panjang antara 55-146 cm, ikan sidat dewasa yang ditangkap
di muara Poso juga mempunyai ukuran yang cukup panjang dengan kisaran antara 29-130
cm. Sedangkan, glass eel yang ditangkap di muara sungai Poso dengan alat tangkap seser
berkisar antara 0,11-0,20 cm dengan kisaran berat antara 4,5-5,3 gram.
Alat tangkap yang digunakan oleh nelayan untuk menangkap ikan sidat adalah
pagar (waya masapi) dan tombak yang beroperasi di outlet Danau Poso, Tentena,
sedangkan di daerah muara Sungai Poso sampai daerah Sulewana didominasi oleh alat
tangkap bubu dan pancing.
Sungai Poso merupakan habitat ikan sidat, sejak tahap glass eel sampai sidat
dewasa. Ikan sidat dewasa dari Danau Poso menuju laut untuk melakukan pemijahan,
sedangkan fase elver melakukan ruaya kembali ke perairan tawar dengan menelusuri
sungai yang melalui perbedaan elevasi yang sangat nyata.

1.

2.

KESIMPULAN
Hasil tangkapan ikan sidat (Anguilla marmorata) adalah sebanyak 147 ekor
dengan dengan kisaran panjang 14 146 cm dan kisaran berat 10-7000 g. Ukuran ikan
sidat yang paling banyak tertangkap berada pada kisaran 38-42 cm sebanyak10,5%.
Alat tangkap yang beroperasi di Sungai Poso adalah sero (waya masapi), bubu, pancing,
dan tombak. Alat tangkap tersebut dipasang dan beroperasi pada malam hari dan
diangkat pada keesokan harinya

Вам также может понравиться