Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
jalanan
Di Indonesia, terutama di kota-kota besar, Anda pasti bisa menemukan anak anak
jalanan dengan cukup mudah. Mereka umumnya mengemis, mengamen, berjualan,
atau hanya sekedar berkumpul dengan sesama teman di sudut-sudut jalan. Mereka
biasanya berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi lemah. Pendidikan
yang mereka dapatkan juga sangat minimal. Namun, tidak jarang juga ada anakanak dari keluarga yang cukup berada. Anak-anak seperti ini merasa tidak betah di
rumah.
anak jalanan. Padahal itu bukanlah suatu solusi, karena cara mengatasi
meningkatnya jumlah anak-anak jalanan adalah dengan cara menangani
penyebabnya, yaitu kemiskinan. Setelah dilepaskan, mereka akan kembali lagi ke
jalanan.
Mengentaskan kemiskinan memang hal yang tidak mudah. Jalan lain yang bisa
dijadikan solusi adalah dengan meningkatkan pendidikan bagi anak anak yang
tinggal jalanan yang merupakan aset bangsa yang berharga. Mereka memiliki hak
untuk memperoleh pendidikan seperti anak-anak lainnya, hal ini merupakan tugas
pemerintah dan kita semua untuk ikut mencerdaskan bangsa. Tidak ada bedanya
dengan anak-anak lain yang memiliki kesempatan berprestasi.
Yang memperparah keberadaan anak jalanan adalah bahwa nantinya mereka akan
menjadi orangtua, entah karena menikah secara benar atau karena mereka
melakukan seks bebas. Kesulitan dalam kehidupan membuat banyak orang
melakukan protes kepada Tuhan dengan cara melakukan berbagai penyimpangan
yang dibenci oleh Tuhan. Tidak jarang bahwa mereka rela mengkhianati Tuhan
dengan berbuat yang dilarang oleh Tuhan. Hebatnya lagi, mereka malah tidak
merasa bersalah.
Apa yang terjadi dengan seorang anak sekolah dasar yang diperkosa oleh ayah
kandungnya sebanyak dua kali lalu tertular penyakit kelamin dan meninggal dunia,
ternyata ayah yang bejad ini telah mengenal seks bebas sejak usia 14 tahun. Ayah
yang sangat kurang ajar ini berprofesi sebagai pemulung. Istrinya sakit kanker dan
dirawat di rumah sakit ketika ia melampiaskan nafsunya kepada anaknya sendiri.
Kehidupan yang keras yang tidak dibarengi dengan mendidik jiwa dan hati, maka
yang terjadi adalah tidak merasakan dosa ketika berbuat dosa.
Kalau hal ini dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan bahwa akan banyak orang
yang tidak mampu mempertahankan keimanannya. Tidak mudah memang untuk
mendidik diri sendiri agar mau belajar bagaimana mengelola hati. Beberapa orang
merasa tidak membutuhkan hal ini karena ia sangat sibuk dengan pekerjaannya
mencari makanan sebagai penymbung hidup. Kalau hanya mempertahankan nyawa
dengan makanan, tidaklah sulit. Masih cukup berlimpah sumber makanan di dunia
ini. Yang sulit memang mencari cara mendidik hati.
Anak-anak yang berada di jalan ini terkadang menyerah pada nasib dan mengikuti
orang-orang yang mengajaknya melakukan perbuatan salah. Mereka masuk ke
dalam dunia hitam. Yang perempuan malah bisa menjadi pelacur dalam usia yang
sangat muda. Yang usia tua tetap mengemis hingga tutup usia. Sangat disayangkan
bahwa mereka menyiakan waktu yang telah diberikan Tuhan kepadanya. Mungkin
saja mereka tidak tahu bagaimana memanfaatkan waktu karena mereka tidak
belajar melakukannya.
Kalau anak-anak ini bisa diselamatkan, maka hal itu akan sangat baik. Paling tidak
jiwa mereka akan selamat. Tubuh mereka boleh saja kasar dan berdebu, tetapi hati
mereka jernih dan bening. Anak-anak yang telah mendapatkan pendidikan yang
bagus dari para relawan, biasanya malah menjadi anak yang hebat. Tidak sedikit
dari mereka yang telah menjadi mantan anak jalanan. Para mantan anak jalanan ini
berusaha memberikan pendidikan yang sama kepada anak-anak yang masih berada
di jalanan.
Adalah kewajiban bersama untuk memberikan pengetahuan kepada siapapun. Tidak
boleh ada yang miskin di dunia dan juga miskin di akhirat. Betapa malang nasib
orang yang seperti ini. Bagaimana bisa mendidik diri untuk ikhlas kalau tidak tahu
ilmunya. Cara orangtua yang terdidik itu pasti akan sangat berbeda dengan cara
orangtua yang tidak terdidik dalam membesarkan anak-anaknya. Orangtua yang
terdidik akan berusaha memberikan bimbingan karakter yang baik kepada anakanaknya.
mengubah pola pikir dan pemahaman tentang hidup kepada anak-anak yang telah
lama hidup di jalanan. Sebagian mereka malah inginnya hidup tanpa aturan. Tidak
mandi, tidak ada yang melarang. Tidak makan, tidak ada yang peduli. Tidak sholat,
tidak merasa bersalah.
Demi mendapatkan hasil yang maksimal, relawan ini membuat kurikulum dan
metode pengajaran khusus bagi anak-anak yang telah tinggal di jalanan. Mereka
bahkan menyediakan makanan dan pakaian yang layak. Anak-anak diberikan
pengetahuan bagaimana mempunyai kebiasaan yang baik. Bagaimana makan yang
baik dan makanan dan minuman apa yang halal dan baik. Mereka memberikan
limpahan kasih sayang dan cinta kepada anak-anak kurang beruntung itu.
Namun, pada awal pendidikan, para relawan ini tetap harus berhati-hati dan harus
sangat berlapang dada karena pasti ada di antara anak-anak yang lama di jalanan
itu yang hatinya telah sedikit menghitam sehingga ia melakukan kejahatan seperti
mencuri. Bagaimanapun kewaspadaan harus ditingkatkan. Tidak jarang juga para
relawan harus berhadapan dengan orangtua anak atau orang dewasa yang
mengaku sebagai pendampinga atau pelindung sang anak.
Anak-anak yang tidak bekerja mencari uang akan dianiaya dan diberi pelajaran.
Menghadapi hal ini, para relawan juga harus waspada. Mereka harus tahu kapan
diam dan kapan harus bergerak menyelamatkan sang anak.