Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Demokrasi dan Hak Asasi Manusia
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Suyahmo, M.Si
Martien HernaSusanti, S.Sos, M.Si
Disusun Oleh:
Susi Suprihatin
3301413006
3301413030
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Demokrasi
dan Bela Negara ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada dosen mata kuliah Demokrasi dan HAM yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan tentang Demokrasi dan Bela Negara . Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yng membangun demi perbaikan di masa depan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................1
PRAKATA ............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................5
1.3 Tujuan..................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Demokrasi ...................................................................6
2.2 Prinsip-Prinsip Demokrasi ..................................................................7
2.3 Perkembangan Demokrasi Di Indonesia.............................................9
2.4 Makna Bela Negara.............................................................................15
2.5 Sumber Kekuatan Bela Negara ...........................................................17
2.6 Dasar Hukum Bela Negara..................................................................18
2.7 Implementasi Bela Negara...................................................................19
2.8 Kaitan Demokrasi Dengan Bela Negara..............................................20
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan.............................................................................................22
3.2 Saran ..................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
3
Demokrasi merupakan suatu sistem untuk mengatur tata tertib masyarakat dan juga
mengadakan perubahan masyarakat, menentukan corak kebudayaan sendiri, kebebasan,
berkumpul, menentukan kebebasan bergerak, menyatakan pendapat dan tulisan, menganut
agama dan kepercayaan dan keyakinan masing- masing. Dalam ilmu politik, dikenal dua
macam pemahaman tentang demokrasi; pemahaman secara normatif dan pemahaman secara
empirik. Untuk pemahaman yang terakhir ini disebut juga sebagai Procedural Democracy2.
Era reformasi membawa banyak perubahan di hampir segala bidang di Republik
Indonesia. Ada perubahan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat, tapi tampaknya ada
juga yang negatif dan pada gilirannya akan merugikan bagi keutuhan wilayah dan kedaulatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan Orde Baru
menyebabkan arus informasi dari segala penjuru dunia seolah tidak terbendung. Berbagai
ideologi, mulai dari ekstrim kiri sampai ke ekstrim kanan, menarik perhatian bangsa kita,
khususnya generasi muda, untuk dipelajari, dipahami dan diterapkan dalam upaya mencari
jati diri bangsa setelah selama lebih dari 30 tahun merasa terbelenggu oleh sistem
pemerintahan yang otoriter.
Salah satu dampak buruk dari reformasi adalah memudarnya semangat nasionalisme dan
kecintaan pada negara. Perbedaan pendapat antar golongan atau ketidaksetujuan dengan
kebijakan pemerintah adalah suatu hal yang wajar dalam suatu sistem politik yang
demokratis. Namun berbagai tindakan anarkis, konflik SARA dan separatisme yang sering
terjadi dengan mengatas namakan demokrasi menimbulkan kesan bahwa tidak ada lagi
semangat kebersamaan sebagai suatu bangsa. Kepentingan kelompok, bahkan kepentingan
pribadi, telah menjadi tujuan utama. Semangat untuk membela negara seolah telah memudar.
Bela Negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah
kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada Tentara Nasional
Indonesia. Padahal berdasarkan Pasal 30 UUD 1945, bela negara merupakan hak dan
kewajiban setiap warga negara Republik Indonesia. Bela negara adalah upaya setiap warga
negara untuk mempertahankan Republik Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun
dalam negeri.
UU no 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara RI mengatur tata cara penyelenggaraan
pertahanan negara yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) maupun oleh
4
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas terdapat tujuan sebagai berikut:
a. Konsep dasar demokrasi
b. Prinsip-prinsip demokrasi
c. Perkembangan demokrasi di indonesia
d. Makna bela negara
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Demokrasi
Demokrasi (democracy) berasal dari penggalan kata bahasa Yunani yakni demos dan
kratos/cratein. Demos berarti rakyat dan cratein berarti pemerintahan. Jadi demokrasi berarti
pemerintahan rakyat. Salah satu pendapat terkenal dikemukakan oleh Abraham Lincoln di
tahun 1863 yang mengatakan demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat (government of the people, by the people and for the people).
Istilah demokratia sendiri dikemukakan oleh sejarawan Herodotus (490-420 SM) untuk
menyebut sistem kenegaraan hasil pembeharuan Kleistenes tersebut. Sistem demokratia
Athena akhirnya diambil alih oleh banyak polis lain di Yunani. Demokrasi di Athena ini
bertahan sampai dihancurkan oleh Iskandar Agung dari Romawi pada tahun322 SM. Sejak
saat itu demokrasi Yunani dianggap hilang dari muka bumi. Selanjutnya Eropa memasuki
abad kegelapan (Dark Age). Gagasan demokrasi mulai berkembang lagi di Eropa terutama
setelah kemunculan konsep nation state pada abad 17. Gagasan ini disemai oleh pemikirpemikir seperti Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1632-1704), Montesqiueu (16891755), dan JJ Rousseau (1712-1778), yang mendorong berkembangnya demokrasi dan
konstitusionalisme di Eropa dan Amerika Utara (Aidul Fitriciada Azhari, 2005: 2). Pada
kurun waktu itu berkembang ide sekulerisasi dan kedaulatan rakyat. Berdasar sejarah singkat
tersebut, kita bisa mengetahui adanya demokrasi yang berkembang di Yunani yang disebut
demokrasi kuno dan demokrasi yang berkembang selanjutnya di Eropa Barat yang dikenal
sebagai demokrasi modern. Lalu apakah demokrasi itu sesungguhnya? Memang tidak ada
pengertian yang cukup yang mewakili konsep demokrasi. Istilah itu tumbuh sejalan dengan
6
kepentingan rakyat dalam tugas tugas pemerintahan. Perwujudan lain konsep kedaulatan
adalah pengawasan oleh rakyat. Pengawasan dilakukan karena demokrasi tidak
mempercayai kebaikan hati penguasa. Betapapun niat baik penguasa, jika mereka
menafikan kontrol/kendali rakyat maka ada dua kemungkinan buruk pertama, kebijakan
mereka tidak sesuai dengan kebutuhan rakyat dan kedua, yang lebih buruk kebijakan itu
korup dan hanya melayani kepentingan penguasa.
Ada lima indikator untuk melihat apakah suatu Negara betul-betul demokratis apa tidak yang
meliputi :
a. Akuntabilitas
Dalam demokrasi setiap pemegang jabatan yang dipilih oleh rakyat harus
mempertanggungjawabkan kebijaksanaan yang hendak dan telah ditempuhnya,ucapannya
dan yang tidak kalah pentingnya adalah perilaku dalam kehidupan yang pernah, sedang
bahkan akan dijalaninnya.
b. Rotasi kekuasaan
Dalam demokrasi peluang akan terjadinya rotasi kekuasaan harus ada, dan dilakukan
secara teratur dan damai. Jadi tidak hanya satu orang yang selalu memegang jabatan,
sementara peluang orang lain tertutup sama sekali.
c. Rekruitmen politik yang terbuka
Untuk memungkinkan terjadinya rotasi kekuasaan, diperlukan suatu system rekruitmen
politik yang terbuka. Artinya setiap orang yang memenuhi syarat untuk mengisi jabatan
politik yang dipilih oleh rakyat mempunyai peluang yang sama dalam melakukan
kompetisi untuk mengisi jabatan tersebut.
d. Pemilihan umum
Dalam suatu Negara demokrasi, pemilu dilakukan secara teratur. Setiap warga Negara
yang sudah dewasa mempunyai hak untuk memilih dan dipilih serta bebas menggunakan
haknya tersebut sesuai dengan kehendak nuraninya.
e. Menikmati hak-hak dasar
9
Dalam suatu Negara demokratis, setiap warga Negara dapat menikmati hak-hak dasar
mereka secara bebas termasuk didalamnya adalah hak untuk menyatakan pendapat, hak
untuk berkumpul dan berserikat, dan hak untuk menikmati pers bebas.
kedaulatan rakyat atau demokrasi. Jadi cita-cita atau ide demokrasi itu ada pada para the
founding fathers bangsa ( Franz Magnis Suseno, 1997: 9-10).
Menurut Mohammad Hatta (1953:39-41), demokrasi telah berurat akar dalam
pergaulan hidup kita. Bangsa Indonesia sejak dahulu sesungguhnya telah mempraktekkan
ide tentang demokrasi meskipun masih sederhana dan bukan dalam tingkat kenegaraan.
Dikatakan bahwa desa-desa di Indonesia sudah menjalankan demokrasi, misalnya dengan
pemilihan kepada desa dan adanya rembug desa. Itulah yang disebut "demokrasi asli".
Demokrasi
asli itu memiliki 5 unsur yaitu: rapat, mufakat, gotong royong, hak
mengadakan protes bersama dan hak menyingkir dari kekuasaan raja absolut. Saat itu,
Mohammad Hatta lebih suka mengganakan istilah kerakyatan, untuk membedakannya
dengan demokrasi Barat yang cenderung individualistik. Namun demikian, demokrasi
desa tidak bisa dijadikan pola demokrasi untuk Indonesia modern. Kelima unsur
demokrasi desa tersebut perlu dikembangkan dan diperbaharui menjadi konsep
demokrasi Indonesia yang modern. Demokrasi Indonesia modern, menurut Mohammad
Hatta harus meliputi 3 hal yaitu: demokrasi di bidang politik, demokrasi di bidang
ekonomi, demokrasi di bidang sosial.
Demokrasi Indonesia tidak berbeda dengan demokrasi di Barat dalam bidang
politik. Hanya saja demokrasi di Indonesia perlu mencakup demokrasi ekonomi dan
10
sosial, sesuatu yang tidak terdapat dalam masyarakat Barat. Saat ini, ide demokrasi
tersebut terungkap dalam sila keempat Pancasila yakni kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusywaratan perwakilan dan pasal 1 ayat 2 UUD 1945
yakni kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang- Undang
Dasar 1945. Oleh karena UUD 1945 merupakan derivasi dari Pancasila sebagai dasar
filsafat negara, maka secara normatif demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang
bersumberkan nilai Pancasila khususnya sila keempat.
Oleh karena itu demokrasi Indonesia dikatakan Demokrasi Pancasila, dimana
prinsip-prinsip demokrasi yang dijalankan berdasarkan pada nilai- nilai Pancasila.
Demokrasi Pancasila dapat diartikan secara luas maupun sempit, sebagai berikut:
Secara luas demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan pada nilainilai Pancasila baik sebagai pedoman penyelenggaraan maupun sebagai cita-cita.
Demokrasi Pancasila dalam arti luas adalah kedaulatan atau kekuasaan tertinggi ada pada
rakyat yang dalam penyelenggaraannya dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai
Pancasila yaitu nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan nilai keadilan
sangat mendukung demokrasi. Nilai-nilai Pancasila menentang sistem otoriter atau
kediktatoran. Pelaksanaan demokrasi Pancasila agar tegak dan berkembang dipusatkan
pada 10 (sepuluh) pilar demokrasi (Achmad Sanusi, 2006: 193- 205), yaitu:
dalam
penghargaan
demi
undangan. Negara juga mengambil peran yang cukup dalam usaha mewujudkan
kesejahteraan rakyat.
Demokrasi Pancasila dalam arti sempit adalah berdasar pada sila keempat Pancasila yaitu
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Dengan demikian, demokrasi Pancasila dalam arti sempit adalah masalah pengambilan
keputusan yaitu pengambilan keputusan yang dipimpin oleh hitmat kebijaksanaan. Wujud dari
pengambilan keputusan yang dipimpin oleh hidmat kebijaksanaan adalah dengan musyawarah
mufakat.
b. Praktik Demokrasi di Indonesia
Praktik demokrasi Indonesia berhubungan dengan periodisasi demokrasi yang pernah
dan berlaku dan sejarah Indonesia.
13
bahwa dipandang dari sudut perkembangan sejarah demokrasi Indonesia sampai masa
Orde Baru dapat dibagi dalam 4 (empat) masa, yaitu:
1. Masa pertama Republik Indonesia (1945-1959) yang dinamakan masa demokrasi
konstitusional yang menonjolkan peranan parlemen dan partai-partai dan karena itu
dinamakan Demokrasi Parlementer
2. Masa kedua Republik Indonesia (1959-1965) yaitu masa Demokrasi Terpimpin yang
banyak aspek menyimpang dari demokrasi konstitusional yang secara formal
merupakan landasannya dan menunjukkan beberapa aspek demokrasi rakyat
3. Masa ketiga Republik Indonesia (1965-1998) yaitu masa demokrasi Pancasila yang
merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensiil
4. Masa keempat Republik Indonesia (1998-sekarang) yaitu masa reformasi yang
menginginkan tegaknya demokrasi di Indonesia sebagai koreksi terhadap praktikpraktik politik yang terjadi pada masa ketiga Republik Indonesia.
Afan Gaffar (1999: 10) membagi alur demokrasi Indonesia terdiri atas:
1. Pada masa revolusi kemerdekaan (1945-1949), implementasi demokrasi baru terbatas
pada interaksi politik di parlemen dan pers berfungsi sebagai pendukung revolusi
kemerdekaan. Elemen-elemen demokrasi yang lain belum sepenuhnya terwujud, karena
situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Pada masa itu pemerintah masih
disibukkan
untuk
berjuang
mempertahankan
kemerdekaan
yang
baru
saja
diproklamasikan.
2. Demokrasi parlementer (1950-1959) merupakan masa kejayaan demokrasi di Indonesia,
karena hampir semua elemen demokrasi dapat kita temukan dalam perwujudannya pada
kehidupan politik di Indonesia yang ditandai dengan karakter utama:
a. Lembaga perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranan yang sangat tinggi
dalam proses politik yang berjalan
b. Akuntabilitas pemegang jabatan dan politisasi pada umumnya sangat tinggi;
c. Kehidupan kepartaian boleh dikatakan memperoleh peluang yang sebesar-besarnya
untuk berkembang secara maksimal. Hal itu dibuktikan dengan sistem banyak partai
(multy party sistem) sehingga pada saat itu ada sekitar 40 partai yang terbentuk
d. Pemilu tahun 1955 dilaksanakan dengan prinsip demokrasi
14
ancaman
tantangan,
hambatan
dan
gangguan
yang
membahayakan
17
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan nyata, yakni siskamling, menjaga kebersihan,
mencegah bahaya narkoba, mencegah perkelahian antar perorangan sampai dengan antar
kelompok, meningkatkan hasil pertanian sehingga dapat mencukupi ketersediaan pangan
daerah dan nasional, cinta produksi dalam negeri agar dapat meningkatkan hasil eksport,
melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik
nasional maupun internasional.
UU N0. 20 Th.1982).
Sedangkan dalam Undang Undang N0. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dalam
pasal 9 ayat 1 disebutkan pula bahwa Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara. Sesuai
dengan Sishankamrata maka beberapa potensi harus dibina untuk mewujudkan daya dan
kekuatan tangkal dengan membangun, memelihara, dan mengembangkan segenap komponen
kekuatan pertahanan negara yang terdiri dari :
a. Rakyat terlatih (Ratih) sebagai komponen dasar
b. Angkatan bersenjata (ABRI) beserta cadangan Tentara Indonesia (Cad.TNI) sebagai
komponen utama.
c. Perlindungan masarakat (Linmas) sebagai komponen khusus
d. Sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan prasarana nasional sebagai kmponen
pendukung
Selanjutnya perwujudan penyelenggaraan pertahanan keamanan rakyat semesta itu dilakukan
melalui :
a. Memasarakatkan upaya pertahanan keamanan negara
18
b. Menegakkan Hak dan Kewajiban warga negara dalam bela negara menurut jalur / wadah
yang ditentukan oleh peraturan perundang- undangan
c. Mengamankan dan mendayagunakan sumber daya nasional dan prasarana nasional untuk
kepentingan pertahanan keamanan negara.
Hakekat sistem Pertahanan Keamanan negara Indonesia adalah Perlawanan Rakyat Semesta
yang memiliki sifat-sifat :
Kerakyatan, yaitu keikutsertaan seluruh rakyat warga negara sesuai dengan kemampuan
dan keahliannya dalam komponen kekuatan pertahanan keamanan negara.
Kesemestaan, yaitu seluruh daya bangsa dan negara mampu memobilisasikan diri guna
menanggulangi setiap bentuk ancaman baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri
keamanan dimunculkan lagi (ayat 1 dan ayat 2) dan bahkan dalam ayat 2 juga dipertegas lagi
19
oleh UU N0. 20 Tahun 1982 dimana pertahanan dan keamanan dilaksanakan menlalui
Sishankamrata.
Selanjutnya dalam pasal 68 UU N0. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia memberikan
penegasan bahwa upaya pembelaan negara itu wajib bagi setiap warga negara ,tetapi ada
ketentuan menurut Undang-Undang.
Demikian pula yang diatur dalam UU N0. 3 Tahun 2002 dalam pasal 9 ayat 1 disebutkan
pula bahwa Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara .
Menurut penjelasan
sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Selanjutnya bela negara itu dalam era sekarang ini
dapat dipahami baik secaca fisik maupun secara non fisik.
Bela negara fisik adalah bagi warga negara yang langsung maju perang dengan memanggul
senjata , sedang bela negara non fisik adalah bela negara yang dilakukan oleh warga negara
yang
tidak langsung maju perang dengan angkat senjata , tetapi dilaksanakan melalui
peraturan
Menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada
masarakat.
Dalam upaya bela Negara yang merupakan hak dan kewajiban setiap warganegara,
implementasinya dapat ditempuh melalui:
a. Lingkungan pendidikan
Melalui pendidikan bela Negara (PPBN). PPBN merupakan proses mempersenjatai
rakyat secara praktis/mental dengan ideology Pancasila, kecintaan tanah air, kerelaan
berkorban untuk bangsa, Negara serta kesadran akan hak dan kewajibannya sebagai
warga Negara yang bertanggung jawab. PPBN dilakukan secara bertahap yaitu
a. Tahap awal pada pendidikan dasar sampai dengan menengah dan pendidikan luar
sekolah termasuk kepramukaan
b. Tahap lanjutan dalam bentuk pendidikan kewarganegaraan pada tingkat pendidikan
tinggi
Secara khusus sasaran yang dicapai adalah membentuk peserta didik agar sadar akan
perannya sebagai tunas bangsa dan kader bangsa dimasa mendatang, mengenal, dan
mencintai tanah air, rela membela kehormatan martabat bangsa dan Negara, memiliki
watak dan sikap kejuangan dan kesatria.
c. Lingkungan pekerjaan
Sasaran yang dicapai adalah membentuk karyawan yang selalu mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa, memiliki motivasi kerja yang tinggi, memiliki disiplin dan
produktivitas yang tinggi pula sesuai dengan profesinya masing-masing.
d. Lingkungan pemukiman
Sasaran yang dicapai adalah membentuk masyarakat yang dapat memahami nilai-nilai
perjuangan bangsa. Mencintai tanah air dan rela berkorban serta mempunyai kemampuan
awal bela Negara, memilik persatuan dan kesatuan bangsa yang mewujudkan dalam
kehidupan secara gotong royong, sehat, bersih, tertib dan aman, pelestarian lingkungan
disetiap pemukiman.
Dalam UU No 3 Tahun 2002 pasal 3 ayat 1 yang berbunyi Pertahanan negara disusun
berdasarkan prinsip demokrasi, hak asasi manusia, kesejahteraan umum, lingkungan hidup,
ketentuan hukum nasional, hukum internasional dan kebiasaan internasional, serta prinsip
hidup berdampingan secara damai dan pasal 9 ayat 1 dan 2 yang berbunyi Pasal 9 (1)
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan
dalam penyelenggaraan pertahanan negara. (2) Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela
negara, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diselenggarakan melalui: a. pendidikan
kewarganegaraan; b. pelatihan dasar kemiliteran secara wajib; c. pengabdian sebagai prajurit
Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib; dan d. pengabdian sesuai
dengan profesi. Sebagai contoh kasus pengretruitan anggota TNI merupakan salah satu
bentuk keterkaitan demokrasi dan bela Negara, kenapa ? karena antara kebijakan pemerintah
dan warganegara saling mempunyai kebebasan dalam penerimaan dan pendaftaraan tapi
dibatasi dengan ketentuan tertentu agar hasil yang didapat dapat sesuai kriteria sebagai abdi
Negara. Contoh lain adalah pengabdian sesuai dengan profesi yang berkaitan dengan
demokrasi serta bela Negara adalah wakil-wakil rakyat yang dipilih berdasarkan prinsip
kebebasan dan persamaan ketika membuat kebijakan sebagai contoh kebijakan program bela
Negara yang dimasukkan kedalam kurikulum pendidikan atau dalam membuat kebijakan
pemerintah memperhatikan hak dan kewajiban warga Negara.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu demos dan kratos. Demos yangberarti rakyat dan
kratos yang berarti pemerintahan. Demokrasi berarti pemerintahan rakyat atau suatu
pemerintahan di mana pemerintahan di mana rakyat memegang kedaulatan tertinggi atau
rakyat diikutsertakan dalam pemerintahan negara. Dengan diikutsertakan rakyat dalam
pemerintahan, berarti semua ikut bertanggung jawab dalam pembengunan Negara.
23
Sedangkan Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaan kepada negara kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan uud
1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. pembelaan negara bukan
semata-mata tugas tni, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Sumber kekuatan bela negara apabila
kita melihat dalam Undang Undang N0. 20 Tahun 1982. Pokok-pokok Pertahanan dan
Keamanan Negara Republik Indonesia adalah semua warga negara Indonesia. Selanjutnya
bela negara itu dalam era sekarang ini dapat dipahami baik secaca fisik maupun secara non
fisik.
Bela negara fisik adalah bagi warga negara yang langsung maju perang dengan memanggul
senjata , sedang bela negara non fisik adalah bela negara yang dilakukan oleh warga negara
yang
tidak langsung maju perang dengan angkat senjata , tetapi dilaksanakan melalui
3.2 Saran
Program bela negara yang sudah diresmikan pemerintah pada tanggal 22 Oktober 2015
merupakan salah satu bentuk perhatian kebijakan pemerintah Jokowi dalam melihat
rendahnya nasionalisme warganegara Indonesia. Warga negara harus mampu menyikapi hal
tersebut dilihat dari banyak sudut pandang karena bela negara tidak selalu mengenai angkat
senjata atau militer melainkan bela negara yang dimaksud adalah untuk meningkatkan
kedisiplinan dan cinta tanah air dari seluruh lapisan warga negara. Bela negara sebaiknya
dicantumkan dikurikulum Taman Kanak-kanak karena pada usia dini daya ingat manusia
tinggi, dengan cara mengajak anak-anak TK melihat atau memperkenalkan alutsista
TNI/POLRI sehingga timbul rasa kecintaan terhadap tanah air.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Republik Indonesia No 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara
Sunarto. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi. Semarang: Universitas
Negeri Semarang.
24
Sutarman. 2011. Persepsi Dan Pengertian Pembelaan Negara Berdasarkan Uud 1945
(Amandemen). Tidak dicantumkan alamat.
Tidak ada nama.
2015.http://www.academia.edu/5418515/makalah_pendidikan_kewarganegaraan_demokr
asi_indonesia. (diunduh 15 November 2015).
25