Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tujuan : Untuk menilai prevalensi dan derajat transisi vertebra lumbosakral (LSTV) pada kasus
kohort Osteoarthritis Initiative (OAI), untuk menilai apakah LSTV berkorelasi dengan low back
pain (LBP) dan buttock pain, dan untuk menilai reproduksibilitas dari golongan2 LSTV.
Material & Metode : Persetujuan dari dewan peninjau telah diperoleh, dan dokumentasi
informed consent telah disetujui untuk protokol penelitian. Standard radiografi panggul yang
termasuk proses transversus L5 dinilai sesuai dengan klasifikasi Castellvi LSTV pada 4636
peserta (1992 laki-laki dan 2804 perempuan; usia 45-80 tahun) dari kohort OAI. Data ini
berkorelasi dengan prevalensi dan keparahan LBP dan buttock pain.
Hasil : Prevalensi LSTV adalah 18.1% (841 dari 4636), dengan tingkat yang lebih tinggi pada
pria dibandingkan pada wanita (28.1% vs 11.1%, masing-masing; P < .001). Dari 841 orang
dengan LSTV, 41.72% adalah tipe I (pembesaran displastik processus transversus), 41.4% adalah
tipe II (pseudoarticulation), 11.5% adalah tipe III (fusion), dan 5.2% adalah tipe IV (satu
processus transversus menyatu dan satu dengan pseudoarticulation). Dari peserta tanpa LSTV,
53.9% melaporkan LBP, sedangkan prevalensi LBP untuk tipe I, II, III, dan IV adalah 46%, 73%,
40%, dan 66%, masing-masing (P < .05, uji x2). Tipe II dan IV memiliki prevalensi dan tingkat
keparahan LBP dan buttock pain yang lebih tinggi (P < .001).
Kesimpulan : LSTV tipe II dan IV berkorelasi dengan prevalensi dan tingkat keparahan LBP
dan buttock pain secara positif.
Pendahuluan
Nyeri punggung menyebabkan kerugian besar dari produktivitas (4), dan merupakan
salah satu dari banyak alasan pasien untuk mencari perawatan kesehatan di Amerika Serikat (13). Pada banyak pasien, penyebab pasti dari rasa nyeri mereka masih tidak jelas (5). Penelitian
sebelumnya berfokus pada transisi vertebra lumbosakral (LSTV), yang sebelumnya telah
diidentifikasi sebagai penyebab potensial nyeri punggung (6-9). Prevalensi LSTV, subtipe, dan
hubungannya dengan nyeri punggung belum dipahami dengan baik. LSTV adalah suatu anomali
vertebra dengan karakteristik morfologi perantara antara vertebra sakral dan lumbar (10,11);
processus transversusnya membesar dan dapat berartikulasi dengan sacrum atau ilium (12).
LSTV dengan artikulasi beberapa derajat -baik parsial (pseudoarthrosis) atau fusi komplitdidefinisikan sebagai sakralisasi tulang belakang dari segmen lumbar terendah atau lumbarisasi
tulang belakang dari segmen sacral paling superior (10). LSTV merupakan temuan umum dalam
populasi umum, dan prevalensi yang dilaporkan adalah 5%-30% (13,14). Mario Bertolotti
pertama kali menggambarkan karakteristik morfologi dari LTSV dan hubungannya dengan low
back pain (LBP) pada tahun 1917, dan hubungan ini disebut dengan sindrom Bertolotti (12).
Hubungan antara LSTV dan LBP telah dijelaskan dalam beberapa penelitian tapi masih belum
jelas. Meskipun Tini dkk (11) menunjukkan bahwa LSTV tidak berhubungan dengan LBP (6,11),
temuan penelitian lain menunjukkan sebuah hubungan antara LBP dengan LSTV (7,12,15,16).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan keseluruhan prevalensi subtipe LSTV
pada 4796 pasien dengan Osteoarthritis Initiative (OAI) kohort, untuk menentukan hubungan
dari subtipe LSTV yang berbeda dengan LBP dan buttock pain, dan untuk menilai
reproduksibilitas penilaian dan klasifikasi LSTV.
yang tidak memiliki OA lutut tetapi berisiko untuk berkembang ke arah itu) memiliki nyeri
punggung. Namun, perbedaan ini tidak signifikan secara statistik (P = .08).
Teknik Pencitraan
Standar radiografi panggul berdiri dilakukan dengan menggunakan tikar dedicated kakipositioning dengan jari-jari kaki internal diputar pada sudut 5, dan sinar x-ray diposisikan
sekitar 7 cm di atas simfisis pubis. Pencitraan diperoleh dari lima lembaga : Ohio State
University (Columbus, Ohio), University of Maryland School of Medicine (Baltimore, Md),
Johns Hopkins University School of Medicine (Baltimore, Md), University of Pittsburgh School
of Medicine (Pittsburgh, Pa), dan Memorial Hospital of Rhode Island (Pawtucket, RI).
Perwakilan radiografi ditunjukkan pada Gambar.
Analisis Pencitraan
Semua pencitraan ditelah pada workstation pengarsipan gambar dan sistem komunikasi
(Agfa, Ridgefield Park, NJ). Seluruh 4796 radiografi pelvis anteroposterior secara independen
dibaca oleh dua ahli radiologi (L.N., pengalaman 5 tahun; W.V., pengalaman 8 tahun). Awalnya,
radiografi pelvis secara independen discreening oleh ahli radiologi tersebut untuk kualitas
gambar (yaitu, kemampuan untuk menilai hubungan antara ala sacral dan processus transversus
lumbar), perubahan transisi anatomi pascaoperasi menutupi, dan terdapatnya LSTV. Dari 4796
radiografi, 160 dianggap berkualitas buruk dan dikeluarkan dari penelitian.
Radiografi dengan kualitas gambar yang memadai diklasifikasikan menurut terdapatnya
LSTV. Adanya LSTV ditentukan secara manual dengan mengevaluasi lebar craniocaudal dari
processus transversus, dengan ambang lebih besar dari 19 mm yang diukur dengan menggunakan
caliper digital pada pengarsipan gambar dan sistem komunikasi, atau dengan adanya artikulasi
atau fusi lengkap dari processus transversus dengan sacrum. Semua perbedaan diselesaikan oleh
ahli radiologi ketiga (T.M.L., pengalaman 25 tahun). Kasus LSTV dinilai sesuai dengan sistem
klasifikasi radiografi yang dimodifikasi dari Castellvi dkk (9), selanjutnya disebut Klasifikasi
Castellvi (Gambar). Tabel 2 menguraikan karakteristik utama dari klasifikasi Castellvi. Untuk
meminimalkan jumlah kategori, kami mengklasifikasikan kasus secara independen dari temuan
bilateral atau unilateral menjadi empat tipe dasar (11,14). Sendi pinggul juga dinilai untuk OA
menurut klasifikasi Osteoarthritis Research Society International (18). Semua gambar pinggul
secara independen telah dibaca 1 tahun sebelumnya oleh seorang radiolog (L.N.) dan
rheumatologist (N.E.L., pengalaman 30 tahun). Dalam kasus di mana ada ketidaksepakatan di
antara para pembaca, ahli radiologi (T.M.L.) juga dikonsultasikan.
Data Klinis
OAI back pain dan kuesioner fungsi memberikan informasi tentang frekuensi, keparahan,
dan lokasi nyeri. Pasien ditanya tentang frekuensi back pain mereka selama 30 hari terakhir dan
dinilai sebagai tidak pernah, jarang, beberapa waktu, sebagian besar waktu, atau sepanjang
waktu. Pasien juga diminta untuk mengevaluasi rata-rata keparahan back pain mereka selama 30
hari terakhir dan diklasifikasikan sebagai tidak ada, ringan, sedang, atau berat. Lokasi rasa sakit
dinilai dengan empat pertanyaan yang bervariasi sesuai dengan tempatnya di upper back pain,
middle back pain, LBP, atau buttock pain dalam 30 hari terakhir. Sebuah variabel lima bagian
diciptakan untuk lokasi nyeri punggung. Kategori-kategori saling eksklusif dan termasuk LBP,
buttock pain (tanpa LBP), nyeri yang terletak di tengah atau punggung bagian atas (tanpa LBP
atau buttock pain), dan tidak ada rasa sakit punggung di lokasi manapun.
Informasi juga diberikan mengenai keterbatasan aktivitas fisik karena sakit punggung dan tingkat
aktivitas fisik dengan menggunakan Skala Aktivitas Fisik untuk Lansia (PASE) (19-22).
Analisis Reproduksibilitas
Interobserver reproduksibilitas dihitung dari semua penelitian dengan menggunakan pembacaan
awal dari dua ahli radiologi. Intraobserver reproduksibilitas diperoleh dengan menggunakan 500
penelitian yang dipilih secara acak yang dianalisis secara independen oleh dua ahli radiologi
pada dua kesempatan terpisah. Nilai k Cohen dihitung untuk menilai klasifikasi radiografi
intraobserver dan perjanjian interobserver menurut klasifikasi Castellvi.
Analisis Statistik
Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SAS 9.2 (SAS Institute, Cary, NC). Statistik
deskriptif data demografi awal dihitung untuk kelompok LSTV dan non-LSTV, serta untuk setiap
subtipe LSTV dibandingkan dengan non-LSTV. Variabel kontinyu disajikan sebagai rata-rata
standar deviasi dan variabel kategori sebagai frekuensi (persentase). Untuk perbandingan
bivariat, variabel kontinyu dibandingkan dengan menggunakan analisis varians atau analisis
peringkat
varians
2
seperti yang diperlukan, dan variabel kategorik dibandingkan dengan menggunakan uji x .
Model multivariabel digunakan untuk menilai hubungan antara nyeri punggung dan LSTV,
disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, ras, indeks massa tubuh, dan radiografi OA panggul.
Usia, ras, OA panggul, dan indeks massa tubuh dimasukkan dalam model karena dikenal sebagai
faktor risiko untuk nyeri punggung. Variabel nyeri punggung, diukur dengan ada atau tidaknya
nyeri punggung atas, nyeri punggung tengah, LBP, atau buttock pain, dimodelkan dengan
menggunakan model multinomial. Odds ratios (OR), confidence intervals 95% (CI), dan nilai P
dilaporkan untuk perbandingan LSTV dan non-LSTV, dengan masing-masing kategori lokasi
nyeri punggung (punggung bawah, buttock, dan tengah atau punggung bagian atas) versus tidak
ada sakit punggung. Subtipe LSTV diperlakukan sebagai variabel kategorik, dan OR terpisah
diperoleh untuk masing-masing nilai. Variabel nyeri punggung diukur dengan skala ordinal
menggunakan model proporsional odds, dilaporkan sebagai OR, dan berada di kategori yang
lebih tinggi pada urutan skala dibandingkan dengan kategori lain yang lebih rendah. Signifikansi
statistik dari semua perhitungan didefinisikan sebagai P < .05.
Hasil
Karakteristik Pasien
LSTV ditemukan pada 18.1% (841 dari 4636) peserta (Tabel 1)-28.1% (539 dari 1919) dari lakilaki dan 11.1% (302 dari 2717) dari perempuan (P < .001). Tidak ada perbedaan yang signifikan
dalam prevalensi LSTV yang diamati dari ras. 841 pasien dengan LSTV ditempatkan menjadi
empat subkelompok modifikasi Klasifikasi Castellvi (9); dari sini, 351 pasien (41.7%) memiliki
LSTV tipe I, 349 (41.4%) memiliki LSTV tipe II, 97 (11.5%) memiliki LSTV tipe III, dan 44
(5.2%) memiliki LSTV tipe IV (Tabel 2).
1.9 [95% CI: 1.04, 3.48], P = .037) dan tipe IV (OR: 6.48 [95% CI: 1.95, 21.55], P = .002), dan
sedikit nyeri di tipe I (OR: 0.44 [95% CI: 0.22, 0.88], P < .001).
Perbandingan antara Nyeri Punggung dan Variabel Lainnya
Seperti disajikan pada Tabel 4, frekuensi nyeri punggung (OR: 1.22 [95% CI: 1.01, 1.48], P = .
042) dan tingkat keparahan (OR: 1.40 [95% CI: 1.16, 1.69], P < .001) pada setiap lokasi lebih
tinggi pada kelompok LSTV; tipe I, II , dan IV memiliki hubungan yang signifikan dengan
frekuensi dan tingkat keparahan nyeri punggung, tetapi tipe III tidak. Tipe II dan IV lebih banyak
melaporkan tingkat keparahan yang lebih tinggi atau frekuensi, sedangkan tipe I lebih sedikit
yang melaporkan tingkat keparahan yang lebih tinggi atau frekuensi nyeri punggung. Tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam aktivitas fisik yang diamati antara kelompok LSTV dan nonLSTV. Namun, analisis subkelompok menunjukkan melalui PASE bahwa tipe II dan IV
berhubungan dengan tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah. Dibandingkan dengan kelompok
non-LSTV, tipe II dan IV masing-masing memiliki OR 1.67 (95% CI: 1.37, 2.05) dan 2.39 (95%
CI: 1.40, 4.06). Tipe I dan III tidak memiliki hubungan yang signifikan secara statistik dengan
PASE.
Tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan antara LSTV dan non-LSTV kohort OA
panggul. Tidak ada perbedaan dalam keberadaan, tidak adanya, atau keparahan OA panggul
ditemukan di antara subkelompok LSTV.
Analisis Reproduksibilitas
Nilai k Cohen untuk kesepakatan interobserver tentang ada atau tidaknya LSTV di seluruh
kohort adalah 0.75, dan kesepakatan intraobserver untuk dua ahli radiologi dalam satu set dari
500 radiografi yang dipilih secara acak adalah 0.78 dan 0.79. Nilai k Cohen untuk kesepakatan
interobserver menggunakan kategori Klasifikasi Castellvi adalah 0.65, dan nilai untuk
kesepakatan intraobserver adalah 0.72 dan 0.68. Nilai-nilai ini diklasifikasikan sebagai
kesepakatan pembaca yang baik (23).
Diskusi
Penelitian kami menunjukkan bahwa LSTV berhubungan dengan LBP dan buttock pain; tipe II
dan IV memiliki korelasi yang paling kuat, mungkin karena pseudoartikulasi dari processus
transversus L5 dengan sacrum. Peningkatan keparahan dan frekuensi LBP juga berhubungan
dengan tipe II dan IV. Dalam populasi OAI, LSTV terdapat hampir tiga kali pada laki-laki
dibandingkan perempuan. Temuan penelitian kami menunjukkan pentingnya mendiagnosis
LSTV dengan benar terkait hubungan LSTV dengan nyeri punggung.
Prevalensi LSTV yang dilaporkan berkisar antara 4% sampai 37% (14,24-27). Variabilitas ini
mungkin disebabkan oleh perbedaan dalam kriteria diagnostik untuk mendefinisikan LSTV.
Prevalensi LSTV lebih tinggi dalam penelitian yang memilih pasien untuk LBP, sementara
prevalensi yang lebih rendah terlihat pada penelitian berbasis masyarakat (4%-24%) (14). Kami
tidak menggunakan sakit punggung sebagai kriteria inklusi, dan prevalensi LSTV dalam
penelitian kami sama dengan penelitian berbasis masyarakat. Namun, populasi penelitian kami
memiliki insiden OA lutut yang lebih tinggi daripada yang ditemukan pada populasi umum.
Penelitian kami juga menegaskan hasil yang disajikan dalam literatur (13,28) mengenai
tingginya prevalensi LSTV pada pria.
Hubungan LSTV dengan sakit punggung telah diperdebatkan sejak dijelaskan pertama kali pada
tahun 1917 (6,7,29,30). Dalam hal jumlah pasien dan analisis parameter klinis (seperti nyeri
pinggang), sebuah penelitian oleh Tini dkk (11) termasuk 4000 pasien dan tidak menunjukkan
perbedaan mengenai LBP pada pasien dengan LSTV atau pasien tanpa LSTV (11). Penelitian
lain, bagaimanapun, mendukung hasil penelitian kami : Oyinloye dkk (30) menjelaskan
hubungan LBP dan LSTV dalam kelompok kohort yang terdiri dari 561 pasien (2009); Quinlan
dkk (12) juga menyimpulkan bahwa LSTV harus dianggap sebagai kemungkinan penyebab LBP.
Menariknya, hubungan antara LBP dan subkelompok LSTV menunjukkan bahwa tipe II dan IV
LSTV berafiliasi dengan adanya nyeri, serta tingkat keparahan nyeri dan frekuensi. Hasil
penelitian kami berbeda dengan Tini dkk (11), yang tidak menunjukkan bukti apa pun tentang
hubungan LSTV dengan LBP saat menggunakan analisis subtipe spesifik. Namun, sebagian
besar penelitian (8-10,14,31,32) yang mendukung hubungan LSTV dengan LBP
mengimplikasikan tipe II dan IV.
Meskipun literatur yang menghubungkan keparahan rasa nyeri dan aktivitas fisik dengan LSTV
terbatas, Taskaynatan dkk (7) meneliti 881 laki-laki muda dan menunjukkan sebuah hubungan
antara LSTV dan tingkat keparahan nyeri. Hubungan ini secara klinis relevan karena pasien
dengan nyeri yang parah lebih banyak yang mencari perawatan kesehatan, termasuk kunjungan
dokter, obat-obatan, dan tindakan bedah.
Nyeri kurang sering terjadi pada tipe I, yang menunjukkan tipe I mungkin adalah faktor protektif
untuk LBP dan buttock pain. Ini mungkin hasil dari sebuah perubahan gerakan tulang belakang
di mana besarnya processus transversus dapat mencegah bongkok. Castellvi dkk (9) menyatakan
bahwa tipe I tidak relevan secara klinis dan hanya forme fruste dari LSTV.
Mekanisme patofisiologis dari rasa nyeri yang berhubungan dengan LSVT (6,9,16,31) masih
belum jelas. Beberapa mekanisme yang diusulkan termasuk hubungan stenosis extraforaminal
(8), prolapsus diskus, dan stenosis tulang belakang (10) dengan LSTV. Connolly dkk (33)
menggunakan skintigrafi skeletal pada pasien muda dengan LSTV untuk menunjukkan bahwa
stres mekanik pada processus transversus- artikulasi sakral dengan fleksi berulang dan
perpanjangan tulang belakang dapat menyebabkan rasa sakit.
Buttock pain yang berhubungan dengan LSTV tipe II dan IV dapat terjadi akibat adanya
kompresi saraf (34,35). Sebuah iritasi mekanis akar saraf dapat mengakibatkan rasa nyeri dengan
karakteristik radikuler. Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan LSTV dengan
extraforaminal stenosis sekunder yang processus transversusnya displastik (16,36), dan
Taskaynatan dkk (7) melaporkan peningkatan prevalensi gejala saraf akar pada pasien dengan
LSTV. Penelitian mengenai korelasi buttock pain dengan subtipe LSTV masih terbatas.
Penelitian kami memiliki sejumlah keterbatasan. Keterbatasan utama adalah bahwa pencitraan
cross-sectional untuk penilaian yang terkait diskus sebagai penyebab nyeri punggung tidak
tersedia. Keterbatasan lain adalah identifikasi LSTV itu kadang-kadang sulit, bahkan dengan
kriteria obyektif, karena kualitas gambar yang buruk atau overprojection struktur usus; sebagian
besar gambar kualitas buruk ini dikeluarkan setelah screening awal. Kami tidak membuat
perbedaan antara pseudoarthrosis unilateral dan bilateral dan fusi dalam hal sakit punggung.
Menggunakan informasi tambahan ini akan membuat model menjadi rumit, meningkatkan hasil
empat-tingkat ke hasil delapan-tingkat dan mengakibatkan individu dengan jumlah yang sangat
kecil dalam beberapa kelompok-kelompok ini. Analisis data mentah tidak mengungkapkan
perbedaan antara pseudoarthrosis unilateral dan bilateral dan fusi dalam hal sakit punggung.
Terakhir, populasi pasien yang dipilih oleh OAI untuk penelitian OA lutut; perbedaan utama
antara kohort OAI dan masyarakat umum adalah bahwa kelompok OAI memiliki tingkat obesitas
yang lebih tinggi, tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah, dan kehadiran OA lutut, dan berisiko
untuk OA lutut. Dari perbedaan ini, hanya obesitas (dan mungkin rendahnya tingkat aktivitas
fisik) yang kemungkinan berhubungan dengan nyeri punggung; tidak ada hubungan antara OA
lutut dan nyeri punggung (17).
Sebagai kesimpulan, penelitian kami menyoroti hubungan LSTV dan tipe II dan IV dengan
nyeri lumbar dan buttock pain; oleh karena itu, LSTV harus dipertimbangkan sebagai bagian dari
diferensial diagnosis nyeri punggung, terutama dalam kasus-kasus sakit refrakter dan manajemen
konvensional.