Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
tinggi,
peningkatan
dan
perluasan
kapasitas
seseorang
melalui
rasa bersalah (3-6 tahun), tahap terampil versus minder (6-12 tahun), tahap
identidas versus kebingungan peran (12-18 tahun) (Wong, 2008, hlm 117).
Dalam teori perkembangan psikososial anak prasekolah termasuk dalam
tahap perkembangan inisiatif versus rasa bersalah. Pada tahap ini anak mulai
mencari pengalaman baru secara aktif. Apabila anak menapat dukungan dari
orang tuanya untuk mengekplorasikan keingintahuannya maka anak akan
mengambil inisiatif untuk suatu tindakan yang akan dilakukan, tetapi bila
dilarang atau dicegah maka akan tumbuh perasaan bersalah pada diri anak
(Wong, 2008, hlm 118).
2.3. Teori Perkembangan Psikoseksual (Freud)
Teori perkembangan psikoseksual pertama kali dikemukakan oleh Sigmun
Freud, ia menggunakan istilah psikoseksual untuk menjelaskan segala
kesenangan seksual. Selama masa kanak-kanak bagian-bagian tubuh tertentu
memiliki makna psikologik yang menonjol sebagai sumber kesenangan baru dan
konflik baru yang secara bertahap bergeser dari satu bagian tubuh ke bagian
tubuh lain pada tahap-tahap perkembangan tertentu. Dalam perkembangan
psikoseksual anak dapat melalui tahapan yaitu: tahap oral (0-1 tahun), tahap anal
(1-3 tahun), tahap falik (3-6 tahun), tahap laten (6-12 tahun), dan tahap genital
(>12 tahun) ((Wong, 2008, hlm 117).
Dalam teori perkembangan psikoseksual anak prasekolah termasuk dalam
tahap phalilc, dalam tahap ini genital menjadi area tubuh yang menarik dan
sensitif anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dan menjadi ingin tahu
tentang perbedaan tersebut (Wong, 2008, hlm 117).
kehidupan,
tahapan
perkembangan
moral
yaitu:
tahap
10
mengembangkan kemampuan tangan dan kaki bagian atas ( yang lebih dekat
dengan bagian tengah tubuh) abru kemudian bagian yang lebih jauh, dilanjutkan
dengan kemampuan menggunakan telapak tangan dan kaki dan akhirnya jari-jari
tangan dan kaki ( Papalia, dkk, 2010, hlm 170)
4. AspekAspek Pertumbuhan Dan Perkembangan
3.1 Aspek Pertumbuhan
Untuk menilai pertumbuhan anak dilakukan pengukuran antropometri,
pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan
(panjang badan), lingkar kepala.
Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau
penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, pengukuran tinggi badan
digunakan untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor genetik
sedangkan pengukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk menilai pertumbuhan
otak. Pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) menunjukkan adanya reterdasi
mental, apabila otaknya besar (volume kepala meningkat) terjadi akibat
penyumbatan cairan serebrospinal (Hidayat, 2011, hlm 37).
3.2 Aspek perkembangan
a. Motorik kasar (gross motor) merupakan keterampilan yang meliputi
aktivitas otot yang besar seperti gerakan lengan dan berjalan (Santrock,
2011, hlm 210). Perkembangan motorik kasar pada
masa prasekolah,
diawali dengan kemampuan untuk berdiri dengan satu kaki selama 1-5
detik, melompat dengan satu kaki, membuat posisi merangkak dan lain-lain
(Hidayat, 2009, hlm.25).
b. Motorik halus (fine motor Skills) merupakan keterampilan fisik yang
melibatkan otot kecil dan koordinasi meta dan tangan yang memerlukan
11
koordinasi yang cermat (Papilia, Old & Feldman, 2010, hlm. 316).
Perkembangan motorik halus mulai memiliki kemampuan menggoyangkan
jari-jari kaki, menggambar dua atau tiga bagian, menggambar orang,
mampu menjepit benda, melambaikan tangan dan sebagainya (Hidayat,
2009, hlm.26).
c. Bahasa (language) adalah kemampuan untuk memberikan respon terhadap
suara, mengkuti perintah dan dan berbicara spontan. Pada perkembangan
bahasa diawali mampu menyebut hingga empat gambar, menyebut satu
hingga dua warna, menyebutkan kegunaan benda, menghitung, mengartikan
dua kata, meniru berbagai bunyi, mengerti larangan dan sebagainya
(Hidayat, 2009, hlm.26).
d. Prilaku sosial (personal social) adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Perkembangan adaptasi sosial pada anak prasekolah yaitu dapat berrmain
dengan permainan sederhana, mengenali anggota keluarganya, menangis
jika dimarahi, membuat permintaan yang sederhana dengan gaya tubuh,
menunjukan peningkatan kecemasan terhadapa perpisahan dan sebagainya
(Hidayat, 2009, hlm.26)
Untuk menilai perkembangan anak yang dapat dilakukan adalah dengan
wawancara tentang faktor kemungkinan yang menyebabkan gangguan dalam
perkembangan, kemudian melakukan tes skrining perkembangan anak (Hidayat,
2009, hlm. 38).
5. Tahap Perkembangan Anak Prasekolah
Menurut Wong (2008), priode prasekolah dimulai dari usia 3-6 tahun periode
ini dimulai dari waktu anak bergerak sambil berdiri sampai mereka masuk
12
sekolah, dicirikan dengan aktivitas yang tinggi. Pada masa ini merupakan
perkembangan fisik dan kepribadian yang pesat, kemampuan interaksi sosial lebih
luas, memulai konsep diri, perkembangan motorik berlangsung terus menerus
ditandai keterampilan motorik seperti berjalan, berlari dan melompat.
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak Prasekolah
Menurut Hidayat (2009) Proses Percepatan dan Perlambatan Tumbuh kembang
anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
a. Faktor Herediter
Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar
dalam mencapai tumbuh kembang. Yang termasuk faktor herediter adalah
bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa.
Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas dan kecepatan alam
pembelahan sel telur, tingkat sensitifitas jaringan terhaap rangsangan, umur
puberitas, dan berhentinya pertumbuhan tulang.
b. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan pranatal, lingkungan
postnatal, dan faktor hormonal. Faktor pranatal merupakan lingkungan dalam
kandungan, mulai dari konsepsi sampai lahir yang meliputi gizi pada waktu ibu
hamil, posisi janin, pengunaan obat-obatan , alkohol atau kebiasaan merokok.
Faktor lingkungan pasca lahir yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
meliputi budaya lingkungan, sosial ekonomi, keluarga. nutrisi, posisi anak dalam
keluarga dan status kesehatan.
Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang anak antara lain.
somatotrofin (growth Hormon) yang berperan alam mempengaruhi pertumbuhan
tinggi badan, dengan menstimulasi terjadinya poliferasi sel kartigo dan sistem
skeletal. Hormon tiroid menstimulasi metabolisme tubuh, glukokartikoid
13
Kelompok Umur
Stimulasi
Masa prenatal
Umur 0-3 bulan
Umur 3-6 bulan
Umur 6-9 bulan
Umur 9-12 bulan
Umur 12-15 bulan
Umur 15-18 bulan
Umur 18-24 bulan
Umur 24-36 bulan
Umur 361-48 bulan
Umur 48-60 bulan
Umur 60-72 bulan
14
15
juga mempunyai waktu dalam membuat rencana tindakan yang tepat terutama
untuk melibatkan ibu dan keluarga (Depkes, 2012, hlm. 40).
Kegiatan stimulasi deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh
kembang balita
bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga
lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat)
dan tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan sosial) (Depkes, 2012,
hlm.1).
Melalui kegiatan SDIDTK kondisi terparah dari penyimpangan pertumbuhan
anak seperti gizi buruk dapat dicegah, karena sebelum anak jatuh dalam kondisi
gizi buruk, penyimpangan pertumbuhan yang terjadi pada anak dapat terdeteksi
melalui
kegiatan
SDIDTK.
Selain
mencegah
terjadinya
penyimpangan
16
Tabel.2.2.
Umur
Perkembangan
BB
KPSP
TDD
LK
Mental Emosional
TDL
KMME
CHAT
GPPH
/TB
0 bln
3 bln
6 bln
9 bln
12 bln
15 bln
18 bln
21 bln
24 bln
30 bln
36 bln
42 bln
48 bln
54 bln
60 bln
66 bln
72 bln
Keterangan :
BB / TB
LK
: Lingkar Kepala
KPSP
TDD
TDL
KMME
CHAT
GPPH
17
Jadwal dan jenis deteksi dini tumbuh kembang dapat berubah sewaktu-waktu
pada keadaan kasus rujukan, ada dicurigai anak mempunyai penyimpangan
pertumbuhan, dan jika ada keluhan anak mempunyai masalah tumbuh kembang.
1) Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui atau
menemukan status gizi kurang atau buruk dan mikro atau makrosefali. Jenis
kegiatan yang dilaksanakan meliputi pengukuran berat badan terhadap tinggi
badan (BB/TB) dan pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA) (Depkes, 2012,
hlm.41).
Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan dilakukan di semua tingkat
pelayanan. Adapun pelaksana dan alat yang digunakan sebagai berikut :
Tabel 2.3. Pelaksana dan alat yang digunakan dalam Deteksi Dini Penyimpangan
Pertumbuhan (Depkes, 2012, hlm.41).
Tingkat pelayanan
Keluarga dan
masyarakat
Puskesmas
Pelaksana
Alat yang digunakan
orang tua
- KMS
kader kesehatan
- Timbangan Dacin
petugas PAUD, BKB,
TPA dan guru TK
Dokter
- Tabel BB/TB
Bidan
- Grafik LK
Perawat
- Timbangan
Ahli Gizi
- Alat Ukur tinggi
Peugas lainnya
Badan
- Pita
pengukur
lingkar kepala
18
19
dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih besar, umur 12-72 bulan,
pengukuran dilakukan setiap 6 bulan. pengukuran dan penilaian lingkar kepala
anak dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih (Depkes, 2012, hlm. 50).
Cara mengukur lingkar kepala yaitu alat pengukur lingkar kepala anak
mengenai dahi, menutupi alais mata, diatas diua telinga, dan bagian kepala yang
menonjol, tarik agak kencang. Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.
Tanyakan tanggal lahir anak, hitung umur anak. Hasil pengukuran dicatat pada
grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis kelamin anak kemudian buat
garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran sekarang
(Depkes, 2012, hlm. 50).
Interpretasi hasil pengukuran yaitu bila ukuran lingkar kepala anak berada
didalam jalur hijau maka lingkar kepala anak normal. Bila ukuran lingkaran
kepala anak berada diluar jalur hijau maka lingkaran kepala anak tidak normal.
Lingkar kepala anak tidak normal ada 2 (dua), yaitu makrosepal bila berada
diatas jalur hijau dan mikrosefal bila berada di bawah jalur hijau. Intervensi
yang dilakukan bila detemukan makrosefal ataupun mikrosefal segera rujuk
kerumah sakit (Depkes, 2012, hlm. 50).
20
21
Tabel 2.4. Pelaksana dan alat yang digunakan dalam Deteksi Dini Penyimpangan
Pertumbuhan (Depkes, 2012, hlm.52).
Tingkat pelayanan
Keluarga
dan
masyarakat
Puskesmas
Pelaksana
Alat yang digunakan
orang tua
Buku KIA
kader kesehatan, BKB,
TPA
KPSP
TDL
TDD
Dokter
Bidan
Perawat
KPSP
TDL
TDD
Keterangan:
Buku KIA
KPSP
TDL
TDD
BKB
TPA
Pusat PAUD
TK
: Taman Kanak-kanak
22
skrining
atau
pemeriksaan
3,6,9,12,15,18,21,24,30,36,42,48,54,60,66
KPSP
dan
rutin
72
adalah
bulan.
pada
Skrining
umur
atau
23
=7 atau 8,
intervensi
penyimpangan
atau
stimulasi
mengejar
perkembangan
anak
ketertinggalannya.
untuk
Lakukan
mengatasi
pemeriksan
24
kasar, gerakan halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian) (Depkes,
2012, hlm 53).
Tabel 2.5 KPSP Pada Anak Umur 60 Bulan (Depkes, 2012, hlm. 67).
1. Isilah titik dibawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan.
Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?..
Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?..
Apa yang kamu lakukakn jika kamu lelah?
Jawab Ya bila anak menjawab 3 pertanyaan dengan benar, bukan dengan gerakan atau isyarat.
Jika dingin jawaban yang benar adalah menggigil, pakai mantel, atau masuk kedalam rumah
Jika lapar jawaban yang benar adalah makan
Jika lelah jawaban yang benar adalah mengantuk, tidur, berbaring atau tidur-tiduran, istirahat atau
diam sejenak
2. Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka?
Bicara &
bahasa
Ya
Tidak
Sosialisasi &
kemandirian
Gerak kasar
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Gerak halus
Ya
Tidak
Gerak halus
Ya
Tidak
Bicara &
bahasa
Ya
Tidak
Sosialisasi &
kemandirian
Bicara &
bahasa
Ya
Tidak
Ya
Tidak
9. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan dengan dua kaki tidak ikut
dinilai).
Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?
Gerak kasar
Ya
Tidak
Sosialisasi &
kemandirian
Ya
Tidak
3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan, jika perlu tunjukan caranya, dan beri anak kesempatan
melakukannya 3 kali. Dapatkah anak mempertahanakn keseimbangannya selama 6 detik atau lebih ?
4. Jangan mengoreksi atau membantu anak. jangan mennyebut lebih panjang. Perhatikan dua garis ini pada
anak.
Tanyakan : mana garis yang panjang
Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang,
setelah anak menunjuk putar lembar ini dan ulangi pertanyaan tersebut.
Setelah anak menunjuk putar lagi dan ulangi pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat menunjuk garis sebanyak 3 kali dengan benar?
5. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini
dikertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan .
Apakah anak dapat mendapat menggambar seperti contoh ini
Jawaban : Ya
Jawaban : Tidak
6.
Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata pada saat memberi
perintah berikut ini:
Letakkan kertas di atas lantai
Letakkan kertas ini di bawah kursi
Letakkan kertas ini di depan kamu
Letakkan kertas ini dibelakang kamu
Jawaban Ya hanya jika anak mengerti arti di atas, dibawah, didepan, dan dibelakang.
7. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau menggelayut pada anda) pada saat
anda meninggalkannya
8. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan katakan pada anak:
Tunjuk segi empat merah
Tunjuk segi empat kuning
Tunjuk segi empat biru
Tunjuk segi empat hijau
Dapatkah anak menunjuk keempat gambar tersebut dengan benar?
25
Tabel 2.6 KPSP Pada anak umur 66 Bulan (Depkes, 2012, hlm. 68).
1. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak
menggambar seperti contoh ini dikertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan
Apakah anak dapat mendapat menggambar seperti contoh ini
Gerakan halus
Ya
Tidak
Bicara &
Bahasa
Ya
Tidak
Sosialisasi &
Kemandirian
Bicara &
Bahasa
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Gerak kasar
Ya
Tidak
Gerak halus
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Gerak Halus
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Gerak kasar
Ya
Tidak
Jawaban : Ya
Jawaban : Tidak
2. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata
pada saat memberi perintah berikut ini:
Letakkan kertas di atas lantai
Letakkan kertas ini di bawah kursi
Letakkan kertas ini di depan kamu
Letakkan kertas ini dibelakang kamu
Jawaban Ya hanya jika anak mengerti arti di atas, dibawah, didepan, dan
dibelakang.
3. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau menggelayut
pada anda) pada saat anda meninggalkannya
4. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan katakan pada anak:
Tunjuk segi empat merah
Tunjuk segi empat kuning
Tunjuk segi empat biru
Tunjuk segi empat hijau
Dapatkah anak menunjuk keempat gambar tersebut dengan benar?
5. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan
dengan dua kaki tidak ikut dinilai).
Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?
6. dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan?
7. Suruh anak menggambar ditempat kosong yang tersedia. Katakan kepadanya : Buatlah
gambar orang.
Jangan memberi perintah lebih dari itu. jangan bertanya atau mengingatkan anak bila
ada bagian yang belum tergambar. Dalam memberi nilai, hitunglah berapa bagian
tubuh yang tergambar,. Untuk bagian tubuh yang berpasangan seperti mata, telinga,
tangan dan kai dinilai satu bagian. dapatkah anak sedikitnya menggambar 3 bagian
tubuh?
8. Pada gambar orang ayang dibuat pada nomor 7, dapatkah anak setidaknya menggambar
sedikitnya 6 bagian tubuh ?
9. Tulis apa yang dikatakan anak pada kalimat-kalimat yang belum selesai ini, jangan
membantu kecuali mengulang pertanyaan:
Jika kuda besar maka tikus..
Jika api panas maka es..
Jika ibu seorang wanita maka ayah seorang
Apakah anak menjawab dengan benar (tikus kecil, es dingin, ayah seorang pria)?
10. Apakah anak anda dapat menangkap bola kecil sebesar bola tenis atau bola kasti hanya
dengan menggunakan kedua tangannya?
(bola besar tidak ikut dinilai)
26
Tabel 2.7 KPSP Pada Anak Umur 72 Bulan (Depkes, 2012, hlm. 69).
1.
Jawaban : YA
Jawaban : Tidak
10. Isilah titik dibawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali mengulang
pertanyaan samapi 3 kali bila anak menanyakan.
Sendok dibuat dari apa?.
Sepatu dibuat dari apa?..
Pintu dibuat dari apa?
Apakah anak dapat menjawab 3 pertanyaan tersebut dengan benar?
Sendok dibuat dari besi , baja, plastik, kayu.
Sepatu dibuat dari kulit, karet, kain, plastik, kayu.
Pintu dibuat dari kayu, besi, kaca
Ya
Tidak
Gerak kasar
Ya
Tidak
Sosialisasi &
kemandirian
Gerak halus
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Gerak halus
Ya
Tidak
Sosialisasi &
kemandirian
Ya
Tidak
Gerak kasar
Ya
Tidak
Gerak kasar
Ya
Tidak
Gerak halus
Ya
Tidak
Ya
Tidak
27
28
Interpretasi yaitu hasil pemeriksaan TDD yaitu bila ada satu atau lebih
jawaban TIDAK, kemungkinan anak mengalami gangguan pendengaran.
Intervensinya dengan melakukan tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman
atau rujuk bila tidak dapat diatanggulangi (Depkes, 2012. hlm. 70).
Tabel 2.8 Instrumen Tes Daya Dengar Menurut Umur Anak
UMUR LEBIH DARI 3 TAHUN
1. Perhatikan benda-benda disekeliling anak seperti sendok,
Ya
Tidak
Ya
Tidak
29
30
lagi untuk pemeriksaan ulang, bila pada peameriksaan berikutnya anak tidak
dapat melihat sampai baris yang sama maka rujuk kerumah sakit dengan
menuliskan mata yang mengalami gangguan (kanan, kiri atau keduanya)
(Depkes, 2012, hlm 70).
Gambar 2.2. Poster E atau Snellen Chart
31
akan
menggunakan
kuesioner
Gangguan
Pemusatan
Perhatian
Dan
32
Interpretasi hasil pemeriksaan KMEE yaitu apabila ada jawaban YA, maka
kemungkinan anak mengalami masalah mental emosional. Intervensi yang
dilakukan bila ada jawaban YA hanya 1 (satu), maka lakukan konseling pada ibu
dan lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila anak tidak ada perubahan maka rujuk
kerumah sakit. bila Jawaban YA ditemukan 2 atau lebih maka rujuk anak
kerumah sakit yang memiliki fasilitas tumbuh kembang atau kejiwaan. Rujukan
harus disertai informasi mengenai jumlah dan masalah mental emosional yang
ditemukan.
33
Pertanyaan
Ya
Apakah anak anda sering terlihat marah tanpa sebab yang jelas ?
(seperti banyak menangis, mudah tersinggung, atau bereaksi berlebihan terhadap halhal yang sudah biasa dihadapinya)
2.
Apakah anak anda tampak mengindar dari teman-temanya atau anggota keluarganya?
(seperti ingin merasa sendirian, menyendiri atau metrasa sedih sepanjang waktu,
kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasa dinikmatinya)
3.
4.
Apakah anak anda memperlihatkan adanya rasa ketakutan atau kecemasan yang
berlebihan yang tidak dapat dijelaskan asalnya dan tidak sebnding dengan anak lain
yang seusianya?
5.
Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh karena adanya konsentrasi yang buruk
atau muah teralihkan perhatiannya. sehingga mengalami penurunan dalam aktivitas
sehari-hari atau prestasi belajarnya?
6.
7.
Apakah anak anda menunjukan perubahan pola tidur ? (seperti sulit tidur sepanjang
waktu, terjaga sepanjang hari, sering terbangun saat tidur malam oleh karena mimpi
buruk, mengigau).
8.
Apakah anak anda mengalami perubangan pola makan? (seperti ekhilangan nafsu
makan, makan berlebihan atau tidak mau makan sama sekali)
9.
Apakah anak anda seringkali mengeluh sakit kepala, sakit perut, atau keluhan-keluhan
fisik lainnya?
10. Apakah anak anda sering mengeluh sering putus asa atau berkeinginan untuk
mengakhiri hidupnya?
11. Apakah anak anda menunjukkan adanya kemunduran prilaku atau kemampuan yang
dimilikanya? (seperti ngompol kembali, menghisap jempol, atau tidak mau berpisah
dengan orang tua atau pengasuhnya
12. Apakah anak anda melakukan perbuatan yang berulang-ulang tanpa alasan yang jelas?
Tidak
34
Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada anak
umur 18-36 bulan. Jadwal deteksi dini autis pada anak prasekolah dilakukan atas
indikasi atau bila ada keluhan dari ibu atau pengasuh atau ada kecurigaan tenaga
kesehatan , kader, BKB, petugas PAUD , Pengelola TPA, dan guru TK. Keluhan
tersebut dapat berupa keterlambatan berbicara, gangguan komunikasi atau
interaksi sosial, prilaku yang berulang-ulang. Alat yang digunakan adalah CHAT
(checklist for Autim in Toddlers). Dalam CHAT ada 2 jenis pertanyaan yaitu : 9
pertanyaan yang ditanyakan pada orang tua atau pengasuh anak, dan 5 perintah
bagi anak untuk menjelaskan tugas yang tertulis pada CHAT. Bila setelah
diperiksa anak resiko menderita autis atau kemungkinan ada gangguan
perkembangan, rujuk kerumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa atau
tumbuh kembang anak (Depkes, 2012, hlm.76).
c) Deteksi Dini Gangguan Pemusatan perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) Pada
Anak Prasekolah
Tujuannya adalah untuk mengetahui secara dini adanya gangguan
pemusatan perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada anak 36 bulan keatas.
Jadwal deteksi dini GPPH pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau bila
ada keluhan dari ibu atau pengasuh atau ada kecurigaan tenaga kesehatan ,
kader, BKB, petugas PAUD, Pengelola TPA, dan guru TK, keluhannya dapat
berupa anak tidak bisa duduk tenang, anak selalu bergerak atnpa tujuan dan tidak
mengenal lelah, perubahan suasana hati yang mendadak atau impulsive (Depkes,
2012, hlm.78).
Alat yang digunakan adalah formulir deteksi dini gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas (GPPH), yang terdiri dari 10 pertanyaan yang
35
ditanyakan kepada orang tua atau pengasuh anak atauguru TK dan pertanyaan
yang perlu pengamatan pemeriksa.
Cara menggunakan Formulir deteksi dini GPPH yaitu:
a. Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, stu persatu prilaku
yang tertulis pada formulir GPPH
b. Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan pertanyaan pada
formulir deteksi dini GPPH.
c. Keadaan yang ditanyakan atau diamati ada pada anak dimanapun anak
berada, misal ketika dirumah, disekolah, pasar, toko, dll) setiap saat dan
ketika anak dengan siapa saja.
d. Catat jawaban dan hasil pengamatan prilaku anak selama dilakukan
pemeriksaaan.
Interpretasi hasil pemeriksaan GPPH yaitu dengan memberi nilai masingmasing jawaban sesuai dengan bobot nilai, nilai 0 bila keadaan tersebut tidak
ditemukan pada anak, nilai 1 bila keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan
pada anak, nilai 2 jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak. nilai 3 bila
keadaan tersebut selalu ada pada anak. Bila nilai total 13 atau lebih,
kemungkinan anak dengan GPPH. Intervensi yang dilakukan jika jumlah nilai
terbesar anak berkemungkinan dengan GPPH perlu dirujuk kerumah sakit yang
memiliki fasilitas kesehatan jiwa atau tumbuh kembang anak untuk konsultasi
lebih lanjut (Depkes, 2012, hlm.78).
36
Tabel 2.10 Formulir Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktif
(GPPH)(Abbreviated Conner Ratting Scale)
NO.
37
lebih kemampuan anak yaitu kemampuan gerak kasar, gerak hamus, bicara dan
bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian anak (Depkes, 2012, hlm.80).
Tindakan intervensi dini tersebut berupa stimulasi perkembangan terarah
yang dilakukan secara intensif di rumah selama dua minggu, yang diikuti dengan
evaluasi hasil intervensi stimulasi perkembangan. Intervensi perkembangan anak
dilakukan atas indikasi, yaitu:
1. Perkembangan anak meragukan (M) artinya kemampuan anak tidak sesui
dengan yang seharusnya dimiliki anak, yaitu bila pada umur skrining 3,6,9,
12,15,18 bulan dan seterusnya, pemeriksaan KPSP jawaban YA= 7 atau 8.
Contoh tindakan intervensi yang dilakukan pada anak prasekolah misalnya
seorang anak umur 42 bulan belum bisa menggambar lingkaran, maka
tindakan intervensi yang dilakukan adalah membantu anak memegang pensil
dengan benar, ajak anak melihat dan memperhatikan cara menggambar
lingkaran. Beri kesempatan anak untuk meniru menggambar lingkaran
berulang-ulang. Pujilah anak bisa menggambar lingkaran (Depkes, 2012,
hlm.81).
2. Bila seorang anak mempunyai masalah atau penyimpangan perkembangan,
sedangkan umur anak saat itu bukan pada jadwal umur skrining, maka lakukan
intervensi perkembangan sesuai dengan masalah yang ada.
Intervensi pada anak dilakukan secara intensif setiap hari sekitar 3-4 jam,
selama 2 minggu. Bila anak terlihat senang dan tidak bosan, waktu intervensi
dapat ditambah. Bila anak menolak atau rewel maka intervensi diberhentikan
dahulu, dan dilanjutkan bila anak sudah dapat diintervensi lagi (Depkes, 2012,
hlm.82).
38
39
kembang anak dengan dokter spesialis anak, ahli gizi serta laboraturium atau
pemeriksaan penunjang diagnostik. Rumah Sakit Provinsi sebagai tempat
rujukan skunder diharapkan memiliki klinik tumbuh kembang anak yang
didukung oleh tim dokter spesialis anak, kesehatan jiwa, kesehatan mata,
THT, rehabilitasi medik, ahli terapi (fisioterapi, terapis bicara, dan sebagainya)
ahli gizi dan psikolog (Depkes, 2012, hlm.83).
C. Dasar Penelitian
Penelitian ini dilakukan berdasarkan penelitian dilakukan oleh dewi maritalia
(2009) tentang analisis pelaksanaan program Simulasi, deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang (SDIDTK) balita dan anak prasekolah di puskesmas kota semarang
tahun 2009.Adapun perbedaan penelitian perbedaan penelitian ini dengan penelitian
yang dilakukan dewi adalah penelitian ini bertujuan mengidentifikasi status
pertumbuhandan perkembangan, masalah mental emosional, dan gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktif pada anak prasekolah berdasarkan pelaksanaan
SDIDTK di TK Wilayah Kerja Puskesmas Rantang. Sedangkan penelitian lain
bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan program SDIDTK balita dan anak pra
sekolah di Puskesmas Kota Semarang.
Penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional..
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anak prasekolah umur 5-6 tahunyang ada
diwilayah Kerja Puskesmas Rantang sebanyak 65 orang menggunakan teknik total
sampling . adapun variabel yang diteliti adalah pertubuhan anak prasekolah yang
meliputi berat badan, Tinggi badan, dan lingkar kepala. Aspek perkembangan dinilai
mengguanakan KPSP berdasaran umur, Aspek Masalah mental emosional
menggunakan Kuesionee masalah mental emosional (KMME), Aspek gangguan
pemusatan dan perhatian menggunakan formulir GPPH.
40
Penelitian yang sama dilakukan oleh Patemah, dkk (2013) Faktor Determinan
Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
oleh Kader di Wilayah Puskesmas di Kota Malang. adapun perbedaan penelitian
terdapat pada Tujuan penelitian, tempat penelitian, jumlah populasi dan sampel,
teknik pengambilan sampel, cara pengumpulan data, variabel penelitian, dan desain
penelitian. Variabel bebas dalam penelitian Patemah adalah karakteristik kader
(umur, pendidikan, pekerjaan, lama menjadi kader), pengetahuan, sikap, fasilitas dan
sarana prasarana, dukungan masyarakat,dukungan bidan,dan pelatihan. Variabel
terikat adalah pelaksanaan SDIDTK sedangkan variabel dalam penelitian ini deteksi
dini tumbuh kembang anak prasekolah yang merupakan salah satu kegiatan dari
pelaksanaan SDIDTK dan variabel bebasnya adalah Deteksi dini penyimpangan
pertumbuhan, deteksi dini penyimpangan perkembangan, deteksi dini masalah
mental emosional, deteksi gangguan pemusatan perhatian.