Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
STASE
: MATERNITAS
TANGGAL : 25 AGUST-28 SEPT 2014
LAPORAN PENDAHULUAN
PERSALINAN NORMAL
A. PERSALINAN NORMAL
1. DEFINISI
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun
apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah &
Hidayat, 2008).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup
bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput
janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin (Prawirohardjo, 2006).
2. SEBAB-SEBAB PERSALINAN
Penyebab persalinan belum
pasti
diketahui,namun
beberapa
teori
Tanda-Tanda In Partu :
a. Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada
bagian servik.
c. Kadang-kadang ketuban pecah
d. Pada pemeriksaan daam, servik mendatar.
5. FAKTOR PERSALINAN
a. Passage (Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari
rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan
plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut
harus normal. Passage terdiri dari:
1). Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)
a). Os. Coxae
-
Os illium
Os. Ischium
Os. Pubis
b)
c)
midlet.
Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut
d)
outlet.
Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan
outlet.
Bidang-bidang:
a)
b)
c)
symphisis.
Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika
d)
b. Power
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari
his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga
primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi
otot-otot rahim.
Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari:
1) His (kontraksi otot uterus)
Adalah kontraksi uterus karena otot otot polos rahim bekerja
dengan baik dan
Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim bekerja dengan
baik dan sempurna mempunyai sifat-sifat:
1) Kontraksi simetris
2) Fundus dominan
3) Relaksasi
4) Involuntir : terjadi di luar kehendak
5) Intermitten : terjadi secara berkala (berselang-seling).
6) Terasa sakit
7) Terkoordinasi
8) Kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis
Perubahan-perubahan akibat his:
1) Pada uterus dan servik, Uterus teraba keras/padat karena kontraksi.
Tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta
menyebabkan serviks menjadi mendatar (effacement) dan terbuka
(dilatasi).
2) Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada
kenaikan nadi dan tekanan darah.
3) Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang,
maka timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi)
dan kurang jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis.
Dalam melakukan observasi pada ibu ibu bersalin hal hal yang harus
diperhatikan dari his:
1) Frekuensi his Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau
persepuluh menit.
2) Intensitas his Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan
frekuensi kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin
meningkat waktu persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa
aktifitas uterus bertambah besar jika wanita tersebut berjalan jalan
sewaktu persalinan masih dini.
3) Durasi atau lama his Lamanya setiap his berlangsung diukur dengan
detik, misalnya selama 40 detik.
4) Datangnya his Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
5) Interval Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang
tiap 2 sampe 3 menit.
6) Aktivitas his Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.
His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme
usus, kandung kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His
palsu timbul beberapa hari sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup
bulan. His palsu dapat merugikan yaitu dengan membuat lelah pasien
sehingga pada waktu persalinan sungguhan mulai pasien berada dalam
kondisi yang jelek, baik fisik maupun mental.
Kelainan kontraksi Otot Rahim
a) Inertia Uteri
1) His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal
yang
2)
Pimpinan persalinan
3)
4)
c. Passanger
Passanger terdiri dari janin dan plasentaa. Janin merupakan passangge
utama dan bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang
paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala
dapat mempengaruhi jalan persalinan.
Kelainan kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger
adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun
anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan
kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak sungsang.
d. Psikis (Psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benarbenar terjadi realitas kewanitaan sejati yaitu munculnya rasa bangga bias
melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan
kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu keadaan yang
belum pasti sekarang menjadi hal yang nyata.
Psikologis meliputi:
1) Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
dalam arah muka belakang pada pintu atas panggul, maka hal ini akan
mempersulit persalinan, karena diameter antero posterior adalah ukuran yang
terkecil dari pintu atas panggul. Sebaliknya pada pintu bawah panggul, sutura
sagitalis dalam jurusan muka belakang yang menguntungkan karena ukuran
terpanjang pada pintu bawah panggul ialah diameter antero posterior.
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah:
1)
Penurunan kepala.
2)
Fleksi.
3)
4)
Ekstensi.
5)
Ekspulsi.
6)
Penurunan Kepala.
Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul
biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada
multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya
kepala ke dalam PAP, biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan
dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala melewati pintu atas panggul
(PAP), dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu bila sutura sagitalis
terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara simpisis dan
promontorium.
Pada sinklitismus os parietal depan dan belakang sama tingginya.
Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati simpisis atau agak ke
belakang mendekati promontorium, maka dikatakan kepala dalam
keadaan asinklitismus, ada 2 jenis asinklitismus yaitu:
-
Asinklitismus posterior:
10
Asinklitismus
anterior:
Bila
sutura
sagitalis
mendekati
2)
Fleksi
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan.
Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan
ini dagu dibawa lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil
lebih rendah dari ubun-ubun besar hal ini disebabkan karena adanya
tahanan dari dinding seviks, dinding pelvis dan lantai pelvis. Dengan
adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan
diameter suboccipito frontalis (11 cm). sampai di dasar panggul, biasanya
kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal.
c)
11
Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil
berada di bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal
ini di sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan fleksi
untuk melewatinya. Kalau kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai
dasar panggul tidak melakukan ekstensi maka kepala akan tertekan pada
perineum dan dapat menembusnya.
Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah simpisis akan menjadi
pusat pemutaran (hypomochlion), maka lahirlah berturut-turut pada
pinggir atas perineum: ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan dagu
bayi dengan gerakan ekstensi.
e)
12
13
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
USG
Pemeriksaan Hb
8. PENATALAKSANAAN
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk
penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:
a. Kaji kondisi fisik klien
b. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
c. Menganjurkan klien istirahat
d. Mengobservasi perdarahan
e. Memeriksa tanda vital
f. Memeriksa kadar Hb
g. Berikan cairan pengganti intravena RL
h. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus masih
premature.
PERSIAPAN PERSALINAN
a.
Ibu
1) Gurita, 3 buah
2) Baju tidur, 3 buah
3) Underware secukupnya
4) Handuk, sabun, shampoo, sikat gigi dan pasta gigi
5) Pembalut khusus, 1 bungkus
6) Under pad (dapat dibeli di apotik), 3 lembar
b.
Bayi
1) Popok dan gurita bayi, 1-2 buah.
2) Baju bayi, 1-2 buah
3) Diaper (popok sekali pakai) khusus new baby born, 1-2 buah.
4) Selimut,topi dan kaos kaki bayi
14
Penolong
1) Memakai APD, terdiri dari : Sarung Tangan steril, Masker, Alas kaki,
celemek.
2) Menyiapkan tempat persalinan, perlengkapan dan bahan
Penolong persalinan harus menilai ruangan dimana proses persalinan
akan berlangsung. Ruangan tersebut harus memiliki pencahayaan atau
penerangan yang cukup. Tempat tidur dengan kasur yang dilapisi kain
penutup yang bersih, kain tebal, dan pelapis anti bocor. Ruangan harus
hangat (tetapi jangan pamas), harus rersedia meja atau permukaan yang
bersih dan mudah dijangkau untuk meletakkan peralatan yang diperlukan.
3) Menyiapkan tempat dan lingkungan kelahiran bayi.
Memastikan bahwa rungan tersebut bersih, hangat (minimal 25 oC,
pencahayaan cukup dan bebas dari tiupan angin.
4) Alat
Partus Set (didalam wadah stenis yang berpenutup):
a) 2 klem Kelly atau 2 klem kocher
b) Gunting tali pusat
c) Benang tali pusat
d) Kateter nelaton
e) Gunting episiotomy
f) Alat pemecah selaput ketuban
g) 2 psang sarung tangan dtt
h) Kasa atau kain kecil
i) Gulungan kapas basah
j) Tabung suntik 3 ml dengan jarum i.m sekali pakai
k) Kateter penghisap de lee (penghisap lender)
l) 4 kain bersih
m) 3 handuk atau kain untuk mengeringkan bayi
5) Bahan
15
a) Partograf
b) Termometer
c) Pita pengukur
d) Feteskop/ dopler
e) Jam tangan detik
f) Stetoskop
g) Tensi meter
h) Sarung tangan bersih
6) Obat-Obatan
Ibu
a) 8 Ampul Oksitosin 1 ml 10 U (atau 4 oksitosin 2ml U/ml.
b) 20 ml Lidokain 1% tanpa Epinefrin atau 10ml Lidokain 2% tanpa
Epinefrin.
c) 3 botol RL
d) 2 Ampul metal ergometrin maleat ( disimpan dalam suhu 2-80C
Bayi
a) Salep mata tetrasiklin
b) Vit K 1 mg
9. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Kala I (Fase Laten)
1) Pengakajian
a) Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas.
b) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan.
c) Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan atau
terdiri dari flek lendir.
16
2) Diagnosa Keperawatan
a) Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
b) Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang mengingat
informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi.
c) Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina berulang
dan kontaminasi fekal.
d) Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan peningkatan
kehilangan cairan melalui pernafasan mulut.
e) Risiko
tinggi
terhadap
koping
individu
tidak
efektif
b/d
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Ansietas b/d krisisSetelah
situasi
NOC
NIC
dilakukan
kebutuhankeperawatan selama 3 x 24
tidak terpenuhi.
jam
diharapkan
pasien
lingkungan,
ansietas
berkurang
a.
TTV normal
b.
Pasien
mengungkapkan
perasaan cemasnya.
Lingkungan sekitar
pasien
dan
prosedur.
kriteria hasil:
c.
staf
tenang
kondusif
dan e. Anjurkan
mengungkapkan
klien
perasaannya.
f.
2.
Kurang pengetahuanSetelah
tentang
dilakukan
pasien.
asuhan a. Kaji
kemajuankeperawatan selama 3 x 24
pengetahuan
17
pasien
persiapan,tingkat
mengingat informasitentang
yang
persalinan b. Beri
kesalahan interpretasihasil:
informasi.
kemajuan
dan
persalinan
normal.
Pasien
dapat
men- c. Demonstrasikan
demonstrasikan
3.
informasi
teknik
teknik
vaginajam
berulang
diharapkan
danmaternal
kontaminasi fekal.
dapat
infeksi b. Kaji
terkontrol
sekresi
mencuci
tanda-
vagina,
a. TTV dbn
b. Tidak
budaya klien.
pentingnya
tangan
yang
baik.
d. Gunakan teknik aseptic
tanda infeksi.
dilakukan
danjam,
peningkatan
kehilangan
melalui
mulut.
diharapkan
perawatan
haluaran.
indikasi.
c. Kaji produksi mucus dan
turgor kulit.
d. Kolaborasi
pemberian
cairan parenteral.
5.
dilakukan
efektif
persalinan.
b/djam
diharapkan
18
koping
ketidakadekuatan
system pendukung.
hasil:
a. Pasien
mengungkapkan
perasaannya
mengungkapkan
dapat
perasaan.
c. Beri anjuran kuat thd
mekanisme
koping
positif.
d. Bantu relaksasi
19
e) Risiko tinggi terhadap kerusakan gas janin b/d perubahan suplay oksigen
dan aliran darah.
3) Intervensi
NO
1.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Nyeri
akutSetelah
NOC
NIC
dilakukan a. Kaji
berhubungan
asuhan
keperawatan
dengan tekanan
selama 3 x 24 jam,
derajat
ketidaknyamanan
secara
terkontrol
criteria hasil:
a. TTV dbn
b. Pasien
mendemonstrasika
n kontrol nyeri
tindakan
kenyamanan seperti:
f.
Dukung
keputusan
menggunakan
klien
obat-
obatan/tidak.
j.
2.
Perubahan
tenang
dilakukan a. Palpasi di atas simpisis
eliminasiSetelah
keperawatan
pubis.
kandung kemih.
urine
pasien
eliminasi
masukan
dan
haluaran.
a. Cairan seimbang.
b. Berkemih teratur
20
membrane mukosa.
dilakukan a. Tentukan pemahaman dan
b/d
keperawatan
harapan
krisisselama 3 x 24 jam,
situasi.
diharapkan
perasaan.
c. Beri anjuran kuat terhadap
a. Pasien
dapat
mengungkapkan
perannya.
Risiko tinggi terhadapSetelah
dilakukan a. Pantau
cedera maternal b/dasuhan
keperawatan
efek
pertambahan
jam,diharapkan
mobilitas gastrik.
terkontrol
aktivitas
uterus
secara manual.
kriteria hasil:
tanpa perhatian.
a. TTV dbn
d.
b. Aktivitas
uterus
baik.
Tempatkan
klien
pada
c. Posisi
pasien
nyaman
selama 4 jam.
f.
g. Kolaborasi
5.
proses
criteria hasil:
obat-obatanselama
terhadap
persalinan.
4.
pemberian
antibiotik (IV).
asuhan a. Kaji adanya kondisi yang
plasenta.
oksigen
darah
dan
jam,
diharapkan
aliranjanin
dalam
baik
dengan
hasil:
a. DJJ dbn
21
untuk
tirah
b. Presentasi
kepala
(+)
c. Kontraksi
masuk pelvis.
d. Pantau turunnya janin pada
uterus
teratur
jalan lahir.
e. Kaji perubahan DJJ selama
kontraksi.
c. Kala II
1) Pengkajian
a) Aktivitas/ istirahat
- Melaporkan kelelahan.
- Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri/ teknik
relaksasi.
- Lingkaran hitam di bawah mata.
b) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
c) Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
d) Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih
e) Nyeri / ketidaknyamanan
- Dapat merintih / menangis selama kontraksi
- Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
- Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
- Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 2 menit
f) Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
g) Seksualitas
-
2) Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi
b) Perubahan curah jantung b/d fluktasi aliran balik vena
c)
3) Intervensi
NO
1.
DIAGNOSA
NOC
NIC
KEPERAWATAN
Nyeri akut b/d tekananSetelah dilakukan asuhana. Identifikasi
mekanis pada bagiankeperawatan selama 3 x
presentasi
derajat
ketidaknyamanan.
kenyamanan
hasil:
perawatan
a. TTV dbn
b. Pasien
dapat
mendemostrasikan
nafas
dalam
teknik mengejan.
kulit,
mulut,
yang kering.
c. Bantu
dan
seperti
pasien
memilih
Perubahan
jantung
b/d
pemasangan
fluktasikeperawatan selama 3 x
24
jam,
kondisi
diharapkanb. Anjurkan
cardiovaskuler
pasien
dan
untuk
ekhalasi
b. Suplay O2 tersedia
yang
mengoptimalkan
sirkulasi.
3.
asuhana.
integritaskeperawatan selama 3 x
jam,
diharapkanb.
klien
kebutuhan.
Kolaborasi
a. Luka
c.
perineum
tertutup (epiostomi).
sesuai
epiostomi
d.
Kolaborasi
terhadap
pemantauan
kandung
24
e) Seksualitas
- Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
- Tali pusat memanjang pada muara vagina.
2) Diagnosa Keperawatan
a) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang masukan oral,
muntah.
b) Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan.
c) Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama persalinan.
3) Intervensi
NO
1.
DIAGNOSA
NOC
NIC
KEPERAWATAN
Risiko tinggi terhadapSetelah dilakukan asuhan a. Instruksikan klien untuk
kekurangan
volumekeperawatan selama 3 x 24
mendorong
cairan
kurangjam,
kontraksi.
b/d
masukan
muntah.
diharapkan
cairan
pada
pemberian oksitosin.
a. TTV dbn
c. Palpasi uterus.
shock.
e. Massase uterus dengan
perlahan
setelah
pengeluaran plasenta.
f. Kolaborasi
2.
pemberian
cairan parentral.
Nyeri akut b/d traumaSetelah dilakukan asuhan a. Bantu penggunaan teknik
jaringan
melahirkan
setelahkeperawatan selama 3 x 24
jam,
diharapkan
pernapasan.
perineum
hasil:
melahirkan.
setelah
25
nyeri
basah
d. Berikan
selimut
penghangat.
e. Kolaborasi
perbaikan
episiotomy
Risiko tinggi terhadapSetelah dilakukan asuhan a. Palpasi fundus uteri dan
3.
massase
posisi
perlahan.
persalinan
selamajam,
diharapkan
cidera
dengan
c. Bersihkan
vulva
dan
b. TTV dbn
larutan antiseptik.
d. Kaji perilaku klien dan
perubahan system saraf
pusat.
e. Dapatkan sampel darah
tali
pusat,
kirim
ke
laboratorium
untuk
menentukan
golongan
darah bayi.
f. Kolaborasi
pemberian
cairan parenteral.
e. Kala IV
1) Pengkajian
a) Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
b) Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin lebih
rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat pada
26
Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas.
b)
c)
27
3) Intervensi
NO
1.
DIAGNOSA
NOC
KEPERAWATAN
Nyeri akut b/d efekSetelah dilakukan asuhan a. Kaji
hormone,
edema
kelelahan
trauma,keperawatan selama 3 x
NIC
sifat
dan
derajat
ketidaknyamanan.
psikologis, ansietas.
hasil:
tindakan
kenyamanan.
d. Anjurkan
penggunaan
teknik relaksasi.
e. Beri
2.
Resiko
kekurangan
cairan
analgesic
sesuai
kemampuan.
tinggiSetelah dilakukan asuhan a. Tempatkan klien
volumekeperawatan selama 3 x
posisi rekumben.
hal
memperberat
miometri
intrapartal.
hasil:
a. TD dbn
b. Jumlah
c. Kaji
dan
lokhea dbn
warna
pada
yang
kejadian
masukan
dan
haluaran.
d. Perhatikan
jenis
daripada
persalinan.
e. Kaji tekanan darah dan
nadi setiap 15 menit.
28
cairan parentral.
ikatanSetelah dilakukan asuhan a. Anjurkan klien
Perubahan
proses
transisi/
pemberian
keluarga
b/dkeperawatan selama 3 x
anggota keluarga.
keluarga
baik
a. Ada
menggendong, menyentuh
bayi.
dengan b. Observasi
kriteria hasil:
kedekatan
untuk
dan
catat
dan
bantu
interaksi bayi.
ibu c. Anjurkan
dengan bayi.
pemberian
ASI,
DAFTAR PUSTAKA
Depkes (2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: USAID
Gary dkk. (2006). Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta, EGC.
Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC). United
States of America: Mosby.
Meidian, JM. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of
America: Mosby.
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Setiono, Wiwing. (2014). Laporan pendahuluan persalinan normal. Dimuat dalam
http://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/11/laporan-pendahuluanpersalinan-normal.html#.U_h8ZMWSw0o (Diakses tanggal 24 Agustus
2014).
Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka
Sarwana Prawirohardjo.
29