Вы находитесь на странице: 1из 64

emergency

HOMEOSTASIS
Dr Sontang Simamora MM, MS

W.B. Cannon mengatakan homeostasis adalah mempertahankan


lingkungan sel (cairan, kadar zat dan pH dll) agar sel dapat
hidup.

a. a patient requiring urgent


treatment(Medicine)
b. (as modifier) an emergency ward

emergency
1. A serious situation or occurrence
that happens unexpectedly and
demands immediate action.
2. A condition of urgent need for
action or assistance: a state of
emergency.

emergencyadjective Referring to an emergency noun An acute


unexpected development or situation that endangers life or
limb and requires immediate action

(Medicine)a. a patient requiring


urgent treatment
b. (as modifier) an emergency ward

Emergency adjective Referring to an


emergency noun An acute unexpected
development or situation that endangers
life or limb and requires immediate action

Untuk hidup

Gawat darurat cairan


tubuh
Dehidrasi dan Hipovolemik
Elektrolit
Acid-base balance

Sel

Jumlah sel dalam tubuh 500 macam


Fungsinya berbeda-beda
Limfosit immunitas tubuh
Eritrosit Hb mengikat O2
Semua sel energi + CO2 +H2O

Enzim dibuat oleh masing-masing sel


Produk masing-masing

reaksi enzim
pH harus dipertahankan

Membrane
Na- KATPase
Ion
Na

Ion K

Cairan

Sel tract urinarius


Glomerulus
Tubulus Contortus 1
Ansa Hanle

pars asenden atau desenden


Tubulus Contortus 2
Ductus colligentes

filtrasi
Reabsorbsi
Secresi
ekskresi

el ini berbeda sehingga fungsinya berbe

Air
Sumber kehidupan ?
Pengetahuan untuk membersihkan
Sel :

tumbuhan
manusia

Mempercepat reaksi
Media

Permasalah di Rumah sakit


Tentang Cairan
Edema = penimbunan cairan interstitial
Asites = pada rongga perut
Anasarka = menyeluruh
Dehidrasi = kurang cairan
Overload = kelebihan cairan intravaskuler

Cairan tubuh
Total 60 -70 % dari BB
Intraseluler
Extraseluler

Interstitial
Intravaskuler (plasma)
Trasnseluler
dll

55 %

45 %

Isi cairan tubuh

Elektrolit (berbeda kadarnya)


Pada setiap kompartemen
Seteiap kondisis tertentu

protein

Figure 27.2 Cations and Anions


in Body Fluids

Figure 27.2

Kontrol cairan

Masuk = mempertahankan cairan


Haus minum
Osmoreseptor Haus dan secresi ADH

Keluar
Ginjal

Ginjal

2 buah ginjal

Tonus
Isotonis
Hipotonis
Hipertonis

Eritrosi
t

Eritrosit
Eritro
sit
E
ri
tr
o
si

Erit
rosi
t

Eritrosit

Cairan Infus

Kristaloid
umumnya isotonis

Koloid
Hipertonis

Menarik cairan

Cairan apa yang diberikan pada peritoneal


dialisis ?

Perbedaan
Larutan

Koloid

Suspensi

Homogen

Heterogen

Heterogen

Stabil

Pada umumnya stabil

Tidak stabil

Tidak mengendap

Tidak mengendap

Dapat mengendap

Tidak dapat disaring

Tidak dapat disaring


kecuali penyaringan
ultra

Dapat disaring

Cairan infus Pembagian lain

Kristaloid:
bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi
sejumlah volume cairan (volume expanders) ke
dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat,
dan berguna pada pasien yang memerlukan cairan
segera. Misalnya Ringer-Laktat dan garam fisiologis.

Koloid:
ukuran molekulnya besar (biasanya protein, asam
amino) cukup besar sehingga tidak akan keluar dari
membran kapiler, dan tetap berada dalam
pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan
dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah.

Dialisis
Pertukaran cairan antar membran
Peritoneal dialisis peritoneoum

Cairan tidak ada ureum yang akan keluar dari


darah

Pengobatan

Protein tinggi
Telur
daging

Diuretik

Diuretik
Substitusi Kalium pisang (buah lain)
Pada tubulus

Fungsi ginjal

Membentuk urin
Mengatur cairan
Reabsorbsi dan secresi elektrolit
Mengatur keseimbangan asam basa
Pembuangan ion H
Pembentukan bicarbonat

Ekskresi ureum, creatinin

Hormonal

Hormon mengatur Na+ dan Cl-

RAAS

Renin
Aldosteron
Angiotensin

Bioelectricity of Cell
Membranes
?

Otak

otot

Membrane
Na- KATPase
Ion
Na

Ion K

Elekrik pada Membran


Aksi Potensial
Listrik pada Membrane polarisasi dan
depolarisasi
Akibat ion Na, K, Ca dan Cl
Perobahan kadar

Elektrolit
Kation ekstraseluler Na
Kation Intraseluler K

Na-Ka-ATP ase
Membran

Aksi potensial
Untuk apa pada mahluk manusia ?

organisme :
Biosynthesis (respiration)
transport of metabolites (absorption and
secretion),
Meneruskan sinyal (action potentials).

Action potentials :
control activitas cell (calcium signaling,
kontraksi otot)
Mendukung komunikasi antar sel (release of
chemical signaling molecules; hormones,
neurotransmitters).

Channel Blockers and


Toxins
Obat mempengaruhi activitas saluran ion.
Channel blockers menghambat ion
menembus membran.

Obat anastesi lidocaine tidak sakit


spider toxins conotoxins Ca-channels

Kalium
Sumber K ; buah buahan
Exkresi : tubulus ginjal,

normal tidak terjadi hiperkalemia

Hiperkalemia
CKD grade V
Kadar > 5,5 mEq/L
Jantung sangat sensitif
henti jantung
Perubahan EKG

Hipo gelombang u
Hiper gelombang T lancip

Masalah pada pasien


kritis

Hipokalemia :
Kehilangan K
intake kurang
Diuretik

Keringat banyak
Diare

Na
Fungsi
NaCl Ion Na
Ion channel keluar masuk sel
Neurotransmitter zat mengalirkan
sinyal
Resting potentialde polarisasi
Sodium/potassium

Ca
renda
h

Kalsitriol

Vit D kalsitriol
Ginjal
1-alfa-hidroksilase

sekre
si
PTH

Absorbsi di usus, reabsorbsi di ginjal dan


kalsifikasi Ca di tulang
CKD V kasitriol turun hiperparathyroid
Osteoporosis ?

Ca vs Phosphat

Ca turun phosphat naik

Hormon pengatur elektrolit

Antidiuretic hormone (ADH)


Stimulates water conservation and the
thirst center

Aldosterone
Control Na+ absorption and K+ loss

Natriuretic peptides (ANP)


Mengurangi haus dan menghambat
pelepasa ADH dan aldosterone

Pembentukan bicarbonat dan


pembuangan ion H

Dialisis
Pertukaran cairan antar membran
Peritoneal dialisis peritoneoum

Cairan tidak ada ureum yang akan keluar dari


darah

Asam - basa

Setiap zat kimia

Mengalami keseimbangan

Ionisasi

H20

H+ + 0H-

HCl

H+ + Cl-

H2SO4

H+ + S04-

H2C03

H+ + C03-

Asam- Basa

Asam membentuk ion H


HCl

H + Cl

Basa membentuk ion OH


pH berhubungan dengan konsentrasi ion H
Asam kuat HCl
Asam lemah H2CO3

pH

Dari 1 14
< 7 asam
> 7 basa

Contoh :
H+ + O- pH adalah 7
Air H2O
HCl
H+ + Cl- pH adalah < 7
pH adalah > 7
NaOH

Buffer = penyangga dalam


darah
Campuran asam lemah dengan garamnya
yang berasal dari basa kuat
Dalam darah
1. KHb dan HHb kadar 14 g %
2. Albumin Garam Albumin dan asam
3. Fosfat dengan garamnya
4. Bicarbonat NaHCO3dan asam
karbonatH2CO3

pH darah

7,35 7,45 7,4

H2CO3 dan NaHCO3

Perhitungan pH buffer adalah


pH = Ka + log NaHCO3/ H2CO3
7,4 = 6,1 + log NaHCO3/ H2CO3
log NaHCO3/ H2CO3 =
= 1,3
Anti log 1,3 = 20
Selama NaHCO3/ H2CO3 = 20 pH 7,4

Larutan buffer
Larutan buffer atau larutan penyangga adalah
suatu larutan yang terdiri dari asam lemah
dengan garamnya yang berasal dari basa kuat.
Garamnya disini adalah garam yang sesuai
dengan asamnya yang berasal dari basa kuat.
Misalnya : Asam Karbonat dengan Na-Bikarbonat.

Asam Karbonat
suatu asam lemah
H+ + HCO2=
H2CO3
Na-Bikarbonat = suatu garam
Ini adalah suatu garam yang berasal dari Na (basa kuat)
dan bikarbonat.

Larutan buffer

Mempertahankan pH
Daya buffer suatu larutan atau cairan sangat
tergantung kepada kapasitas buffer tersebut.
Perbedaan suatu larutan buffer dengan larutan bukan
buffer dapat dilihat pada percobaan berikut ini :

Tabung A berisi larutan buffer


Tabung B berisi yang bukan buffer
Kedua tabung mempunyai pH = 7 dan volume = 5 ml.
Kedua tabung ditambahkan masing-masing larutan HCI
sebanyak 1ml dengan pH = 2.

Hasil akhir setelah ditambahkan larutan HCI tejadi.


Tabung A perobahan pH hanya sedikit yakni 6.
Tabung B terjadi perobahan pH menjadi 3

Asam Karbonat dengan Na-Bikarbonat


pH = pKa + Log

[garam karbonat]
--------------------[asam karbonat]

[garam karbonat] [G]


[asam karbonat] [A ]

Buffer
Garam

Asam

Ratio

pH darah

Ket

60

20

7,4

Normal

45

75

60

60

2,5

Buffer
Garam

Asam

Ratio

pH
darah

Ket

60

20

7,4

Normal

45

15

<7,4

Acidosis Metabolik

75

25

>7,4

Alkalosis Metabolik

60

15

<7,4

Acidosis Respiratorik

60

2,5

24

>7,4

Alkalosis Respiratorik

NaHCO3/ H2CO3

Garam
ASAM
Ginjal PERNAFASA
N

Asidosis
Umumnya takhipnoe > 20
Bila ada kelaianan paru-paru ronchy atau
spasma asidosis respiratorik

Asma ; pneumonia ; COPD

Bila tidak ada asidosis metabolik


Diabetes tidak terkontrol
Gagal ginjal

Ginjal
Membentuk garam bikarbonat 500 mEq/L
[garam karbonat] = NaHCO3

NaHCO3

Gagal

Na+ HCO3-

ginjal akan terganggu

Asidosis Metabolik
Pada GGK
DM tak terkontrol
Gangguan metabolik
Diare berat

Usaha tubuh

Pada asidosis meabolik


Melakukan kompensasi
Setengah duduk

Tanpa dilakukan Analisis Gas Darah


Periksa ada gangguan pernafasan ?

Buffer = penyangga dalam


darah
Campuran asam lemah dengan garamnya
yang berasal dari basa kuat
Dalam darah
1. KHb dan HHb kadar 14 g %
2. Albumin Garam Albumin dan asam
3. Fosfat dengan garamnya
4. Bicarbonat NaHCO3dan asam
karbonatH2CO3

Asidosis Respiratorik
Gangguan pernafasan
Menyebabkan pengeluaran CO2 terganggu

Hasil astrup atau AGD


pH

7,26

pCO2

tinggi

HCO3-

16

BE = Base Excess

- 15

BB x 0,3 X BE
=

Kekurangan bikarbonat

BB x 0,3 X BE =

BB x 0,3 X BE =

Cara pemberian
Diberikan seluruhnya
Secara drip
Langsung perlahan lahan
Ada yang senang dengan setengah dosis
dulu

Drip BicNat

100 cc diberikan 2-4 jam


Ulang astrup atau
evaluasi

Perhatikan apakah
ginjal sudah berfungsi
Nadi membaik

Gambar dialisis

Вам также может понравиться