Вы находитесь на странице: 1из 9

MEMILIH MASALAH

A. Dari Mana Masalah Diperoleh?


Memilih masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu kegiatan penelitian.
Dari mana masalah diperoleh? Yang jelas, masalah mesti merupakan bagian dari kebutuhan
seseorang untuk dipecahkan. Orang ingin mengadakan penelitian karena ia mendapatkan
jawaban dari masalah yang dihadapi. Masalah-masalah tersebut datang dari berbagai arah.
1. Seorang guru menjumpai siswanya selalu melihat keluar jika sedang diajar. Kalau tidak,
anak tersebut selalu melihat kesana kemari, dalam keadaan tidak tenang. Di ruang guru,
terdengar keluhan yang sama dari guru lain. Anehnya anak tersebut selalu mendapat nilai
baik dari pelajaran apapun. Timbul keinginan dari guru-guru untuk mengadakan
penelitian kasus terhadap anak tersebut.
2. Seorang mahasiswa yang rajin mengunjungi perpustakaan, membaca artikel tentang
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa di universitas lain tentang suatu masalah yang
menyangkut cara belajar efektif. Terdorong oleh keinginannya untuk mencapai hasil
belajar yang efektif dari kawan-kawannya, ia mencoba dan menelilti seperti yang telah
dilakukan mahasiswa yang dibaca di buku.
Dua contoh yang dikemukan menjelaskan bagaimana sebuah masalah penelitian
diperoleh.
Masalah dapat diperoleh dari kehidupan sehari-hari karena menjumpai hal-hal yang
aneh atau didorong oleh keinginan meningkatkan hasil kerja apa saja. Masalah juga dapat
diperoleh dari membaca buku. Dapat juga masalah diberi oleh orang lain. Akan tetapi yang
paling baik apabila datang dari dirinya sendiri karena didorong oleh kebutuhan memperoleh
jawabannya. Dengan demikian maka penelitian akan berjalan sebaik-baiknya karena peneliti
menghayati dan mendalami masalahnya.
Menurut Sukardi, beberapa macam sumber penelitian mungkin dapat membantu para
peneliti memperoleh permasalah yang layak dijadikan bahan untuk diteliti. Beberapa sumber
permasalah tersebut diantaranya adalah pengalaman seseorang atau kelompok, lapangan
tempat bekerja, laporan hasil penelitian dan sumber dari bidang ilmu lainnya.

Menurut Sukardi, permasalah yang akan diteliti (Kerlinger,1986), hendaknya dapat


memenuhi tiga kriteria penting yaitu:
a. Permasalahan atau problematika sebaiknya merefleksikan dua variabel atau lebih.
b. Sebaiknya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang jelas dan tidak meragukan.
c. Sebaiknya dapat diuji secara empiris.
Para peneliti sebaiknya dapat memilih dari problematika yang ditemui menjadi dua
klasifikasi, yaitu problematika yang bersifat belum dapat diukur karena baru atas dasar
pertimbangan common sense, dan permasalahan yang betul-betul permasalahan yang layak
diteliti yang umumnya mempunyai ciri-ciri: dapat diukur dengan instrumen penelitian, sering
ditemui di lapangan, dan mempunyai manfaat yang berguna bagi masyarakat maupun bagi
ilmu pengatahuan.
Dalam praktiknya, sebelum permasalahan dapat dirumuskan dengan baik,
permasalahan penelitian dapat di nilai dengan beberapa pertanyaan atau pernyataan seperti
berikut.
1. Problem penelitian sebaiknya dapat memberikan kontribusi terhadap teori yang ada dan
bidang ilmu peneliti yang berkepentingan.
2. Setelah dilakukan studi terhadap permasalahan penelitian yang ada, problematika
hendaknya memberikan motivasi timbulnya permasalahan baru untuk dilakukan studi
dalam kegiatan penelitian berikutnya.
3. Permasalahan penelitian dapat dirumuskan dalam statement pertanyaan. Contohnya:
a. Adakah hubungan yang signifikan antara penghasilan pekerjaan, prospek pekerjaan
dengan indeks prestasi pendidikan formal apa pelamar kerja yang diterima?
b. Adakah perbedaan antara hasil belajar dengan metode penyampaian dengan cara
belajar siswa aktif (CBSA) menggunakan problem solving dengan diskusi dengan
cara belajar secara tradisional (ceramah)?
4. Dalam bentuk kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan yang ada.

B. Masalah dan Judul Penelitian


Telah disebutkan bahwa penelitian akan berjalan sebaik-baiknya jika peneliti
menghayati masalah. Masalah atau permasalahan penelitian dapat dilihat dari rumusan
judulnya. Disamping menarik, peneliti harus memikirkan masalah-masalah lain atau faktorfaktor lain yang dapat menghambat terjadinya penelitian.
Ada empat hal yang harus dipenuhi bagi terpilihnya masalah atau judul penelitian,
yaitu harus sesuai dengan minat peneliti, harus dapat dilaksanakan, harus tersedia faktor
pendukung dan harus bermanfaat. Dua hal yang pertama bersumber dari peneliti (faktor
intern) dan dua hal yang terakhir bersumber dari luar peneliti (faktor ekstern).
1. Penelitian harus sesuai dengan minat peneliti
Faktor minat ini kelihatannya tidak normal dan bersifat subjektif. Namun demikian
biasanya faktor ini berkaitan erat dengan hal yang bersifat formal, yaitu keahlian.
2. Penelitian dapat dilaksanakan
Ada empat hal sebagai pertimbangan penelitian dapat dilaksanakan atau tidak, ditinjau
dari diri peneliti, yaitu berikut ini.
b. Peneliti mempunyai kemampuan untuk meneliti masalah itu, artinya menguasai teori
yang melatarbelakangi masaalah dan menguasai metode untuk memecahkannya.
c. Peneliti mempunyai waktu yang cukup sehingga tidak melakukan asal selesai.
d. Peneliti mempunyai tenaga untuk melaksanakan, dalam arti cukup kuat fisiknya untuk
merencanakan, menyusun alat pengumpul data, mengumpulkan data, dan menyusun
laporannya.
e. Peneliti mempunyai dana yang secukupnya untuk biaya transportasi, alat tulis-menulis,
biaya fotokopi, dan lain-lain.
3. Tersedia faktor pendukung

Yang dimaksud sebagai faktor pendukung yang bersumber dari luar peneliti antara lain
sebagai berikut.
a. Tersedia data sehingga pertanyaan penelitian dapat dijawab.
b. Ada izin dari yang berwenang.
4. Hasil penelitian bermanfaat
Meneliti adalah pekerjaan yang tidak mudah, yang membutuhkan tenaga, waktu dan
biaya. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yang bermanfaat.
Seorang ahli peneliti, yaitu Prof. Dr. Suhardjono dari Universitas UNIBRAW
memberikan petunjuk kepada peneliti mengenai persyaratan penelitian yang baik dengan
menggunakan istilah yang mudah diingat, yaitu APIK, singkatan dari Asli, Penting, Ilmiah
dan Konsisten.
Asli, artinya bukan jiplakan dari atau mengganti-ganti penelitian orang lain, sehingga
kelihatan bukan buatan sendiri. Penelitian yang baik apabila berbeda dari penelitian yang
sudah pernah diteliti oleh orang lain.
Penting, artinya bahwa hasil penelitian itu bermanfaat dan dipandang penting bagi
peningkatan mutu pendidikan, khususnya bagi tugas yang sedang dilaksanakan.
Ilmiah, artinya menggunakan proses yang dibenarkan oleh teori penelitian, yaitu mengikuti
sistematika penelitian yang lazim berlaku. Penelitian tindakan dikatakan ilmiah apabila
terdiri dari :
a. Pendahuluan - latar belakang masalah, ada bukti berupa fakta empirik yang dialami
oleh peneliti sendiri atau pengamatan orang lain, ada tujuan yang dirumuskan dengan
jelas apa target yang akan dicapai melalui tindakan itu.
b. Rumusan masalah yang jelas menunjukan pertanyaan sesuai dengan tujuan peneliti.
c. Kajian pustaka, yaitu bagian yang berisi teori-teori yang akan mendukungnya.

Konsisten, artinya ada keruntutan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Di
dalam menyusun laporan, kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah dan
memenuhi harapan yang tertera dalam tujuan.
Menurut Nana Sudjana, masalah adalah inti persoalan yang tersirat dalam judul
penelitian. Masalah penelitian harus betul-betul masalah yang belum ditemukan
pemecahannya oleh peneliti. Seandainya telah diketahui, namun jawaban tersebut masih
meragukan atau belum meyakinkan. Masalah penelitian harus memenuhi persyaratan untuk
dapat diteliti. Ada tiga segi untuk mengukur kelayakan suatu masalah penelitian.
Pertama: dari segi keilumuan. Dari segi keilmuan, masalah harus jelas kedudukannya
dalam struktur keilmuan yang sedang dipelajari. Kedua: dari segi metode keilmuan. Dari segi
metode keilmuan, masalah penelitian harus dapat dipecahkan melalui langkah-langkah
berpikir ilmiah atau metode ilmiah. Ketiga: dari segi kepentingan dan kegunaannya. Masalah
penelitian harus disesuaikan dengan kepentingan peneliti sendiri.
Menurut Sukardi, ciri-ciri permasalahan yang layak untuk diteliti diantaranya:
1. dapat diteliti atau researchable,
2. mempunyai kontribusi signifikan,
3. dapat didukung dengan data empiris, dan
4. sesuai dengan kemampuan dan keinginan peneliti.
C. Jenis Permasalahan
Secara garis besar, peneliti mempermasalahkan fenomena atau gejala ats tiga jenis:
1. Problema untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena.
2. Problema untuk membandingkan dua fenomena atau lebih (problema komparasi).
3. Problema untuk mencari hubungan antara dua fenomena (problema korelasi).
Ada 2 macam problema korelasi, yaitu:

a. Korelasi sejajar, misalnya korelasi antara kemampuan berbahasa Inggris dan


kesetiaan ingatan.
b. Korelasi sebab-akibat, misalnya korelasi antara teriknya sinar matahari dan larisnya
es mambo.
Jenis-jenis pemasalahan tersebut biasanya selalu dijadikan dasar dalam merumuskan
judul penelitian.
1. Peneliti ingin mengetahui status sesuatu
Apabila peneliti bermaksud mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana,
berapa banyak, sejauh mana, dan sebagainya, maka penelitiannya bersifat deskriptif, yaitu
menjelaskan atau menerangkan peristiwa. Contoh judul penelitian, Studi deskriptif
tentang ....., Tanggapan masyarakat terhadap .....
2. Peneliti ingin membandingkan status dua fenomena atau lebih
Dalam melakukan perbandingan peneliti selalu memandang dua fenomena atau lebih,
ditinjau dari persamaan atau perbedaan yang ada, dapat juga membandingkan dua
fenomena terhadap suatu standar.
Dalam buku Educational Resesrch, Borg & Gall menerangkan bahwa penelitian kausal
komparatif (causal comparative) digunakan apabila peneliti ingin mengetahui
kemungkinan akibat dari suatu kejadian yang tidak dapat dilakukan dengan suatu
eksperimen. Contoh judul penelitiannya, Penelitian komparasi antara ...... dengan .......
3. Peneliti ingin mengetahui hubungan antara dua fenomena atau lebih
Menurut Borg & Gall penelitian korelasi dalam banyak hal sama dengan penelitian kausal
komparatif, dan dalam kenyataannya koefesien korelasi biasanya dihitung dari data
penelitian kausal komparatif. Perbedaan antara keduanya adalah sebagai berikut:
Dalam penelitian kausal komparatif dua kelompok individu yang secara umum
mempunyai persamaan, dipilih untuk diperbandingkan disebabkan karena antara
kedua kelompok tersebut yang satu memiliki satu ciri dan yang lainnya tidak.

Dalam penelitian korelasi, peneliti memilih individu-individu yang mempunyai variasi


dalam hal yang diselidiki.
D. Merumuskan Judul
Judul penelitian yang lengkap diharapkan mencakup:
1. Sifat dan jenis penelitian
2. Objek yang diteliti
3. Subjek penelitian
4. Lokasi/daerah penelitian
5. Tahun/waktu terjadinya peristiwa
Syarat judul
1. Problematik, mengandung masalah.
2. Ada yang unik, sesuatu yang beda.
3. Ada teori pendukung/mengandung teori.
4. Mengandung metode yang digunakan.
Contoh:
Studi komparasi antara metode induktif dan metode deduktif untuk menghafal rumusrumus ilmu pasti pelajar SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun1979.
- Studi komparasi

: sifat atau jenis problem

- Metode induktif dan deduktif


Untuk menghapal rumus ilmu pasti

: objek penelitian

- Pelajar SMA

: subjek penelitian

- Daerah Istimewa Yogyakarta

: lokasi penelitian

- Tahun 1979

: tahun terjadinya peristiwa

Apabila judul penelitian ditulis singkat, maka perlu ditambahkan dengan jelas
penegasan judul dan batasan masalah. Penegasan ini ditulis dalam bagian pendahuluan,
laporan, penelitian, atau tentu saja pada waktu penyusunan desain penelitian juga diberi
penjelasan.
Contoh lain :
Kesiapan Kabupaten Tulangbawang dalam menyongsong otonomi daerah di bidang
pendidikan.
Judul penelitian tersebut hanya memiliki satu variabel yaitu kesiapan menyongsong
otonomi daerah. Proses pendidikan dalam otonomi daerah baru dapat berjalan apabila semua
faktor pendukung sudah siap dan berfungsi. Pendidikan dalam otonomi daerah mengandung
makna antara lain sebagai berikut.
1. Subsidi biaya pendidikan dari pemerintah pusat dikurangi cukup banyak sehingga sekolah
dituntut untuk mampu mengupayakan biaya sendiri bersama masyarakat sekitar.
2. Adanya penyatuan visi sekolah, masyarakat, lingkungan tentang sekolah yang bertugas
menyelenggarakan pendidikan.
3. Untuk menyelenggarakan suatu proses pembelajaran yang efektif, dituntut dari kedua belah
pihak untuk berkolaborasi memikirkan kemajuan sekolah dan mewujudkan dalam
tindakan aktual.
4. Kemampuan sekolah bertindak proaktif untuk selalu membuka wawasan mengadakan
evaluasi diri secara terus menerus dalam rangka mengembangkan diri.
5. Adanya semangat yang tinggi dari setiap warga sekolah untuk aktif sesuai dengan fungsi
masing-masing.

Melalui contoh judul tersebut dapat diketahui bahwa meskipun secara selintas hanya
ada satu variabel yang disebutkan secara eksplisit dalam judul tetapi banyak hal yang
dipermasalahkan.
DAFTAR PUSTAKA
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI).
Jakarta: Rineka Cipta.
Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.
Sukardi, Ph.D. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:
Bumi Aksara.
Mulyawan S. Nugraha. Metodologi Penelitian Pendidikan (Bahan Kuliah Metodologi
Penelitian Pendidikan).
Cik Hasan Bisri. 2003. Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi
Bidang Ilmu Agama Islam. Jakarta: Raja Grapindo Persada.
Nana Sudjana. 2006. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah Makalah-Skripsi-Tesis-Disertasi.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Вам также может понравиться