Вы находитесь на странице: 1из 20

MANAJEMEN ANESTESI PADA PASIEN

TOF PADA OPERASI PERAWATAN GIGI


Lundu Suhut P
Pembimbing dr. Ardi Z SpAn KIC
l

PENDAHULUAN
Penyakit Jantung bawaan Sianotik

dan Non Sianotik


TOF terdiri dari VSD, OA, RVOT, RVH
Mortalitas Semakin meningkat tanpa
koreksi, dengan koreksi 85% bertahan

LAPORAN KASUS
Preoperatif
Seorang anak laki-laki 12 tahun,Tetratologi of
fallot dan Gangren 46,36,25 dikonsulkan
penatalaksanaan anestesi operasi perawatan
gigi
Kelainan jantung bawaan sejak usia 6 bulan
berupa kebiruan, sekarang kebiruan muncul
saat pasien bermain atau kelelahan
Riwayat operasi hernia usia 4 bln GA, MA(-)

PREOPERATIF
Tidak memiliki penyakit asma, alergi,dan
diabetes melitus serta tidak mendapatkan
terapi apa-apa

PREOPERATIF
Kesadaran kompos mentis
Tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 74 x/mnt,
RR 20 x/mnt, SpO2 80-85 % UB, BB 36 kg.
Jalan nafas dalam batas normal,
Paru dalam batas normal,
Jantung : S1> S2 reguller dengan murmur
sistolik di ICS III-IV mid clavicula
Ekstremitas : tremor (-) , edema (-), sianosis
(+), Clubbing finger (+)

Laboratorium

Hb

Ht

Leko

Tr

PT

INR

APTT

GDS

15,0

43

10.000

231.00
0

12.9

1.18

30.2

94

Na

Ur

Cr

139

4.2

18

0,6

o EKG : Irama Sinus HR 82 kali/menit


o Echo : Arterial Situs Solitus, AV-VA
Concordance, Left Aortic arch, Dilated RV ,
Good left and right function ; Kesimpulan
TOF
o Rontgen Thorax : Kardiomegali

PREMEDIKASI

Midazolam 1 mg

INDUKSI
Kesadaran

DPO, TD 106/54 mmHg, HR


82x/menit, RR 20x/menit, SpO2 85% udara bebas
Preoksigenasi menggunakan oksigen 100%
selama 5 menit
Induksi menggunakan ketamin 50 mg fentanyl 40
mcg, setelah pasien tertidur gas anestesi O 2, N2O
dan sevofluran dibuka, diberikan ventilasi
kemudian diberikan rocuronium 40 mg intubasi
dengan direct laringoskopi menggunakan ETT
ukuran 6,0

DURANTE OPERATIF
Maintenance O2 : N2O = 50% : 50% dan
sevofluran 1-2 vol%
keadaan pasien stabil tekanan darah 112125/68-76 mmHg, laju jantung 82-96x/menit,
saturasi oksigen 90-96%.

DURANTE OPERATIF
Lama operasi 1 jam. Total cairan 500 ml
kristaloid , total perdarahan 30 ml
Ekstubasi dalam,
POST OPERATIF
kesadaran kompos mentis, tekanan darah
110/62 mmHg, nadi 82 x/menit, laju nafas
20x/menit, saturasi oksigen 90% dengan O2
nasal 3 liter permenit.
Analgetik Post Op : ketorolak 20 mg

PEMBAHASAN
Perawatan

gigi pencegahan
endokarditis
Sianosis karakteristik TOF
R to L Derajat shunting dipengaruhi
perbandingan PVR : SVR,
Takikardi,Hipovolemia dan
peningkatan kontraktilitas
memperberat spasme infudibular
pada arteri pulmonalis

Anamnesa

: Sianotik sejak 6 bulan, tidak


mendapatkan terapi
Pemeriksaan fisik : Tanda vital dalam batas
normal, dengan saturasi 80-85% udara
bebas, jalan nafas dalam batas normal,
Jantung terdengar mur-mur sistolik, clubbing
finger
Penunjang yang mendukung berupa rontgen
thorax kardiomegali
Echocardiografi kesan TOF

Preoperatif

pasien dipasang infus


maintenance cairan, Puasa 6 jam sebelum
operasi, premedikasi midazolam 1 mg
Induksi dilakukan menggunakan ketamin,
fentanil dan rocuronium
Ketamin SVR ; Fentanil dosis
kebutuhan ketamin , cegah spasme
infundibular; Rocuronium tidak histamin
release

Durante

operasi dijaga agar SVR tidak turun dan


dan hindari kondisi yang meningkatkan PVR

Me PVR seperti Hiperkarbia, hipoksia,


anestesia yang kurang dalam, atelektasis,
asidosis, dan peningkatan tekanan jalan napas,

Me PVR hipokarbia, anemia, alkalosis,


konsentrasi oksigen yang tinggi, dan anestesia
yang dalam berupa, heart rate yang lambat dan
depresi
ringan
pada
miokardial
dapat
mengurangi kejadian spasme infundibular,

Manajemen

anestesi pada TOF membutuhkan

pengetahuan yang lebih terhadap kejadian dan obat


yang dapat merubah ukuran shunt kanan ke kiri,

Besarnya

shunt kanan ke kiri dapat ditingkatkan oleh

(1) Penurunan SVR (2) peningkatan PVR (3)


peningkatan kontraktilitas miokard, yang memperburuk
obstruksi infundibular untuk ejeksi darah oleh ventrikel
kanan.

Hypercyanotic

spell intraoperatif.
atasi hipoksemia dan kurangi spasme
infundibular :
(1) oksigen 100%
(2) meningkatkan SVR shunt R to L
(a) kompresi manual pada aorta (dilakukan oleh
dokter bedah setelah rongga dada dibuka),
(b) penekanan pada arteri femoralis,
(c) natrium bikarbonat (1-2 mEq/kgBB/IV),
diberikan dalam keadaan asidosis metabolik
berat,
(d) fenilefrin (5-10 mcg/kgBB/IV)

(3) me PVR dan me aliran darah paru dengan


memberikan morfin sulfat (0,05-0,1 mg/kgBB/IV)
(4) menurunkan kontraktilitas miokardial yang
akan mengurangi spasme infundibular dengan
memberikan esmolol (0,5 mg/kgBB/IV dilanjutkan
dengan infus kontinu 0,3- 0,5 mcg/kgBB/menit),
(5) menambah kedalaman anestesi
6) menempatkan pasien on-bypass secepatnya

KESIMPULAN

Penyakit jantung kongenital bersifat sianotik


dan asianotik, Tetratologi of Fallot merupakan
penyakit jantung sianotik dengan shunt R to L
dan bersifat simptomatik.

Manajemen anestesi pada pasien dengan


tetratologi Fallot membutuhkan pengetahuan
yang lebih terhadap kejadian dan obat yang
dapat merubah besaran shunt kanan ke kiri,

Evaluasi

preoperatif pada pasien dengan TOF

meliputi spell. pengobatan serta komplikasi


dan ekg, rongent thorax, serta
echokardiografi. Puasa preoperatif
diperhatikan jangan sampai terjadi dehidrasi
atau hipovolume.
Tujuan

anestesi pada pasien TOF adalah

mencegah hipoksemia, dan spasme


infundibular.

Вам также может понравиться