Вы находитесь на странице: 1из 6

Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.1, Maret 2013, pp.

48-53
ISSN 2302-495X

Penerapan Lean Supply Chain Dengan Usulan Perbaikan


Menggunakan Metode DMAIC
Erry Riyadi Prabowo1, Asep Ridwan2, Achmad Bahauddin 3
1, 2, 3

Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


1
2
3
riyadierry@gmail.com , sep_ridwan@ft-untirta.ac.id , ibnumansur@yahoo.com

ABSTRAK
Penerapan supply chain pada bongkar muat produk slab steel dan iron ore di PT.XYZ masih
banyak ditemukan pemborosan, sehinggasehingga leadtime menjadi panjang. Lean supply chain
adalah metode yang dapat dilakukan untuk mengindentifikasi adanya pemborosan dan menemukan
penyebabpenyebab terjadinya pemborosan sepanjang aliran supply chain biji besi (iron ore) dan
slab steel.maka digunakan pendekatan Define, Measure,Analyze, Improve Control (DMAIC) dan
Value Stream Analysis Tools (VALSAT) sebagai langkah terstruktur untuk mengeliminasi segala
bentuk pemborosan.usulan perbaikan. Pada aktivitas Slab Steel rencana perbaikan untuk
menghilangkan waste agar dapat memperpendek lead time dengan menghilangkan aktivitas non
value added, seperti aktivitas delay yaitu menunggu loading, dan juga menghilangkan aktivitas
storage di PT.XYZ,selain itu memberikan training kepada seluruh supir untuk mematuhi standar
operasional prosedur sehingga pengiriman ke stockpile PT.ABC dengan waktu 65 menit .Sedangkan
pada aktivitas iron ore rencana perbaikan adalah menghilangkan aktivitas briefing chief officer
dengan operator kapal selama 30 menit. Kemudian pada proses unloading dengan menggunakan
grab perusahaan sudah menetapkan waktu standar yaitu selama 2 menit untuk 1 kali grab dengan
kapasitas 12 ton/grab. Dengan usulan perbaikan Slab pada kondisi awal VA sebesar 11,08menit
menjadi 10,58 menit, NNVA 169,02 menit berubah menjadi 120,4 , NVA dari 91,34 menit mampu
dihilangkan, dan process cycle time dari 4,08 % menjadi 8,08 %. Sehingga lead time menjadi
130,98 menit. Sedangkan proses iron ore VA sebesar 9869,533 menit berubah menjadi 8002,34,
NNVA dari 1451.851 menit berubah menjadi 1421,851, NVA dari 3.5 menit menjadi 1 menit, dan
process cycle time dari 87,15 %menjadi 84,903 %. Sehingga lead time pada kondisi awal
11324,884 menit(7,87days) menjadi 9425,191 menit (6,55 days).
Kata Kunci : Lean supply chain, Value stream mapping, Supply Chain Management, Six Sigma

PENDAHULUAN

METODE PENELITIAN

Permasalahan yang terjadi di PT XYZ masih


banyak ditemukan pemborosan (waste). Banyaknya
Pemborosan yang terjadi di perusahaan maka akan
memberikan pengaruh kepada konsumen yaitu
ketertundaan pengiriman pesanan kepada konsumen.
Hal tersebut mengakibatkan PT. XYZ harus
menanggung penalty dari konsumen.

Dari hasil pengumpulan data dilakukan teknik


pengolahan data dengan menggunakan tools six sigma
yaitu DMAIC (define, measure, analyse, improve,
control) untuk mendukung lean supply chain.
Define (definisi), merupakan langkah yang
pertama dalam proses DMAIC, langkah ini bertujuan
untuk menggambarkan proses , mengidentifikasi
masalah, menggambarkan peluang dan tujuan.Tahap ini
berisi visi dan misi perusahaan, mengidentifikasi
keinginan konsumen, mengidentifikasi proses mayor,
pemetaan value stream process, current state,
identifikasi pemborosan (seven waste), value stream
analysis tool (valsat), process activity mapping (pam).
Measure (pengukuran) merupakan langkah yang kedua
untuk mengetahui proses yang sedang terjadi dilakukan
dengan menentukan KPI (key performance indicator)
menghitung DPMO dan nilai sigma future state
mapping. Analyse (analisa) pada tahap ini perlu di
analisa penyebab terjadinya pemborosan, karena
pemborosan ini dapat memperpanjang lead time yang
mengakibatkan proses pengiriman jadi lebih lama dari
waktu yang telah ditentukan oleh konsumen.tahapnya
adalah analisa adentifikasi penyebab pemborosan dan

Pada penelitian ini, produk yang dinilai masih


melakukan pemborosan adalah biji besi (iron ore) dan
slab steel. Penanganan kargo yang dilakukan PT. XYZ
untuk produksi biji besi (iron ore) dan slab steel masih
dilakukan secara traditional (unlean). Hal tersebut
menyebabkan penanganan kargo untuk kedua produksi
tersebut membutuhkan lead time yang tinggi sehingga
menimbulkan pemborosan (waste). Untuk mengatasi
masalah yang dihadapi PT. XYZ, perlu dilakukan
pemetaan serta mengidentifikasi penyebab pemborosan
(waste) yang terdapat di sepanjang aliran supply chain
iron ore dan slab steel.
Kemudian merancang
perbaikan aliran supply chain iron ore dan slab steel
untuk mereduksi pemborosan yang terjadi sebelumnya.

48

Prabowo, et al. / Penerapan Lean Supply Chain Dengan Usulan Perbaikan Menggunakan Metode DMAIC
JTI Vol.1, No.1, Maret 2013, pp.48-53

DPMO dan nilai sigma. Improve (perbaikan) tujuan


tahap ini adalah menemukan dan mengusulkan ide
solusi, sehingga dapat mengimplementasikan solusi
dengan tepat dan merancang proses baru tahapnya
adalah rencana
ide perbaikan dan implementasi
perbaikan
Control
(pengendalian)
memberikan
rekomendasi kepada perusahaan untuk menerapkan
perbaikan yang diusulkan

Pemetaan value stream process slab steel.aktivitas


Value added dengan waktu aktivitas 4,08 %, untuk
aktivitas Necessary Non Value Added dengan waktu
aktivitas 62,27 % dan untuk aktivitas Non Value
Added dengan waktu aktivitas 33.65 %. Process cycle
efficiency (PCE) sebesar 4,08%.
Identifikasi pada produk iron ore aktivitas Value
added dengan waktu aktivitas 87,14 %, untuk
aktivitas Necessary Non Value Added dengan waktu
aktivitas 12,82 % dan untuk aktivitas Non Value
Added dengan waktu aktivitas 0.03 %. Process cycle
efficiency (PCE) sebesar 87,14

HASIL DAN PEMBAHASAN


Define
Tahap define adalah tahap pertama dari proses
DMAIC, tahap define dalam tahap ini adalah meliputi
visi dan misi perusahaan, mengidentifikasi proses
mayor pada produk, dan pemetaan value stream
prosess

Current state

Visi dan Misi Perusahaan


Visi dan misi perusahaan adalah Menjadi Badan
Usaha Pelabuhan terkemuka di Indonesia Berkomitmen
untuk memberikan pelayanan terbaik dalam Industri
kepelabuhan dan yang terkait, dengan stakeholder serta
lingkungan sekitar.Nilai pada perusahaan yaitu Intact
Sincerity, Competence, Integrity, Reability, Innovative
(i-CIRI), dan Kebijakan Mutu dari perusahaan adalah
Kami selalu berkomitmen menawarkan layanan yang
memuaskan untuk pelanggan kami dengan cepat,
efisien, nyaman, layanan aman dan handal dengan
berpegang pada nilai-nilai utuh kompetensi ketulusan,
inovasi, keandalan dan integritas. Meningkatkan
kualitas yang berkesinambungan / terus-menerus
melalui program transforamasi bisnis untuk mengejar
kepuasan karyawan, stakeholder, Pemerintah dan
masyarakat.

Gambar 1. Diagram Current state Slab Steel

Mengidentifikasi Keinginan Konsumen


Berdasarkan hasil wawancara dengan divisi
logistic and service pengiriman produk harus sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan oleh konsumen.
Mengidentifikasi Proses Mayor
Gambar 2. Current state iron ore

Untuk dapat mengidentifikasi proses mayor dalam


penelitian ini menggunakan diagram SIPOC (Supplier,
Input, Process, Output, Customer), ini digunakan untuk
mengidentifikasi proses dari hulu sampai ke hilir.
Berikut adalah diagram SIPOC untuk slab steel dan
iron ore.

Identifikasi Pemborosan (Seven Waste)


Identifikasi pemborosan pada penelitian ini
menggunakan tools seven waste,yaitu defect,
transportation, overproduction, waiting, inappropriate
processing, dan inventory. Identifikasi waste ini
dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada
manager logistic and services, kabag perencanaan
logistic and service, dan bagian operational logistic and
service sehingga jenis pemborosan yang sering terjadi
di aliran aktivitas di beri bobot 1 sampai 10 (semakin
besar anggka berarti pemborosan tersebut paling sering
terjadi) dan total bobot harus berjumlah 35, berikut hasil
kuesioner pada pembobotan waste :

Pemetaan Value Stream Process


Value Added adalah aktivitas yang memberikan
nilai terhadap produk dan pelanggan sehingga aktifitas
ini harus selalu ditingkatkan. Necessary Non Value
Added (NNVA) adalah aktifitas yang masih deperlukan
dalam proses produksi seperti inspeksi dan pemindahan
tetapi tidak memberikan nilai terhadap produk. Non
Value Added (NVA) adalah aktifitas yang tidak
memberikan nilai tambah terhadap produk dan harus
diminimasi atau dihilangkan dari dalam proses
produksi.

49

Prabowo, et al. / Penerapan Lean Supply Chain Dengan Usulan Perbaikan Menggunakan Metode DMAIC
JTI Vol.1, No.1, Maret 2013, pp.48-53

Tabel 1. Rekapitulasi pembobotan slab steel

pilih adalah process activity mapping (PAM) karena


memiliki nilai score yang paling besar. Selanjutnya
akan dibuat detailed mapping dari PAM dan perbaikan
untuk mengurangi waste yang ada.
Process Activity Mapping
Process activity mapping merupakan tool yang
digunakan untuk menggambarkan proses produksi
secara detail dari tiap-tiap aktivitas yang dilakukan
dalam proses produksi tersebut. Sehingga mampu
menggambarkan keadaan sebenarnya dengan detail dan
dapat diidentifikasi persentase aktivitas yang tergolong
value added, necessary non value added, dan non value
added.

Tabel 2. Rekapitulasi pembobotan iron ore

Measure
Pada tahap measure ditentukan KPI (Keys
Performance Indicator), Menghitung DPMO dan nilai
sigma, serta membuat future state value stream proses
mapping.
Menentukan KPI (Key Performance Indicator)
Value Stream Analysis Tool (VALSAT)

KPI (Key Performance Indicator) slab steel


berdasarkan kuesioner yang disebar maka KPI untuk
slab steel adalah transportasi ke stockpile PT.ABC.

Setelah didapatkan bobot dari pemborosan


tersebut maka langkah selanjutnya adalah pemilihan
detailed mapping tool yang sesuai dengan jenis
pemborosan pada perusahaan tersebut. Pemilihan
detailed mapping tool berdasarkan perhitungan
pembobotan dengan menggunakan value stream
analysis tool (valsat). Perhitungan dilakukan dengan
cara mengalikan rata-rata bobot pada pembobotan waste
yang diperoleh dari kuesioner dengan factor pengali
hubungan antara pemborosan dengan detailed mapping
tool yang dipakai. Berikut perhitungannya :

KPI (Key Performance Indicator) iron ore


berdasarkan hasil wawancara dengan bidang opr.
logistics service bahwa proses yang paling banyak
melakukan kesalahan adalah proses unloading iron ore
dengan grab, karena berdasarkan grab cycle time
minimal sesuai dengan standar perusahaan yaitu 2,1
menit (bidang opr. logistics service), banyak proses
yang melebihi waktu yang telah ditetapkan oleh
perusahaan

Tabel 4. Perhitungan Valsat

Menghitung DPMO dan Nilai Sigma


Menghitung DPMO dan nilai sigma proses slab
steel berdasarkan dari KPI yang telah ditetapkan yaitu
aktivitas transportasi ke stockpile PT ABC, karena
memiliki ranking tertinggi. Maka perlu di hitung
DPMO dan nilai sigmanya sebagai acuan perbaikan.
Berikut perhitungannya :
Maka perhitungan DPMO dan nilai sigma adalah
sebagai berikut : Pengamatan terhadap proses
transportasi ke stockpile PT ABC

Dengan
valsat
mapping
tool
yang
menghasilkan score yang paling tinggi pada aktivitas
slab adalah process activity mapping (248.29) dan score
tertinggi ke dua adalah supply chain response matrix
(114.94). Maka yang di pilih adalah process activity
mapping (PAM) karena memiliki nilai score yang
paling besar. Selanjutnya akan dibuat detailed mapping
dari PAM dan perbaikan untuk mengurangi waste yang
ada.

=
=

DPMO

= 0.42

= 0.42x 1000000
= 420000 DPMO

Dengan bantuan software Microsoft excel 2007,


maka perhitungan nilai sigma adalah sebagai berikut:
Nilai sigma 1.702

Dengan valsat mapping tool yang menghasilkan


score yang paling tinggi pada iron ore adalah process
activity mapping (181) dan score tertinggi ke dua
adalah quality filter mapping (77,67). Maka yang di

Menghitung DPMO dan nilai sigma proses iron


ore berdasarkan hasil wawancara dengan bidang opr.
logistics service bahwa proses yang paling banyak
50

Prabowo, et al. / Penerapan Lean Supply Chain Dengan Usulan Perbaikan Menggunakan Metode DMAIC
JTI Vol.1, No.1, Maret 2013, pp.48-53

melakukan kesalahan adalah proses unloading iron ore


dengan grab, karena berdasarkan grab cycle time
minimal sesuai dengan standar perusahaan yaitu 2,1
menit (bidang opr. logistics service), banyak proses
yang melebihi waktu yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.

=
=
DPMO

Analisa slab steel


Transportation
Transportasi pada proses penanganan slab steel
ini timbul hampir pada semua proses aktivitas ,
aktivitas transportasi yang paling jauh yaitu transportasi
dari PT.XYZ menuju ke stockpile PT.ABC sejauh 7
km. Proses
Aktivitas transportasi ini merupakan
aktivitas Necessary Non Value added (NNVA) aktivitas
ini bisa di golongkan ke dalam aktivitas pemborosan,
namun aktivitas ini tidak dapat dihindarkan
seluruhnya karena memang harus ada. Akan tetapi
aktivitas ini dapat dioptimalkan, agar mengurangi waktu
proses.

= 0.480808

= 0.480808x 1000000
= 480808 DPMO

Maka nilai sigma adalah 1.55

Inappropriate processing (proses yang tidak sesuai)

Future State Mapping

Pemborosan proses yang tidak sesuai ini


seringkali terjadi pada setiap aktivitas dimana proses
yang tidak sesuai, ini disebabkan oleh banyak hal
seperti operator dalam membuat surat jalan dan tally
sheet sering melakukan kesalahan dalam menghitung
bobot slab, pada proses mengangkat slab operator yang
tidak ahli menggunakan ship crane dapat menyebabkan
waktu proses menjadi lebih lama, pada aktivitas
transportasi pun supir truk sering tidak mengikuti
prosedur yang ada sehingga menyebabkan waktu
pengiriman menjadi lebih lama.
Perbaikan yang disarankan adalah dibuatnya
standar baku dalam setiap proses sehingga setiap
operator dapat mengetahui waktu standar yang harus
dipatuhi agar dapat mengurangi pemborosan serta pada
operator yang belum ahli harus di berikan pelatihan
agardapat melakukan proses sesuai dengan standar
waktu proses

Gambar 3. Future statemapping slab steel

Waktu tunggu (waiting)


Pemborosan pada waktu tunggu terjadi pada
aktivitas unloading slab ke stockpile ini disebabkan
karena kurangnya jumlah forklift yang digunakan untuk
proses tersebut kurang, sedang kan ship crane yang
beroperasi berjumlah 3 akan tetapi jumlah forklift hanya
2, itu pun digunakan untuk uloading 1 slab.
Inventory

Gambar 4. Future state mapping iron ore

Pemborosan pada inventori terjadi karena


stockpile
PT.ABC
penuh,
sehingga
untuk
mengantisipasi itu slab ditaruh di stockpile PT XYZ. Ini
menyebabkan pemborosan waktu karena seharusnya
slab steel sudah di tangan konsumen akan tetapi di taruh
di stockpile PT.XYZ.

Analyze
Pada tahap ini dilakukan beberapa langkah untuk
menganalisa hasil pengukuran Tools yang digunakan
adalah diagram fishbone.
Analisa Identifikasi penyebab pemborosan

Gerakan tidak perlu (Unnecessary motion)

Pada tahap ini perlu di analisa penyebab terjadinya


pemborosan,
karena
pemborosan
ini
dapat
memperpanjang lead time yang mengakibatkan proses
pengiriman jadi lebih lama dari waktu yang telah
ditentukan oleh konsumen. analisa yang dilakukan
berdasarkan wawancara dengan manager logistic and
service serta tinjauan langsung peneliti di lapangan.
Hasil analisa pemborosan ini di urutkan berdasarkan
ranking pembobotan pada pemborosan.

Gerakan yang tidak perlu (unnessecary motion)


pada proses penanganan slab steel ini lebih banyak
dilakukan
oleh
operator biasanya untuk
menghilangkan kejenuhan mereka dalam bekerja.
Aktivitas-aktivitas yang mereka lakukan biasanya
adalah merokok dan mengobrol dengan operator lain.
Aktivitas ini sebenarnya diperbolehkan asalkan tidak
mengganggu kelancaran proses aktivitas.

51

Prabowo, et al. / Penerapan Lean Supply Chain Dengan Usulan Perbaikan Menggunakan Metode DMAIC
JTI Vol.1, No.1, Maret 2013, pp.48-53

Kesalahan (defect)

Inappropriate processing (proses yang tidak sesuai)

Kesalahan yang terjadi (defect) selama aktivitas


ini adalah kesalahan dalam transportasi yang
menyebabkan pengiriman menjadi lebih lama dari
waktu yang telah ditetapkan selain itu dalam membuat
surat jalan dan tally sheet sehingga total jumlah slab
sering berbeda dengan data pembelian.

Pemborosan proses yang tidak sesuai ini


seringkali terjadi pada aktivitas yang disebabkan oleh
banyak hal seperti kesalahan dalam mengatur kecepatan
grab pada ship unloader dan salah mengatur kecepatan
pada konveyor sehingga proses menjadi lebih lama.
Waktu tunggu (waiting)

Produksi berlebih (Overproduction)

Pemborosan pada waktu tunggu terjadi pada


aktivitas unloading iron ore adalah jumlah ship unloader
yang berjumlah 3 sedangkan palka berjumlah 9 maka
waktu tunggu menjadi tinggi dalam proses bongkar
muat.

Dalam aktivitas ini overproduksi yang terjadi


adalah banyaknya pemborosan di setiap lini aktivitas
yang menyebabkan leadtime bertambah.
Analisa iron ore

Inventory

Produksi berlebih (Overproduction)

Pemborosan pada inventori tidak terlalu signifikan


karena iron ore yard PT. ABC mampu menampung iron
ore yang di kirim dengan menggunakan konveyor.

Dalam aktivitas ini overproduksi yang terjadi


adalah waktu pengiriman yang telah ditetapkan oleh
PT.ABC tidak dapat di penuhi oleh PT.XYZ
dikarenakan lead time terlalu lama dari seharusnya. ini
di sebabkan karena banyak pemborosan di setiap lini.

KESIMPULAN
value stream Mapping current pada slab steel
dalam proses produksi yang memiliki nilai tambah
(Value Added) sebesar 4,08 %, kegiatan yang penting
tapi tidak memberikan nilai tambah (Necessary Not
Value Added) sebesar 62,27% dan kegiatan tidak
memiliki nilai tambah pada produk atau Non Value
Added (NVA) adalah sebesar 33,65% dengan lead time
271,44 (per 46 ton). Untuk Nilai DPMO (Defect per
Million Opportunity) untuk aktivitas transportasi ke
stockpile PT.ABC adalah sebesar 42000. Nilai sigma
proses produksi adalah sebesar 1,702. value stream
Mapping current pada Iron ore dalam proses produksi
yang memiliki nilai tambah (Value Added) sebesar
84,44 %, kegiatan yang penting tapi tidak memberikan
nilai tambah (Necessary Not Value Added) sebesar
15,52 % dan kegiatan tidak memiliki nilai tambah pada
produk atau Non Value Added (NVA) adalah sebesar
0,04 % dengan lead time 11324,884 menit (7,87 days).
Sedangkan Nilai DPMO (Defect per Million
Opportunity) untuk aktivitas transportasi ke stockpile
PT.ABC adalah sebesar 480808. Nilai sigma proses
produksi adalah sebesar 1,55.Identifikasi pemborosan
dengan menggunakan tools seven waste,yaitu defect,
transportation, overproduction, waiting, inappropriate
processing, dan inventory. Identifikasi waste ini
dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada
manager logistic and services, kabag perencanaan
logistic and service, dan bagian operational logistic and
service Pada produk Slab steel didapatkan rangking
pemborosan pada aktivitas bongkar muat slab steel
adalah transportation, inappropriate processing,
waiting, inventory, unnecessary motion, defect,
overproduction (urut berdasarkan ranking), sedangkan
pada Iron ore Maka didapatkan ranking pemborosan
pada aktivitas bongkar muat iron ore adalah
overproduction, defect, inappropriate processing,
transportation, unnecessary motion, waiting, inventory
(urut berdasarkan ranking). Pada aktivitas Slab pada
kondisi awal Value added time sebesar 11,08 menit
setelah dilakukan perbaikan didapat 10,58, pada

Kesalahan (defect)
Kesalahan yang terjadi (defect) selama aktivitas ini
adalah operator dari ship unloader terlalu lama dalam
melakukan proses unloading dari waktu standar
perusahaan yaitu 2 menit. Untuk memperbaiki ini
perusahaan bongkar muat harus melatih operator ship
unloader agar mampu melakukan proses sesuai dengan
waktu standar perusahaan.
Proses yang tidak sesuai (Inappropriate processing)
Pemborosan proses yang tidak sesuai ini sering
kali terjadi pada setiap aktivitas dimana proses yang
tidak sesuai ini disebabkan oleh banyak hal seperti
operator ship unloader melakukan kesalahan dalam
mengoperasikan ship unloader sehingga menyebabkan
ship unloader rusak dan perlu perbaikan ini dapat
mengganggu aktivitas bongkar muat sehingga dapat
memperpanjang lead time. Begitu juga dengan operator
konveyor
salah mengoperasionalkan kecepatan
konveyor yang menyebabkan berhentinya konveyor.
Transportation
Waste dalam transportasi bongkar muat iron ore
adalah waktu transportasi itu sendiri akan tetapi waktu
transportasi sepenuhnya tidak dapat dihilangkan tetapi
dapat di optimalkan. Transportasi penanganan iron ore
menggunakan konveyor sepanjang 7 km menuju iron
ore yard PT.ABC.
Gerakan tidak perlu (Unnecessary motion)
Gerakan yang tidak perlu (unnessecary motion)
pada proses penanganan iron ore lebih banyak
dilakukan
oleh
operator biasanya untuk
menghilangkan kejenuhan mereka dalam bekerja.
Aktivitas-aktivitas yang mereka lakukan biasanya
adalah merokok dan mengobrol dengan operator lain.
Aktivitas ini sebenarnya diperbolehkan asalkan tidak
mengganggu kelancaran proses aktivitas.

52

Prabowo, et al. / Penerapan Lean Supply Chain Dengan Usulan Perbaikan Menggunakan Metode DMAIC
JTI Vol.1, No.1, Maret 2013, pp.48-53

aktivitas necessary non value added dari 169,02 menit


berubah menjadi 120,4 , pada aktivitas non value added
dari 91,34 menit mampu dihilangkan, dan process cycle
time dari 4,08 % menjadi 8,08 %. Sehingga lead time
menjadi 130,98 menit. Sedangkan pada kondisi awal
Value added time sebesar 9869,533 menit setelah
dilakukan perbaikan didapat 8002,34, pada aktivitas
necessary non value added dari 1451.851 menit berubah
menjadi 1421,851, pada aktivitas non value added dari
3.5 menit menjadi 1 menit, dan process cycle time dari
87,15 %menjadi 84,903 %. Dapat dilihat bahwa
berkurangnya Value Added time berkurang ini
disebabkan perbaikan dalam waktu proses unloading
(sesuai dengan standar perusahaan), Sehingga lead time
pada kondisi awal 11324,884 menit(7,87days) menjadi
9425,191 menit (6,55 days). Jadi lead time ini sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan oleh PT.ABC yaitu
7 hari.

DAFTAR PUSTAKA
Gaspersz, V. 2007. Lean Six Sigma For Manufacturing and
Service Industries, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Pujawan,I.N. 2005.Supply Chain Management., Guna Widya.
Putri, M. E. 2012. Pengukuran Kinerja Supply Chain Dalam
Kualitas
Layanan
dengan
Metode
Service
Quality(SERVQUAL). Tugas Akhir,
Jurusan
Teknik
Industri, Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,
Cilegon.
Ridwan, A. dan Ekawati, R. 2008. Rancangan Sistem
Produksi Dengan Menggunakan Value Stream Analysis Tools
(VALSAT). Seminar Nasional Sains dan Teknologi- II 2008
Universitas Lampung,17-18 November 2008.
Staublish. M. J. 2009. Evaluasi dan Simulasi Perbaikan Order
Fulfillment Process Pada Pupuk Urea Bersubsidi dengan
Pendekatan Lean Distribution. Skripsi. Jurusan Teknik
Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya.
Wee ,H,M dan Wu, S. 2009. Lean Supply Chain And Its
Effect On Product Cost And Quality ( a Case Study On Ford
Motor Company). Jurnal Internasional Supply Chain
Management , Volume 14 , No. 5 hal. 335-341.

53

Вам также может понравиться