Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
disusun oleh:
DITA TRINASTIA
1110101000033
ABTRACT
Background: Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus
that paralyzes the immune system leading to Acquired Immuno
Deficiency Syndrome (AIDS). Based on study result 2013, the
highest caused of HIV/AIDS is heterosexual intercourse.
Container driver is one of the populations at risk of contracting
and transmitting HIV/AIDS. HIV/AIDS infected risk can reduce by
using condom consistently.
Method: this research was an observational study with cross
sectional research design. The samples were 72 container
drivers who existed when the the study occured. Samples were
consecutive selected. Instrument used is a questionnaire. Data
analysis was performed using univariate and bivariate by using
chi square test with = 0.05.
Result: the finding of this study indicated that 51,4% of
respondents do preventive behaviors of HIV /AIDS, there are
significant relationship between motivation, behaviral skills and
frequency of going home (meet spouse) with HIV/AIDS
preventive behavior, and there are not significant relationship
between information, age, education, married status.
Suggestion:the government must do
nongovernment organization, community
cooperation with
organization, and
LEMBAR PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala hidayah dan limpahan
rahmat-Nya, shalawat dan salam buat baginda junjungan nabi Muhammad SAW.
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Faktor-faktor
yang Berhubungan dengan Perilaku Pencegahan HIV/AIDS pada Sopir
Container di Marunda Jakarta Utara tahun 2014. Skripsi ini ditulis sebagai tugas
akhir untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Kesehatan
Masyarakat pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, hal tersebut karena masih sangat terbatasnya pengetahuan penulis.
Skripsi ini tidak terwujud tanpa ada bantuan, bimbingan dan nasehat serta
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Pfor. Dr. Dr. MK Tajudin, Sp.And selaku dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Raihana N. Alkaff, SKM, MMA, selaku dosen pembimbing fakultas,
mentor promosi kesehatan sekaligus pembimbing I skripsi, yang telah
10
11
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih
terdapat banyak kekurangan baik dari isi maupun penulisan. Oleh karena itu
penulis mohon maaf atas semua kesalahan dan kekurangan. Dengan segala
keterbatasan ini, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak.
Penulis
12
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERNYATAAN.........................................................
ii
ABSTRAK............................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................
v
HALAMAN PENGESAHAN......................................................
vi
RIWAYAT HIDUP..................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................
viii
KATA PENGANTAR...............................................................
ix
DAFTAR ISI.........................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR................................................................
xv
DAFTAR ISTILAH..................................................................
xvi
DAFTAR TABEL....................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................
xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................
6
1.3 Pertanyaan Penelitian..................................................................
7
13
14
15
BAB VI PEMBAHASAN
16
17
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
...........................................................................................................
Gambar 2.2
(1974).....................................................................................................
...........................................................................................................
Gambar 2.3 IMB Model, Fisher dan J.Fisher 1992................................
...........................................................................................................
Gambar 2.4
...........................................................................................................
Gambar 3.1 Kerangka Konsep............................................................
...........................................................................................................
18
DAFTAR ISTILAH
AIDS
CDC
EPZ
HBM
HIV
HRM
IMB
KBN
KPA
LSL
MDGs
ODHA
P2PL
PIKA
PSP
Risti
SCM
SSP
19
STHP
STBP
UNAIDS
UNGASS
USAID
WHO
WPS
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1
Container ...............................................................................................
50
Tabel 5.2 Distribusi Perilaku Seksual pada Sopir Container...................
51
Tabel 5.3
Pekerja Seks...........................................................................................
52
Tabel 5.4 Distribusi Gejala Umum IMS pada Sopir.................................
52
Tabel 5.5 Distribusi Pengetahuan tentang HIV/AIDS..............................
53
Tabel 5.6 Distribusi Sumber Informasi Sopir..........................................
53
20
21
22
DAFTAR LAMPIRAN
Kuesioner Penelitian
23
BAB I
PENDAHULUAN
I.1Latar Belakang
HIV/AIDS merupakan salah satu masalah global yang
dihadapi
hampir
menyatakan
seluruh
bebas
dunia.
dari
Belum
HIV/AIDS.
ada
negara
AIDS
yang
(Acquired
HIV/AIDS
masih
menjadi
masalah
serius
kesehatan
Session), angka
meningkat.
Salah
satu
penderita
penyebab
HIV
di
Indonesia
meningkatnya
terus
kasus
ini
beberapa
kelompok
masyarakat
memiliki
resiko
lebih
dari
tiga
juta
laki-laki
Indonesia
lama
berpisah
dengan
istri
dan
keluarga
penjaja
seks,
15%
tamu
mereka
adalah
supir
terakhir
menggunakan
melakukan
kondom
hubungan
tersebut
seks.
dilakukan
Seks
tanpa
dengan
bukan
menggunakan
pengaman
kondom
saat
berhubungan
tempat
prostitusi
atau
berhenti
di
tempat
berperilaku
teori
IMB
(behavioral
skills)
yang
dikenal
(Information-Motivastion-Behavior
Skills).
perilaku
pencegahan
seseorang
terhadap
mereka
mengaku
pernah
mengunjungi
tempat
kampung
nelayan
dan
Rawa
malang
beserta
I.3Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi
pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran perilaku pencegahan HIV/AIDS pada
sopir container di Kawasan Berikat Nusantara Marunda,
Jakarta Utara pada tahun 2014 ?
pencegahan
HIV/AIDS
pada
sopir
container
di
pencegahan
HIV/AIDS
pada
sopir
container
di
terdapat
hubungan
antara
faktor
keterampilan
pencegahan
HIV/AIDS
pada
sopir
container
di
pencegahan
HIV/AIDS
pada
sopir
container
di
10
I.4Tujuan Penelitian
I.4.1 Tujuan Umum
Untuk
dengan
mengetahui
perilaku
faktor-faktor
pencegahan
yang
HIV/AIDS
berhubungan
pada
sopir
2.
11
3.
4.
5.
6.
perilaku
antara
pencegahan
faktor
pendidikan
HIV/AIDS pada
sopir
perilaku
pencegahan
HIV/AIDS pada
sopir
rumah
atau
daerah
asal
dengan
perilaku
12
penelitian
ini
diharapkan
dapat
menambah
dapat
dijadikan
mahasiswa
untuk
sebagai
wacana
menambah
dan
dan
program
penanggulangan HIV/AIDS.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Selain
dapat
menambah
terkait
keilmuan
dalam
Kesehatan
13
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 HIV/AIDS
2.1.1 Perkembangan HIV/AIDS
Penemuan kasus AIDS pertama kali terjadi sekitar 1981
oleh ahli kesehatan di Kota Los Angeles, Amerika Serikat,
ketika sedang melakukan sebuah penelitian kasus seri
terhadap empat pemuda atau mahasiswa. Di dalam tubuh
ke empat pemuda tersebut ditemukan penyakit pneumonia
(pneumonic
carinii)
yang
disertai
dengan
penurunan
Dari
hasil
penelitian,
para
ahli
15
asal
Amerika
Serikat,
Robert
Gallo
16
HIV
tertinggi
dilaporkan
pada
17
18
yang
diakibatkan
hilang
atau
berkurangnya
infeksi
oportunistik.
Infeksi
oportunistik
19
dengan
mudah
diserang
atau
terinfeksi
penyakit.
penderita
AIDS
memiliki
gejala
infeksi
Masuk HIV
Windo
w
period
Periode tanpa
gejala
(asimptomatik)
Demam
Selera makan
turun
- Diare
(Infeksi Primer HIV)
BB turun
gejala: Flu Paling rentan -menularkan
Drastis
2 4 Minggu
2 Tahun
Gejala AIDS
Radang Paru
Radang sel cerna
Kanker Kulit
Radang karna
Jamur
TB
5 10 Tahun -
Meninggal
20
Setelah
tahap
inilah
penderita
HIV
akan
terdapat
di
darah
seseorang
yang
terinfeksi
(termasuk darah haid), air susu ibu, air mani dan cairan
vagina. Untuk berada di dalam tubuh manusia, HIV harus
masuk
langsung
ke
dalam
aliran
darah
orang
yang
21
1.
2.
3.
4.
sampai
beberapa
seseorang
minggu.
melakukan
tes
Selama
masa
ini,
ketika
HIV/AIDS,
bisa
saja
orang
cara
untuk
mengetahui
apakah
22
2.2 Perilaku
Seksual
Berisiko
dan
Perilaku
Pencegahan
HIV/AIDS
Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam
pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang
terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan.
Perilaku
seksual
merupakan
segala
bentuk
perilaku
yang
kesenangan
organ
kelamin
melalui
berbagai
23
hubungan seksual dan pasangannya dan tidak memakai kondom secara konsisten
(Kemenkes, 2013) perempuan dan laki-laki tuna susila, orang yang dalam
melakukan hubungan seksual secara tidak wajar seperti hubungan seksual melalui
dubur (anal) dan mulut (oral), misalnya pada homoseksual dan biseksual,
penggunaan narkoba suntik (Kumalasari, 2013).
Sedangkan perilaku seksual berisiko adalah perilaku seksual yang
dilakukan oleh laki-laki atau perempuan yang melakukan hubungan seksual
dengan berganti-ganti pasangan seksual tanpa penggunaan kondom secara
konsisten. (Kemenkes, 2010).
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
perilaku seksual berisiko HIV/AIDS adalah segala bentuk tindakan
yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis
maupun sesama jenis pada kelompok yang suka berganti-ganti
pasangan dengan penggunaan kondom yang tidak konsisten.
Sopir container adalah salah satu kelompok yang berisiko
HIV/AIDS.
Sedangkan perilaku pencegahan HIV/AIDS yang dimaksud
adalah
tindakan
pencegahan
yang
dilakukan
sopir
agar
2.3 Sopir
24
kendaraan
bermotor.
Sopir
dibagi
dalam
dua
25
11,95 Ha berupa lahan Sarang Bango dan Eks Sudirja. Tetapi saat
ini luas Kawasan menjadi 393,89 Ha, karena sebagian areal
dijadikan pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk proyek Banjir
Kanal Timur.
PT KBN menyediakan tiga lokasi kawasan industri yang
paling strategis di Jakarta, untuk investasi, usaha manufaktur
dan logistik yang sangat dekat dengan tol lingkar luar untuk
menuju pelabuhan laut maupun udara. Kawasan tersebut adalah,
kawasan Cakung seluas 176,7 Ha, kawasan Marunda seluas
413,8 Ha, dan kawasan Tanjung Priok seluas 8 Ha.
Sedangkan Kawasan Berikat Nusantara Marunda terdiri dari
pabrik-pabrik dan pergudangan umum. Ditempat inilah sopir
container beroperasi setiap harinya untuk membawa angkutan
barang, baik barang import maupun eksport. KBN Marunda
seluas 413,8 Ha berbatasan langsung dengan:
Utara : Kampung Nelayan (diskotik, bar kafe), Laut
Selatan
: Sarang Bango
utara
KBN
berbatasan
langsung
dengan
26
2.5
satu
teori
yang
digunakan
untuk
mendukung
27
seseorang
mau
melakukan
perilaku
tertentu.
Konsep
yang
disarankan,
seperti
hambatan
individu
mengenai
seperti
seperti
kepribadian,
pengetahuan,
pengalaman, dsb.
5. Self Efficacy: keyakinan individu untuk melakukan
tindakan perilaku kesehatan.
6. Cues to action: pengaruh
dari
luar,
dalam
28
Individual Beliefs
Persepsi
kerentanan dan
keseriusan
terhadap
penyakit
Persepsi
terhadap
keuntungan
yang
didapat
Persepsi
Demografi
Umur
Jenis
Kelamin
Etnis
Ekonomi
sosial
Action
Persepsi
terhadap
ancama
n
Perilaku
Kesehata
n
Cues to
action
(paparan
dari luar)
terhadap
hambatan
Persepsi
keyakinan untuk
berperilaku
sehat
dalam
variabel
menentukan
mempunyai
persepsi
peran yang
seseorang
(baik
29
2.5.2 Information
Motivation
Behavioral
Skills
(IMB)
Model
Information Motivation Behavioral Skills (IMB) Model
diperkenalkan oleh Fisher dan J.Fisher tahun 1992, model
ini dirancang untuk mengubah perilaku berisiko yang
dapat
menyebabkan
merupakan
faktor
utama
yang
dapat
pemahaman/
penyakit,
kondisi
pengetahuan
kesehatan,
dasar
maupun
mengenai
perilaku
30
determinan
menentukan
perilaku
paling
kesehatan,
penting
terdiri
dalam
dari
data
informasi
dalam
hal
ini
adalah
individu
faktor
penentu
dalam
perilaku
pencegahan,
31
perilaku
individu
dalam
berperilaku
kemampuan
tindakan
pencegahan,
merundingkan
untuk
indvidu
tidak
untuk
seperti
melakukan
kemampuan
melakukan
hubungan
Keterampilan
berperilaku
ini
memastikan
untuk
berperilaku
yang
didasarkan
pada
32
apakah
informasi
dan
motivasi
yang
melakukan
tindakan
perilaku
pencegahan
masing-masing
langsung.
dapat
Disamping
memiliki
itu,
pengaruh
keterampilan
secara
tidak
langsung
juga
dapat
juga
berpendapat
mempengaruhi
motivasi
bahwa
informasi
seseorang,
begitu
dapat
juga
33
Informasi
Perilaku
Pencegahan
Motivasi
HIV
Gambar 2.3 IMB Model, Fisher dan J.Fisher 1992
Keterampilan
Berperilaku
2.6
Pencegahan HIV/AIDS
2.6.1 Informasi
Informasi atau pengetahuan yang dimiliki responden
dapat mempengaruhi perilaku pada diri individu. Penelitian
yang dilakukan oleh Kristawansari (2013)
dengan
pengetahuan
tinggi
responden
melakukan
tindakan
bahwa
terdapat
hubungan
antara
mendorong
atau
menggerakkan.
Motivasi
34
kerentanan
terhadap
terhadap
perilaku
mempengaruhi
perilaku
pencegahan
adalah
penelitian
(2013),
bahwa
yang
perilaku
dilakukan
oleh
pencegahan
Kristawansari
HIV/AIDS
pada
(2001)
35
antara
keterampilan
berperilaku
dengan
perilaku
control)
merupakan
faktor
yang
dapat
menyatakan
bahwa
self
efficacy
dapat
36
Angka
tersebut
paling
tinggi
pesan
(Notoadmodjo,
didapatkan
kesehatan
2007).
akan
juga
Sedangkan
mempengaruhi
semakin
baik
informasi
yang
seseorang
untuk
37
Menurut STPB (2007) sopir truk dan anak buah kapal merupakan
kelompok paling berisiko tinggi tertular HIV/AIDS yang berasal dari
hubungan seksual dengan WPS. Dari kelompok tersebut 55 87%
berstatus menikah.
Hasil penelitian Angela (2001), Cornman dkk. (2007), Mutia (2008)
menyatakan bahwa individu yang sudah menikah memiliki perilaku
seksual yang berisiko HIV/AIDS. Penelitian ini juga menyatakan bahwa
penggunaan kondom pada responden yang sudah menikah lebih rendah
dibandingkan dengan responden yang belum menikah. Artinya perilaku
pencegahan dengan status belum menikah lebih baik dari status yang
sudah menikah.
2.6.7 Frekuensi Pulang ke Rumah
Mobilitas dapat membuat seseorang masuk ke dalam situasi yang
berisiko tinggi. Hal ini disebabkan oleh jauh dari istri, keluarga dan juga
masyarakat (Rokhmah, 2014).
Fauziah, dalam Buletin Pekerja Migran dan HIV/AIDS (2007),
menyatakan bahwa kondisi jauh dari pasangan karena ikatan kontrak kerja
yang panjang sering menyebabkan sebagian TKI tergoda untuk
melakukan hubungan seksual baik dengan sesama TKI maupun dengan
tenaga kerja dari negara lain, heteroseksual maupun homoseksual. Masa
kerja yang panjang tanpa ada kesempatan untuk pulang menjenguk
keluarga dapat memicu kesepian dan kebosanan yang menimbulkan
tekanan batin bagi para pekerja migran, begitu juga dengan kebutuhan
seksual yang tidak terpenuhi.
Menurut Lestari (2005), semakin lama berpisah dengan istri
dan keluarga memberikan kesempatan pada sopir truk
berperilaku seks tidak aman dan keharmonisan dalam
38
Kerangka Teori
Kerangka teori pada peneltian ini mengacu pada teori Information,
Motivation and Behavioral Skills (IMB) oleh Fisher dan J. Fisher (1992) dan
Helath Belief Model (HBM) oleh Becker dan Rosentock (1974). Melalui
modifikasi dua teori ini, diharapkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
perilaku seksual berisiko pada sopir container di Kawasan Berikat Nusantara
(KBN) Jakarta Utara, dapat diketahui.
Modifikasi
Faktor
-
Umur
Jenis Kelamin
Pendidikan
Status Pernikahan
Frekuensi pulang
ke daerah asal
Suku/ etnis
Pekerjaan
Penghasilan
Keterampilan
Berperilaku
Perilaku
Pencegahan
HIV/AIDS
39
Motivasi
penilaian
(suscebtibility),
individu
keseriusan
terhadap
(severity),
kerentanan
penyakit
keuntungan
(benefit),
40
dan
keterampilan,
alat,
memastikan
dan
strategi
seseorang
untuk
mempunyai
berperilaku
yang
pada
teori
IMB,
yang
secara
langsung
dapat
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN
HIPOTESIS
41
pendidikan,
status
42
Informasi
Motivasi
Keterampilan Berperilaku
(behavior Skills)
Faktor Modifikasi
- Umur
- Pendidikan
- Status Pernikahan
- Frekuensi pulang ke rumah
Perilaku
Pencegahan
HIV/AIDS
43
Variabel
Definisi
1.
Perilaku
Responden
Pencegahan
seksual
HIV/AIDS
aman,
dengan
menggunakan
yang
yang
melakukan
aman,
penggunaan
hubungan
Alat Ukur
Hasil Ukur
Kuesioner
1. Baik,
berganti-ganti
kondom
Pengukur
an
jika
melakukan
Ordinal
secara
konsisten.
secara
dan
kondom
konsisten
berhubungan
saat
dengan
berisiko,
tidak
menggunakan
kondom
konsisten
berhubungan
2.
Informasi
HIV/AIDS
(penyebab,
cara
Kuesioner
perilaku
dan
secara
saat
dengan
Ordinal
44
penyuluhan).
3.
Motivasi
Dorongan
yang
berasal
dari
persepsi
Kuesioner
terhadap
pernyataan
Ordinal
yang
Keterampilan
Berperilaku
Persepsi
keyakinan
sopir
container
Kuesioner
1. Baik Median
2. Buruk < Median
Ordinal
Umur
kelahirannya
sampai
Kuesioner
saat
1. < median
2. median
Pendidikan
hitungan tahun
Jenjang pendidikan formal terakhir yang
diselesaikan responden
Median = 27 tahun
Kuesioner
Ordinal
45
Status
Status
saat
Kuesioner
8.
pernikahan
Frekuensi
penelitian berlangsung
Rentang waktu responden bertemu isteri
Kuesioner
pulang
ke
perkawinan
responden
2010)
1. Belum Menikah
2. Menikah
1. < Median
2. Median
rumah
Median = 2 bulan sekali
Ordinal
Ordinal
46
keterampilan
berperilaku
dengan
perilaku
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
47
48
adalah
penelitian
sopir
container
berlangsung
yang
yang
beroperasi
sudah
bekerja
dan
nonprobability
sampling.
Probability
sampling
49
(P1 P2)2
=
dimana:
Z1-/2
Z1-
P1
P2
(0,64 0,25)2
50
n=
24,060 = 25
25 x 2 = 50 responden
Berdasarkan perhitungan, maka sampel minimal yang
dibutuhkan
sebanyak
50
orang
responden.
Dengan
51
dengan peneliti. Pada saat pengumpulan data, kuesioner dibacakan oleh tenaga
pengumpul data.
peneltian berupa
kuesioner
(daftar pertanyaan),
Amran
tahapan
(2012).
yang
Manajemen
harus
data
dilakukan
merupakan
analisis
atau
dipikirkan
dan
dikembangkan
pada
saat
52
53
54
dengan nilai . Jika diperoleh nilai p-value < 0,05, maka secara statistik
variabel independen tersebut berhubungan dengan variabel dependen.
BAB V
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini menguraikan satu persatu hasil uji statistik seluruh
variabel secara berurutan. Menguraikan analisis univariat, yang meliputi frekuensi
55
Baik
Buruk
37
35
51.4
48.6
Total
72
100
Tabel 5.2
Distribusi Perilaku Seksual Sopir di KBN Marunda
tahun 2014
Perilaku Seksual Sopir Container
Sudah pernah berhubungan seks
Sudah dengan berapa orang:
1 orang
2 orang
3 orang
41
56.9
8
3
2
11.1
4.2
2.8
56
5 orang
> 5 orang
Tidak ingat
Tidak terhitung
2
11
6
9
2.8
15.2
8.3
12.5
29
40.3
23
31.9
1
1
10
11
4.3
4.3
43.5
47.8
57
Ya
n
54
33
Tidak
%
75.0
45.8
18
39
25.0
54.2
25
9
11
11
34.7
12.5
15.3
15.3
58
55
17
76.4
23.6
Total
72
100
36
9
7
3
50.0
12.5
9.7
4.2
Total
55
76,4
Bakteri
Virus
Tidak tahu
Lain-lain
14
35
22
1
19.4
48.6
30.6
1.4
Total
72
100
59
62
31
45
29
86.1
43.1
62.5
40.3
7
27
15
9.7
37.5
20.8
60
32
39
41
28
44.4
54.2
56.9
38.9
27
27
18
37.5
37.5
25.0
Tabel 5.10
Distribusi Paparan terhadap Informasi
n
9
63
12.5
87.5
Total
72
100
61
Cukup
Kurang
51
21
70.8
29.2
Total
72
100
62
Motivasi
Baik
Buruk
44
28
61.1
38.9
Total
72
100
Tabel 5.13
Distribusi Ketrampilan Berperilaku Sopir Container
di KBN Marunda tahun 2014
Keterampilan Berperilaku
Baik
Buruk
36
36
50.0
50.0
Total
72
100
63
Mean
29.54
Median
27.00
Minimum
18
Maximum
61
Tabel 5.15
Distribusi Umur Sopir Container
di KBN Marunda Tahun 2014
Umur
< 27 tahun
27 tahun
35
37
48,6
51,4
Total
72
100
64
5
12
35
20
6.9
16.7
48.6
27.8
Total
72
100
Pendidikan tinggi
Pendidikan rendah
20
52
27.8
72.2
Total
72
100
65
Menikah
Cerai hidup
Cerai mati
Belum menikah
35
7
3
27
48.6
9.7
4.2
37.5
Total
72
100
Belum menikah
27
37.5
Menikah
45
62.5
Total
72
100
66
6
31
25
6
3
1
8.33
43.06
34.72
8.33
4.17
1.39
Total
72
100
28
44
38,9
61,1
Total
72
100
67
Cukup
Kurang
Perilaku Pencegahan
HIV/AIDS
Baik
Buruk
n
%
n
%
24
13
47.1
61.9
27
8
52.9
38.1
Total
OR
51
21
100
100
0.547
(0.194 1.545)
P
Value
0.305
Perilaku Pencegahan
HIV/AIDS
Baik
Buruk
n
%
n
%
Total
n
OR
%
P
Value
68
Baik
Buruk
28
9
63.6
32.1
16
19
36.4
67.9
44
28
100
100
3.694
(1.355 10.074)
0.015
Baik
Buruk
Perilaku Pencegahan
HIV/AIDS
Baik
Buruk
n
%
n
%
25
12
69.4
33.3
11
24
30.6
66.7
Total
OR
36
36
100
100
4.545
(1.686 12.251)
P
Value
0.004
69
berperilaku buruk dan melakukan perilaku pencegahan yang baik ada 12 dari 36
orang (33,3%).
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai OR (Odd Ratio) sebesar 4,545 yang
artinya responden dengan keterampilan berperilaku baik memiliki peluang 4,545
kali melakukan perilaku pencegahan HIV/AIDS yang baik dibandingkan dengan
responden yang memiliki keterampilan berperilaku buruk. Berdasarkan hasil uji
chi-square diperoleh nilai probabilitas 0,004 artinya pada alpha 5% terdapat
hubungan yang bermakna antara keterampilan berperilaku dengan perilaku
pencegahan HIV/AIDS.
4. Umur
Tabel 5.25
Hubungan Umur dengan Perilaku Pencegahan HIV/AIDS pada Sopir
Container
di KBN Marunda tahun 2014
Umur
< 27 tahun
27 tahun
Perilaku Pencegahan
HIV/AIDS
Baik
Buruk
n
%
n
%
22
15
62.9
40.5
13
22
37.1
59.5
Total
OR
35
37
100
100
2.482
(0.961 6.412)
P
Value
0.065
70
0,065 artinya pada alpha 5% tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur
dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS.
5. Pendidikan
Tabel 5.26
Hubungan Pendidikan dengan Perilaku Pencegahan HIV/AIDS
pada Sopir Container di KBN Marunda tahun 2014
Pendidikan
Tinggi
Rendah
Perilaku Pencegahan
HIV/AIDS
Baik
Buruk
n
%
n
%
13
24
65.0
46.2
7
28
35.0
53.8
Total
OR
20
52
100
100
2.167
(0.744 6.307)
P
Value
0.192
71
6. Status Pernikahan
Tabel 5.27
Hubungan Status Pernikahan dengan Perilaku Pencegahan HIV/AIDS
pada Sopir Container di KBN Marunda tahun 2014
Status
Pernikahan
Belum Menikah
Menikah
Perilaku Pencegahan
HIV/AIDS
Baik
Buruk
n
%
n
%
16
21
59.3
46.7
11
24
40.7
53.3
Total
OR
27
45
100
100
1.662
(0.633 4.366)
P
Value
0.338
72
< 2 bulan
2 bulan
Perilaku Pencegahan
HIV/AIDS
Baik
Buruk
Total
OR
20
17
71.4
38.6
8
27
28.6
61.4
28
44
100
100
3.971
(1.432 11.012)
P
Value
0,008
BAB VI
73
PEMBAHASAN
6.1
Keterbatasan Penelitian
Penelitian
ini
memiliki
keterbatasan
penelitian
yang
instrumen
penelitian
yang
digunakan
bukan
responden
kuesioner,
sehingga
dengan
menggunakan
kualitas
data
mengenai
alat
bantu
kebenaran,
74
6.2
Container
Perilaku pencegahan HIV/AIDS yaitu tindakan responden
melakukan perilaku seksual yang aman dan penggunaan kondom
secara konsisten saat melakukan hubungan seksual dengan
selain pasangan tetap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
dari 72 responden sebesar 51,7% responden memiliki perilaku
pencegahan HIV/AIDS yang baik dan 48,6% responden memiliki
perilaku pencegahan yang buruk.
Berdasarkan STRANAS 2007 2010 Nasional, menyatakan
salah satu dari tiga penyebab perilaku berisiko HIV/AIDS di
Indonesia adalah dominasi sektor berbeda oleh masing-masing
jenis kelamin yang membuat mereka hidup tidak dengan
pasangannya (sektor industri dan konstruksi lebih didominasi
oleh laki-laki sementara penyedia jasa kebutuhan domestik
didominasi
oleh
pekerja
perempuan).
Dengan
jauh
dari
75
memakai
kondom
saat
berhungan
seksual,
43,5
data
USAID
hubungan
seksual
antara
WPS
dan
76
konsistensi
penggunaan
kondom
yang
sangat
77
HIV
antara
kelompok
sasaran
cenderung
tetap
meningkatnya
perilaku
penggunaan
kondom
secara
78
World
Population
Foundation
(WPF)
perwakilan
sopir
container
terhadap
HIV/AIDS
dalam
khusus
bagi
setiap
pihak
terkait,
tingginya
sosialkultural,
religius,
politis
dan ekonomi.
79
Sehingga
merubah
faktor
yang
kompleks
ini
tidak
dapat
6.3
HIV/AIDS
Informasi meliputi kumpulan pengetahuan yang didapatkan
melalui
proses
pembelajaran
selama
hidupnya
dan
dapat
80
29,2%
sopir
memiliki
pengetahuan
kurang
mengenai
pencegahan.
Artinya,
informasi
tidak
mempunyai
yang
cukup.
Hasil
penelitian
ini
didukung
oleh
HIV/AIDS
lebih
baik
dari
responden
dengan
81
bahwa
dirinya
rentan
tertular
dan
menularkan
memotivasi
seseorang
untuk
berperilaku,
namun
bahwa
informasi
mempengaruhi
perilaku
pencegahan
82
hasil
penelitian
sangat
ini
mungkin
berbeda
dengan
disebabkan
oleh
penelitian
tingkat
mendasar,
hal
ini
juga
dapat
mengakibatkan
83
mengetahui
tentang
HIV/AIDS
saja,
namun
dengan
perilaku
berisiko
menjadi
perilaku
sehat,
karena
penyakit
HIV/AIDS.
Ketidakmengertian
mengenai
84
hal
tersbut,
penulis
menyimpulkan
bahwa
85
86
juga
dapat
sangat
mendukung
peningkatan
kesehatan
secara
berkala
pada
sopir,
agar
diketahui
perusahaan
penyuluhan
hendaknya
kesehatan
khusus
memberikan
untuk
konseling
masalah
dan
reproduksi
peran
pemerintah,
diharapkan
upaya
mudah
dimengerti,
jelas
dan
materi
tersebut
87
kepercayaan.
lembaga-lembaga
Pemerintah
swasta
dapat
lainnya
berkolaborasi
yang
juga
dengan
fokus
pada
pencegahan HIV/AIDS.
Sangat dimungkinkan responden hanya mengetahui informasi
baru secara mendasar, tidak sampai mengetahui dampak yang
akan di terima, karena dari responden yang mengatakan tahu
tentang HIV/AIDS dalam penelitian ini masih terdapat 19,4%
yang menjawab salah bahwa HIV disebabkan oleh bakteri, 30,6%
lainnya menjawab tidak tahu, dan 1,4% menjawab lain-lain. Jika
diakumulasikan
proporsi
responden
yang
menjawab
salah
disepanjang
titik
pemberhentian,
dimana
sopir
88
penelitian
ini,
persentase
informasi
responden
yang
6.4
HIV/AIDS
Motivasi dalam penelitian ini adalah dorongan atau pengaruh
yang didapatkan sopir yang berasal dari dalam (persepsi
terhadap kerentanan, persepsi keuntungan, persepsi terhadap
89
yang
dilakukan
menyatakan
bahwa
motivasi
pencegahan
dipengaruhi
oleh
oleh
Angela
dkk.
(2001)
untuk
melakukan
perilaku
sikap
seseorang
terhadap
90
menyatakan
bahwa
motivasi
seseorang
akan
bahwa
motivasi
terhadap
responden
perilaku
tentang
pencegahan
HIV/AIDS
HIV/AIDS.
hasil
temuan
ini,
hasil
penemuan
tersebut
HIV/AIDS. Hal ini dibuktikan dengan ketidak sesuaian antara sikap yang dimiliki
dengan perilaku pencegahan yang dilakukan. Tidak adanya hubungan antara sikap
dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS ini menurutnya sesuai dengan pendapat
Notoadmodjo, bahwa sikap belum otomatis terwujud dalam tindakan atau perilaku
( Notoatmodjo, 2007).
91
Perbedaan hasil temuan ini bisa saja terjadi, karena menurut Fisher dalam teori
IMB yang dipakai dalam penelitian ini, motivasi memang dapat mempengaruhi
tindakan pencegahan seseorang, namun masih terdapat kemungkinan bahwa
motivasi belum tentu mempengaruhi perilaku pecegahan secara langsung.
Faktor motivasi akan dijembatani oleh faktor keterampilan
berperilaku
sopir
dalam
melakukan
perilaku
pencegahan
HIV/AIDS.
Untuk meningkatkan motivasi responden diperlukan beberapa
upaya. Menurut Herzberg (1959) dalam teori motivasinya, model
dua faktor (two factor theori of motivation) menjelaskan bahwa
motivasi
dipengaruhi
oleh
dua
faktor.
Pertama
motivasi
tersebut
dipengaruhi
oleh
faktor
pemeliharaan
dengan
sebagaimana
yang
meningkatkan
telah
dijelaskan
pengetahuan
sebelumnya.
individu
Untuk
92
73,6%
responden
menjawab
bahwa
mereka
motivasi
agama
perilaku
semakin
seksual
besar.
aman
melalui
Pemerintah,
petugas
pemerintah
adalah
melakukan
advokasi
untuk
motivasi
sekaligus
dapat
meningkatkan
peneliti
menyimpulkan
penjelasan
tersebut
93
dapat
dilakukan
perusahaan,
karena
hal
ini
6.5
dan
perasaan,
bahwa
ia
dapat
mempengaruhi
94
perilaku
HIV/AIDS.
seksual
Semakin
seseorang
tinggi
tingkat
terhadap
keyakinan
95
Angela
(2001)
dan
Roy,
dkk.
(2010)
juga
yang
keterampilan
inforamsi
baik.
Penelitian
berperilaku
dan
motivasi
ini
adalah
mengasumsikan
tingkatan
sebelum
bahwa
lanjutan
melakukan
dari
perilaku
96
meningkatkan
keterampilan
berperilaku
sopir
dengan
skills),
peningkatan
jika
keterampilan
pengetahuan
responden
berperilaku
mengenai
akan
semakin
tinggi.
Dengan
termotivasinya
97
peraturan
tersebut.
Hal
ini
dapat
menjadi
tindakan
6.6
mempengaruhi
pengetahuan,
persepsi
seseorang
98
Angela
pencegahan
(2001)
HIV/AIDS
variabel
berkaitan
umur
dengan
dalam
status
perilaku
pernikahan
memiliki
konsistensi
yang
lebih
tinggi
dalam
99
adanya
hubungan
antara
umur
dengan
perilaku
tidak
langsung
mempengaruhi
seseorang
untuk
muda
usia
responden,
semakin
tinggi
perilaku
100
Salah
satu
program
yang
sudah
ada
yang
dapat
6.7
Luthfiana,
didalam
pendidikan
terjadi
proses
maupun
merupakan
dibutuhkan
untuk
kebutuhan
pengembangan
dasar
diri
individu
dan
yang
peningkatan
berhubungan
dengan
kemampuan
seseorang
101
102
103
bermakna
antara
tingkat
pendidikan
dengan
konsistensi
individu,
6.8
104
status
berperilaku
belum
pencegahan
menikah
HIV/AIDS
memiliki
lebih
peluang
tinggi
untuk
1,662
kali
tidak
memiliki
pengaruh
yang
besar
dalam
105
responden
dengan
status
menikah,
lebih
tinggi
utnuk
mendapatkan
kondom
lebih
tinggi
responden
beragama
Islam.
Terdapat
perbedaan
106
belum
menikah
akan
lebih
memilih
untuk
Becker
pernikahan
(1974)
ini
dalam
adalah
teori
faktor
HBM,
menyatakan
modifikasi
namun
status
perlu
107
Tidak
seperti
faktor
lainnya
(informasi,
motivasi
dan
6.9
108
109
rumah
adalah
salah
hubungan
seksual
dengan
hubungan
seksual
adalah
satu
penyebab
selain
sopir
pasangan
kebutuhan
melakukan
tetap,
biologis
yang
karena
harus
seks
sedangkan
mereka
tidak
konsisten
dalam
110
dengan
perilaku
pencegahan
HIV/AIDS.
Meskipun
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
111
Dari
hasil
dan
pembahasan
yang
telah
dipaparkan
Container
yang
melakukan
perilaku
pencegahan
container
yang
melakukan
perilaku
pencegahan
112
pencegahan.
Oleh
sebab
itu
pemerintah
seharusnya menyediakan:
Media untuk menyebar luaskan informasi
1) Diharapkan pemerintah lebih menggunakan
massa
untuk
menyebarluaskan
informasi
media
terkait
responden
mendapatkan
informasi
terkait
HIV/AIDS.
2) Layanan konseling dan cek kesehatan reproduksi di
sepanjang tempat pemberhentian sopir di perjalanan.
113
khususnya
melakukan
penyuluhan
di
bidang
yang
kesehatan
merata
kepada
harus
sopir
container.
c. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kasus HIV/AIDS tidak
cukup dengan melakukan pencegahan pada kelompok
utama saja, oleh karena itu pemerintah diharapkan
melakukan pencegahan HIV/AIDS secara menyeluruh dan
menyusun program berdasarkan dengan data dan fakta
yang adal di lapangan.
d. Depnakertrans RI agar
terus
mensosialisasikan
SK
perusahaan
untuk
melaksanakan
program
114
lembaga
non
pemerintah,
LSM,
ormas
atau
memberikan
dan
membantu
program
yang
lebih
tepat
pada
sasaran
penanggulangan HIV/AIDS.
2) LSM, Ormas diharapkan dapat melakukan advokasi
kepada
tokoh
agama
dan
adat
yang
mempunyai
hasil
penelitian,
bahwa
motivasi
dan
container
sangat
menjadi
tolak
ukur
115
b. Perusahaan
punisment
container
kepada
sopir
yang
mematuhi
perusahaan
dengan
tujuan
dapat
membahas
permasalah
dapat
menerapkan
kerangka
konsep
sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Adamczynk, Amy dkk. Islamic Cuktures, Religious Affiliation, and
sex Outside of Marriage. Artikel. [Online]. [Diakses Oktober
2015]. Tersedia di:
www.socialsciencespace.com/2013/01/islamic-culturesreligious-affiliation-and-sex-outside-of-marriage/
Amran, Yuli. 2012. Pengolahan Data dan Analisis Data Statistik di
Bidang Kesehatan. Jakarta: UIN Jakarta
Anderson, Wagstaff D.A., dkk. 2006. Information-MotivationBehavioral Skills (IMB) Model: Testing Direct and Mediated
116
Treatment Effects on Condom Use among Women in Lowincome Housing. Journal Annals of Behavioral Medicine. Vol.
31, No. 1, 2006. Halaman 70-90.
Ariani, Putu Desi dan Arief Hargono. 2013. Analisis Hubungan
Antara Pengetahuan, Sikap dengan Tindakan Berdasarkan
Indikator Surveilans Perilaku HIV/AIDS pada Wanita Pekerja
Seks. Jurnal Unair. [Online]. [Diakses Desember 2014].
Tersedia di:
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/001_putu_001.doc
Asfiah, Nurul. 2011. Pencegahan Penyebaran HIV/AIDS Melalui
Penguatan Budaya. Jurnal Vol. 6, No. 2, Maret 2011.
[Online]. [Diakses Januari 2015]. Tersedia di:
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/article/view/
1394/1507.
Averting HIV and AIDS. HIV and AIDS in Asia. [Online]. [Diakses
Maret 2015]. Tersedia di: http://www.avert.org/hiv-and-aidsasia.htm
Badan Pusat Statistik (BPS) dan Depkes RI. 2006. Situasi Perilaku
Berisiko Tertular HIV Hasil SSP Tahun 2004-2005. Jakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS) dan Depkes RI. 2007. Situasi Perilaku
Berisiko dan Prevalensi HIV di Tanah Papua 2006. [Online].
[Diakses Juni 2014]. Tersedia di:
http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resource
s/Publication/PapuaHIV_bh.pdf
Ball, John. 2003. Understanding Herzberg's Motivation Theory.
[Online]. [Diakses Desember 2014]. Tersedia di:
http://www.chinaacc.com/upload/html/2013/06/26/lixingcun
841e7885772f4e7f907bf6272b185c41.pdf
Bandura, A. 1998. Health Promotion form the Perpective of Social
Cognitive Theory. Psychology and Health. Jurnal. Vol. 13.
Halaman 623-649. [Diakses Januari 2015]. Tersedia di:
http://www.uky.edu/~eushe2/Bandura/Bandura1998PH.pdf.
117
118
http://www.kingsfund.org.uk/sites/files/kf/field/field_docume
nt/motivation-confidence-health-behavious-kicking-badhabits-supporting-papers-anna-dixon.pdf
Fauziah. 2007. Buletin Pekerja Migran dan HIV/AIDS. Buletin.
[Online]. [Diakses Desember 2014]. Tersedia di:
www.ilo.org/../wcms_125697.pdf
Fisher, J.D., Fisher, W.A. 1992. Changing AIDS Risk Behavior.
Psychological Bulletin, Jurnal Vol. 111. Halaman 455-474.
[Online]. [Diakses Desember 2014]. Tersedia di:
www.digitalcommons.uconn.edu/.../viewcontent.cgi
______. 2006. An Information-Motivation-Behavioral Skills Model
of Adherence to Antiretroviral Therapy. Health Journal
Psychology. Vol. 25, 2006. Halaman 462-473
Glanz, Karen, Barbara K. Rimer dkk., 2008. Health Behavior and
Helath Education, Theory Reasearch and Practice edisi 4.
San Fransisco: Jossey Bass, Willey Imprint
Gulo, W. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo
Herzberg's Motivation-Hygiene Theory (Two Factor Theory).
[Online]. [Diakses Januari 2015]. Tersedia di:
http://www.abahe.co.uk/Free-En-Resources/Theories-ofManagement/Herzberg-Motivation-Hygiene-Theory.pdf
Juliastika, Grace E.C., dkk., 2011. Hubungan Pengetahuan
tentang HIV/AIDS dengan Sikap dan Tindakan Penggunaan
Kondom Pria pada Wanita Pekerja Seks di Kota Manado.
Jurnal. Vol. 1, No. 1, 2012. Halaman 15 20. [Online].
[Diakses Mei 2014]. Tersedia di:
http://ejournal.unsrat.ac.id/..75
Kemenkes RI. 2006. Risk behavior and HIV prevalence in Tanah
Papua 2006. Jakarta: Bakti Husada
______. 2008. Strategi Komunikasi Penaggulangan HIV dan AIDS
di Indonesia. Jakarta: Bakti Husada
119
120
121
122
indonesia.com/jasa/jasa-penyedia-tenaga-kerjajptk/supir.html
Spritia. 2014. Dasar HIV/AIDS. [Online]. [Diakses Mei 2014].
Tersedia di: http://spritia.or.id/art/bacaart.php?artno=1001
STBP, Kemenkes RI. 2011. Surveilens Terpadu Biologis dan
Perilaku pada Kelompok Berisiko Tinggi di Indonesia.
Jakarta: Bakti Husada
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Supranto, J. 2007. Statistik untuk Pemimpin Berwawasan Global.
Jakarta: Selemba Empat
Tempo. 2004. HIV/AIDS Dalam Sejarah. [Online]. [Diakses April
2014]. Tersedia di:
http://tempo.co.id/hg/narasi/2004/03/26/nrs,2004032606,id.html
Tjahyadi, Deidy. 2008. Profil Kesehatan Reproduksi Kelompok
Perempuan Termarginal: Prosiding Simposium Nasional
Mahasiswa Pascasarjana. Yogyakarta: Himpunan
Mahasiswa Pascasarjana UGM
U.S. Department of Health and Human Services National
Institutes of Health. 2005. Theory At Glance A Guide for
Health Promotion Practice Edisi II. [online]. [Diakses April
2014]. tersedia di: http://www.sneb.org/2014/Theory%20at
%20a%20Glance.pdf
Umar, Hussein. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen.
Jakarta: Gramedi Pustaka Utama
UNAIDS. 2013. Global Report: UNAIDS Report on the Global AIDS
Epidemic 2013. [Online]. [Diakses Januari 2015]. Tersedia
di: http://reliefweb.int/report/world/global-report-unaidsreport-global-aids-epidemic-2013
______. 2014. AIDS Epidemic Update. [online]. [Diakses Mei
2014]. Tersedia di:
123
http://unaids.org/.../unaids/.../epidemiology/2013/gr2013/U
NAIDS_Glob...pdf
Van Ree, Erik. 2011. HIV/AIDS preventive self-efficacy and selfdetermination effect on risky sexual behavior of SouthAfrican adolescents. Thesis report Master Educational
Advice and Design Utrecht University. [Online]. [Diakses
Januari 2015]. Tersedia di:
http://dspace.library.uu.nl/bitstream/handle/1874/210244/M
asterthesis%20Ree,%20EA%20van-0473936.pdf?
sequence=1
Wainberg, M., et al. (2006). Alcohol and Sexual Risk Behavior
Among Problem Drinking Men Who Have Sex With Men: An
event level analysis of timeline followback data. AIDS and
Behavior Journal Vol.10. Halaman: 299307.