Вы находитесь на странице: 1из 12

Tinjauan pustaka

Anamnesis
Untuk anak yang masuk ke dalam kriteria perawakan pendek, langkah awal adalah
melakukan anamnesis dan pemeriksaan pada anak dan keluarganya. Komponen anamnesis
yang perlu diperhatikan sebagai berikut: 1
1. Riwayat keluarga
a. Tinggi badan kedua orang tua
b. Riwayat keluarga dengan perawakan pendek
c. Riwayat keluarga dengan kelambatan pertumbuhan dan pubertas
d. Riwayat keluarga dengan endokrinopati atau penyakit sistemik yang
mempengaruhi pertumbuhan
2. Riwayat anak
a. Kapan mulai terjadi kelambatan pertumbuhan
b. Pengaruh psikologik terhadap perawakan pendeknya
c. Riwayat perinatal
i. Komplikasi kehamilan dan kelahiran
ii. Berat badan lahir
iii. Petunjuk potensial ke arah etiologi
1. Hipopitituarisme: hipoglikemi, ikterus lama, penis kecil
2. Sindrom Turner: lympedema
3. Sindrom Prader Willi: hipotonia
d. Riwayat atau tanda gejala penyakit kronik
e. Pada anak yang besar, kapan mulai pubertas
f. Riwayat konsumsi obat-obatan, termasuk obat yang bukan dari dokter atau
suplemen makanan
g. Riwayat pertumbuhan gigi
h. Riwayat psikologik
Pola pertumbuhan anak perlu dicocokkan dengan pola pertumbuhan keluarga agar dapat
diinterpretasi secara tepat. Riwayat keluarga dapat memerikan informasi tentang keadaan
yang diturunkan bila perawakan pendek merupakan gejala awal atau satu-satunya pada anak.
Mengkaji seluruh sistem, termasuk sistem neurologi merupakan hal yang penting untuk
menskrining berbagai keadaan seperti yang telah disebutkan dalam diagnosis banding.
Riwayat pertumbuhan gigi dapat digunakan sebagai perkiraan umur tulang anak yang
menunjukkan maturasi tulang.Kesehatan psikososial dapat dikaji dengan menanyakan jumlah
1

Tinjauan pustaka

anggota keluarga dan bagaimana prestasi anak di sekolah. Untuk anak yang pertambahan
berat badannya sangat sedikit atau berat badannya turun sebelum terjadi penurunan
pertumbuhan linier maka perlu dilakukan anamnesis gizi yang lebih lengkap.1
Pemeriksaan fisik

Pengukuran antropometri (tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, panjang lengan,

tebal lemak subkutan)


Plot tinggi badan dan berat badan pada kurva pertumbuhan, dinilai menurut persentil

yang sesuai.
Pengukuran tinggi badan dan berat badan orang tua pasien.
Menghitung kecepatan tumbuh tinggi badan (growth velocity) pada pengukuran ulang

sedikitnya 3 bulan setelah pengukuran pertama.


Kelainan kongenital, kelainan saluran cerna, paru, kardiovaskuler, leher (kelenjar

tiroid), perumbuhan gigi.


Tanda-tanda pubertas.
Kelenjar tiroid pada tiap anak juga harus diperiksa. Auskultasi pada paru dan jantung
serta pemeriksaan abdomen yang teliti juga dapat membantu mencari penyebab
perawakan pendek akibat penyakit sistemik.1,2

Pemeriksaan Penunjang
Jika riwayat keluarga atau medis lain tidak memberikan kemungkinan diagnosis, uji skrining
harus meliputi panel metabolik untuk mengevaluasi fungsi ginjal dan hati, hitung darah
lengkap untuk menggambarkan status nutrisi dan celiac panel, serta kadar karoten dan folat
untuk menyingkirkan kemungkinan celiac disease dan malabsorpsi. Analisis urine akan
membantu mengevaluasi fungsi ginjal, dan pH urin serta bikarbonat serum dapat
menunjukkan ada tidaknya asidosis tubulus renalis.
Sesudah kemungkinan penyakit kronik atau perawakan pendek familial disingkirkan
dan uji laboratorium rutin dilengkapi dan normal, dua uji stimulasi GH dilakukan. Uji GH
harus ditawarkan pada pasien yang pendek (di bawah persentil ke-5 dan biasanya >3,5 SD di
bawah nilai rerata), dengan pertumbuhan yang kurang (di bawah persentil ke-5 laju
pertumbuhan dan usia), atau pasien yang berada di bawah tinggi badan sasaran bila dikoreksi
menurut tinggi keluarga.2
Data laboratorium

Tinjauan pustaka

Diangnosis defisiensi GH klasik dicurigai pada kasus-kasus kegagalan pertumbuhan


pascanatal yang berat, dengan tinggi lebih dari 3 SD di bawah mean menurut usia dan jenis
kelamin. Defisiensi GH didapat bisa terjadi pada usia berapapun. Ada kelambanan
pertumbuhan yang dramatis, tetapi bila gangguannya sebentar, tinggi mungkin masih dalam
kisaran normal. Kecurigaan klinis yang kuat penting dalam penegakan diagnosis, karena
pengukuran kecukupan GH di laboratorium spesifitasnya kurang. Penemuan kadar IGF-I dan
IGF-BP3 tergantung GH serum rendah dapat membantu. Nilai-nilai yang berada di atas
kisaran normal menurut usia secara efektif tidak termasuk defisiensi GH.1,2
Diagnosis definitif didasarkan pada peragaan tidak adanya atau rendahnya kadar GH
dalam berespons terhadap stimulasi. Berbagai uji provokatif yang menaikkan kadar GH pada
anak normal telah dirancang. Uji ini termasuk masa 20 menit latihan fisik yang sangat aktif
atau pemberian L-dopa, insulin, arginin, klonidin, atau glukagon. Kadar tertinggi GH di
bawah 7 g/L sesuai dengan defisiensi GH. Frekuensi respons negatif-palsu pada anak yang
sedang tumbuh secara normal dengan satu uji diduga sekitar 20%. Jika hal ini benar, sekitar
4% anak normal akan gagal pada kedua uji. Satu penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan
anak prapubertas normal gagal mencapai nilai GH di atas 7 g/L dengan dua uji
farmakologis. Peneliti menyarankan bahwa harus digunakan persiapan 3 hari estrogen
sebelum uji GH mencapai spesifitas diagnostik yang lebih besar. Dengan penemuan GH
rekombinan yang tidak terbatas, telah ada minat yang kuat untuk menentukan kembali
kriteria defisiensi GH termasuk pada anak dengan tingkat defisiensi yang lebih rendah.1,2
Telah menjadi populer untuk mengevaluasi sekresi GH spontan dengan mengukur
kadarnya setiap 20 menit selama 24 atau 12 jam. Beberapa anak pendek dengan kadar GH
normal ketika diteliti dengan uji provokatif menunjukkan bahwa sekresi GH spontan sangat
kecil. Anak-anak demikian dianggap menderita disfungsi, neurosekretori GH. Dengan
kumpulan data yang lebih normatif, jelas bahwa seringkali pengambilan sampel GH spesifitas
diagnostiknya juga kurang. Ada kisaran yang lebar sekresi GH spontan pada anak prapubertas
yang tumbuh secara normal dan sangat tumpang tindih dengan nilai-nilai yang diobservasi
pada anak dengan defisiensi GH klasik. Meskipun kriteria klinis dan laboratorium untuk
defisiensi GH pada penderita hipopituitarisme (klasik) berat telah ada, namun kriteria
diagnostiknya belum ditentukan untuk anak pendek dengan tingkat defisiensi GH yang lebih
rendah.1,2

Tinjauan pustaka

Hormon pertumbuhan disekresi secara diurnal dan memiliki waktu paruh hanya 19
menit, hal ini sering menyebabkan GH tidak terdeteksi dalam sampel darah tanpa tes
provokasi. Insulin tolerance test (ITT) dan arginin plus GHRH merupakan tes yang sangat
baik. Cut of point <5 g/L menunjukkan sensitifitas yang optimal dalam mendeteksi GHD
tanpa melihat spesifitasnya. ITT merupkan gold standar dalam menentukan defisiensi growth
hormon. Insulin yang menyebabkan terjadinya hipoglikemia merangsang pituitary untuk
mensekresi GH. Dengan ITT, kadar glukosa darah memberikan stimulus GH optimal, < 40
mg/dL, yang dapat menyebabkan munculnya tanda dan gejala hipoglikemia.3
Disamping menegakkan diagnosis defisiensi GH, perlu untuk memeriksa fungsi
kelenjar pituitaria yang lain. Kadar TSH, tiroksin, ACTH, kortisol, dehidropiandrosteron
sulfat, gonadotropin, dan steroid gonad dapat memberikan bukti adanya defisiensi hormon
kelenjar pituitaria yang lain. Defek dapat dilokalisasi pada hipotalamus jika ada respons
normal terhadap pemberian hormon pelepas hipotalamus untuk GH, TSH, ACTH, atau
gonadotropin. Bila ada defisiensi TSH, kadar tiroksin dan TSH serum rendah. Peningkatan
TSH dan PRL normal setelah stimulasi dengan hormon pelepas-tirotropin menunjukkan
defek pada hipotalamus, dan tidak adanya respons demikian melokalisasi defek pada kelenjar
pituitaria. Kadar plasma PRL yang meningkat yang diambil secara acak pada penderita
dengan hipopituitarisme juga merupakan bukti yang kuat bahwa bahwa defek berada dalam
hipotalamus, bukan pada kelenjar pituitaria.1,2
Pemeriksaan pencitraan

Rontgenogram tengkorak paling membantu bila terdapat lesi destruktif atau desak ruang
yang menyebabkan hipopituitarisme. Pada penderita dengan mual, muntah, kehilangan
penglihatan, nyeri kepala atau peningkatan lingkar kepala, dapat ditemukan bukti adanya
tekanan intrakranium yang meningkat. Pembesaran sella, terutama pembengkakan seperti
balon dengan erosi dan kalsifikasi di dalam atau di atas sella, mungkin terdeteksi. MRI
terindikasi pada semua penderita dengan hipopituitarisme. Selain memberikan rincian
mengenai desak ruang, pemeriksaan ini dapat menentukan ukuran kelenjar pituitaria
lobus anterior dan posterior dan tangkai kelenjar pituitaria. Pada banyak kasus defisiensi
hormon kelenjar pituitaria idiopatik multipel dengan mulainya prenatal dan perinatal,
titik terang kelenjar pituitaria posteriornya adalah ektopik. Titik ini muncul pada dasar
hipotalamus, bukan pada fossa pituitaria. Teknik diagnostik ini dapat memberikan

Tinjauan pustaka

konfirmasi dengan tepat adanya hipopituitarisme yang dicurigai pada bayi baru lahir

dengan hipoglikemia dan mikropenis.1,2


Magnetic resonance imaging (MRI)
MRI dilakukan di daerah hipotalamus-hipofisis untuk mengetahui anatomi daerah
tersebut dan untuk mengidentifikasi tumor atau anomali kongenital. Semua anak yang
didiagnosa

GHD

meningkatkan

seharusnya

sensitivitas

dalam

dilakukan

pemeriksaan

mendateksi

lesi

di

MRI hipofisis. Untuk


hipofisis,

maka dalam

pemeriksaan MRI perlu ditambahkan dengan kontras gadolinium serta pembuatan


potongan gambar secara lebih detail.1,2

Bone mineral density (BMD), untuk melihat berkurangnya densitas mineral tulang.
Kematangan skeleton sangat terlambat pada penderita defisiensi GH yang berlangsung
lama. Usia tulang cenderung sekitar 75% usia kronologis. Mungkin bahkan lebih
lerlambat pada penderita defisiensi GH dan TSH. Fontanela mungkin tetap terbuka
setelah umur dua tahun, dan tulang tambahan intersutura mungkin ditemukan. Tulang
panjang tampak langsing dan osteopeik. Metode yang lebih baru dari penilaian
komposisi tubuh, seperti absorpsiometri foton sinar-x ganda, menujukkan mineralisasi
tulang yang kurang, defisiensi massa tubuh tanpa lemak, dan peningkatan adipositas
yang sesuai.

Diagnosis Kerja
Berdasarkan hasil anamnesis, yaitu pasien lahir cukup bulan, tidak ada riwayat
penyakit yang cukup berarti, dan pekembangannya sesuai dengan usia; dan hasil pemeriksaan
fisik didapatkan normal; serta rasio segmen badan atas dan bawah didapatkan proporsional,
maka anak dengan perawakan pendek tersebut didiagnosis mengalami defisiensi hormon
pertumbuhan atau growth hormon deficiency (GHD).
Etiologi
Defek kongenital
Hipoplasia kelenjar pituitari bisa terjadi sebagai fenomena tersendiri atau bersama
dengan kelainan perkembangan yang lebih luas, seperti an-ensefali, holoprosensefali (yaitu
siklopia, sebosefali, hipotelorisme orbita), dan displasia septo-optik (sindrom de Morsier).
Hipoplasia kelenjar pituitaria dengan an-ensefali telah lama diketahui, tetapi observasi baru
5

Tinjauan pustaka

menunjukkan residium besar fungsi kelenjar pituitaria normal dan menunjukkan bahwa
hipoplasia dapat merupakan akibat defek hipotalamus.
Defisiensi GH terjadi pada 4% penderita dengan celah bibir atau celah palatum dan
32% di antara mereka juga memiliki perawakan pendek. Anomali wajah tengah atau
penemuan insisivus maksila sentral soliter menunjukkan kemungkinan besar adanya
defisiensi GH.1,2
Kelainan endokrin sangat bervariasi. Defisiensi hormon paling sering melibatkan GH
saja, tetapi defisiensi multipel kelenjar pituitaria, termasuk diabetes insipidus bisa terjadi.
Defeknya terletak terutama pada hipotalamus. Kelambatan dalam pertumbuhan linier bisa
mulai seawal umur 3 bulan atau dapat tidak diketahui sebelum umur 3-4 tahun. Bayi baru
lahir yang terkena sering menderita apnea, hipotonia, dan kejang-kejang, ikterus yang lama,
hipoglikemia tanpa hiperinsulinisme, dan mikrosefalus (pada laki-laki).1,2
Lesi Destruktif
Setiap lesi yang merusak hipotalamus, tangkai kelenjar pituitaria, atau kelenjar
pituitaria anterior bisa menyebabkan defisiensi hormon kelenjar pituitaria. Karena lesi
tersebut tidak selektif, biasanya ditemukan defisiensi hormon multipel. Lesi yang paling
lazim

adalah

kraniofaringioma,

germinoma,

granuloma

eosinofilik,

tuberkulosis,

sarkoiddosis, toksoplasmosis, dan aneurisma sistem saraf sentral juga bisa menyebabkan
destruksi hipotalamus-hipofisis. Lesi ini sering disertai dengan perubahan rontgenografi pada
tengkorak. Disamping diabetes insipidus, defisiensi GH dan hormon kelenjar pituitaria yang
lain dapat terjadi pada anak dengan histiositosis, terutama jika ditangani dnegan iradiasi
kranium. Pembesaran sella atau deformasi prosesus klinoid biasanya menunjukkan adanya
tumor. Kalsifikasi intrasella atau suprasella biasanya menunjukkan adanya kraniofaringioma.
Trauma, termasuk penyiksaan anak, penarikan pada waktu persalinan, anoksia dan infark
hemoragik dapat juga merusakkan kelenjar pituitaria, tangkainya, atau hipotalamus.
Defisiensi GH merupakan defek yang paling lazim, tetapi defisiensi hormon
perangsang tiroid (TSH) dan ACTH bisa juga terjadi. Berbeda dengan hipopituitarisme
bentuk lain, pubertas tidak terhambat. Pertumbuhan pubertas cepat yang terjadi pada usia
normal atau lebih muda bisa mengurangi kecurigaan defisiensi GH.2
Bentuk genetik hipopituitarisme

Tinjauan pustaka

Bentuk genetik hipopituitarisme yang dikenal dengan baik setidaknya merupakan 5%


kasus. Seperti pada hipopituitarisme idiopatik, defek bisa terbatas pada GH atau dapat
melibatkan defisiensi beberapa hormon kelenjar pituitaria anterior. Angka romawi digunakan
untuk

menunjukkan

cara

pewarisan.

Pada

klasifikasi

GH

murni

(isolated

GH

deficiency/IGHD) McKusick, tipe I bersifat autosom resesif, tipe II adalah autosom dominan,
dan tipe III adalah terkait-X. Demikian juga, defisiensi hormon kelenjar pituitaria multipel
autosom resesif adalah tipe I, dan bentuk terkait-X adalah tipe III. Pada keluarga dengan
IGHD autosom resesif, beberapa memiliki penghapusan total gena GHI dan dianggap
memiliki IGHD tipe IA. Laporan awal gangguan ini menekankan kecenderungan anak ini
membentuk antibodi terhadap GH manusia selama penanganan dan mengalami penurunan
respon pertumbuhan. Dengan semakin meluasnya penerapan teknik reaksi rantai polimerase
dan souther blotting, untuk deteksi penghapusan gena GHI dan dengan tersedianya GH
biosintetik antigenik, tampak bahwa sebagian kecil mengembangkan antibodi demikian.
Hipopituitarisme fungsional ditunjukkan dengan rendahnya kadar IGF-I, oleh respons GH
yang tidak cukup terhadap rangsangan provokatif, dan mungkin oleh pubertas yang
terlambat. Anamnesis yng tepat dan pengamatan yang teliti menunjukkan hubungan
gangguan ibu-anak atau keluarga dan memberikan pegangan untuk diagnosis.2
Defek reseptor hormon pertumbuhan
Anak dengan sindrom Laron memiliki semua tanda klinis penderita dengan
hipopituitarisme, namun anak ini mengalami peningkatan kadar GH dalam sirkulasi. Kadar
faktor-I pertumbuhan seperti insulin (insulin-like growth factor-I/IGF-1) adalah amat lamban
dan gagal berespons terhadap hGH eksogen. Tidak adanya aktivitas ikatan GH memperkuat
diagnosis dan menunjukkan suatu kelainan reseptor GH. Berbagai defek gena telah
ditemukan pada berbagai keluarga, berkisar dari penghapusan beberapa ekson gena, melalui
mutasi nonsense ke mutasi missense, dan sampai mutasi yang mengubah penyambungan premRNA. Kebanyakan mutasi penyebab sindrom Laron menghilangkan aktivitas ikatan GH
pada reseptor membran dan protein ikatan GH dalam sirkulasi menggambarkan domain
reseptor ekstraseluler.
Patofisiologi
Pasien dengan defisiensi GH klasik tidak menunjukkan peningkatan kadar GH serum
sesudah stimulasi dengan berbagai sekretagogue, tetapi beberapa pasien melepaskan GH

Tinjauan pustaka

sebagai respons terhadap uji sekretagogue, tetapi tidak secara spontan melepaskan GH selama
hari Faktor-faktor endokrin yang memengaruhi pertumbuhan
Hormon pertumbuhan atau growth hormon (GH), somatotropin, adalah protein asam
amino-191 yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis di bawah pengendalian GRF dan SRIF.
Sekresi GH diperkuat oleh stimulasi alfa-adrenergis, hipoglikemia, kelaparan, aktivitas fisik,
stadium awal tidur, dan stres. Sekresi GH dihambat oleh rangsangan beta-adrenergis,
hiperglikemia dan pengobatan dengan GH sendiri.3
Kebanyakan efek GH terhadap perawakan merupakan hasil produksi IGF yang
dirangsang oleh GH. Nilai IGF serum berhubungan dengan sekresi GH, yang meningkat pada
kelebihan GH dan menurun pada defisiensi GH. Karena malnutrisi menurunkan kadar IGF1
walaupun ia meningkatkan sekresi GH, IGF1 merupakan suatu cerminan sekresi GH yang
tidak sempurna. Kadar IGF2 menurun pada defisiensi GH, tetapi tidak meningkat di atas nilai
normal pada kelebihan GH. IGF2 tampaknya memiliki peran menonjol pada pertumbuhan
janin.2,3
Faktor-faktor yang bertanggung jawab pada pertumbuhan pascanatal tidak sama
seperti faktor-faktor yang memperantarai pertumbuhan janin. Hormon tiroid sangat penting
untuk pertumbuhan pascanatal normal walaupun janin dengan defisiensi hormon tiroid akan
mencapai panjang lahir normal, serupa halnya, janin yang kekurangan GH akan mempunyai
panjang lahir normal, walaupun dalam keadaan defisiensi IGF1, yang timbul akibat resistensi
hormon pertumbuhan (dwafirsme Laron), janin tersebut lebih pendek dari kontrol. Hormon
tiroid yang cukup diperlukan untuk memungkinkan sekresi GH. Dengan demikian, pasien
hipotiroid dapat tampak secara keliru sebagai penderita defisiensi GH; dengan penambahan
hormon tiroid, sekresi hormon pertumbuhan dapat dinormalkan. Steroid gonad penting dalam
percepatan pertumbuhan pubertas.2
Manifestasi klinis
Penderita yang tidak dapat memperagakan lesi pada kelenjar pituitaria
Anak dengan hipopituitaria biasanya ukuran dan beratnya normal pada saat lahir.
Studi retrospektif anak dengan defisiensi hormon kelenjar pituitaria multipel dan mereka
yang dengan efek genetik gena GH1 atau GHR menunjukkan bahwa panjang rata-rata pada
saat lahir adalah 1 SD di bawah mean. Anak dengan defek berat dalam produksi GH atau
kerja turun lebih dari 4 SD di bawah mean pada usia 1 tahun. Anak lain dengan defisiensi
8

Tinjauan pustaka

kurang berat mengalami pertambahan tinggi teratur tapi lambat, dengan penambahan selalu di
bawah persentil normal, atau periode kurang pertumbuhan dapat berselang-seling dengan
pertumbuhan cepat singkat. Penutupan epifisis yang terlambat memungkinkan pertumbuhan
di atas usia ketika orang normal berhenti tumbuh. Tanpa penanganan, tinggi dewasa adalah 412 SD di bawah mean.1,2

Gambar 1. Kurva pertumbuhan anak dengan perawakan pendek

Kepala berbentuk bulat, dan wajah pendek serta lebar. Tulang frontal menonjol, dan
jembatan hidung depresi serta berbentuk sadel. Hidungnya kecil, dan lipatan nasolabialis
tumbuh dengan baik. Mata agak mencembung, mandibula dan dagu kurang berkembang dan
infantil, dan gigi yang tumbuh lambat, seringkali bertumpuk. Leher pendek dan laring kecil.
Suara berbada tinggi dan tetap tinggi setelah pubertas. Tungkai berproporsi baik, dengan
tangan dan kaki kecil. Genitalia biasanya tidak berkembang sesuai usia anak, dan pematangan
seksual mungkin terlambat atau tidak ada. Rambut wajah, ketiak, dan pubis biasanya kurang,
dan rambut kepala halus. Hipoglikemia bergejala biasanya setelah puasa, terjadi pada 10-15%
anak dengan panhipopituitarisme dna mereka yang dengan IGHD. Intelegensi biasanya
normal. Anak yang berperawakan pendek dapat menjadi malu dan menarik diri.1,2

Tinjauan pustaka

Penderita dengan lesi kelenjar pituitaria yang dapat diperagakan


Anak pada awalnya normal, dan manifestasinya serupa manifestasi yang ditemukan
pada kegagalan pertumbuhan kelenjar pituitaria yang secara bertahap muncul dan memburuk.
Ketika destruksi kelenjar pituitaria total atau hampir total, ada tanda-tanda defisiensi kelenjar
pituitaria. Atrofi korteks adrenal, tiroid, dan ginade mengakibatkan kehilangan berat badan,
asthenia, sensitivitas terhadap dingin, mental tumpul dan tidak ada keringat. Kematangan
seksual gagal terjadi atau menyusut jika sudah ada; mungkin terdapat atrofi gonade dan
saluran genital dengan amenorea dan hilangnya rambut ketiak serta pubis. Ada
kecenderungan terjadi hipoglikemia dan koma. Pertumbuhan terhenti.2
Epidemiologi
Berdasarkan ras dan jenis kelamin GHD idiopatik: 85% kulit putih, 6% kulit hitam,
2% keturunan Asia, pada anak laki lebih banyak (73 %), sedang anak wanita 23 % GHD
organik: 68 % pada anak laki dan 32 % pada anak wanita.2
Diagnosis banding
1. Keterlambatan pertumbuhan konstitusuional
Keterlambatan pertumbuhan konstitusional merupakan salah satu dari varian
pertumbuhan normal yang biasa dijumpai oleh dokter anak. Ukuran panjang dan berat
badan yang terkena normal pada saat lahir, dan pertumbuhan normal pada umur 4-12
bulan pertama. Pertumbuhan kemudian melambat sampai dekat atau di bawah persentil
ketiga untuk tinggi dan berat badan. Pada usia 2-3 tahun, pertumbuhan berlanjut dengan
5 cm/tahun atau lebih. Pemeriksaan sekresi GH dan pemeriksaan lainnya ada dalam batas
normal. Usia tulang lebih mendekati usia ketinggian daripada usia kronologis.
Pertanyaan yang rinci sering menunjukkan anggota keluarga yang lain (biasanya satu
atau kedua orang tua) memiliki riwayat perawakan pendek pada masa anak, pubertas
terlambat, dan akhirnya perawakan normal. Prognosis anak ini untuk mencapai
ketinggian dewasa normal baik. Anak laki-laki dengan tingkat pubertas yang sangat
lambat dapat mendapat manfaat dari pemberian testosteron jangka pendek untuk
mempercepat pubertas setelah usia 14 tahun. Penyebab varian pertumbuhan normal ini
diduga karena persistensi secara relatif status hipogonadotropik masa anak.
Keterlambatan perumbuhan konstitusiaonal dapat dibedakan dari perawakan pendek

10

Tinjauan pustaka

genetik oleh tingkat kematangan skeleton, yang sesuai dengan usia kronologis pada
keadaan yang terakhir.1,2
2. Perawakan pendek genetik atau familial
Perawakan pendek genetik biasanya ditemukan pada anggota keluarga lain.
Namun, hasil penelitian hormon yang terkait dengan pertumbuhan adalah normal. Anak
yang dilahirkan dari keluarga dengan orang tua pendek mencapai tinggi badan yang lebih
rendah dibanding tinggi badan rata-rata. Jika orang tua kekurangan gizi seperti anak,
tumbuh dalam zona peperangan, menderita kelaparan, tinggi badan orang tua tidak lagi
prediktif. Kombinasi pertumbuhan konstitusional lambat dan perawakan perawakan
pendek genetik menyebabkan perawakan pendek lebih jelas dan membawa anak ke
pelayanan medis lebih awal dan lebih sering ketimbang anak yang hanya mengalami
salah satu kondisi tersebut. Walaupun terdapat perbedaan dalam tinggi yang dikaitkan
dengan perbedaan etnik, perbedaan yang paling bermakna pada perawakan
antarkelompok etnik timbul akibat nutrisi.1,2
3. Hipotiroidisme
Hipotiroidisme didiagnosis dengan penurunan T4 bebas dalam serum. Hal ini dapat
diakibatkan oleh penyakit tiroid (hipotiroidisme primer) atau kelainan kelenjar hipofisis
(sekunder) atau akibat kelainan hipotalamus (tersier). Hipotiroidisme dibagi menjadi
kelainan kongenital atau didapat dan dapat disertai goiter.4
Hipotiroidisme primer biasanya dengan mudah didiagnosis atas dasar klinis. Respons
terhadap uji provokatif GH dapat subnormal, dan pembesaran sella mungkin ada.
Tiroksin rendah dan kadar TSH yang meningkat dengan jelas menegakkan diagnosis.
Hiperplasia kelenjar pituitaria menyusut selama pengobatan dengan hormon tiroid.
Karena hormon tiroid merupakan prasyarat yang diperlukan untuk sintesis GH normal,
kadarnya harus selalu diukur sebelum pemeriksaan GH.2,4
4. Prekositas seksual (pubertas prekoks)
Pubertas prekoks didefinisikan sebagai perkembangan seksual sekunder yang terjadi
sebelum usia 9 tahun pada anak laki-laki atau 8 tahun pada anak perempuan. Pada
pubertas prekoks sentral atau komplet setiap endokrin (seperti peningkatan sekresi
gonadotropin pulsatil dan peningkatan respon luteinisasi LH dan GnRH dan aspek fisik
pekembangan pubertas adalah normal, tetapi terjadi terlalu awal. Individu yang mulai
mengalami pubertas hanya beberapa bulan lebih awal dapat mengalami pubertas prekoks
11

Tinjauan pustaka

konstitusional ketika anggota dari beberapa keluarga memasuki pubertas sebelum batas
bawah usia normal; mereka yang memasuki pubertas jauh lebih awal mengalami bentuk
pubertas prekoks sentral lain.
Perjalanan klinis pubertas prekoks sentral dapat bergelombang. Bila penyebabnya
tidak dapat ditemukan, diagnosisnya adalah pubertas prekoks idiopatik; keadaan ini
terjadi sekitar sembilan kali lebih sering pada anak perempuan ketimbang anak laki-laki.
Sebaliknya, anak laki-laki menderita insidens gangguan SSP yang lebih tinggi, seperti
tumor dan hamartoma, yang mempercepat pubertas prekoks. Dengan demikian, anak
laki-laki yang terkena harus selalu dicurigai memiliki tumor.

12

Вам также может понравиться

  • Manfaat Posyandu
    Manfaat Posyandu
    Документ6 страниц
    Manfaat Posyandu
    Dilianty Anugerah Ma'na
    100% (1)
  • Diagnosis
    Diagnosis
    Документ2 страницы
    Diagnosis
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • Infeksi
    Infeksi
    Документ1 страница
    Infeksi
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • Agent
    Agent
    Документ1 страница
    Agent
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • Kuman TB
    Kuman TB
    Документ1 страница
    Kuman TB
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • Inefektivitas
    Inefektivitas
    Документ1 страница
    Inefektivitas
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • TB
    TB
    Документ1 страница
    TB
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • TB 1
    TB 1
    Документ2 страницы
    TB 1
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • Kelelahan Otot
    Kelelahan Otot
    Документ2 страницы
    Kelelahan Otot
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Документ2 страницы
    Pendahuluan
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • Hubungan Prevalensi TBC Di Indonesia Dengan Interaksi Antara Agent, Host Dan Lingkungan
    Hubungan Prevalensi TBC Di Indonesia Dengan Interaksi Antara Agent, Host Dan Lingkungan
    Документ2 страницы
    Hubungan Prevalensi TBC Di Indonesia Dengan Interaksi Antara Agent, Host Dan Lingkungan
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • Mekanisme Kerja Otot
    Mekanisme Kerja Otot
    Документ2 страницы
    Mekanisme Kerja Otot
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • Akuntabilitas PDF
    Akuntabilitas PDF
    Документ19 страниц
    Akuntabilitas PDF
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • Growth Hormone Def
    Growth Hormone Def
    Документ8 страниц
    Growth Hormone Def
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • Pusat Kesehatan Masyarakat
    Pusat Kesehatan Masyarakat
    Документ3 страницы
    Pusat Kesehatan Masyarakat
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • Manfaat Posyandu
    Manfaat Posyandu
    Документ6 страниц
    Manfaat Posyandu
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • Kelelahan Otot
    Kelelahan Otot
    Документ3 страницы
    Kelelahan Otot
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • Growth Hormone
    Growth Hormone
    Документ7 страниц
    Growth Hormone
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • Komunikasi Sel
    Komunikasi Sel
    Документ3 страницы
    Komunikasi Sel
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • Fetal Alcohol Syndrome
    Fetal Alcohol Syndrome
    Документ2 страницы
    Fetal Alcohol Syndrome
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • Sistitis
    Sistitis
    Документ9 страниц
    Sistitis
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • PBL-bioetika Kedokteran
    PBL-bioetika Kedokteran
    Документ12 страниц
    PBL-bioetika Kedokteran
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • Biologi
    Biologi
    Документ6 страниц
    Biologi
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • Pemeriksaan Penunjang TBC
    Pemeriksaan Penunjang TBC
    Документ2 страницы
    Pemeriksaan Penunjang TBC
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • TB
    TB
    Документ29 страниц
    TB
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • Sistem Pernapasan
    Sistem Pernapasan
    Документ3 страницы
    Sistem Pernapasan
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • DNA Enzim
    DNA Enzim
    Документ4 страницы
    DNA Enzim
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • Pusat Kontrol Pernapasan
    Pusat Kontrol Pernapasan
    Документ8 страниц
    Pusat Kontrol Pernapasan
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет
  • Sistem Pernapasan
    Sistem Pernapasan
    Документ3 страницы
    Sistem Pernapasan
    Dilianty Anugerah Ma'na
    Оценок пока нет